PENDAHULUAN
Tinea atau dermatofitosis adalah infeksi jamur superfisial disebabkan oleh invasi jaringan
keratin seperti rambut, kuku dan lapisan kornea dari kulit oleh jamur berfilamen disebut
dermatophytes.
Tinea nigra (sinonim tinea nigra palmaris, keratomycosis nigricans, dan lain-lain) adalah
infeksi jamur kulit superfisial yang disebabkan oleh Hortaea werneckii ( Phaeoannellomyces
werneckii , Exophiala werneckii , Cladosporium werneckii ). Dalam pengertian yang paling
ketat, istilah “tinea” harus dibatasi pada proses penyakit yang disebabkan oleh dermatofita ,
tetapi penggunaan lanjutan dari nama tinea nigra direkomendasikan oleh komite nomenklatur
ISHAM kedua karena sejarah penggunaannya yang panjang.
Infeksi ini endemik di daerah pantai tropis dan subtropis di Karibia, Amerika Tengah dan
Selatan, Asia, dan Afrika; kasus juga telah dilaporkan dari negara bagian pesisir AS bagian
tenggara dan Eropa. Anak-anak dan dewasa muda paling sering terkena, dan sebagian besar
infeksi dilaporkan dari individu imunokompeten.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Defenisi
Tinea nigra merupakan salah satu kelainan pada kulit di telapak tangan dan telapak kaki
dengan bentuk bercak coklat atau hitam yang tumbuh dengan lambat. Struktur agak sedikit
bersisik dan tidak gatal atau menyengat.
Tinea nigra paling umum terjadi di daerah tropis dan sering pada orang yang cenderung
berkeringat berlebihan (hiperhidrosis).
2.1.2 Ciri-ciri
Tinea nigra secara klinis ditandai oleh makula yang berbentuk marginal dengan warna coklat
muda atau hitam, bentuk tidak simetris, berbentuk oval. Terdapat bintik-bintik makula dan
bentuk yang tidak beraturan. Lesi bersifat tunggal dan tanpa gejala dan mudah sekali
ditemukan di daerah telapak tangan, leher, dan tengkuk.
Periode inkubasi untuk tinea nigra adalah 2-7 minggu, meskipun dalam inokulasi
eksperimental, periode inkubasi adalah 20 tahun. Jamur ini menunjukkan adhesi lipofilik
pada kulit manusia yang secara utama ditemukan di stratum korneum dan tidak meluas ke
stratum lucidum.
Warna kulit
Kulit putih lebih rentan terkena infeksi jamur tersebut daripada kulit kuning atau gelap.
Usia
Predileksi munculnya tinea nigra lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki.
Usia
2
Tinea nigra paling sering terjadi pada populasi anak-anak dan remaja muda dengan kulit
putih berusia 3-28 tahun
Tinea nigra biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya, tetapi pada
beberapa orang ini akan menghasilkan beberapa gejala seperti
Bercak warna kecokelatan atau hitam menyerupai noda yang biasanya terjadi di
telapak tangan atau, lebih jarang, di telapak kaki. Bercak umumnya berbentuk datar.
Bercak dengan warna lebih gelap terdapat pada tepi luka infeksi yang berbentuk Halo.
Lesi tumbuh lebih lambat dan biasanya hanya muncul pada satu tangan atau kaki.
Tinea nigra dapat terlihat seperti kondisi kulit yang lebih serius, seperti melanoma ganas yang
merupakan suatu bentuk kanker kulit yang mematikan yang dapat muncul sebagai bercak
hitam. Karena itu, dokter perlu mengambil sampel lesi infeksi dan membawa ke laboratorium
untuk pengujian.
Pengujian lainnya yang dapat membantu menilai adanya peran jamur yaitu pemeriksaan
kultur serta KOH jamur. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan
laboratorium klinis.
2.1.5 Epidemiologi
Tinea nigra banyak ditemukan di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Hal
ini biasanya tidak ditemukan di Amerika Serikat atau Eropa, meskipun kasus telah
didokumentasikan di Amerika Serikat Tenggara . Orang-orang dari segala usia dapat
terinfeksi; Namun, umumnya lebih terlihat pada anak-anak dan dewasa muda. Perempuan
tiga kali lebih mungkin dibandingkan laki-laki untuk terinfeksi
2.1.6 Etiologi
seperti ragi. Arti dematiaceous adalah jamur kapang ( mould/mold ) berwarna coklat. Dapat
juga disebabkan oleh jamur dematiaceous yang lainnya yaitu Stenella araguata
3
2.1.7 Cara Penularan
2.1.8 Patogenesis
Faktor predisposisi adalah telapak tangan yang hiperhidrosis.6 Ada yang menyatakan tidak
ada faktor predisposisi dan tidak ada hubungan dengan kegagalan sistem imunologis, serta
tidak ada hubungan dengan penyakit lain dan tidak ada predisposisi genetik.
Infeksi hanya terbatas pada stratum korneum dan biasanya tidak merangsang timbulnya
reaksi inflamasi.7
Tinea nigra disebabkan oleh infeksi dengan cetakan coklat, Exophiala phaeoannellomyces.
Jamur ini biasanya menghuni tanah. Jamur ini ditemukan di tanah, selokan, dan vegetasi yang
membusuk di daerah pantai tropis atau subtropics Tinea nigra bermula dari infeksi dengan
jamur Hortaea werneckii. Kondisi ini dapat terjadi akibat penularan karena kontak langsung
dengan jamur terinfeksi.
Jamur akan masuk ke dalam ke kulit melalui luka terbuka atau yang masih terinfeksi. Jamur
akan berkembang pada kulit yang basah dan berkeringat itulah sebabnya telapak tangan dan
telapak kaki tampaknya menjadi sasaran umum infeksi. Infeksi akibat jamur lainnya seperti
Stenella araguata dan Cladophialophora saturnica dapat menjadi penyebab lain. Infeksi jamur
ini biasanya terdapat orang-orang yang sering berkeringat atau penderita hiperhidrosis.
Jamur Ini juga disebabkan oleh orang-orang yang sering bersentuhan dengan kompos dan
tanah yang merupakan letak utama jamur tinea nigra.
Melanoma
Naevi ( tahi lalat jinak)
Noda yang menempel
4
Pigmentasi timbul setelah dermatitis atau peradangan kulit lainnya
2.Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20 % tampak miselium yang terdiri atas hifa
bercabang banyak, berukuran besar diameter sampai 6 µm, septa berdinding tebal, berwarna
kecoklatan, dan tampak budding cells berbentuk bulat memanjang. Bagian akhir hifa
biasanya hialin (tidak berwarna). Hasil pemeriksaan langsung ini sudah dapat menyokong/
memastikan diagnosis tinea nigra.
3.Bila dilakukan kultur pada medium Sabouraud's dextrose agar (DA) dengan sikloheksimid
dan khlorampenicol3 tumbuh 7 sampai ± 14 hari. Mula-mula berwarna putih, lembab dan
seperti ragi (yeast) kemudian koloni menjadi hijau kecoklatan atau hitam. Permukaannya
kemudian sering menjadi abu-abu atau kehijauan. Permukaan bawah koloni berwarna hitam.
Pemeriksaan mikroskopik pada kultur dini tampak sel seperti ragi, sering bentuk dua-dua (2
sel dipisahkan septum). Kemudian tampak hifa bersepta, berlekuk dan berwarna gelap dan
tumbuh konidia oval di sepanjang hifa. Pigmentasinya tidak sama.
4.Pada pemeriksaan histopatologi dengan pengecatan hematoksilin eosin (HE) atau GMS
(Gomori methenamine silver) tampak penebalan stratum korneum dan parakeratosis. Tampak
hifa bercabang berwarna coklat di lapisan atas stratum korneum. Stratum lusidum tidak
terkena dan tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Diagnosis Banding
Pitiriasis versikolor, Akral lentigo melanoma maligna, Junctional nevus, Sifilis sekunder,
Hiperpigmentasi pasca inflamasi, lesi pigmentasi Penyakit Addison’s, bahan pewarna perak
nitrat, Tattto, Pinta.
5
2.4 Cara mengatasi tinea nigra
2.4.1 Pencegahan
Karena infeksi diyakini terjadi setelah inokulasi setelah trauma, pasien harus menghindari
barang yang diduga menjadi kontaminasi tinea nigra , seperti tanah, air limbah, kompos, dan
kayu yang membusuk.
2.4.2 Pengobatan
Dokter akan memberikan terapi terbaik guna menghilangkan infeksi. Teknik pembedahan
minor seperti kerak kasar hanya boleh dilakukan oleh dokter yang berpengalaman.
Tinea nigra dapat diobati dengan obat topikal antijamur yang dapat diberikan pada area kulit
yang terkena, seperti:
Krim Miconazole 2%
Krim ketoconazole 2%
Salep asam salisilat 5% - 10 %
Krim antijamur yang digunakan selama dua hingga empat minggu terbilang efektif
menghilangkan bercak infeksi. Dalam beberapa kasus, obat yang mengandung zat pengering
seperti aluminium klorida dapat diresepkan.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tinea nigra merupakan salah satu kelainan pada kulit di telapak tangan dan telapak kaki
dengan bentuk bercak coklat atau hitam yang tumbuh dengan lambat. Struktur agak sedikit
bersisik dan tidak gatal atau menyengat.
Tinea nigra banyak ditemukan di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Hal
ini biasanya tidak ditemukan di Amerika Serikat atau Eropa, meskipun kasus telah
didokumentasikan di Amerika Serikat Tenggara . Orang-orang dari segala usia dapat
terinfeksi.
Faktor predisposisi adalah telapak tangan yang hiperhidrosis.6 Ada yang menyatakan tidak
ada faktor predisposisi dan tidak ada hubungan dengan kegagalan sistem imunologis, serta
tidak ada hubungan dengan penyakit lain dan tidak ada predisposisi genetik.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang
7
Daftar Pustaka
https://www.honestdocs.id/tinea--nigra
https://dermnetnzorg.translate.goog/topics/tineanigra?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id
&_x_tr_pto=tc
https://www-sciencedirect-com./topics/agricultural-and-biological sciences/tinea
nigra?x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://repository.ump.ac.id