Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus
dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat
memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif.
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat, serta
berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23
tahun 1992 menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
khususnya ditingkat Puskesmas.Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan
peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat.Upaya kesehatan tesebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya
berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota
B. Tujuan Makalah
1.
2.

Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan keluarga.


Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,
1995:21). Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian
dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu

sendiri

adalah

suatu

pekerjaan

yang

dilakukan

sesuai

dengan

perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.


Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga untuk
menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu
bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga
dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga
merupakan subyek.

B. Peran Perawat

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1.

Pemberi Asuhan Keperawatan

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali


kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain
itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan
perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian

dapat

dievaluasi

tingkat

perkembangannya.

Pemberian

asuhan

keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.


2.

Pembuat Keputusan Klinis

Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui
proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian
kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun
rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat
keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi
seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan
kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3.

Pelindung dan Advokat Klien

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi


klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi
klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau
pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa
klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit
di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hakhaknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi

klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain
itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4.

Manager Kasus

Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim
kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan
perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer
asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan
manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5.

Rehabilitator

Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.

6.

Pemberi Kenyamanan

Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan
pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan
dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang
memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya

perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi
ketergantungan emosi dan fisiknya.
7.

Komunikator

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame perawat
dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan
perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak
mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan
factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8.

Penyuluh

Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9.

Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10.

Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11.

Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan
C. Konsep Keperawatan Keluarga

1.

Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah :

Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)

Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-program atau merancang


intervensi yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien untuk dirujuk ke tim
medis lain.

Provider / caregiver memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.

Health Promotion (home care & home visit)

Penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien

Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan kesembuhan klien.

Fasilitator contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk memperoleh


jamkesmas.

Case founder penemu kasus.

Memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis, maupun perilaku dan gaya hidup.
Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran tentang gaya hidup,
perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat
memberikan intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial
ekonomi yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat memberikan
intervensi yang tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama
keluarga, tidak terbatas merawat, tetap juga tahu masalah keluarga dan harus
menempatkan diri sebagai anggota keluarga sehingga dapat menghubungkan keluarga
dengan tim kesehatan lain.

D. Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat Ideal di Mata Masyarakat
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu
cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena
suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai
alternatif terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat
merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk
menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap
tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat
berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran
yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada
klien. Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan
masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan
mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan
masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh
karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan
tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik di mata
masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan
masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak
ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra
perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetronsinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak
digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu keharusan
bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang perawat
profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role
model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia
lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi

jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak
aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab
ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin
kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut
memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat
bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat
memberikan asuhan keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik
yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di
rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat
menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang
memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik
dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional
haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat
diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat
klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan
peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra
perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan menekankan peran yang menurut saya
paling penting dalam membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Peranperan
tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi
kenyaman dan peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi
seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di
mata masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik
keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik
dalam melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan perawat profesional.
Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini, diharapkan dapat
melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang perawat
profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan.

Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat
menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara
rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya
citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas, terampil dan
profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang
menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif
terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa
nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan,
merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan
yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan
bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu
mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman.
Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga
proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat
kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli,
sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien
pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya
merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di
rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien
itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di
mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi
komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia
menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang
dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi
kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat
profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien,
keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah
keperawatan terkait kesehatan klien.

10

Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian


peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983, yang membagi empat
peran perawat :
a. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, dan
masyarakat, dengan metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses
keperawatan.
b. Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan
Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu kepada
peserta didik keperawatan.
c. Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan
dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola, perawat melakukan
pemantauan dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta
mengorganisasikan dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Secara
umum, pengetahuan perawat tentang fungsi, posisi, lingkup kewenangan, dan
tanggung jawab sebagai pelaksana belum maksimal.
d. Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan
Sebagai peneliti dan pengembangan di bidang keperawatan, perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode
penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan
atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian di dalam bidang
keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di
bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam
memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi keperawatan.

E. Hubungan antara Peran dan Fungsi Perawat dalam Tatanan Pelayanan Kesehatan
dengan Paradigma Keperawatan.

11

Sebelum kita melaksanakan peran dan fungsi perawat kita harus mempelajari
terlebih dahulu tentang paradigma keperawatannya karena apabila kita tidak
mempelajarinya kita tidak akan tahu tentang peran dan fungsi perawat profesional itu
bagaimana. Kemudian penting sekali paradigma ini karena akan di pakai ketika kita
menjalankan peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada seseorang, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
F. Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya,

12

seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat


dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri
dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN:
Perawat adalah petugas medis yang memang paling banyak jasanya dalam menjalankan
tugas-tugasnya. Tanpa panggilan jiwa, seorang perawat akan sulit melaksanakan
tugasnya dengan baik. Hal inilah yang menjadikan pandangan tentang perawat kurang
bagus di masyarakat. Jadi, berpikirlah dua kali bila ada yang berpikiran jelek terhadap
perawat, karena dibalik semua itu, mereka mempunyai peran dan tanggung jawab yang
besar dalam pelayanan kesehatan.
Tetapi Peran dan Fungsi Perawat bukan hanya pada saat melakukan pekerjaannya di
Institusi Kesehatan saja, melainkan Perawat juga harus bisa hidup di tengah tengah
masyarakat, maka dari itu, untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang baik,

13

menciptakan kehidupan bertetangga yang baik, maka seorang perawat harus bisa
menyesuaikan diri untuk hidup di masyarakat.

SARAN :
Seorang perawat dan mahasiswa keperawatan di dalam berkehidupan di masyarakat
haruslah memperhatikan norma dan etika yang berlaku di masyarakat tersebut.Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa
yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat eratDengan etika
mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu.

DAFTAR PUSTAKA
Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan
proses (terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.
Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga . Jakarta:PT BPK Gunung mulia.
http://keperawatanreligionanisahasanah.wordpress.com/2013/05/19/peran-dan-fungsiperawat-dalam-tatanan-pelayanan-kesehatan-masyarakat/
http://emmymulyanti.blogspot.com/p/v-peran-perawat-dalam-pelayanan.html

14

Anda mungkin juga menyukai