Anda di halaman 1dari 5

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan

pada pendidikan di Indonesia. Belajar merupakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan


berfikir seseorang agar seseorang lebih maju kedepannya. Kegiatan pembelajaran merupakan
aktivitas untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa yang berlangsung
di dalam lingkungan sekolah.

Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. karya sastra dalam
tulisanmanusia.com terdiri dari, puisi, cerpen, pentigraf, opini, kritik, dan novel

A. Puisi
Puisi merupakan ragam karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya
dipilih dan ditata secara cermat. ciri-ciri puisi ada dua yakni puisi lama dan puisi baru.

Jenis-jenis Puisi:
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi
menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita
tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.
Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi
kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, serenada dan ode. Elegi
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani
yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.

Sedangkan serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada"
sendiri bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Sementara itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya tokoh yang
dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya seperti Diponegoro karya Chairil
Anwar dan Ode buat Proklamator karya Leon Agusta.

3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa,
benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis
puisi deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga
dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair
terhadap suatu hal.

B. Cerpen

cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah
cerita lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita
pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja.

cerpen memiliki struktur diantaranya;

1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen abstrak
biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat opsional atau bisa
jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu, suasana,
tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.

3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal suatu masalah
yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini. Selain itu pada
komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat.

4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak. Konflik mulai menuju
bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.

5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada bagian ini
terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami tokoh.

6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang disampaikan
oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai dengan jenis cerpen.

C. Pentigraf
Pentigraf disebut juga dengan cerita mini. Dimana pentigraf tidak boleh ditulis lebih dari tiga
paragraf. Meskipun pendek, pentigraf tetap harus memiliki alur dan unsur, latar, amanat dan
tokoh. Umumnya di akhir cerita, selalu ada kejutan yang menarik, itu sebabnya pentigraf
memiliki daya tariknya.

Adapun ciri-ciri pentigraf diantaranya;

1. Memiliki Tiga Paragraf 


Ciri yang paling menonjol, dapat dilihat dari jumlah paragraf. Karena pentigraf ini memang
dibuat hanya tiga paragraf, maka cerita pendek ini wajib memuat unsur dasar yaitu cukup 3
paragraf saja, tidak lebih. Jika cerita pendek lebih dari tiga paragraf, maka masuk dalam kategori
cerita pendek (Cerpen). 
Jadi setiap satu paragraf dikemas dalam kalimat lebih panjang. Adapun aturan dalam penulisan
pentigraf, tidak boleh lebih dari 210 kata. Karena aturan yang pendek inilah, yang menjadi
pentigraf menjadi tantangan tersendiri bagi pencintanya. Karena sangat menantang dan
dibutuhkan kepandaian dalam menyusun agar tetap menarik, namun juga harus tetap jelas dan
tetap enak dibaca. 

1. Satu paragraf memuat 1 gagasan 


Ciri pentigraf yang tidak kalah penting lain adalah, satu paragraf hanya memiliki satu gagasan
saja. Dimana di paragraf pertama kamu bisa memasukan struktur pokok yang meliputi
perkenalan, proses terjadinya peristiwa dan penyelesaian. Jadi tetap harus ada struktur agar
impresi cerita tetap dapat. 

2. Memuat Unsur-unsur cerita 


Meskipun pentigraf ditulis secara singkat, tetap memuat unsur-unsur cerita. Karena kehadiran
unsur cerita sebagai syarat menciptakan impresi dan emosi serta memudahkan dalam
pemahaman pembaca dalam mengimajinasikan cerita. Adapun unsur-unsur cerita yang meliputi
tokoh, alur, setting, amanat, dan sudut pandang. Nah, untuk penjelasan masing-masing alur,
kamu bisa baca artikel sebelumnya. 
3. Alur Singkat 
Karena cerita pendek satu ini dikemas lebih pendek dan singkat, maka alur cerita pun terasa lebih
singkat dan cepat. Jika dalam cerpen, pengenalan dan penyelesaian masalah bisa dipaparkan
lebih panjang karena dikemas menjadi beberapa paragraf. Maka pada pentigraf, pengenalan dan
penyelesaian masalah hanya dituliskan dalam beberapa kalimat saja. Itulah alasan kenapa
rasanya sangat cepat dan singkat. 
4. Plot Twist 
Menariknya dari pentigraf terletak pada plot twistnya. Selalu ada kejutan di setiap akhir cerita.
Dimana plot twist inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dan menimbulkan rasa penasaran
bagi para penikmatnya. Misalnya di akhir terjadi perubahan peristiwa atau perubahan tokoh.
Jika dilihat dari ciri-ciri di atas, sebenarnya ciri pentigraf tidak sulit kita identifikasi. Bagi yang
baru pertama kali belajar, mungkin akan terasa sulit, namun jika dilatih membaca pentigraf,
maka akan mudah menemukan ciri-ciri di atas dalam pentigraf. 

Anda mungkin juga menyukai