Anda di halaman 1dari 35

Clarisha Intan P.

Sri Yuliani U.

Fuad Dheni M.
Latar Belakang

 Infeksi fungal pada kulit dan kuku adalah permasalahan kesehatan

masyarakat diseluruh dunia.

 Prevalensi infeksi fungal diperkirakan mencapai angka 20-25% dari total

populasi dan insidensinya terus meningkat.

 Infeksi fungal pada kulit pada umumnya disebabkan oleh dermatophytes

seperti spesies Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton yang dapat

menginvasi stratum corneum dan jaringan berkeratin.


Latar Belakang

 Infeksi tipikalnya didapat dari kotak langsung dengan orang atau hewan

yang terinfeksi penyakit ini atau tidak langsung melalui paparan lewat tanah

dan lingkungan.

 Kebanyakan fungal hanya hidup pada lapisan atas epidermis (stratum

corneum) dan tidak mempenetrasi lebih dalam. Pada orang dengan obesitas

infeksi lebih sering terjadi karena adanya lipatan kulit yang berlebihan begitu

pula pada orang dengan DM maupun kondisi imunokompromis lainnya.


Klasifikasi

1. SUPERFICIAL MYCOSIS

2. SUB CUTAN/DEEP MYCOSIS

3. SYSTEMIC MYCOSIS
Superficial Mycosis


 Dermatophyta :

 Dermatophytes adalah kelompok fungal yg memiliki dua agen


berupa keratinophilik dan keratinolitik (Kushwaha et al., 2000)
yakni spesies Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton

 Non Dermatophyta : Candida sp, Pytiriasis vesicolor etc


Manifestasi

Erythematous patch/papule with scale

circinate

Active border

Central healing

Itchy, esp. sweating


Mode transmisi

Direk : Kontak kulit ke kulit

Indirek : Handuk, pakaian, sisir, etc


Klasifikasi Dermatophytosis


 Berdasarkan lokasi dermatophytosis dibagi menjadi
beberapa :
• Tinea Capitis
• Tinea Corporis
• Tinea Cruris
• Tinea Pedis et manus
• Tinea unguium
• Tinea barbe
Tinea Capitis

 Dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala

 Manifestasi klinis : lesi bersisik, kemerahan, alopesia, kerion (severe)

 3 bentuk Tinea Capitis

1. Gray patch ringworm : genus Microsporum sering pada anak-anak, lesi


papul merah, melebar disekitar rambut, gatal, rambut mudah patah,
alopesia

2. Kerion: Peradangan berat oleh Microsporum Canis atau Microsporum gypseum.

3. Blackdot ringworm : disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan


Trichophyton violaceum
 Tinea Capitis Black dot Tinea Capitis kerion

Tinea Capitis greypatch


Tinea Corporis

 Dermatophytosis pada area yang tidak berambut .

 Lesi bulat/lonjong batas tegas, central healing, eritema , squama,


dengan vesikel dan papul ditepi, terkadang terlihat erosi atau crusta
krn garukan
Tinea Cruris

 Dermatophytosis pada area lipatan kulit, paha dalam, pantat,
sekitar anus dan perineum
Tinea pedis et manus

 Tinea pedis tersering pada interdigitalis IV dan V meluas sampai
bawah kaki berupa fisura yang dikelilingi sisik halus & tipis

 Tinea manus tampakan sepert tinea pedis dengan hiperkeratosis


Tinea Unguium

Jamur pada kuku tersering kuku kaki. Ada 2 bentuk:

1. Subngual distalis : dimulai dari tepi distal/distolateral kuku menjalar


ke proksimal dan bawah kuku menjadi rapuh dan hancur

2. Subngual proksimalis : dimulai dari kuku proksimal, shg bag. Prox


hancur, bag. distal utuh
Diagnosis

 Wood’s lamp : UV light yang dipantulkan ke lesi.
Positif jamur warna fluoresensi biru-hijau

 Direct microscopy : kerokan tepi lesi diletakkan di


object glass, tetesi KOH (rambut 10%, kuku&kulit
20%), lihat dengan mikroskop. Positif jamur tampak
fluoresensi

 Kultur : dengan medium agar dekstrosa Sabouraud


Treatment

Oral

 Griseofulvin fine particle dewasa 0,5-1 gr/hr, anak anak 0,25-0,5 gr/hr, diberikan 1-
2x/hr

 Ketoconazol 1x200 mg (pagi) selama 10 hr-2mgg, KI pd pasien gangg hepar

 Itraconazol 2x100-200mg selama 3 hr

 Terbinafin 62,5-250mg/hr selama 2-3mgg

Topikal konvensional : asamsalisilat 2%, asam benzoat 6-12%

Topikal baru : tolnaftat 2%, tolsiklat 1%, derivat imidazol, siklopiroksolamin 1%, naftifine
1%
1. Kandidiasis


 Kandidiasis kutaneus :

 Biasanya disebabkan oleh Candida albicans atau

spesies Candida lain. Tipe umum yang diderita antara lain

intertrigo, diaper dermatitis, erosio interdigitalis blastomycetica,

perianal dermatitis, dan candidal balanitis. Pada subpopulasi

tertentu infeksi kulit akibat fungal meningkat terutama karena

meningkatnya prevalensi pasien dengan status imun

imunokompromis.
Klinis kutaneus candidiasis


 Candidiasis lokalisata:

1. Daerah intertriginosa

2. Daerah perianal

 Candidiasis generalisata

 Paronikia dan onimikosis

 Kandidiasis kutis granulomaosa


1. Kandidiasis lokalisata


Daerah Intertriginosa : Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipatan payudara, antara jari kaki atau tangan, gland
pens, dan umbilikus. Lesi berupa bercak berbatas tegas, bersisik, basah
dan eritematosa. Lesi tersebt dikelilingi lesi satelit berupa vesikel dan
pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah erosif

Daerah Perianal : Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe


basah, penyakit ini menimbulkan pruritus ani.
2. Kandidiasis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipatan
payudara, intergluteal, an umbilikus. Sering disertai glositis,
stomatitis, dan paronikia.

Lesi berupa ekzematoid, dgn vesikel dan pustul. Penyakit


ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya
menderita kandidiasis vagina karena gangguan imunologis.
3. Kandidiasis granulomatosa


Sering menyerang anak-anak, lesi berupa apul kemerahan,
krusta tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat
pada dasarnya. Krusta ini bsa berupa tanduk sepanjang 2cm,
sering terjadi di muka, kepala, kuku, badan, tungkai dan
faring.
3. Paronikia dan onikomikosis


Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan air. Lesi berua kemerahan,
pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi ebal,
mengeras dan berlekuk lekuk, kadang bewarna
kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat
sisa jaringan dibawah kulit seperti tinea unguinum.

1. Kandidiasis (2)


 Kandidiasis mukosal :

 Vaginitis/vulvovaginitis candida: discharge berwarna putih, eritema dan

edema. Plak dapat dilap/wiped off dari vaginal dan/atau mukosa serviks.

 Kandidiasis Orofaring/Pseudomembranous candidiasis (thrush) : Plak

putih yang dapat diambil dari permukaan mukosa.


Diagnosis of Mucosal Candidiasis


 Thrush

 Perleche

 Vulvovaginitis

 Balanitis atau balanopostitis

 Kandidiosis mukokutan kronik



 Thrush: biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran
putih coklat muda kelabu yg menutup lidah palatum molle,
pipi bagian dalam, dan permukaan rongga mulut yang lain.
Lesi tampak terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu
pada rongga mulut. Bila pseudomembran terlepas dari
dasarnya akan tampak daerah yang basah dan merah

 Perleche: lesi berupa fisur pada sudut mulut,lesi ini mengalami
maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa. Faktor
predisposisinya adalah defisiensi riboflavin.

 Vulvovaginitis: sering terjadi pada pendeita DM karena kadar


gula urin tinggi dan pada wanita hamil karena penimbnan
glikogen dalam epitel vagina. Gatal di daerah vula, terdapat
juga rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan dispareuria.

 Balanitis atau balanopostitis

Lesi berupa erosi, pustula dengan dinding tipis, terdapat pada


gland penis dan sulkus koronarius glandis

 Kandidosis mukokutan kronis


Treatment of Candidiasis


 1. Menghindari atau menghilangkan faktor pedisposisi

 2. Topikal

- Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,

dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari

- Nistatin: berupa krim, salap, emulsi

- Amfoterisin B

- Grup azol: mikonazol 2% berupa krim atau bedak, klotrimazol 1% berupa

bedak, larutan, dan krim, tiokonazol, bufonazol, isokonazol,

siklopiroksolamin 1% larutan, krim. Antimikotik lain spectrum luas



 3. Sistemik
 Tabet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,
obat ini tidak diserap usus

 Amfoterisin B diberikan intravena untk candidiasis sistemik

 Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per


vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200mg
dosis tunggal atau dengan flukonazol 150mg dosis tunggal

 Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidiasis vulvovaginalis dosis ntuk


orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari

2. Pityriasis versicolor


 Pityriasis versicolor is a chronic asymptomatic scaling dermatoses caused
by overgrowth of Pityrosporum ovale.

 Lesion usually present as macule, white to brown color, sharply


marginated with fine scaling (finger nail sign) with mild or non-icthing
symptom
Diagnosis of Pityriasis Vesicolor


 Tampakan klinis pytiriasis versikolor : predileksi paling sering di badan

bagian atas, leher, perut dan ekstremitas proksimal, daerah lipatan pada

aksila, lipat paha dan area genital. Lesi makula berbatas tegas ,

hipopigmentasi atau hiperpigmentasi dan kadang eritematous terdiri dari

berbagai ukuran dan berskuama halus.

 Penunjang : Wood’s lamp fluoresensi kekuningan, hasil mikroskopis

kerokan lesi menunjukan adanya kumpulan hifa pendek dan sel ragi

bulat/oval seperti tampakan spaghetti and meatballs


Treatment of Pityriasis Vesicolor


 Mengidentifikasi faktor predisposisi dan menghindarinya

 Obat topikal : (selama 2 minggu)

selenium sulfide sampo 1,8% atau losio 2,5% dioles tiap hari selama 15-30mnt

lalu dibilas

Ketokonazole 2% atau krim derivat azol seperti mikonazol, klotrimazol

Solusio Natrium hiposulfit 20%

 Obat sistemik apabila lesi luas, kambuhan dan tidak membaik dng topikal

Ketokonazol 200mg/hr selama 5-10hari

Itrakonazole 200mg/hari selama 5-7hari


Anda mungkin juga menyukai