PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman
kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Dalam Purba (2010: 48), H.B Jassin dalam bukunya Tifa Penyair dan Daerahnya
Mengemukakan bahwa cerita pendek ialah cerita yang pendek (1977: 69). Jassin lebih jauh
mengungkapkan bahwa tentang cerita pendek ini orang boleh bertengkar, tetapi cerita yang
seratus halaman panjangnya sudah tentu tidak disebut cerita pendek dan memang tidak ada
cerita pendek yang demikian panjang. Cerita yang panjangnya sepuluh atau dua puluh
2
halaman masih bisa disebut cerita pendek tetapi ada juga cerita pendek yang panjangnya
hanya satu halaman. Pengertian yang sama dikemukakan oleh Sumardjo dan Saini di dalam
buku mereka Apresiasi Kesusastraan. Mereka berpengertian bahwa cerita pendek (atau
disingkat cerpen) adalah cerita yang pendek. Tetapi dengan hanya melihat fisiknya yang
pendek orang belum dapat menetapkan sebuah cerita yang pendek adalah sebuah cerpen
(1986: 36).
Cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu unsur fiksi
dalam aspeknya yang terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek bukan karena bentuknya
yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi
Cerita pendek adalah salah satu bentuk karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan namanya,
memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah
pelaku, dan jumlah kata yang digunakan. Perbandingan ini jika dikaitkan dengan bentuk
prosa yang lain, misalnya novel.
Sesuai dengan namanya, cerita pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang
pendek (Suyanto, 2012:46).
Cerita pendek diartikan sebagai bacaan singkat yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu
setengah sampai dua jam, genrenya memiliki efek tunggal, karakter, plot dan setting yang
terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks “pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk
kehidupan tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan bagian-bagian
penting kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut yang juga
bertujuan untuk menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang ada.
Jacob Sumardjo dan Saini K.M (1995: 30) dalam Suyanto (2012: 46)
Menilai ukuran pendek ini lebih didasarkan pada keterbatasan pengembangan unsur-
unsurnya. Cerpen harus memiliki efek tunggal dan tidak kompleks.
3
Menurut A. Bakar Hamid
Menurutnya bahwa cerpen atau disebut juga dengan cerita pendek seharusnya dilihat dari
jumlah, kuantitas kata yang digunakan antara 500 hingga 20.000 kata adanya plot, adanya
satu karakter dan adanya kesan.
Cerita pendek bentuk karya sastra naratif yang menampilkan cerminan sebuah episode dalam
kehidupan seorang tokoh.
Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi atau fantasi disebut
dengan naratif prosa pendek.
Stanton (2012:76)
Cerpen adalah cerita khayal berbentuk prosa yang pendek, biasanya di bawah 10.000 kata,
tujuannya menghasilkan kesan kuat dan mengandung unsur-unsur drama: oleh karena itu
alurnya pun disebut konflik dramatik (dalam Korrie, 1995:10).
Kosasih (2004:431)
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek dikisahkan
sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh dengan pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau
menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan pembaca.
4
2.3 Ciri-Ciri Cerpen
6
2.6 Jenis-Jenis Cerpen
1. Cerpen Cinta
Cerpen cinta sering kita jumpai di majalah-majalah remaja, koran, dll. Cerpen cinta ini berisi
tentang kisah percintaan seseorang yang disajikan semenarik mungkin. Perasaan cinta atau suka
dapat diceritakan oleh pengarang melaui sebuah cerpen yang dapat dijadikan bahan bacaan anak
muda.
2. Cerpen Anak
Cerpen anak lebih berisi seperti dongeng menarik yang cocok untuk didengar anak-anak.
Contonya majalah bobo yang sangat populer.
3. Cerpen Dewasa
Cerpen dewasa berisi tentang kisah-kisah orang dewasa, seperti pernikahan, pasangan,
perceraian, permusuhan, dll.
4. Cerpen Lucu
Cerpen lucu sengaja dibuat untuk menghibur pembacanya, karena isi ceritanya memiliki daya
tarik tersendiri, sehingga laris dipasaran.
2.7 Fungsi Cerpen
Cerpen memiliki fungsi sastra yang mendalam, antara lain:
1. Hiburan
Fungsi rekreatif, yakni dapat memberikan hiburan, rasa senang dan gembira bagi pembacanya
2. Didaktif
Fungsi didaktif, yakni dapat memberikan pengaruh yang sifatnya mendidik, karena di dalamnya
terdapat nilai-nilai kabaikan dan kebenaran
3. Moralitas
Fungsi moralitas, artinya di dalam cerpen mengandung nilai-nilai moral yang dapat dipahami
oleh pembacanya
4. Estetis
Fungsi estetis, yakni mampu memberikan keidahan tersendiri bagi para pembaca
5. Religius
Fungsi religius, artinya di dalam cerpen terkandung nilai-nilai agama yang dapat dijadikan
teladan bagi pembacanya.
7
2.8 Langkah-Langkah Membuat Cerpen
1. Mengadakan observasi atau pengamatan
Observasi yang dapat dilakukan ialah dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Selain
itu, observasi dapat dilakukan dengan mengingat atau mendengarkan kejadian yang dilakukan
oleh orang lain.
2. Memilih topik
Dalam menyusun cerpen bisa memilih topik sesuai keinginan atau yang dikehendaki. Topik
dalam cerpen sangat banyak, jadi tidak perlu susah maupun bingung untuk mencari sebuah tema.
Menentukan genre cerpen, seperti cerpen horor, drama, religi, romantis, tragis, misteri, drama
komedi, komedi romantis, biografi, dan lain sebagainya.
3. Tentuk target pembaca
Menentukan jenis atau genre cerpen akan lebih memfokuskan cerita dengan gaya bahasa yang
lebih mengena. Intinya, jangan tanggung-tanggung menulis cerpen sesuai jenis yang akan
dibuat.
Target pembaca penting dalam hal ini. Buatlah kesan cerpen secara menarik untuk memikat
target baca, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, atau segala umur.
Target baca harus jelas, jangan dipadukan dengan yang lainnya. Cerpen anak-anak tentu tidak
sama dengan cerpen dewasa, cerpen remaja juga tidak sama dengan cerpen dewasa.
4. Menentukan tokoh-tokoh
Persiapkan tokoh-tokoh yang akan dibuat dalam cerpen dengan matang. Tokoh ini meliputi
tokoh utama dan tokoh sampingan. Nama-nama tokoh juga harus sesuai dengan cerpen.
5. Menganalisis watak tokoh
Watak tokoh atau penokohan dapat dibuat sesuai cerita yang akan dibuat. Penokohan ini dapat
digambarkan dari paparan langsung maupun tidak langsung.
Paparan langsung misalnya dialog antartokoh, pikiran tokoh, dan penggambaran fisik tokoh.
Penulis dapat membuat sebuah watak jika memang sudah benar-benar memahami cerpen apa
yang akan dibuat.
6. Menulis garis besar cerita
Garis besar cerita meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta
penyelesaian. Buatlah garis besar cerita dengan singkat, padat dan jelas serta harus
memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul.
7. Menentukan alur
8
Tentukan alur cerita secara tepat dan baik sehingga memberi kesan mendalam bagi pembaca.
Perlu diketahui, alur ada tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Ketiganya
memiliki tahapan, yaitu:
Pengenalan
Kemunculan konflik
Klimaks (puncak konflik)
Anti klimaks (konflik menurun)
Penyelesaian.
8. Menentukan latar
Cara berikutnya dalam membuat atau menulis cerpen, yaitu menentukan latar. Latar yang dibuat
harus sesuai tema yang sudah ditentukan. Penulis juga harus ingat bahwa latar terdiri atas latar
tempat, latar waktu, dan latar suasana.
9. Memilih gaya penceritaan atau sudut pandang
Untuk menulis cerpen, perlu adanya sudut pandang yang jelas. Sudut pandang ada sendiri
terbagi menjadi empat, yaitu:
Orang pertama sebagai pelaku utama
Orang pertama sebagai pelaku sampingan
Orang ketiga serbatahu
Orang ketiga sebagai pengamat
10. Memilih diksi yang sesuai
Dengan adanya diksi yang sesuai, sebuah cerpen akan jauh lebih menarik dan tidak berkesan
biasa saja. Pemilihan kata yang sesuai juga dapat dijadikan tombak untuk memperoleh cerpen
yang berkualitas.
Pilihlah diksi dengan memperhatikan padu tidaknya antarkata dan kalimat. Jangan asal memilih
diksi karena diksi juga ikut berperan dalam suksesnya sebuah cerpen.
11. Membuat kerangka karangan sesuai alur
Setelah tahapan sebelumnya selesai, langkah selanjutnya adalah membuat kerangka. Kerangka
harus dibuat sesuai alur yang ditentukan dan mencakup langkah yang sebelumnya sudah dibuat.
12. Memperhatikan aspek intrinsik dan ekstrinsik
13. Mulai menyusun cerpen dengan memperhatikan padu tidaknya antar kalimat
Cerita yang ditulis sesuai kerangka yang telah dibuat dan berikan diksi yang benar-benar tepat
dengan memperhatikan padu tidaknya kalimat. Sebab, apabila antarkalimat tidak padu, akan
terkesan janggal.
14. Memberi judul yang paling sesuai dengan cerpen yang telah dibuat
9
2.9 Contoh Cerpen
11
b. Waktu : siang hari
Sesuai dengan kutipan:
“ pada siang hari, sepulang sekolah rani mengendarai kendaraannya untuk pulang ke rumah”
c. Suasana:
Kekecewaan, sesuai dengan kutipan:
“ Ia merasakan kekecewaan yang sangat mendalam. Dia pun berlari memeluk dion yang ia
anggap sahabatnya”
Sedih, sesuai dengan kutipan:
“ ranipun dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan kritis di tambah lagi ginjal kirinya yang
dinyatakan rusak oleh dokter. Dion dan Fian marasa sedih dan dalam keadaan frustasi.”
C. Penokohan :
Ada beberapa tokoh dalam cerita tersebut, tokoh – tokoh beserta wataknya yang terdapat pada
cerpen tersebut adalah:
Dion, dengan watak: perhatian , penyayang dan rela berkorban
Watak tersebut dapat dilihat pada kutipan cerpen sebagai berikut:
“Rani yang saat itu mulai terpuruk hingga jatuh sakit, tetap ditemani oleh Dion lelaki yang
selalu menggenggam erat tangan rani, memberikannya kasih sayang belaian lembut dan
perhatiannya ” (kutipan ini menggambarkan sikap dion yang penyayang dan perhatian)
“Namun Dion mendatangi dokter untuk memohon agar dapat memberikanginjal yang
iapunyakepada Rani. Walaupun doktersempatmenolakkeinginan Dion karena Dion memiliki
ginjal yang tidak normal, ginjal kanannya tidak berfungsi dengan baik dari kecil.Namun cinta
yang tulus membuat Dion bersikera suntuk tetap mendonorkan ginjalnya.” (kutipan ini
menggambarkan sikap dion yang rela berkorban untuk orang yang ia cintai)
Rani, dengan watak: baik hati
Watak tersebut digambarkan pada kutipan cerpen sebagai berikut:
“Kini Dion hanya bisa tersenyum, tersenyum bahagia disana melihat cinta kecilnya rani yang
sangat baik tumbuh besar dan mengetahui segala cinta yang ia pendam sedari masak anak-
kanak.”
Fian, dengan watak: setia
Watak tersebut dapat dilihat pada kutipan cerpen sebagai berikut:
“untuk apa aku mencintai wanita lain, jika cinta lamaku masih tak bisa ku lupakan”
Metode yang digunakan dalam penentuan watak tokoh adalah metode Dramatik atau metode
tidak langsung. Watak – watak tokoh dalam cerpen tersebut diketahui dengan cara – cara brikut :
12
Melalui perbuatan atau tingkah laku tokoh
Hal ini dapat di buktikan dalam cuplikan cerpen sbagai berikut:
“Rani yang saat itu mulai terpuruk hingga jatuh sakit, tetap ditemani oleh Dion lelaki yang
selalu menggenggam erat tangan rani, memberikannya kasih sayang belaian lembut dan
perhatiannya ” (kutipan ini menggambarkan sikap dion yang penyayang dan perhatian)
“Namun Dion mendatangi dokter untuk memohon agar dapat memberikanginjal yang
iapunyakepada Rani. Walaupun doktersempatmenolakkeinginan Dion karena Dion memiliki
ginjal yang tidak normal, ginjal kanannya tidak berfungsi dengan baik dari kecil.Namun cinta
yang tulus membuat Dion bersikera suntuk tetap mendonorkan ginjalnya.” (kutipan ini
menggambarkan sikap dion yang rela berkorban untuk orang yang ia cintai)
Melalui pemikiran sang tokoh atau tokoh lain
Hal ini dapat di buktikan dalam cuplikan cerpen sbagai berikut :
“ Kini Dion hanya bisa tersenyum, tersenyum bahagia disana melihat cinta kecilnya rani yang
sangat baik tumbuh besar dan mengetahui segala cinta yang ia pendam sedari masak anak-
kanak.” ( dalam cuplikan ini kita dapat mengetahui bahwa tokoh rani berwatak baik hati )
“Karena dalam hati Fian “untuk apa aku mencintai wanita lain jika cinta lama ku masih tidak
bisa aku lupakan”.” (cuplikan ini membuat kita mengetahui bahwa watak tokoh fian itu setia)
D. Konflik : konflik batin
Dalam cerpen tersebut , konflik yangterjadi adalah konflik batin. Dimana konflik ini dialami
rani yang bertanya – tanya pada dirinya sendiri yang harus memilih dion apa fian. Hal ini
terdapat dalam cuplikan :
“Rani kembali pada fase dilemma, dimana dia terus bertanya – tanya pada dirinya sendiri harus
memilih dion apa fian.”
E. Sudut pandang : Orang ketiga serba tau
Karna pada teks cerpen tersebut menggunakan sudut pandang “dia”,
Yang merupakan ciri khas dari sudut pandang orang ketiga dan juga menggunakan nama tokoh
seperti rani, dion, dan fian.
Contoh kutipannya dalam cerpen:
” Rani yang saat itu mulai terpuruk hingga jatuh sakit, tetap ditemani oleh Dion.Lelaki yang
selalu menggenggam erat tangan Rani .Memberikan kasih saying belaian lembut dan
perhatiannya.Setelah keadaan Rani mulai membaik, entah rasa apa yang membuat Rani tidak
pernah inginjauh dari Dion. Mereka pun banyak menghabiskan waktu berdua selayaknya orang
13
yang berpacaran hingga pada suatu hari Fian dating menyatakan cintanya kepada Rani yang saat
itusudah mulai mencintai Dion.”
F. Alur atau plot : maju
Karena peristiwa yang terjadi pada cerpen tersebut berjalan sesuai urutan waktu yang maju ,
tanpa ada menceritakan masa lalu sang tokoh dan tidak juga mengulang – ulang masa lalu tokoh.
Contoh kutipannya dalam cerpen
“Dion dan Rani merupakan sahabat semasa kecil. Mereka berdua menghabiskan banyak waktu
untuk bermain bersama” yang mengawali alur maju dan di lanjutkan dalam paragraf ke dua
“Seiring berjalannya waktu mereka masuk kesebuah Sekolah Menengah Atas dan ternyata Dion
dan Rani menjadi teman sekelas.”
G. Amanat :
Cintailah pasanganmu dengan ketulusan.
Hiduplah untuk orang lain, jangan untuk diri mu sendiri.
H. Gaya bahasa : komunikatif
Karna bahasa yang digunakan mudah di pahami atau menggunakan bahasa sehari – hari. Contoh
kutipannya pada cerpen:
“Kali iniFiansangat dilemma, diamencintai Rani namuntidakbisamelupakanAnisa.
HinggaakhirnyasetelahbeberapamingguFianberpikiriapunmenjatuhkanpilihannyakepadaAnisa.”
2. Unsur Ekstrinsik
A. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam cerpen tersebut adalah bahasa komunikatif. Karna bahasa yang
digunakan mudah di pahami atau menggunakan bahasa sehari – hari. Contoh kutipannya pada
cerpen:
“Kali iniFiansangat dilemma, diamencintai Rani namuntidakbisamelupakanAnisa. Hingga
akhirnya setelah beberapa minggu Fian berpikir ia punmenjatuhkan pilihanny akepada Anisa.”
B. Nilai – Nilai Yang Terkandung dalam Karya Sastra:
Nilai Moral
Nilai moral yang dapat di petik dari cerpen diatas yaitu bersikap sabar, hal ini di tunjukan oleh
sikap dion yang bersabar menanti rani, meskipun hatinya telah di sakiti rani.
Nilai Sosial
Berkorban demi orang lain, dalam cerpen tersebut tokoh dion rela mengorbankan hidupnya demi
orang yang sangat ia cintai.
14
2.10. Kaidah Kebahasaan
Kaidah Kebahasaan Cerpen
Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen antara lain:
1. Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat,
telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.
2. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi.
Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.
4. Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh
pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa,
menyatakan.
5. Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang
menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.
6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun
kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya
Rini pada Andi.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa cerpen
merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat modern. Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek yang berbentuk naratif.
Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan
atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Selain itu cerpen
memiliki unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik.
B. Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam mencari unsur-unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama dari awal
hingga akhir cerita.
2. Dalam penulisan cerpen kita harus menentukan langkah-langkah seperti menentukan tema
terlebih dahulu, menentukan tujuan, dan menyusun kerangka cerpen.
16