MAKALAH IMUNISASI
Di Susun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunia-
Nya sehinggapenyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Imunisasi”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
para pembaca.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. munisasi Di Indonesia
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok
umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.Pelaksaan program imunisasi dilakukan
oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan
pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Di Indonesia pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi rutin dapat
diperoleh pada :
1. Pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah, seperti Puskesmas, Posyandu,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
2. Pelayanan di luar gedung, namun diselenggarakan oleh pemerintah misalnya pada saat
diselenggarakan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah, pekan Imunisasi Nasional,
atau melalui kunjungan dari rumah ke rumah.
3. Imunisasi rutin juga dapat diperoleh pada bidan praktik swasta,
dokter praktik swasta atau rumah sakit swasta.
E. Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2. Difteri.
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan
gejala Demam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil ) dan terlihat selaput putih kotor
yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat
merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal jantung.Penularan umumnya melalui
udara (betuk/bersin) selain itu dapat melalui benda atau makanan yang
terkontamiasi.Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan
tetanus dan pertusis sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang
penyuntikan satu–dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang
mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara
mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas
3. Pertusis
Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus Hari “ adalah
penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya khas
yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan
muntah kadang-kadang bercampur darah.Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang dan
dalam berbunyi melengking.Penularan umumnya terjadi melalui udara
(batuk/bersin).Pencegahan paling efektif adalah dengan melakukan imunisasi bersamaan
dengan Tetanus dan Difteri sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang
pentuntikan.
4. Tetanus
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi sistim
urat syaraf dan otot.Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal
juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa
sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung.Kejang-kejang secara cepat merambat ke
otot perut, lengan atas dan paha.Neonatal tetanus umumnya terjadi pada bayi yang baru
lahir.Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang
tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi.Neonatal tetanus dapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang.Sedangkan di
negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju tingkat
kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan.Selain itu antibodi dari ibu kepada jabang
bayinya yang berada di dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut.Infeksi
tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani yang memproduksi
toksin yang disebut dengan tetanospasmin.Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di
sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga
terjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf.Terutama pada syaraf yang mengirim
pesan ke otot.Infeksi tetanus terjadi karena luka. Baik karena terpotong, terbakar, aborsi
,narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupun
frosbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana.
Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat berkembang
biaknya bakteria tetanus.Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan
gejala yang mulai timbul di hari ketujuh.Dalam neonatal tetanus gejala mulai pada dua
minggu pertama kehidupan seorang bayi.Walaupun tetanus merupakan penyakit
berbahaya, jika cepat didiagnosa dan mendapat perawatan yang benar maka penderita
dapat disembuhkan.Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-6 minggu.Tetanus dapat
dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT. Setelah lewat
masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa. Dianjurkan
setiap interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga dan
melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya
5. Polio
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada
salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.Terdapat 2 jenis vaksin yang
beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang
dilemahkan).Cara pemberiannya melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula
Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru
lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian
vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT.
Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Pemberian imunisasi
polio akan menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Poliomielitis. Imunisasi polio
diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan imunisasi
ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5 – 6 tahun) dan saat meninggalkan
sekolah dasar (12 tahun).Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan meneteskan
vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan
sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini jangan diberikan pada anak yang
lagi diare berat. Efek samping yang mungkin terjadi sangat minimal dapat berupa kejang-
kejang
6. Influenza
Influenza adalah penyakit infeksi yang mudah menular dan disebabkan oleh virus
influenza, yang menyerang saluran pernapasan. Penularan virus terjadi melalui udara pada
saat berbicara, batuk dan bersin, Influenza sangat menular selama 1 – 2 hari sebelum
gejalanya muncul, itulah sebabnya penyebaran virus ini sulit dihentikan.Berlawanan
dengan pendapat umum, influenza bukan batuk – pilek biasa yang tidak berbahaya. Gejala
Utama infleunza adalah: Demam, sakit kepala, sakit otot diseluruh badan, pilek, sakit
tenggorok, batuk dan badan lemah. Pada Umumnya penderita infleunza tidak dapat
bekerja/bersekolah selama beberapa hari.Dinegara-negara tropis seperti Indonesia,
influenza terjadi sepanjang tahun.Setiap tahun influenza menyebabkan ribuan orang
meninggal diseluruh dunia.Biaya pengobatan, biaya penanganan komplikasi, dan kerugian
akibat hilangnya hari kerja (absen dari sekolah dan tempat kerja) sangat tinggi.Berbeda
dengan batuk pilek biasa influenza dapat mengakibatkan komplikasi yang berat. Virus
influenza menyebabkan kerusakan sel-sel selaput lendir saluran pernapasan sehingga
penderita sangat mudah terserang kuman lain, seperti pneumokokus, yang menyebabkan
radang paru (Pneumonia) yang berbahaya. Selain itu, apabila penderita sudah mempunyai
penyakit kronis lain sebelumnya (Penyakit Jantung, Paru-paru, ginjal, diabetes dll),
penyakit-penyakit itu dapat menjadi lebih berat akibat influenza.
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35 bulan cukup
0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia 8 tahun, maka dosis
pertama cukup 1 dosisi saja.
7. Demam Tifoid
Penyakit Demam Tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang
masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar keseluruh tubuh (sistemik), Bakteri ini
akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk kedalam darah
sehingga meyebabkan penyebaran kuman dalam darah dan selanjutnya terjadilah
peyebaran kuman kedalam limpa, kantung empedu, hati, paru-paru, selaput otak dan
sebagainya. Gejala-gejalanya adalah: Demam, dapat berlangsung terus menerus. Minggu
Pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningat setiap hari, biasanya menurun pada pagi
hari dan meningkat pada sore/malam hari. Minggu Kedua, Penderita terus dalam keadaan
demam. Minggu ketiga, suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali diakhir
minggu.gangguan pada saluran pencernaan, nafas tak sedap, bibir kering dan pecah-pecah,
lidah ditutupi selaput lendir kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Bisa juga perut kembung,
hati dan limpa membesar serta timbul rasa nyeri bila diraba.Biasanya sulit buang air besar,
tetapi mungkin pula normal dan bahkan dapat terjadi diare.gangguan kesadaran, Umumnya
kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu menjadi apatis sampai
somnolen. Bakteri ini disebarkan melalui tinja. Muntahan, dan urin orang yang terinfeksi
demam tofoid, yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat melalui perantara kaki-
kakinya dari kakus kedapur, dan mengkontaminasi makanan dan minuman, sayuran
ataupun buah-buahan segar. Mengkonsumsi makanan / minuman yang tercemar demikian
dapat menyebabkan manusia terkena infeksi demam tifoid. Salah satu cara pencegahannya
adalah dengan memberikan vaksinasi yang dapat melindungi seseorang selama 3 tahun dari
penyakit Demam Tifoid yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Pemberian vaksinasi ini
hampir tidak menimbulkan efek samping dan kadang-kadang mengakibatkan sedikit rasa
sakit pada bekas suntikan yang akan segera hilang kemudian
8. Hepatitis
Penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis tipe B yang menyerang kelompok resiko
secara vertikal yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara horizontal tenaga medis dan
para medis, pecandu narkoba, pasien yang menjalani hemodialisa, petugas laboratorium,
pemakai jasa atau petugas akupunktur.
9. Meningitis
Penyakit radang selaput otak (meningitis) yang disebabkan bakteri Haemophyllus
influenzae tipe B atau yang disebut bakteri Hib B merupakan penyebab tersering
menimbulkan meningitis pada anak berusia kurang dari lima tahun. Penyakit ini berisiko
tinggi, menimbulkan kematian pada bayi.Bila sembuh pun, tidak sedikit yang
menyebabkan cacat pada anak.Meningitis bukanlah jenis penyakit baru di dunia
kesehatan.Meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang
belakang.Penyebab meningitis sendiri bermacam-macam, sebut saja virus dan bakteri.
Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah pula dengan
kondisi daya tahan tubuh anak yang tidak baik, kemudian ia masuk ke aliran darah,
berlanjut ke selaput otak. Nila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi
infeksi maka disebutlah sebagai meningitis.
10. Pneumokokus
Penyakit yang disebabkan oleh kuman pneumokokus sering juga disebut sebagai penyakit
pneumokokus. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dengan angka tertinggi menyerang
anak usia kurang dari 5 tahun dan usia di atas 50 tahun. Terdapat kelompok lain yang
memiliki resiko tinggi terserang pneumokokus (meskipun dari segi usia bukan risiko
tinggi), yaitu anak dengan penyakit jantung bawaan, HIV, thalassemia, dan anak dengan
keganasan yang sedang mendapatkan kemoterapi serta kondisi medis lain yang
menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
b. Measles (campak)
Penyakit measles (campak) disebabkan virus campak.Gejala campak yaitu demam,
menggigil, serta hidung dan mata berair.Timbul ruam-ruam pada kulit berupa bercak dan
bintil merah pada kulit muka, leher, dan selaput lendir mulut.Saat penyakit campak
memuncak, suhu tubuh bisa mencapai 40oC.
Pencegahan campak paling efektif adalah dengan imunisasi campak.Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.Campak juga dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi sebagai bagian vaksinasi MMR.Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi
campak terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan mumps dan rubella
(vaksinasi MMR).Imunisasi MMR diberikan sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-
2 bulan.
13. Varisela
Cacar air merupakan penyakit menular yang menimbulkan bekas bopeng di beberapa
bagian tubuh.Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella ini bisa dicegah dengan
pemberian vaksin varicella.
14. Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis tipe A dan
menyerang sel-sel hati manusia. Setiap tahunnya di Asia Tenggara, kasus hepatitis A
menyerang sekitar 400.000 orang per tahunnya dengan angka kematian hingga 800
jiwa.Sebagian besar penderita hepatitis A adalah anak-anak.
G. Jenis- Jenis Imunisasi
1. Imunisasi kekebalan tubuh ada 2 macam, yaitu:
a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang bersinggungan dengan, sebagai contoh,
mikroba. Sistem kekebalan akan membentuk antibodi dan perlindungan/perlawanan
lainnya terhadap mkroba. Imunisasi aktif buatan adalah dimana mikroba, atau bagian
darinya, diinjeksikan kepada seseorang sebelum ia dapat melakukannya secara alami.
Contoh vaksin hidup yang telah dilemahkan meliputi tampek, gondongan, rubella, atau
kombinasi ketiganya dalam satu vaksin sebagai vaksin MMR, demam kuning (yellow
fever), cacar air (varicella), rotavirus, dan vaksin influenza.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa dari sistem kekebalan yang dipindahkan
kepada seseorang, sehingga tubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-elemen
tersebut.Akhir-akhir ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi pasif. Metode imunisasi
ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhir cepat, karena antibodi akan pecah dengan
sendirinya, dan jika tak ada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi, maka mereka
akan hilang. Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketika antibodi-antibodi dipindahkan
dari ibu ke janin selama kehamilan, untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu
sesudah kelahiran.Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan
digunakan jika ada wabah penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti
pada tetanus.Antibodi-antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai “terapi
serum”, meskipun ada kemungkinan besar terjadinya syok anafilaksis, karena sistem
kekebalan yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara
in vitro melalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika
tersedia. Di kota-kota besar di Indonesia selalu tersedia vaksin rabies untuk mereka yang
ingin mendapatkan kekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka yang
dikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habis digigit anjing atau monyet.
Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi :
a. Imunisasi program
b. Imunisasi Program terdiri atas:
1) Imunisasi rutin
Imunisasi dasar
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun dan terdiri atas
imunisasi terhadap penyakit:
hepatitis B
poliomyelitis
tuberkulosis
difteri
pertusis
tetanus
pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib)
campak.
Imunisasi lanjutan.
Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasi dasar untukmempertahankan tingkat
kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan
Imunisasi dasar.
2) Imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok
umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis
pada periode waktu tertentu.
Pemberian Imunisasi tambahan sebagaimana dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar
dan/atau lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai.
3) Imunisasi khusus
Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap
penyakit tertentu pada situasi tertentu.Situasi tertentu berupa persiapan keberangkatan calon
jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu,
dan kondisi kejadianluar biasa/wabah penyakit tertentu.
Imunisasi khususberupa Imunisasi terhadap meningitis meningokokus, yellow fever (demam
kuning), rabies, dan poliomyelitis.
c. Imunisasi pilihan.
Imunisasi Pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap penyakit:
pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh
pneumokokus;
diare yang disebabkan oleh rotavirus;
influenza;
cacar air (varisela);
gondongan (mumps);
campak jerman (rubela);
demam tifoid;
hepatitis A
kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papillomavirus;
Japanese Enchephalitis;
herpes zoster;
hepatitis B pada dewasa
demam berdarah.
Catatan :
Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam pasca persalinan,
dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus daerah dengan akses
sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari.
Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi BCG dan
Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan sampai usia <1
tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib 1, DPT-HB-Hib 2, dan DPT-
HB-Hib 3 dengan jadwal dan interval sebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan mempunyai
status Imunisasi T2.
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan sebelum bayi
berusia 1 tahun.
b. Imunisasi Lanjutan
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
Catatan:
Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-Hib dan Campak dapat diberikan
dalam rentang usia 18-24 bulan
Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan Imunisasi lanjutan DPT-HB-
Hib dinyatakan mempunyai status Imunisasi T3.
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar
Catatan:
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan DPT-
HB-Hib serta mendapatkan Imunisasi DT dan Td dinyatakan mempunyai status Imunisasi
T5.
Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)
Catatan:
Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan status Imunisasi T (screening) terlebih dahulu,
terutama pada saat pelayanan antenatal.
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T sudah mencapai T5, yang
harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis.
Hidayat, A. 2007.Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang Anak Sehat
Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media
Suririnah.Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Priyono, Y. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Jakarta: PT BUKU KITA
Dokter Indonesia. 2015. Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif .
https://mediaimunisasi.com/2015/03/17/inilah-perbedaan-imunisasi-aktif- dan-imunisasi-
pasif/. Diakses pada 17 November 2017
Di Susun Oleh :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaria
Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO)adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit malaria ( plasmodium) bentukaseksual yang masuk kedalam tubuh
manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria ( Anopheles SPP ) betina. Definisi lainnya adalah suatu
jenis penyakit menular yangdisebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu
vektor dandapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepada host.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasite plasmodium
antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodiumfalciparum, plasmodium ovale
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yangditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles),
penyakit malaria dapat menyerangsemua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua
golongan umur (daribayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria
biasanyamenyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yangsesuai untuk tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai,perbukitan dan pinggiran hutan
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakitinfeksi yang
disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup danberkembang biak dalam sel darah
merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina. Penyakit malaria adalah salahsatu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap
dalam sel darah manusiayang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada
orang lain,penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit(protozoa) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamukanopheles. Istilah malaria diambil
dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal(buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena
dahulu banyak terdapat didaerahrawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyaibeberapanama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam
pantai,demamcharges, demam kura dan paludisme .
B. Jenis Malaria
Penyakit ini memiliki empat jenis dan disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Jenis
malaria itu adalah:
1. Malaria ertian (paling ringan), yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua
minggu setelah infeksi).
2. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat
malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan
koma, mengigau dan kematian.
3. Malaria kuartana yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih
lama daripada penyakit malaria ertian atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi
antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap
tiga hari.
4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat
C. Gejala Malaria
Penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan gejalautama demam
mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengangejala klinis lain sebagai berikut
1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
2. Nafsu makan menurun.
3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium
Falciparum.
5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
6. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yangmenonjol adalah
mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia)serta adanya riwayat
kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria
8. Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3stadium yang
berurutan yaitu :
a. Stadium dingin (cold stage)
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat
dingin.Gigigemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segalamacam
pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah.Bibirdan jari jemarinya
pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat.Penderitamungkin muntah dan pada anak-
anak sering terjadi kejang.Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
b. Stadium demam (Hot stage).
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa
kepanasan.Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar,
sakitkepala menjadi-jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi.Biasanya
penderita merasa sangat hasil dan suhu badan dapat meningkatsampai 41°C atau lebih.
Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.Demam disebabkan oleh pecahnya
sison darah yang telah matang danmasuknya merozoit darah kedalam aliran darah.
Pada plasmodium vivax dan P. ovale sison-sison dari setiap generasimenjadi
matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tigahari terhitung dari
serangandemam sebelumnya. Nama malaria
tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada plasmodium malariaa, fenomenatersebut
72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale, hanya intervaldemamnya tidak
jelas. Serangan demam di ikuti oleh periode laten yanglamanya tergantung pada proses
pertumbuhan parasit dan tingkatkekebalan yang kemudian timbul pada penderita.
c. Stadium berkeringat (sweating stage)
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampaitempat
tidurnya basah.Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah
suhu normal.Penderita biasanya dapat tidurnyenyak.Pada saat bangun dari tidur
merasa lemah tetapi tidak ada gejalalain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4
jam. Gejala-gejala yangdisebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita,
tergantung padaspecies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat
biasanyaterjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium
falciparum.Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoitdan
sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh sepertiotak, hati dan ginjal
sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ
tubuh tersebut.Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai
tidak berfungsinya ginjal.Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malariaini.
Kadang-kadang gejalanya mirip kholera atau dysentri. Black waterfever yang
merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada airseni yang
menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam.Gejala lain dari black water
fever adalah ikterus dan muntah-muntah yangwarnanya sama dengan warna empedu,
black water fever biasanyadijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum
yang berulang-ulang dan infeksi yang cukup berat.
http://www.depkes.go.id/article/view/18043000010/hari-malaria-sedunia-
pemerintah-perluas-wilayah-bebas-malaria.html diakses tanggal 07 Februari 2019 pukul
11.15
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3989706/infografis-fakta-seputar-
malaria-di-indonesia diakses tanggal 07 Februari 2019 pukul 11.15
Subdit Malaria.2017. Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria.Kemetenterian
Kesehatan Republik Indonesia 2017.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Documents/bukusaku_malaria.pdf diakses tanggal 07
Februari 2019 pukul 09.30
Di Susun Oleh :
A. LatarBelakang
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan
menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Umumnya, cacing jarang menimbulkan penyakit
serius namun dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang berhubungan dengan faktor
ekonomi. Penyakit kecacingan di Indonesia adalah penyakit rakyat umum, infeksinya pun dapat
terjadi secara simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus, pada orang dewasa bisa
menyebabkan menurunnya produktivitas kerja dan dalam jangka panjang hal ini dapat
menyebabkan menurunnya sumber daya manusia
Menurut data World Health Organization (2017) sebanyak 820 miliar orang di dunia
terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 460 miliar orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura
dan 440 miliar orang terinfeksi cacing Hookworm. Soil Transmitted Helminth merupakan
kelompok parasit cacing usus yang memerlukan media tanah untuk perkembangannya. Parasit
cacing usus yang termasuk Soil Transmitted Helminth antara lain Ascaris lumbricoides (cacing
gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Hookworm (cacing kait) dan Strongyloides
stercoralis atau cacing benang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan prevalensi infeksi Soil
Transmitted Helminth (STH) masih lebih dari 20%. Hasil survey tahun 2008 pada delapan
Provinsi terpilih di Indonesia didapatkan kisaran prevalensi STH yang cukup tinggi yaitu antara
2,7% - 60,7%. Prevalensi kecacingan terendah ada di Provinsi Sulawesi Utara dan tertinggi
diProvinsi.
Banten dengan jenis cacing yang paling banyak yaitu Trichuris trichiura Penelitian yang
dilakukan oleh Tirtayanti, Sundari, dan Dhyanaputri (2016) juga menunjukkan bahwa dari 26
sampel potongan kuku tangan pengrajin genteng di Desa Pejaten Kediri Tabanan ditemukan
telur cacing Ascaris lumbricoides sebanyak 53,8%, Hookworm sebanyak 23,1%, campuran telur
cacing Ascaris lumbricoides dan Hookworm sebanyak 15,4% serta campuran telur cacing
Trichuris trichiura sebanyak7,7%.
Infeksi kecacingan banyak ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi terutama
pada kelompok masyarakat dengan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Menurut Irianto (2011) suhu yang optimum bagi Ascaris lumbricoides adalah 22-330C dan
Trichuris trichiura tumbuh baik di daerah panas, dengan kelembaban tinggi terutama tempat
yang terlindung. Menurut Natadisastra (2009) lingkungan yang baik bagi perkembangan cacing.
Penyakit kecacingan, tidak hanya menyerang kalangan anak anak saja, namun juga
dapat menyerang semua kalangan tanpa mengenal batasan umur. Umumnya orang yang sering
kontak langsung dengan tanah, tanpa menggunakan alat pelindung diri 86% beresiko terkena
penyakit kecacingan, karena tanah merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan telur
Ascaris lumbricoides dan Trichuri trichiura. Pertumbuhan yang baik bagi cacing tambang
diperlukan tanah pasir, karena diantara butir-butir tanah pasir ini larva dapat leluasa mengambil
O2 maupun zat pembangun.
Pekerja yang berhubungan langsung dengan tanah mempunyai peluang besar terkena
infeksi cacing. Infeksi cacing yang berat, dapat berakibat langsung berkaitan dengan gangguan
pencernaan, anemia, dan sindrom paru, apabila dikaitkan dengan kerja, kejadiaan infeksi ini
akan menurunkan produktifitas kerja.
Salah satu pekerjaan yang beresiko terkena infeksi kecacingan adalah pengrajin gerabah.
Pengrajin gerabah, selalu kontak langsung dengan tanah pada saat proses pembuatan kerajinan
yang membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyempurnakan pola kerajinan yang
dibuat. Pembuatan kerajinan gerabah masih menerapkan teknik manual yaitu dengan
menggunakan tangan untuk membentuk pola kerajinan yang diinginkan dengan menggunakan
bahan pokok berupa tanah liat. Bali yang terkenal dengan daerah seni dan budayanya masih
menggunakan produk hasil olahan dari tanah liat ini sebagai alat sarana upacara keagamaan
maupun pajangan kerajinan seni yang di perjual belikan baik di Bali bahkan sampai keluar
daerah Bali, menurut Ali (2016), terdapat hubungan antara pemakaian alat pelindung diri
(APD), Kebersihan kuku, mencuci tangan, penyediaan air bersih, kepemilikan jamban dan
saluran pembuangan limbah dengan kejadian penyakit cacing.
Diagnosis terhadap infeksi STH untuk menentukan ada atau tidaknya parasit tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan sampel kuku atau feses. Penyakit cacingan dapat
ditularkan melalui kuku yang kotor serta menginjak tanah tanpa menggunakan alas kaki
sehingga akan mempermudah terinfeksi cacing.Sebagian besar infeksi oleh parasit berlangsung
tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan, oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium sangat
dibutuhkan.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pengrajin
gerabah di sentral kerajinan gerabah Kelurahan Kapal Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
Daerah ini penduduknya mayoritas bekerja sebagai pengrajin maupun penjual gerabah. Dalam
proses produksinya, pekerja masih menggunakan cara tradisional dengan menggunakan tangan
untuk membentuk pola kerajinan yang diinginkan, tanpa menggunakan alat pelindung diri pada
saat bekerja. Pekerja juga mencuci tangan tidak menggunakan air bersih dan sabun sebelum
makan dan setelah bekerja. Kebanyakan dari pekerja memiliki kuku yang tidak terawat,
sehingga faktor penularan dari infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah, sangat
memungkinkan untuk terjadi, berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui jenis telur cacing STH pada kuku tangan pengrajin gerabah di Sentral Kerajinan
Gerabah Kelurahan Kapal Kecamatan Mengwi KabupatenBadung
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INFEKSI CACING
Infeksi cacing merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.
Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga seringkali diabaikan
walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infeksi
berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru
kearah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal.
Definisi infeksi kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi satu atau
lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara nematoda
usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan
cacing jenis STH yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichiura dan
Ancylostoma duodenale (Margono 2006). Kecacingan ini umumnya ditemukan di daerah
tropis dan subtropis dan beriklim basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini
merupakan penyakit infeksi paling umum menyerang kelompok masyarakat ekonomi
lemah dan ditemukan pada berbagai golongan usia.
Penyebab cacingan pada diri seseorang berbeda-beda tergantung dari jenis cacing apa yang
masuk ke dalam tubuh. Beberapa jenis cacing yang paling umum menyebabkan penyakit
cacingan pada manusia, yaitu:
Cacing Pita
Cacing pita atau Cestoda, dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita yaitu pipih
dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Panjang cacing pita dewasa dapat mencapai 4,5
hingga 9 meter. Cacing pita memasuki tubuh manusia ketika tangan bersentuhan dengan
tinja atau tanah yang mengandung telur cacing kemudian terbawa ke dalam mulut ketika
sedang makan. Selain itu, cacing pita juga dapat masuk melalui konsumsi makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Konsumsi daging babi, sapi ataupun ikan
yang mentah atau dimasak kurang matang juga dapat menyebabkan masuknya cacing pita ke
dalam tubuh manusia.
Cacing Tambang
Cacing tambang dalam bentuk larva dan dewasa dapat hidup dalam usus halus manusia dan
dapat menyerang binatang peliharaan, termasuk kucing dan anjing. Umumnya infeksi cacing
tambang terjadi karena bersentuhan dengan tanah di lingkungan hangat dan lembap yang di
dalamnya terdapat telur atau cacing tambang.Cacing tambang dewasa dengan panjang
sekitar 5-13 milimeter dapat menembus kulit, misalnya melalui telapak kaki yang tidak
menggunakan alas, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru
dan tenggorokan. Jika tertelan, maka cacing akan memasuki usus. Infeksi cacing
tambang masih umum terjadi di daerah iklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan
yang buruk, termasuk Indonesia.
Cacing Kremi
Cacing kremi berwarna putih dan halus, dengan panjang sekitar 5-13 milimeter. Infeksi
cacing kremi paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah.Infeksi cacing kremi
umumnya disebabkan oleh menelan telur cacing kremi yang sangat kecil secara tidak
sengaja. Telur cacing ini sangat mudah menyebar. Bisa melalui makanan, minuman atau jari
yang terkontaminasi. Telur cacing kemudian masuk ke usus dan berkembang menjadi cacing
dewasa dalam beberapa minggu. Jika telur cacing mencapai anus dan digaruk, maka telur
cacing dapat berpindah ke jari, lalu menyentuh permukaan benda atau orang lain.
Cacing Gelang
Cacing ini berukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 10 -35 cm. Cacing gelang dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui tanah yang telah terkontaminasi telur cacing. Ketika
masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas di usus, kemudian menyebar melalui pembuluh
darah atau saluran getah bening ke organ tubuh lain seperti paru-paru atau empedu.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organlain,
sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala demam, adanya
benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing, infeksi
bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena. Penderita
cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak.
Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas.
Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Infeksi usus akibat
cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh
menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS,
Tuberkulosis dan Malaria. Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat
makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih
tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan schat, menjaga
keschatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali.
TUGAS KEPERAWATAN ANAK
MAKALAH INFEKSI JAMUR
Di Susun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku masih banyak
dijumpai.Penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya adalah
Tricophyton rubrum.Perkembangan infeksi jamur di Indonesia yang termasuk negara dengan
iklim tropis terutama disebabkan oleh udara yang lembab, sanitasi yang kurang dengan
lingkungan yang padat, ditambah tingkat sosial ekonomi yang kurang.
Tricophyton rubrum termasuk dalam anggota kelompok jamur yang disebut dermatofita
yaitu salah satu dari tiga genus jamur yang penting : Microsporum, Epidermophyton,
Tricophyton. Jamur ini dapat menyebabkan mikosis superfisial yang hanya menyerang
jaringan keratin (kulit, rambut dan kuku), tumbuh baik pada suhu 22 0 -280 C, memerlukan
2-4 minggu untuk berkembang dan jamur ini bersifat aerob
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara
tropis.Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah
masyarakat Indonesia.Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat
mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih
banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga masalah
kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam
kehidupan seharihari masyarakat Indonesia
Jamur yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Candida albicans dan Trichophyton
rubrum. Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan
pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan maupun eksudat.Ragi ini adalah
anggota flora normal selaput mukosa saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia
wanita.Pada genitalis wanita Candida albicans menyebabkan vulvovaginitis yang
menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran
sekret.Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis kandida.Dalam
keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina (Jawetz et al., 1986).
Candida albicans dapat tumbuh secara optimum pada pH 4, tetapi juga dapat tumbuh antara
pH 3-7
Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan kandidiasis. Kandidiasis adalah
suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub akut yang disebabkan oleh spesies Candida,
biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki,
atau paru–paru. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua umur
baik laki–laki maupun perempuan
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur.Penyakit ini dapat dialami
oleh siapa saja.Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih
berisiko terserang infeksi jamur.Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, serta
pasien pasca transplantasi organ.
Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di tanah atau tumbuhan.Bahkan
jamur bisa hidup di kulit manusia.Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun beberapa
jamur dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius.
Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida.Pada kondisi normal, jamur tersebut
hidup secara alami di permukaan kulit. Namun bila perkembangannya tidak terkendali,
jamur tersebut akan menyebabkan infeksi. Salah satu penyebab tumbuh suburnya jamur
ini adalah efek samping antibiotik.Perkembangan jamur Candida yang tidak terkendali
dapat dipicu oleh sejumlah hal, antara lain kurangnya kebersihan diri, mengenakan
pakaian ketat, iklim yang hangat, serta kondisi kulit yang lembap atau tidak dikeringkan
dengan benar.
Kurap
Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah,
yaitu epidermophyton, microsporum, dan trichophyton.Seseorang bisa terinfeksi bila
menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut.Penyebaran dapat terjadi antara
hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.
Aspergillosis
Aspergillosis disebabkan oleh perpaduan antara sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
paparan jamur Aspergillus.Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan kompos, tumpukan
gandum, dan sayuran yang membusuk.
Selain pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya kondisi sel darah
putih rendah atau sedang mengonsumsi obat kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih
tinggi pada penderita asma atau cystic fibrosis.
Pneumocystis pneumonia (PCP)
PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara.PCP
menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS,
atau pada pasien pasca menjalani transplantasi organ dan obat imunosupresif.
Cryptococcus neoformans
Infeksi ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans.Spora jamur tersebut dapat
terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi.Hanya saja, individu
dengan kekebalan tubuh lemah berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.
Histoplasmosis
Histoplasmosis disebabkan oleh jamur Histoplasma. Jamur ini dapat ditemukan di tanah
yang terpapar kotoran burung atau kelelawar.Infeksi terjadi ketika spora jamur di tanah
terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Setiap orang dapat terjangkit histoplasmosis. Akan tetapi, infeksi ini lebih rentan terjadi
pada petani, peternak, penjelajah gua, pekerja konstruksi, dan petugas pengendali hama.
Mucormycosis
Mucormycosis terjadi akibat menghirup spora jamur golongan Mucorales secara tidak
sengaja.Infeksi juga dapat terjadi bila luka terbuka di kulit terpapar jamur
ini.Jamur Mucorales bisa ditemukan di daun, kayu, tanah, atau di tumpukan
kompos.Namun walaupun jamur ini terdapat di alam, bukan berarti infeksi pasti terjadi
pada setiap orang yang terpapar spora jamur.Infeksi lebih berisiko terjadi pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita kanker dan diabetes.
Sporotrichosis
Sporotrichosis disebabkan oleh jamur Sporothrix yang banyak ditemukan di tanah atau
tanaman.Infeksi terjadi ketika spora jamur masuk ke tubuh melalui sentuhan, terutama
melalui luka terbuka di kulit.Meskipun sangat jarang, infeksi juga dapat terjadi bila
menghirup spora jamur secara tidak sengaja.
Beberapa orang dengan jenis pekerjaan tertentu lebih berisiko terserang
infeksi sporotrichosis, misalnya tukang kebun, petani, dan pasien yang sedang menjalani
terapi imunosupresif.
Talaromycosis
Talaromycosis disebabkan oleh jamur Talaromyces marneffei. Sama seperti beberapa
jenis infeksi jamur lain, talaromycosis umumnya menyerang orang dengan sistem
kekebalan tubuh lemah.
Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh yang terinfeksi, yang meliputi:
Amphotericin
Clotrimazole
Griseofulvin
Itraconazole
Ketoconazole
Miconazole
Natamycin
Nystatin
Terbinafine
Tioconazole
Voriconazole
Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur, seperti:
Debridement. Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak atau
terinfeksi. Selain untuk mencegah penyebaran infeksi, debridement dilakukan agar
jaringan yang sehat bisa lebih cepat memperbaiki diri.
Bedah. Pada sejumlah kasus sporotrichosis yang menginfeksi paru-paru, tulang, dan
sendi, dokter dapat menjalankan tindakan bedah untuk mengangkat bagian organ yang
terinfeksi.
Vitrektomi. Vitrektomi adalah bedah untuk mengeluarkan cairan vitreus dari dalam bola
mata.
Transplantasi kornea. Transplantasi kornea adalah tindakan mengganti kornea pasien,
dengan kornea dari pendonor. Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi penglihatan.
Enukleasi. Enukleasi adalah tindakan mengganti keseluruhan bola mata dan saraf yang
terkait dengan bola mata.
Sejumlah komplikasi serius dapat muncul akibat infeksi jamur yang tidak ditangani. Komplikasi
tersebut tergantung kepada jenis infeksi jamur yang diderita, antara lain:
Perdarahan di paru-paru
Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal
Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
Gagal napas
Perikarditis atau radang pada kantung jantung
Gangguan kelenjar adrenal
Meningitis atau radang selaput otak
Kelumpuhan
Kejang
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Infeksi jamur pada kulit ada 4, yaitu tinea pedis, tinea korporis, tinea capitis,dan tinea
cruris. Masing-masing infeksi jamur tersebut memiliki etiologi, anifes,komplikasi dan
patofisiologi yang berbed-beda meskipun mereka sejenisTinea pedia atau ringworn of the
foot adalah infeksi dermatifia pada kaki,terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea !
orporis adalah suatu penyakit kulitmenular yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita. Tinea capitis adalah infeksi superfisial yang disebabkan oleh jamur
dermatophyta "biasanya spesiesMicrosporum dan Trichophyton#, menyerang folikel rambut
di kulit kepala dan sekitarkulit. Tinea $ruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum
dan sekitar anus.infekssi !elainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat
merupakan penyakit