Disusun Oleh :
Nur Safira Ramadani
Nim : PO713201191027
Kelas : 1.A (kelompok B)
Mata Kuliah : Lab Keperawatan Dasar
Nama Dosen : Hj. Simunati, SKM, S.Kep, M.Mkes
- Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu klien dalam
prosws istirahat dan tidur.
- Indikasi
Klien yang memiliki gangguan istirahat tidur
- Tujuan
Membantu klien dalam proses istirahat tidur
- Melakukan Persiapan
Mengatur lingkungan yang nyaman
- Melaksanakan Tindakan
1. Modifikasi lingkungan yang menunjang istirahat-tidur seperti :
a. Tempat tidur yang rapi dan bersih
b. Posisi selimut tidak membatasi gerakan dan tidak menimbulkan
tekanan pada tungkai dan lengan
c. Posisi tubuh diatur yang mendukung relaksasi
d. Minimalkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan klien
e. Ruangan yang privat, tenang dan agak redup
f. Suhu ruangan yang nyaman (tidak terlalu dingin atau terlalu panas)
2. Memfasilitasi ritual tidur, antara lain sebagai berikut :
a. Membaca
b. Minum susu
c. Mendegarkan radio
d. Menonton televisi
e. Mengobrol
f. Berdoa
3. Melakukan dokumentasi
- Mengevaluasi Hasil Tindakan
a. Perubahan pola tidur dari sebelumnya, normal atau tidak
b. Respon keadaan adan kenyamanan pasien setelah tindakan
- Mendokumentasikan Tindakan
a. Tindakan yang telah dilakukan dicatat dengan benar
b. Respon klien setelah tindakan dicatat
STANDAR OPERASIONAL TERAPI KOMPRES HANGAT
- Pengertian
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain atau
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada
bagian tubuh tertentu.
- Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa nyeri
3. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
4. Mengurangi kejang otot
5. Menurunkan kekakuan tulang sendi
- Indikasi
1. Klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian
2. Spasme otot
3. Klien dengan hipertermi
- Kontra Indikasi
1. Klien dengan peradangan aktif
2. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau melepuh
- Persiapan Pasien
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarganya mengenai tindakan
yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisi klien senyaman mungkin
- Persiapan Alat
1. Handscoon atau sarung tangan
2. Kom 2 buah
3. Air hangat
4. Air biasa
5. Waslap 3 buah
6. Bengkok atau tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan alat tulis
- Cara Kerja
Tahap Pra Interaksi
a. Mengumpulkan data tentang klien
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai salah satu pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada kllien atau
keluarga klien
3. Menanyakan pesetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
prosedur dilaksanakan
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi klien
2. Memasang Hanscoon
3. Mengatur posisi senyaman mungkin
4. Mengisi kom dengan air hangat hingga ¾ bagian
5. Tambahkan air bersih ke dalam kom
6. Mengatur suhu air yang telah disiapkan hingga menjadi hangat
7. Meletakkan pasang perlak dan alasnya dibawah area yang akan
dipasang kompres
8. Jika perlu, bersihkan area yang akan dikompres
Tahap Terminasi
1. Setelah melakukan tindakan, kaji keadaan klie atau pasien
2. Bersihkan atau rapikan peralatan dan bahan yang telah
digunakan
3. Menanyakan perasaan klien atau pasien setelah dilakukan
kompres hangat
4. Meminta izin untuk kembali ke ruangan
5. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK LATIHAN
RELAKSASI SLOW DEEP BREATHING
- Pengertian
Slow deep breathing merupakan salah satu bagian dari latihan
relaksasi dengan terknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar.
Slow deep breathing merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar
untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat.
- Tujuan
Terapi relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
untuk dapat mengatasi berbagai masalah. Misalnya stress, ketegangan otot,
nyeri, hipertensi, gangguan pernapasan serta menstabilkan gula darah
dalam keadaan normal dan lain sebagainya.
- Indikasi
1. Asma
2. Emfisema
3. Desminore
4. Pasient bedrest
- Kontra Indikasi
1. Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara bebas
dalam ruang antara pleura dan merupakan suatu keadaan gawat
darurat.
2. Gangguan sistem kardiovaskular seperti hipotensi, infrak miokard aku
dan aritmia.