Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA INDUSTRI DAN NEGARA


BERKEMBANG
Dosen Pembibing : Ratna Setyaningsih S.Kep.,Ns MPH

Disusun oleh :
Nama : Putri Lidiyawati
NIM : 19121109

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


POLTEKKES BHAKTI MULIA
TAHUN AKADEMI 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan,
pelayanan kesehatan dan genetic. Diantara faktor-faktor tersebut perilaku terhadap status
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang
sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan
kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa
merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang ikut berperan
dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri.
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia
itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup
berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai
aktivitas masing-masing.
Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua,yaitu :
1.      Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu
hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu
memeriksakan kehamilannya.
B. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1.      Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha
untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek
:
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b.      Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c.       Perilaku gizi (makanan dan minnuman)
2.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari pengobatan
sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3.      Perilaku kesehatan lingkungan
Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :
a.       Perilaku hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku
ini mencakup :
1.      Menu seimbang
2.      Olahraga teratur
3.      Tidak merokok
4.      Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5.      Istirahat yang cukup
6.      Mengendalikan stress
7.      Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
b.      Perilaku sakit
Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan
tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.
c.       Perilaku peran sakit
Perilaku ini mencakup :
1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2.      Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang
layak.
3.      Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.

C. Perilaku Kesehatan Masyarakat di Negara Industri


Masyarakat yang ada di kawasan industri terdiri dari beberapa unsur elemen sosial
yang terbentuk karena adanya perkembangan sebuah proses industrialisasi. Permasalahan
yang muncul di dalam lingkungan masyarakat industri antara lain: hubungan atau interaksi
antara atasan-pekerja buruh-masyarakat sekitar pabrik, adanya perubahan-perubahan yang
diakibatkan kehadiran bangunan-bangunan pabrik yang berada disekitar masyarakat baik
yang bersifat sosial, budaya, ekonomi hingga pengaruh perkembangan yang mengarah pada
pemahaman atas sifat yang materialistik.Imbas dari adanya proses industrialisasi tidak
terlepas dari adanya permasalahan-permasalahan yang cenderung mengarah pada
kecemburuan-kecemburuan sosial, baik yang bersifat materialistik maupun yang diakibatkan
dari adanya hubungan atau interaksi yang tidak harmonis dari setiap unsur elemen yang ada
di masyarakat industri dalam bentuk distorsi-distorsi sosial yang mana menurut penulis hal
itu dinamakan sebagai konflik dalam masyarakat industri.Pembangunan dirancang dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang menuntut adanya
perubahan sosial budaya sebagai penghasil dan pendukungnya. Ranjabar (2006: 178-179)
menyatakan bahwa, “pembangunan nasional adalah suatu upaya melakukan transformasi
atau perubahan masyarakat, yaitu transformasi dari budaya masyarakat agraris tradisional
menuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi yang tetap
berkepribadian Indonesia”. Dahulu, masyarakat bermata pencaharian di sektor pertanian
sebagai petani dan buruh tani dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sendiri dan keluarga saja. Mereka hidup rukun, saling gotong royong, dan
memiliki solidaritas sosial yang kuat. Namun, seiring perkembangan jaman teknologi
semakin modern.

D. Perilaku Kesehatan Masyarakat di Negara Berkembang


a. Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang telah menjadi semakin kabur
karena banyak negara yang kurang berkembang membuat langkah penting dalam
kondisi sosial serta pengembangan ekonomi. Meskipun telah lama diakui bahwa
bangsa-bangsa di dunia tidak termasuk secara rapi menjadi dua kategori " lebih" dan
"kurang " maju, melainkan meluas di sebuah kontinum keragaman sosial ekonomi ,
hanya baru-baru ini pengamat mencatat bahwa indikator kesehatan dan kualitas
hidup bisa sangat bervariasi di negara-negara yang secara tradisional dianggap
terbelakang ( Pillay & Shannon , 1995) . Beberapa negara sangat miskin telah
membuat perbaikan yang luar biasa dalam kesehatan masyarakat mereka, sedangkan
negara-negara yang relatif kaya tidak bernasib begitu baik ( Caldwell , 1990) . Hal
ini umum untuk menemukan empat tipologi yang digunakan untuk
mengklasifikasikan negara menjadi negara terbelakang , kurang berkembang ,
negara-negara industri baru dan negara kurang berkembang . Kriteria yang
digunakan untuk menentukan pembangunan telah menyertakan indikator ekonomi ,
demografi , sosial , dan politik. Menurut definisi Bank Dunia ( 1993 ) istilah
ekonomi berkembang adalah mereka yang masuk dalam rentang rendah hingga
tengah pendapatan nasional bruto ( GNP ) per kapita . Negara berpenghasilan rendah
adalah mereka dengan GNP $635 atau kurang, dan negara berpenghasilan menengah
adalah yang memiliki GNP $ 635 tetapi kurang dari $7911 . Negara berpenghasilan
rendah dan menengah juga didefinisikan sebagai berkembang secara demografis ,
dalam arti bahwa distribusi usia mereka , karena tingkat kesuburan tinggi , masih
muda dibandingkan dengan negara-negara industri . Komposit Indikator sosial /
kesehatan telah dirancang untuk mengukur kualitas kondisi hidup, seperti Kualitas
Fisik dari Indeks Hidup dan Indeks Kesakitan ( Pillai & Shannon , 1995) . Dalam
beberapa dekade terakhir , istilah Dunia Ketiga Sering telah digunakan secara
sinonim dengan negara-negara berkembang dalam arti ekonomi , bagaimanapun,
asal penggunaan istilah terutama dalam arti politik , tumbuh keluar dari era Perang
dingin ketika pengembangan Dunia Ketiga berhubungan dengan demokrasi ,
komunis , dan negara nonblok ( Horowitz , 1966) . Ulasan ini menggunakan label
negara-negara berkembang dan negara-negara Dunia Ketiga bergantian . Dalam
diskusi yang berhubungan dengan kesehatan , akan sangat membantu untuk
mempertimbangkan indikator sosial dan berhubungan dengan kesehatan yang sering
dikutip dalam diskusi tentang kondisi kesehatan negara-negara berkembang. Ini
termasuk distribusi populasi perkotaan/ pedesaan, tingkat melek huruf , akses
terhadap air bersih , kematian bayi dan dan balita, kematian ibu, tingkat kesuburan,
dan harapan hidup. Tabel 11 kontras terhadap norma khas untuk indeks ini untuk
negara maju dan negara berkembang, mengingat bahwa banyak negara berada di
antara kedua tipe ideal. Meskipun negara-negara maju sangat urbanisasi dan industri,
negara berkembang memiliki ekonomi terutama pertanian didukung oleh penduduk
tinggal di pedesaan dengan pendidikan sedikit. Akses terhadap air bersih dan
layanan medis modern relatif rendah, dengan kematian bayi, anak gizi buruk, dan
mortlitas ibu yang sangat tinggi di daerah yang kurang berkembang. Harapan hidup
jauh lebih rendah, dan kesuburan jauh lebih tinggi. Penelitian tentang perilaku
kesehatan di negara berkembang berbeda nyata dari mitranya di negara maju , karena
beberapa alasan . Pertama , kesehatan anak dan kelangsungan hidup adalah masalah
kesehatan masyarakat yang paling penting di dunia ketiga karena dominasi kaum
muda dalam populasi (sebuah dampak dari kesuburan yang tinggi ) dan karena
kematian pada kelompok usia ini melebihi kematian orang dewasa . Kedua, infeksi
dan parasit penyakit lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang daripada
kronis, penyakit noncomunicable , dan faktor risiko lingkungan untuk masalah
kesehatan ini lebih penting daripada perilaku kesehatan individu . Ketiga , ketika
penelitian perilaku kesehatan di negara maju cenderung diorganisir sekitar perilaku
tertentu ( misalnya merokok, olahraga , diet , penggunaan sabuk pengaman ) ,
penelitian perilaku di negara berkembang sebagian besar berpusat di sekitar penyakit
biomedis dan upaya terorganisir untuk mengontrol mereka ( misalnya malaria ,
AIDS , TBC , diare ) . Keempat , pemerintah dan keluarga di negara-negara
berkembang memiliki sumber daya yang lebih sedikit untuk berinvestasi dalam
perubahan gaya hidup, dan individu memiliki lebih sedikit pilihan dan kontrol
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mereka dibandingkan yang khas dari
negara-negara maju . Dengan demikian , penelitian perilaku kesehatan di negara-
negara berkembang dibentuk oleh tujuan kesehatan yang dominan mengurangi
angka kematian anak dari penyakit menular yang dapat dicegah , sedangkan di
negara maju penekanan pada mengurangi angka kesakitan dewasa dari penyakit
kronis, terutama melalui modifikasi gaya hidup.

b. Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, pada


dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti
misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang
kedua adalah aspek nonfisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku
ini mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun
masyarakat.
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respons/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap)
maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan
dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan
lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan.
Biasanya orang terlibat dengan kegiatan medis karena tiga alasan pokok, yaitu:
1. Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada gejala penyakit
belum dirasakan (perilaku sehat)
2. Untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada
gejala penyakit yang dirasakan (perilaku sakit)
3. Untuk mengobati penyakit jika penyakit tertentu telah dipastikan agar sembuh
dan sehat seperti sedia kala, atau agar penyakit tidak bertambah parah (peran sakit–
sick role behaviour).
Orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka
kurang mempunyai pengetahuan dan motivasi minimal yang relevan dengan
kesehatan, bila mereka memandang keadaan tidak cukup berbahaya, bila tidak yakin
terhadap keberhasilan suatu intervensi medis, dan bila mereka melihat adanya
beberapa kesulitan dalam melaksanakan perilaku kesehatan yang disarankan.

BAB III
KESIMPULAN

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai
aktivitas masing-masing
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua,yaitu :
1.      Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu
hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu
memeriksakan kehamilannya.

Masyarakat yang ada di kawasan industri terdiri dari beberapa unsur elemen sosial yang
terbentuk karena adanya perkembangan sebuah proses industrialisasi. Permasalahan yang
muncul di dalam lingkungan masyarakat industri antara lain: hubungan atau interaksi antara
atasan-pekerja buruh-masyarakat sekitar pabrik, adanya perubahan-perubahan yang
diakibatkan kehadiran bangunan-bangunan pabrik yang berada disekitar masyarakat baik
yang bersifat sosial, budaya, ekonomi hingga pengaruh perkembangan yang mengarah pada
pemahaman atas sifat yang materialistik.

Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, pada dasarnya


menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti misalnya tersedianya
sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek nonfisik
yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh besar
terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson , Foster . 2006 . Antropologi Kesehatan . Jakarta : UI Press


Nugraheni , Hermien . 2017 . Perilaku Kesehatan .Yogyakarta : Leutica Prio

Anda mungkin juga menyukai