Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Pentigraf

Pentigraf adalah akronim dari cerpen tiga paragraf (alinea). Bukan sebarang tiga paragraf
yang datar, melainkan ada kesimpulan diakhirnya, bahkan dibumbui dengan akhir yang
manis atau menyedihkan. Menurut DR. Tengsoe Tjahjono, penggagas pentigraf, yang
kemudian disebut sebagai Presiden Kampung Pentigraf Indonesia, cerpen tiga paragraf ini
merupakan cerita yang utuh. Menurut beliau, pentigraf termasuk fiksi mini yang hanya
dibatasi 3 paragraf.

2. Ciri-ciri Pentigraf

Adapun ciri-ciri pentigraf adalah sebagai berikut.

1. Panjang tulisan adalah 3 paragraf


2. Satu paragraf hanya memiliki satu gagasan pokok.
3. Secara teknis penulisan di komputer: satu paragraf satu kali ENTER.
4. Sebagai cerpen, pentigraf memiliki ciri-ciri narasi, yaitu:
5. Alur (ada konfliknya)
6. Tokoh (yang menggerakkan alur)
7. Topik (persoalan yg dialami tokoh)
8. Latar (waktu, tempat, dan suasana)
9. PROSES KREATIF

Ide bisa diperoleh dari mana saja, terlebih dari pengalaman pribadi. Ide tersebut tidak
dituangkan mentah-mentah seperti curahan hati atau menulis berita. Ide dikelola menjadi
sebuah cerita baru yang menarik dalam kemasan dan bahasanya. Pentigraf boleh diawali
dengan memunculkan konflik atau solusi atau pengenalan karakter tokoh. Endingnya pun
beraneka macam. Ada yang membahagiakan, ada yang menyedihkan, ada pula yang twist
atau memberikan kejutan.

Intinya, jangan panjang-panjang, ringkas saja. Dialog dalam pentigraf diminimalkan,


diubah dalam bentuk narasi atau deskripsi. Namun, dialog diperlukan juga sebagai bumbu
agar cerita tidak hambar sebagai kejutan tak terduga bagi pembaca.

Yang perlu diperhatikan dalam menulis pentigraf adalah keringkasan. Anda mungkin bisa
berpanjang-panjang kata untuk menyampaikan sebuah cerita. Namun, dalam flash fiction
termasuk pentigraf Anda mencoba meringkas sebuah cerita ke dalam sebuah kotak kecil yang
imut dan menarik hati. Ibarat Anda harus menuturkan sebuah kejadian ketika pulsa telepon
Anda tinggal beberapa rupiah saja.

Menurut Dr. Tengsoe, paragraf jangan terlalu panjang dan jangan terlalu banyak
percakapan. Dalam paragraf maksimal hanya satu kalimat langsung. Panjang pentigraf sekitar
210 kata. Kalimat langsung pada paragraf kedua cukup satu saja.
3. STRUKTUR CERITA

Struktur sebuah pentigraf adalah permulaan, tengah, dan penutup. Setiap bagian ini isilah
dengan pembeda. Kisah harus terus bergerak maju lengkap dengan konflik dan resolusi.
Paragraf kedua berisi alur, di dalamnya konflik yang dialami tokohnya. Hanya ada satu
kalimat langsung. Dialog lainnya dinarasikan saja. Paragraf ketiga berupa resolusi atau
kesimpulan. Ada twist di akhir kisah. Ini bumbu rahasia Anda. Di paragraf terakhir buatlah
kesimpulan yang menarik dan berkesan sehingga mudah diingat oleh pembaca. Ada twist
atau kejutan di akhir kisah, inilah bumbu rahasia Anda. Ada kejutan yang tidak terduga. Hal
ini bisa membuat orang ingin membaca lagi dari awal.

Pentigraf ini sengaja diakhiri dengan pola terbuka. Endingnya diserahkan kepada
pembaca. Beranikah perempuan itu membiarkan pohon ara itu tumbuh, atau malah menebang
dan membakarnya? Pembaca pun diajak memberikan jawaban sesuai dengan pandangan
masing-masing. Ending seperti itu menjadi daya pikat lain dari pentigraf ini.

Anda mungkin juga menyukai