Anda di halaman 1dari 4

Penggolongan Kuinolon

1. Asam Nalidiksat (C12H12N2O3)

Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki aktivitas


antibakteri tapi asam nalidiksat tidak mencapai kadar antibakteri sistemik dan sampai
saat ini hanya digunakan pada infeksi saluran kemih.
2. Levofloksasin C18H20FN3O4

Levofloksasin aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram negatif.


Memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap pneumokokus dibandingkan
siprofloksasin. Levofloksasin diindikasikan untuk community acquired pneumonia
tapi sebagai terapi lini kedua. Di Indonesia, ketiga obat ini tidak disetujui untuk
pengobatan infeksi kulit dan jaringan lunak karena banyak ditemukan stafilokokus
yang resisten. Penggunaan obat ini sebaiknya dihindarkan pada MRSA.
3. Moksifloksasin C12H24FN3O4
Moksifloksasin sebaiknya digunakan untuk mengobati eksaserbasi akut dari
brokitis krnis hanya bila terapi konvensional tidak berhasil atau dikontraindikasikan
dan sebagai terapi lini kedua dari community acquired pneumonia Moksifloksasin
aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram Negatif Moksifloksasin memiliki
aktivitas yang lebih besar dibandingkan siprofloksasin terhadap organisme Gram
positif termasuk pneumokokus. Moksiflokssasin tidak aktif terhadap Pseudomonas
aeruginosa atau meticillinn-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
4. Siprofloksasin C17H18FN3O3

Siprofloksasin aktif terhadap bakteri Gram Positif dan Gram negatif.


Siproflokasin terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella,
shigella, kampilobakter, Neisseria, dan pseudomonas Siprofloksasin hanya memiliki
aktivitas yang sedang terhadap bakteri Gram posiif seperti Streptococcus pneumonia
dan Enterococcus faecalis karena itu tidak boleh digunakan untuk pneumonia
pneumokokus. Siprofloksasin aktif terhadap klamidia dan beberapa mikobakteria.
Sebagian besar kuman anaerob tidak sensitive terhadap siprofloksasin. Penggunaan
siprofloksasin termasuk untuk infeksi saluran napas, saluran kemih, sistem
pencernaan dan gonore serta septicemia oleh organisme sensitive.
Pada anak siprofloksasin digunakan untuk infekssi pseudomonas pada fibrosis
sistik dan juga untuk mengatasi dan mencegah antrax anhalation. Jika manfaat
pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan, siprofloksasin dapat digunakan
untuk mengatasi infeksi saluran nafas, saluran kemih dan sistem saluran cerna. Selain
itu juga digunakan untuk mengobati septicemia yang disebabkan organisme yang
multi resisten dan gonore. Siprofloksasin juga digunakan untuk mencegah penyakit
meningokokus. Unuk anak, tetes mata ofloksasin digunakan untuk infeksi mata. Data
mengenai penggunaan kuinolon lain pada anak masih terbatas.
5. Norfloxacin C16H18FN3O3
Norfloxacin adalah antibiotik spektrum luas golongan fluorokuinolon generasi
pertama, yang banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, prostatitis,
maupun infeksi menular seksual gonore. FDA black box side effects untuk semua
golongan fluorokuinolon adalah pengawasan atau keterbatasan penggunaan yang
berkaitan dengan efek samping berat dan irreversible, seperti tendinitis, ruptur
tendon, neuropati perifer, gangguan sistem saraf pusat, dan dapat
memperburuk myasthenia gravis. Karena itu norfloxacin hanya diberikan jika tidak
ada alternatif terapi lain yang lebih aman.
Norfloxacin berkonsentrasi di tubulus renal dan kandung kemih serta dapat
mengobati infeksi bakteri aerob gram positif dan gram negatif. Efek terapi dari
norfloxacin adalah bakterisid dengan cara menahan pertumbuhan bakteri dengan cara
menghambat enzim bakteri yang berperan dalam regulasi DNA.
6. Enoxacin C15H17FN4O3

Enoxacin adalah antibiotik yang termasuk ke dalam golongan fluoroquinolone


yang sangat efektif melawan bakteri gram negarif. Obat ini telah digunakan untuk
mempelajari resistensi silang fluoroquinolone pada bakteri Escehria coli,
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Enoxacin secara struktural
terkait dengan asam nalidixic dan menghambat DNA gyrase pada bakteri.
Enoxacin dapat digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, terutama
gastroenteritis termasuk diare akibat infeksi, infeksi saluran pernapasan, gonore dan
infeksi saluran kemih. Enoxacin juga dapat digunakan untuk tujuan selain tercantum
dalam panduan pengobatan ini.
7. Ofloxacin C18H20FN3O4

Ofloxacin adalah obat dengan fungsi untuk mengobati berbagai infeksi


bakteri. Ofloxacin sendiri berada di klasifikasi antibiotik quinolone. Obat ini bekerja
dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Ofloxacin aktif terhadap bakteri aerobik gram positif termasuk penghasil
penisilinase dan bukan penghasil penisilinase, terhadap sebagian besar bakteri aerobik
gram negatif termasuk Enterobakteria dan Pseudomonas aeruginosa, dan terhadap
Stafilokokus yang resisten terhadap metisilina. Aktivitas antibakteri ofloxacin dengan
jalan menghambat DNA girase, suatu enzim essensial yang merupakan katalis penting
dalam duplikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Antibiotik ini hanya mengatasi infeksi bakteri. Obat ini tidak akan bekerja
untuk mengatasi infeksi virus (seperti flu biasa). Penggunaan yang tidak perlu atau
penyalahgunaan antibiotik apapun dapat menyebabkan efektivitasnya menurun.

Anda mungkin juga menyukai