Anda di halaman 1dari 16

ANTIFUNGI

Definisi
Antifungi adalah zat yang dapat membunuh jamur atau menekan
reproduksi atau pertumbuhannya sehingga efektif dalam melawan
infeksi jamur.
ANTIFUNGI

Fungisidal Fungistatik

Fungisidal adalah senyawa fungistatik adalah senyawa yang


yang dapat membunuh dapat menghambat pertumbuhan
jamur. jamur tanpa mematikannya.
Mekanisme kerja
1. Fungistatik
Obat golongan fungistatik berikatan dengan lemak  berinteraksi dengan
mikrotubulus yang merusak serat mitotik sehingga menghambat mitosis  efek
curling  menghambat pertumbuhan jamur  jamur diam.
- Griseofulvin
- Azole (inidazol, triazol, ketokonazol)

2. Fungisidal
Obat golongan fungisidal menghambat perubahan lanesterol menjadi ergosterol
(zat/elemen pembuluh dinding jamur)  membran tak terbentuk  jamur mati
- Nistatin
- Alilamin dan benzilamin
• Antifungi sistemik
Indikasi antifungi sistemik
- Lesi luas atau mengenai kuku dan rambut
- Rekalsitran  setelah menggunakan topikal tidak sembuh
- Tinea pedis, tinea corporis, tinea ungulum, tinea kapitis
- Antropofilik penyebabnya

1. Griseofulvin
bersifat fungistatik.
Mekanisme kerja : Mengikat protein miksotubular dan menghambat mitosis jamur dengan
menghilangkan asam nukleat

Dosis :
Dewasa : 500-1000 mg/hari
Anak : 5-15 mg/kgBB/hari
tersedia dalam bentuk tablet berisi 125 dan 500mg
1x1 = 4-6 minggu
Efek samping grisofulvin
- Nyeri kepala
- Nausea
- Urtikaria

Indikasi :
tinea versicolor, tinea corporis

Kontraindikasi :
- Kehamilan
- Kelainan hepatovaskuler
2. Nistatin
bersifat Fungisidal.
Mekanisme kerja : mengikat sterol  menggangu permeabilitas
membran sel jamur dan mekanisme transportnya  jamur kehilangan
kation dan makromolekul.
Eek samping : mual, muntah, diare, sakit perut
Indikasi : kandidiasis
Dosis :
- Kandidiasis oral : bayi prematur  100.000 unit 4 kali/hari
bayi  200.000 unit 4 kali/hari
anak  400.000-600.000 unit 4 kali/hari
dewasa  400.000-600.000 unit 4 kali/hari
3. Golongan Azol :
Imidazol dan Triazol
a. Ketokonazol
bersifat fungisidal.
merupakan larutan imidazol sintetik dengan struktur mirip mikonazol dan klotrimazol.
Mekanisme kerja : menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama untuk
mempertahankan integritas membran sel jamur. Bekerja dengan menghambat enzim
sitoksom p450 14-a demethylase yang merubah ianosterol menjadi ergosterol. Sehingga
akan menggangu integritas membran sel dan menyebabkan kematian sel.
Indikasi : pityriasis versicolor, tinea corporis, infeksi jamur lain seperti kandidiasis pada
vagina
Dosis Dewasa : 200-400mg/hari
Dosis Anak : 3.3-6.6 mg/kgBB/hari.
b. Itrakonazol
Antijamur sistemik turunan triazol yang erat hubungannya dengan ketoconazol.
Indikasi : tinea versicolor, blastomikosis, histoplasmosis, koksidioidomikosis
Dosis :
Anak : 3,5 mg/kgBB/hari
Dewasa : 200 mg/ hari
1x1  2-4 mimggu
Efek samping golongan azol
- Mual
- Muntah
- Hepatotoksisitas karena gol azol menghambat aktivitas sitokrom p450 di
hepar yang berfungsi sebagai katalis oksidator  metabolit reaktif di hepar
 nekrosis hepatosit  SGOT, SGPT pada sitosol keluar SGOT SGPT
meningkat.
4. Golongan alil-amine

Terbinafin
Bersifat fungistatik.
Mekanisme kerja : bekerja mengahambat enzim epoksidase skualen pada
pembuluh ergosterol membran sel jamur.

Dosis Terbinafin
250mg/hari.
Terbinafin tersedia dalam bentuk tablet oral 250mg.
Contoh penulisan resep
ANTIMIKOTIK TOPIKAL

Cara penggunaan obat topikal


- Daerah yang terinfeksi dibersihkan dengan air dan sabun, kemudian dikeringkan
- Obat dioleskan tipis-tipis di atas lesi dan meluas hingga -+ 1 inci diluar batas lesi
- Obat di gunakan 2 kali sehari, pagi dan sore. Beberapa obat yang hanya di
aplikasikan 1 kali sehari (ketokonazol, terbinafin)

1. Gentian Violet 1%
Gentian violet adalah zat pewarna yang memberikan warna keunguan seperti warna
kelopak bunga gentian yang digunakan untuk melakukan pewarnaan contohnya
metode Gram.
Mekanisme kerja : bekerja dengan menghambat sintesis protein dari sel jamur
Indikasi : kandidiosis di mukosa, daerah inguinal, umbilikus
2. Alil-amine

Terbinafin
Bersifat fungistatik
Mekanisme Kerja : bekerja mengahambat enzim epoksidase
skualen pada pembuluh ergosterol membran sel jamur.
Indikasi : Dermatofitosis
Dosis : tersedia krim 1% dan gel 1% 1-2kali/hari selama 1-2 minggu
3. Golongan Azol

a. Ketokonazol krim 2%
Mekanisme kerja : menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama untuk
mempertahankan integritas membran sel jamur. Bekerja dengan menghambat enzim
sitoksom p450 14-a demethylase yang merubah ianosterol menjadi ergosterol.

b. Mikonazol
Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
Indikasi : dermatofitosis, tinea vesikolor, dan kandidiasis mukokutan.
Dosis : mikonazol krim 2% dua kali sehari selama 2-4 minggu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai