Anda di halaman 1dari 11

ANGGOTA KELOMPOK 9

1. MOCHAMAD TAUFIQ ( P17240213047 )


2. RISA KURNIA SARI ( P17240213053 )
3. MARSHANDA AYU P ( P17240214068 )

POLTEKKES KEMENKES MALANG No. Dokumen :


STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
LATIHAN DAN NAFAS DALAM Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas
yang terdiri dari pernapasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah,
Indaryani, & Suratun, 2012).
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan
perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga
memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan
dada mengembang penuh (Parsudi, dkk., 2006).

Indikasi 1. Klien dengan gangguan paru obstruktif


maupun restriktif
2. Klien pada tahap penyembuhan dari
pembedahan thorax
3. Untuk metode relaksasi

Tujuan 1. Meningkatkan kapasitas paru


2. Mencegah atelectasis
3. Membebaskan jalan napas dan akumulasi
secret
4. Mengeluarkan sputum untuk
pemeriksaan diagnostic
5. Mengurangi sesak napas akibat
akumulasi secret

Persiapan Tempat dan alat :


Tempat Dan 1. Kertas tissue
Alat 2. Bengkok
3. Perlak/pengalas
4. Sputum pot
5. Air minum hangat
6. Sarung tangan
7. Antiseptik

Persiapan 1. Memberi salam


Pasien 2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan klarifikasi pasien
4. Menjelaskan tujuan
5. Menyedikan alat

Persiapan 1. Menutup sampiran


lingkungan 2. Menjaga privasi klien
3. Membuat pasien nyaman

Prosedur Tahap Pra Interaksi


Tindakan 1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi
pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakanMemberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya
TahapKerja
1. Mengatur posisi yang dirasa enak oleh
klien (semi fowler) dengan lutut ditekuk,
punggung dan kepala diberi bantal atau
posisi supine dengan kepala diberi bantal
dan lutut ditekuk.
2. Menganjurkan klien meletakkan satu
tangan di dada dan satu tangan di
abdomen.
3. Melatih pasien melakukan pernapasan
perut (memerintahkan klien menarik
napas dalam melalui hidung dengan
mulut ditutup hingga 3 hitungan)
4. Menganjurkan klien tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung dan
konsentrasi pada pengembangan
abdomen sejauh yang dapat dilakukan.
Meminta klien menahan napas hingga 3
hitungan.
5. Memerintahkan klien untuk mengerutkan
bibir seperti sedang bersiul dan
mengeluarkan udara dengan pelan dan
tenang hi ngga 3 hitungan.
6. Menganjurkan klien merasakan
mengempisnya abdomen dan kontraksi
otot.
7. Merapikan klien
TahapTerminasi
1. Mengevaluasi hasil / respon klien.
2. Mendokumentasikan hasilnya
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-
alat
5. Mencuci tangan

Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien


setelah tindakan
Dokumentasi Dokumentasikan tindakan dalam catatan
keperawatan

POLTEKKES KEMENKES MALANG No. Dokumen :


STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
BATUK EFEKTIF Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan
benar dimana dapat menggunakan energi untuk
batuk dengan seefektif mungkin sehingga tidak
mudah lelah dalam pengeluaran dahak secara
maksimal.
Indikasi 1. Klien dengan gangguan saluran nafas
akibat akumulasi secret
2. Klien yang akan dilakukan pemeriksaan
diagnostic sputum
3. Klien setelah menggunakan
bronkodilator

Tujuan 1. Memperkuat diagfragma


2. Meningkatkan oksigenasi
3. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi
secret
4. Mengeluarkan sputum untuk memeriksa
diagnostic laborat
5. Mengurangi sesak nafas akibat
akumulasi sekret
Persiapan Tempat dan alat :
Tempat Dan 1. Masker
Alat 2. Bak/pot sputum berisi disinfektan
3. Air putih hangat
4. Perlak pengalas
5. Bengkok
6. Tissue
7. Bantal (jika perlu)

Persiapan 1. Memberi salam


Pasien 2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan klarifikasi pasien
4. Menjelaskan tujuan
5. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
6. Menyedikan alat

Persiapan 1. Menutup sampiran


lingkungan 2. Menjaga privasi klien
3. Membuat pasien nyaman

Prosedur Fase Prainteraksi :


Tindakan 1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi
klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Fase Orientasi :
1. Mengucapkan
salam&memperkenalkan diri
2. Melakukan klarifikasi pasien
3. Menjelaskan tujuan prosedur
tindakan
4. Menanyakan persetujuan klien untuk
dilakukan tindakan.

Fase Kerja :
1. Memasang tirai / penutup
2. Mengatur posisi yang nyaman (semi
fawler/supine)
3. Memakai sarung tangan
4. Meminta klien meletakkan satu
tangan didada dan satu tangan di
abdomen
5. Meminta klien melakukan nafas perut
(menarik nafas melalui hidung hingga
3 hitungan,jaga mulut tetap tertutup),
tetap rileks jangan melengkungkan
punggung dan konsentrasi pada
pengembangan abdomen.
6. Meminta klien menahan nafas hingga
3 hitungan.
7. Meminta menghembuskan nafas
perlahan dalam 3 hitungan(lewat
mulut,bibir seperti meniup),
8. Memasang alas / perlak dan
bengkok(di pangkuan klien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur
miring)
9. Meminta klien untuk melakukan
nafas 2x yang ke -3:inspirasi,tahan
nafas dan batukkan dengan kuat.
10. Menampung lendir dalam sputum pot

Fase Terminasi :
1. Merapikan klien dan alat
2. Melepaskan sarung tangan dan
mencuci tangan
3. Mengevaluasi respons klien
4. Melakukan kontrak dengan kegiatan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
6. Mendokumentasikan hasilnya

Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien


setelah tindakan
Dokumentasi Dokumentasikan tindakan dalam catatan
keperawatan

POLTEKKES KEMENKES MALANG No. Dokumen :


STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
AMBULASI Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Memindahkan klien dari satu tempat ke tempat
lainnya berdasarkan kebutuhannya, misalnya
dari tempat tidur ke kursi roda ataupun
sebaliknya
Indikasi 1. Pasien paralisis
2. Pasien baru yang akan dipindahkan ke
ruangan tertentu.

Tujuan 1. Mobilisasi/ Ambulasi klien


2. Memindahkan ke ruangan tertentu
3. Memberi rasa nyaman pada klien.

Persiapan 1. Tempat tidur


2. Kursi roda
Tempat Dan
Alat

Persiapan 1. Memberi salam


Pasien 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menyedikan alat

Persiapan 1. Menutup sampiran


lingkungan 2. Menjaga privasi klien
3. Membuat pasien nyaman

Prosedur Fase Prainteraksi :


Tindakan 1. Melakukan verifikasi Program terapi/
pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar

Fase Orientasi :
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada Pasien/keluarga.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum
tindakan dilakukan.

Fase Kerja :
Dari tempat tidur ke kursi roda
1. Membantu klien duduk di sisi tempat tidur
2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut
450 pada tempat tidur, mengunci rodanya dan
membuka tatakan kakinya.
3. Memastikan klien stabil
4. Melebarkan kakinya (membuka jarak antara
kedua kaki)
5. Memfleksikan pinggul dan kedua lutut (lutut
perawat dan klien sejajar).
6. Meletakkan tangan perawat di skapula klien.
7. Menegakkan klien untuk bediri pada
hitungan ketiga dengan meluruskan pinggul
dan tungkai.
8. Memutar kaki yang terjauh dari kursi roda.
9. Meminta klien menggunakan lengan
bersandar pada kursi untuk topangan.
10. Memfleksikan pinggul dan lutut selama
menurunkan klien ke kursi.
11. Mengkaji kesejajaran klien yang sesuai untuk
duduk.
12. Menurunkan tatakan kaki kursi roda dan
meletakkan kedua kaki klien diatasnya.

Dari kursi roda ke tempat tidur


1. Mengatur posisi tempat tidur setinggi lutut
atau pertengahan paha klien.
2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut
450 pada tempat tidur lalu mengunci kursi
roda.
3. Meletakkan kaki klien di atas lantai
kemudian melipat tatakan kursi roda.
4. Berdiri di depan klien dengan posisi kaki
terjauh dari tempat tidur berada di depan.
5. Memfleksikan pinggul dan lutut, meletakkan
kedua tangan di skapula klien, dan meminta
klien meletakkan kedua tangannya di bahu
perawat.
6. Membantu klien berdiri dari kursi roda
dengan meluruskan pinggul dan lutut.
7. Membantu klien berjalan keluar dari kursi
roda dengan melahkahkan kaki terdepan ke
belakang.
8. Membantu memutar badan klien
membelakangi tempat tidur dengan memutar
kaki terjauh dari tempat tidur mendekati
tempat tidur.
9. Membantu klien mendekati tempat tidur
dengan meminta klien berjalan mundur ke
arah pinggir tempat tidur hingga belakang
lutut atau pertengahan paha klien berada
dekat dengan tempat tidur.
10. Memfleksikan lutut dan pinggang sambil
meminta klien duduk di pinggir tempat tidur.
11. Menahan punggung klien dengan tangan
terdekat dari arah kepala tempat tidur dan
tangan yang lain membantu mengangkat
kedua kaki klien.
12. Memutar ke arah kepala tempat tidur sambil
membantu membaringkan klien.
13. Merapikan klien

Fase Terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke
tempat semula
4. Mencuci tangan
5. 5. Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan perawatan
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan
Dokumentasi Dokumentasikan tindakan dalam catatan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai