Anda di halaman 1dari 49

Laringitis (Radang Pita Suara)

October 6, 2011 | 66 komentar


DokterSehat.com Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara karena terlalu
banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. Pita suara adalah suatu susunan
yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukosa yang membentuk pintu masuk dari
batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara terdapat pita suaradua buah membran
mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang rawan.
Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui
pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara akan meradang
atau terjadi iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan
terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah diantara
keduanya. Akibatnya, suara akan terdengar serak. Pada beberapa kasus laringitis, suara akan
menjadi sangat lemah sehingga tidak terdengar.
Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama (kronis).
Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradagnan akibat virus,
suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.
Tanda-tanda dan gejala
Laringitis sering kali membuat anda merasa harus berulang kali berdehem untuk
membersihkan tenggorokan anda. Tanda-tanda dan gejala lain adalah sebagai berikut:

Suara serak

Suara pelan

Rasa gatal dan kasar di tenggorokan

Sakit tenggorokan

Tenggorokan kering Batuk kering

Penyebab
Biasanya infeksi virus menyebabkan laringitis akut. Infeksi bakteri seperti difteri juga dapat
menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi. Laringitis akut dapat jgua terjadi saat anda
menderita suatu penyakit atau setelah anda sembuh dari suatu penyakit, seperti selesma, flu
atau radang paru-paru (pneumonia).
Kasus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi yang terus menerus
terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak merokok atau asam dari perut
yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, suatu kondisi yang disebut
gastroesophageal reflux disease (GERD).

Pada orang dewasa, penyebab lain terjadinya suara serak yang kronis adalah:

Perlukaan (sariawan) pada pita suara

Bisul (polip atau nodules) pada pita suara

Pita suara yang kendur karena faktor usia

Kelumpuhan pada pita suara, yang merupakan akibat dari suatu cedera, serangan
stroke atau adanya tumor pada paru-paru

Faktor Risiko
Faktor-faktor berikut ini akan membuat anda memiliki risiko yang lebih besar untuk
mengidap laringitis:
Adanya infeksi pada saluran pernafasan, seperti selesma, influensa, bronkhitis atau sinusitis
Keterpaparan terhadap zat-zat yang membuat iritasi, seperti asap rokok, alkohol yang
berlebihan, asam lambung atau zat-zat kimia yang terdapat pada tempat kerja anda.
Terlalu banyak menggunakan suara, dengan terlalu banyak bicara, berbicara terlalu keras atau
menyanyi.
Kapan harus mencari pertolongan medis
Laringitis biasanya adalah masalah yang bersifat sementara, karena dapat membaik dengan
sendirinya atau setelah menjalani pengobatan. Anda dapat menangani kasus laringitis akut
dengan langkah-langkah perawatan sendiri, seperti dengan mengistirahatkan suara anda,
minum banyak cairan dan mengisap pelega tenggorokan. Bila suara serak sudah diderita
berlangsung lebih dari dua minggu pada orang dewasa atau lebih dari satu minggu pada anakanak, kunjungi dokter anda.
Bila anak anda mengalami laringitis dan menderita demam tinggi, tidak mau makan atau
minum, mengeluarkan banyak air liur, atau mengalami kesulitan bernapas, segera kunjungi
dokter anda. Anak-anak berusia kurang dari empat tahun yang mengalami laringitis dapat
menderinta croup peradangan pada pita suara dan saluran udara yang terletak tepat dibawah
pita suara. Croup dapat menyebabkan suara batuk yang keras dan suara yang serak.
Pengamatan dan Diagnosis
Tanda-tanda utama terjadinya laringitis adalah suara serak. Perubahan pada suara dapat
bervariasi tergantung pada tingkat infeksi atau iritasi, bisa hanya sedikit serak hingga suara
yang hilang total. Dokter mungkin akan menanyakan apakan anda seorang perokok atau
kondisi kesehatan anda saat itu apakah anda sedang menderita selesa, influenza atau apakah
anda menderita alergi yang dapat menjadi penyebab terjadinya iritasi pada pita suara.
Dokter mungkin juga akan menanyakan apakah anda terlalu banyak menggunakan pita suara
anda seperti dengan menyanyi atau berteriak yang juga dapat menyebabkan iritasi pada
pita suara anda.

Bila anda mengalami suara serak yang sifatnya kronis, dokter anda mungkin akan
mendengarkan suara anda dan memvisualisasikan pita suara anda atau mereferensikan anda
pada spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (otolaryngologist). Dokter anda dapat
menggunakan teknik-teknik dibawah ini untuk membantu diagnosis laringitis:

Laryngoscopy. Dokter akan secara visual memeriksa pita suara anda melalui prosedur
yang disebut laryngoscopy, dengan memasukkan semacam cermin yang ringan dan
sangat kecil ke belakang tenggorokan anda. Atau dokter mungkin akan menggunakan
fiber-optic laryngoscopy. Tindakan ini berarti memasukkan tabung yang kecil dan
fleksibel (endoscope) dengan kamera berukuran mini dan sangat ringan melalui
hidung atau mulut ke arah belakang tenggorokan anda. Kemudian dokter akan melihat
pergerakan pita suara saat anda berbicara.

Biopsi. Bila dokter melihat adanya wilayah yang mencurigakan, dokter akan
melakukan biopsi mengambil contoh jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop.

Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab terjadinya laringitis. Pengobatan
terbaik untuk laringitis yang diakibatkan oleh sebab-sebab yang umum, seperti virus, adalah
dengan mengistirahatkan suara anda sebanyak mungkin dan tidak membersihkan
tenggorokan dengan berdehem. Bila penyebabnya adalah zat yang dihirup, maka hindari zat
penyebab iritasi tersebut. Anda juga mungkin akant erbantu bila anda menghirup uap hangat
dari baskom yang diisi air panas.
Bila anak anda yang masih berusia balita mengalami laringitis yang berindikasi ke arah
croup, dokter anak mungkin akan meresepkan kortikosteroid seperti dexamethasone.
Untuk laringitis kronis yang juga berhubungan dengan kondisi lain seperti rasa terbakar di
ulu hati, merokok atau alkoholisme, anda harus memperbaiki dulu kondisi-kondisi tersebut
bila anda ingin membaik.
Bila anda merokok, berhentilah merokok. Sebagai tambahan, bila anda seorang perokok dan
sering mengalami suara serak yang kerap kali terjadi, temui dokter dan lakukan pemeriksaan
menyeluruh pada pita suara anda untuk memastikan tidak adanya sel-sel kanker pada pita
suara anda. Bila dideteksi secara dini, kanker pada laring biasanya dapat diatasi dengan baik
melalui tindakan operasi atau radiasi
Bila laringitis yang anda alami disebabkan oleh konsumsi alkohol, berhentilah minum
alkohol. Bila anda tidak dapat berhenti mengkonsumsi alkohol secara sukarela, cari terapi
yang dapat membantu anda melakukannya.
Pencegahan
Untuk mencegah kekeringan atau iritasi pada pita suara anda:

Jangan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak
langsung. Rokok akan membuat tenggorokan anda kering dan mengakibatkan iritasi
pada pita suara anda.

Minum banyak air. Cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada
tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan.

Batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering. Bila anda
mengalami laringitis, hindari kedua zat tersebut diatas.

Jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan anda. Berdehem tidak akan


berakibat baik bagi anda, karena berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi
abnormal pada pita suara anda dan meningkatkan pembengkakan. Berdehem juga
akan menyebabkan tenggorokan anda memproduksi lebih banyak lendir dan merasa
lebih iritasi, membuat anda ingin berdehem lagi.

Perawatan sendiri
Langkah-langkah perawatan sendiri berikut ini mungkin dapat meringankan gejala-gejala
laringitis dan mengurangi tekanan pada suara anda:

Lembabkan tenggorokan anda. Cobalah untuk mengisap pelega tenggorokan,


berkumur dengan air garam atau mengunyah permen karet.

Gunakan alat pelembab ruangan. Jaga agar udara di sekitar rumah anda tetap lembab.

Hindari berbicara atau menyanyi terlalu keras atau terlalu lama. Bila anda perlu
berbicara dihadapan banyak orang, coba untuk menggunakan mikrophone atau
megafon.

Beri jeda pada suara anda. Istirahatkan suara anda bilamana mungkin.

Cari pelatih suara. Pertimbangkan pilihan ini bila anda seorang penyanyi atau bila
kualitas suara sangat penting bagi anda.

Jangan berbisik-bisik. Berbisik akan menyebabkan lebih banyak tekanan pada pita
surara anda daripada bila anda berbicara dengan suara normal.

Read more: http://doktersehat.com/laringitis-radang-pita-suara/#ixzz2xXADZmZH

Laringitis

Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah laring. Laringitis
merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi baik akut maupun kronik.1
Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang
lebih 3 minggu. Bila gejala telah lebih dari 3 minggu dinamakan laringitis kronis.2
Penyebab dari laringitis akut dan kronis dapat bermacam-macam bisa disebabkan
karena kelelahan yang berhubungan dengan pekerjaan maupun infeksi virus.2
Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot, dan membran mukos
yang membentuk pintu masuk dari trakea. Biasanya pita suara akan membuka dan menutup
dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan. Bila terjadi laringitis, makan pita suara
akan mengalami proses peradangan, pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan
perubahan suara. Akibatnya suara akan terdengar lebih serak.1
Berdasarkan hasil studi laringitis terutama menyerang pada usia 18-40 tahun untuk dewasa
sedangkan pada anak-anak umumnya terkena pada usia diatas 3 tahun.2

Etiologi
Hampir setiap orang dapat terkena laringitis baik akut maupun kronis. Laringitis biasanya
berkaitan dengan infeksi virus pada traktus respiratorius bagian atas. Akan tetapi inflamasi
tesebut juga dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab diantaranya adalah 2.3
Tabel 1. Laringitis akut dan kronis

laringitis akut

Laringitis kronis

1. Rhinovirus

1. Infeksi bakteri

2. Parainfluenza virus

2. Infeksi tuberkulosis

3. Adenovirus

3. Sifilis

4. Virus mumps

4. Leprae

5. Varisella zooster virus

5. Virus

6. Penggunaan asma inhaler

6. Jamur

7. Penggunaan suara berlebih dalam

7. Actinomycosis

pekerjaan : Menyanyi, Berbicara


dimuka umum Mengajar
8. Alergi
9. Streptococcus grup A
10. Moraxella catarrhalis

8. Penggunaan suara berlebih


9. Alergi
10. Faktor lingkungan seperti asap, debu
11. Penyakit

sistemik

granulomatosis, amiloidosis
11. Gastroesophageal refluks
12. Alkohol
13. Gatroesophageal refluks
Anatomi Saluran Pernafasan

wegener

Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh
membran mukosa bersilia. Ketika masuk rongga hidung, udara disaring, dihangatkan, dan
dilembabkan. Udara lalu menuju ke faring dan laring.4
Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan
mengandung pita suara. Ruangan berbentuk segitiga diantara pita suara (glotis) bermuara ke
dalam trakea dan membentuk bagian antara saluran pernafasan atas dan bawah. Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fonasi, tetapi fungsinya sebagai organ pelindung
tetap jauh lebih penting. 4
Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glotis, dan fungsi seperti pintu dari
epiglotis yang berbentuk daun pada pintu masuk laring, berperan untuk mengarahkan
makanan dan cairan masuk ke dalam esofargus. Jika benda asing masih mampu masuk
melalui glotis, fungsi batuk yang dimiliki laring akan membantu menghalau benda dan sekret
keluar dari saluran pernafasan bagian bawah.4

Patogenesis
Bila jaringan cedera karena terinfeksi oleh kuman, maka pada jaringan ini akan terjadi
rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan jaringan atau
yang mencegah agen ini menyebar lebih luas. Rekasi-reaksi ini kemudian juga menyebabkan
jaringan yang cedera diperbaiki.5
Rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan cedera ini dinamakan radang.5

Laringitis akut merupakan proses inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang
berlangsung kurang dari 3 minggu. Bila etiologi dari laringitis akut disebabkan oleh adanya
suatu infeksi, maka sel darah putih akan bekerja membunuh mikroorganisme selama proses
penyembuhan. Pita suara kemudian akan menjadi tampak edema, dan proses vibrasi juga
umumnya ikut mengalami gangguan. Hal ini juga dapat memicu timbulnya suara yang parau
disebabkan oleh gangguan fonasi. Membran yang meliputi pita suara juga terlihat berwarna
kemerahan dan membengkak.2
laringitis kronis merupakan suatu proses inflamasi yang menunjukkan adanya
peradangan pada mukosa laring yang berlangsung lama. Pada laringitis kronis proses
peradangan dapat tetap terjadi meskipun faktor penyebabnya sudah tidak ada. Proses
inflamasi akan menyebabkan kerusakan pada epitel bersilia pada laring, terutama pada
dinding belakang laring. Hal ini akan menyebabkan gangguan dalam pengeluaran sekret dari
traktus trakeobronkial. Bila hal ini terjadi, sekret akan berada tetap pada dinding posterior
laring dan sekitar pita suara menimbulkan reaksi timbulnya batuk. Adanya sekret pada daerah
pita suara dapat menimbulkan laringospasme. Perubahan yang berarti juga dapat terjadi pada
epitel dari pita suara berupa hiperkeratosis, diskeratosis, parakeratosis dan akantosis.3
LARINGITIS AKUT
Penyalahgunaan suara, inhalasi uap toksik, dan infeksi menimbulkan laringitis akut. Infeksi
biasanya tidak terbatas pada laring, namun merupakan suatu pan-infeksi yang melibatkan
sinus, telinga, laring dan tuba bronkus. Virus influenza, adenovirus dan streptokokus
merupakan organisme penyebab yang tersering. Difteri harus selalu dicurigai pada laringitis,
terutama bila ditemukan suatu membran atau tidak adanya riwayat imunisasi. Pemeriksaan
dengan cermin biasannya memperlihatkan suatu eritema laring yang difus. Biakan
tenggorokan sebaiknya diambil.6

LARINGITIS KRONIS
Laringitis

kronis

adalah

inflamasi dari membran mukosa

laring yang berlokasi di saluran


nafas atas, bila terjadi kurang
dari 3 minggu dinamakan akut
dan disebut kronis bila terjadi
lebih dari 3 minggu

2.3

Beberapa pasien mungkin telah mengalami serangan laringitis akut berulang, terpapar debu
atau asap iritatif atau menggunakan suara tidak tepat dalam konteks neuromuskular. Merokok
dapat menyebabkan edema dan eritema laring.6
Laringitis Kronis Spesifik
Yang termasuk dalam laringitis kronis spesifik ialah laringitis tuberkulosis dan laringitis
luetika 7
1. Laringitis tuberkulosis
Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru. Biasanya pasca pengobatan,
tuberkulosis paru sembun tetapi laringitis tuberkulosis menetap. Hal ini terjadi karena
struktur mukosa laring yang melekat pada kartilago serta vaskularisasinya yang tidak
sebaik paru sehingga bila infeksi sudah mengenai kartilago maka tatalaksananya dapat
berlangsung lama.
Secara klinis manifestasi laringitis tuberkulosis terdiri dari 4 stadium yaitu :
Stadium infiltrasi, mukosa laring posterior membengkak dan hiperemis, dapat
mengenai pita suara. Terbentuk tuberkel pada submukosa sehingga tampak bintik
berwarna kebiruan. Tuberkel membesar dan beberapa tuberkel berdekatan bersatu
sehingga mukosa diatasnya meregang sehingga suatu saat akan pecah dan
terbentuk ulkus

Stadium ulserasi, ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus
diangkat, dasarnya ditutupi perkijuan dan dirasakan sangat nyeri.
Stadium perikondritis, ulkus makin dalam sehingga mengenai kartuilago laring
terutama kartilago aritenoid dan epiglotis sehingga terjadi kerusakan tulang rawan.
Stadium pembentukan tumor, terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior,
pita suara dan subglotik.
2. Laringitis luetika
Radang menahun ini jarang dijumpai Dalam 4 stadium lues yang paling berhubungan
dengan laringitis kronis ialah lues stadium tersier dimana terjadi pembentukan gumma
yang kadang menyerupai keganasan laring. Apabila guma pecah akan timbul ulkus
yang khas yaitu ulkus sangat dalam, bertepi dengan dasar keras, merah tua dengan
eksudat kekuningan. Ulkus ini tidak nyeri tetapi menjalar cepat

Diagnosis
Diagnosis laringitis akut dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemerinksaan penunjang. Pada anamnesis biasanya didapatkan gejala demam, malaise,
batuk, nyeri telan, ngorok saat tidur, yang dapat berlangsung selama 3 minggu, dan dapat
keadaan berat didapatkan sesak nafas, dan anak dapat biru-biru. Pada pemeriksaan fisik, anak
tampak sakit berat, demam, terdapat stridor inspirasi, sianosis, sesak nafas yang ditandai
dengan nafas cuping hidung dan/atau retraksi dinding dada, frekuensi nafas dapat meningkat,
dan adanya takikardi yang tidak sesuai dengan peningkatan suhu badan merupakan tanda
hipoksia1
Pemeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan
diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema terutama
dibagian atas dan bawah glotis. Pemeriksaan darah rutin tidak memberikan hasil yang khas,
namun biasanya ditemui leukositosis. pemeriksaan usapan sekret tenggorok dan kultur dapat

dilakukan untuk mengetahui kuman penyebab, namun pada anak seringkali tidak ditemukan
kuman patogen penyebab1
Proses peradangan pada laring seringkali juga melibatkan seluruh saluran nafas baik
hidung, sinus, faring, trakea dan bronkus, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan foto.1
Pada laringitis kronis diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.3
Pada anamnesis dapat ditanyakan 3
1. Kapan pertama kali timbul serta faktor yang memicu dan mengurangi gejala
2. Kondisi kesehatan secara umum
3. Riwayat pekerjaan, termasuk adanya kontak dengan bahan yang dapat memicu
timbulnya laringitis seperti debu, asap.
4. Penggunaan suara berlebih
5. Penggunaan obat-obatan seperti diuretik, antihipertensi, antihistamin yang dapat
menimbulkan kekeringan pada mukosa dan lesi pada mukosa.
6. Riwayat merokok
7. Riwayat makan
8. Suara parau atau disfonia
9. Batuk kronis terutama pada malam hari
10. Stridor karena adanya laringospasme bila sekret terdapat disekitar pita suara
11. Disfagia dan otalgia
Pada gambaran makroskopi nampak permukaan selaput lendir kering dan berbenjolbenol sedangkan pada mikroskopik terdapat epitel permukaan menebaldan opaque, serbukan
sel radang menahun pada lapisan submukosa. 5

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan darah, kultur sputum, hapusan


mukosa laring, serologik marker.3
Pada laringitis kronis juga dapat dilakukan foto radiologi untuk melihat apabila
terdepat pembengkakan. CT scanning dan MRI juga dapat digunakan dan memberikan hasil
yang lebih baik. 3
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan berupa uji tes alergi.3
Penatalaksanaan
Terapi pada laringitis akut berupa mengistirahatkan pita suara, antibiotik, mnambah
kelembaban, dan menekan batuk. Obat-obatan dengan efek samping yang menyebabkan
kekeringan harus dihindari. Penyayi dan para profesional yang mengandalkan suara perlu
dinasehati agar membiarkan proses radang mereda sebelum melanjutkan karier mereka.
Usaha bernyayi selama proses radang berlangsung dapat mengakibatkan perdarahan pada
laring dan perkembangan nodul korda vokalis selanjutnya.6
Terapi pada laringitis kronis terdiri dari menghilangkan penyebab, koreksi gangguan
yang dapat diatasi, dan latihan kembali kebiasaan menggunakan vocal dengan terapi bicara.
Antibiotik dan terapi singkat steroid dapat mengurangi proses radang untuk sementara waktu,
namun tidak bermanfaat untuk rehabilitasi jangka panjang. Eliminasi obat-obat dengan efek
samping juga dapat membantu.6
Pada pasien dengan gastroenteriris refluks dapat diberikan reseptor H2 antagonis,
pompa proton inhibitor. Juga diberikan hidrasi, meningkatkan kelembaban, menghindari
polutan. 3.6
Terapi pembedahan bila terdapat sekuester dan trakeostomi bila terjadi sumbatan
laring.

Laringitis kronis yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan tidak berhubungan
dengan penyakit sistemik, sebagian besar berhubungan dengan pemajanan rekuren dari iritan.
Asap rokok merupakan iritan inhalasi yang paling sering memicu laringitis kronis tetapi
laringitis juga dapat terjadi akibat menghisap kanabis atau inhalasi asap lainnya. Pada kasus
ini, pasien sebaiknya dijauhkan dari faktor pemicunya seperti dengan menghentikan
kebiasaan merokok.3

Prognosis

Laringitis akut umunya bersifat self limited. bila terapi dilakukan dengan baik maka
prognosisnya sangat baik. Pada laringitis kronis prognosis bergantung kepada penyebab dari
laringitis kronis tersebut. 2.3

KESIMPULAN
Infeksi pada laring dapat dibagi menjadi laringitis akut dan laringitis kronis, infeksi
maupun non infeksi, inflamasi lokal maupun sistemik yang melibatkan laring. Laringitis akut
biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu dan
biasanya muncul dengan gejala yang lebih dominan seperti gangguan pernafasan dan demam.
Laringitis kronis biasanya terjadi bertahap dan telah bermanifestasi beberapa minggu sebelum
pasien datang ke dokter dengan keluhan gangguan pernafasan dan nyeri.
Manifestasi klinis laringitis sangat tergantung pada beberapa faktor seperti kausanya,
besarnya edema jaringan, regio laring yang terlibat secara primer dan usia pasien. Pasien
biasanya datang dengan keluhan satu gejala atau lebih seperti rasa tidak nyaman pada
tenggorok, batuk, perubahan kualitas suara atau disfonia, odinofonia, disfagia, odinofagia,
batuk, dispneu atau stridor. Manifestasi laringitis kronis terutama pada laringitis kronis iritasi
yang paling berat adalah terjadinya ulserasi epitelium laring dengan granulasi.
Diagnosis laringitis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan etiologi yang
mendasari..Laringitis kronis terbanyak disebabkan oleh iritasi misalnya asap rokok, sehingga
pasien disarankan beristirahat total dengan menghentikan kebiasaan merokok dan demikian
pula pada laringitis kronis akibat penyalahgunaan suara, pasien disarankan beristirahat. Pada
pasien non perokok, kemungkinan besar laringitis kronis dipicu oleh iritasi silent dari asam
lambung, sehingga perlu diberikan anti-refluks dari penyekat H2 hingga penyekat pompa
proton, disertai modifikasi gaya hidup.
Laringitis akut umunya bersifat self limited. bila terapi dilakukan dengan baik maka
prognosisnya sangat baik. Pada laringitis kronis prognosis bergantung kepada penyebab dari
laringitis kronis tersebut

BAB I
PENDAHULUAN
Laringitis akut pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut
(Common cold) atau merupakan manifestasi dari radang saluran nafas bagian atas. Pada anak
laryngitis akut dapat menimbulkan sumbatan saluran jalan nafas, sedangkan pada orang
dewasa tidak secepat pada anak.1,2,3
Biasanya laryngitis akut menyerang pada individu yang berusia 18-40 tahun. Anakanak tidak termasuk dalam kategori studi tersebut, dan termasuk dalam observasi laryngitis
akut dimana usianya 3 tahun dan diatsnya.1
Laringitis akut biasanya biasanya sembuh sendiri dan diobati dengan terapi
konservatif, morbiditas dan mortalitas tidak dapat diperhitungkan.pasien dengan laringitis
akut yang bersala dari etiologi infeksi daripada yang disebabkan oleh trauma vocal pada
akhirnya dapat melukai plika vokalis. Ketidaksempurnaan produksi suara pada pasien dengan
laringitis akut dapat diakibatkan oleh penggunaan kekuatan aduksi yang besar atau tekanan
untuk mengimbangi penutupan yang tidak sempurna dari glottis selama episode laringitis
akut. Tekanan ini selanjutnya menegangkan lipatan-lipatan (plika) vocal dan mengurangi
produsi suara. Pada akhirnya menunda kembalinya fonasi normal.1
Laringitis akut memiliki onset yang cepat dan biasanya sembuh sendiri. Jika pasien
memiliki gejala laringitis lebih dari 3 minggu, keadaan ini diklasifikasikan sebagai laringitis
kronik. Etiologi larigitis akut dapat berupa penyalahgunaan suara, pemaparan dengan agen
yang berbahaya atau agen infeksius lainnya yang menyebabkan infeksi traktus respirasi
bagian atas. Agen infeksius paling banyak adalah virus, akan tetapi kadang-kadang bakteri.4
Biasanya laringitis akut dapat sembuh spontan dalam beberapa hari. Serak dapat
menetap bila sekresi normal belum pulih. Beberapa pasien cenderung menderita afonia
fungsioal setelah laringitis akut. Pemeriksaan tindak lanjut menunjukkan laring yang normal,

akan tetapi hampir tanpa suara. Rujukan kepada ahli patologi suara akan dapat mengatasi
keadaan tersebut.4

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Definisi
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang
berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus
influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain
adalah

Haemofilus

influenzae,

Branhamella

catarrhalis,

Streptococcus

pyogenes,

Staphylococcus aureus dan Streptococcus


pneumoniae. 2,3
Biasanya laringitis akut merupakan suatu fase infeksi virus pada saluran nafas atas yang
dapat sembuh sendiri, factor prediposisi dapat berupa rhinitis kronik, penyalahgunaan
alcohol, tembakau serta pemakaian suara yang berlebihan.5
2.2. Etiologi
Penyakit ini sering disebabkan oleh virus. Biasanya merupakan perluasan radang
saluran nafas bagian atas oleh karena bakteri Haemophilus Influenzae, Staphylococcus,
streptococcus, atau pneumococcus. Timbulnya penyakit ini sering dihubungkan dengan
perubahan cuaca atau suhu, giza yang kurang/malnutrisi, imunisasi yang tidak lengkap dan
pemakaian suara yang berlebihan.1,3,4

Menurut Rahul K shah etiologi dari laringitis akut adalah :


1. Infeksi (biasanya infeksi virus dari saluran pernafasa atas)
o Rhinovirus

o Parainfluenza virus
o Respiratory syncytial virus
o Adenovirus
o Influenza virus
o Measles virus
o Mumps virus
o Bordetella pertusis
o Varicella-zozter virus
2. Gastroesophageal reflukx disease
3. Environmental insults (polusi)
4. Vocal trauma
5. Komsumsi alkohol berlebihan
6. Alergi
7. Penggunaan suara yang berlebihan
8. Iritasi bahan kimia atau bahan lainnya

2.3. Anatomi dan Fisiologi


2.3.1. Anatomi

Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Berikut ini akan
ditampilkan laring secara anatomi.

Gambar 1. Anatomi laring (dikutip dari kepustakaan 6)


Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan intrisik. Otot ekstinsik bekerja
pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid (m.digastrikus,
m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke atas. otot ekstinsik
infrahioid (m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). Otot intrisik laring menyebabkan gerakan
antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan tiroaritenoid yang membentuk
tonjolan pada korda vokalis dan berperan dalam membentuk teganngan korda vokalis, otot
krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid kedepan, meregang dan menegangkan korda
vokalis.7
Laring disarafi oleh cabang-cabang nervus vagus yakni nervus laringeus superior dan
nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens). Kedua saraf ini merupakan campuran saraf
motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring terdiri dari dua cabang yakni arteri laringeus
superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian akan bergabung dengan vena tiroid superior
dan inferior.2,3
2.3.2. Fisiologi
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan,
emosi dan fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan benda
asing masuk kedalam trakea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis yang secara
bersamaan. Benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru juga
dapat dikeluarkan lewat reflek batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur besar
kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka didalam traktus trakeo-

bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Oleh karena itu laring juga mempunyai
fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah. Fungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga
mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong
bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring. Laring mempunyai
fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain yang
berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan membuat suara serta mementukan tinggi
rendahnya nada.7

2.5. Patofisiologi
Laringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang
berlangsung kurang dari 3 minggu. Parainfluenza virus, yang merupakan penyebab terbanyak
dari laringitis, masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel dari epitelium saluran nafas lokal
yang bersilia, ditandai dengan edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia, diikuti
dengan infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear
(PMN). Terjadi pembengkakan dan kemerahan dari saluran nafas yang terlibat, kebanyakan
ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara. Karena trakea subglotis
dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada lumen saluran nafas
dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah celah. Membran pelindung plika
vokalis biasanya merah dan membengkak. Puncak terendah pada pasien dengan laringitis
berasal dari penebalan yang tidak beraturan sepanjang seluruh plika vokalis. Beberapa
penulis percaya bahwa plika vokalis mengeras daripada menebal. Pengobatan konservatif
seperti yang disebutkan sebelumnya biasanya cukup mengatasi inflamsi laring dan
mengembalikan aktivitas vibrasi plika vokalis.1
2.6. Gejala Klinis
Pada laringitis akut ini terdapat gejala radang umum, seperti demam, malaise,
gejala rinofaringitis. Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai
suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara

yang biasa / normal dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan
kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menjada parau bahkan sampai
tidak bersuara sama sekali (afoni).8
1. Sesak nafas dan stridor
2.

Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menelan atau berbicara.

3. Gejala radang umum seperti demam, malaise


4. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
5. Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan
hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak
mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.
6.

Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan
hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni
lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri
diseluruh tubuh.10
2.7. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan suara yang serak, coryza, faring yang
meradang dan frekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkat, disertai pernafasan
cuping hidung, retraksi suprasternal, infrasternal dan intercostal serta stridor yang terus
menerus, dan anak bisa sampai megap-megap (air hunger). Bila terjadi sumbatan total jalan
nafas maka akan didapatkan hipoksia dan saturasi oksigen yang rendah. Bila hipoksia terjadi,
anak akan menjadi gelisah dan tidak dapat beristirahat, atau dapat menjadi penurunan
kesadaran atau sianosis. Dan kegelisahan dan tangisan dari anak dapat memperburuk stridor
akibat dari penekanan dinamik dari saluran nafas yang tersumbat. Dari penelitian didapatkan

bahwa frekuensi pernafasan merupakan petunjuk yang paling baik untuk keadaan
hipoksemia. Pada auskultasi suara pernafasan dapat normal tanpa suara tambahan kecuali
perambatan dari stridor. Kadang-kadang dapat ditemukan mengi yang menandakan
penyempitan yang parah, bronkitis, atau kemungkinan asma yang sudah ada sebelumnya.2
2.7.1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan
diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema terutama
dibagian atas dan bawah glotis

Gambar 2.3. Laringitis akut, gambaran ini mengambarkan laring wanita 53 tahun, dengan
gejala utama serak dan suara terengah-engah. Catatan daerah-daerah eritem dan mukosa
normal yang bergantian pada plika vokalis. Juga ditandai irregularitas pada kontur lipatamlipatan vocal (dikutip dari kepustakaan 1)

Sebetulnya pemeriksaan rontagen leher tidak berperan dalam penentuan diagnosis,


tetapi dapat ditemukan gambaran staplle sign (penyempitan dari supraglotis) Foto rontgen
leher AP bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign). Tanda ini ditemukan pada
50% kasus pada foto AP dan penyempitan subglotis pada foto lateral, walaupun kadang

gambaran tersebut tidak didapatkan. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan, kecuali


didapatkan eksudat di orofaring atau plika suara, pemeriksaan kultur dapat dilakukan.Dari
darah didapatkan lekositosis ringan dan limfositosis.1

Gambar 2.4. Gambaran rontagen laringitis akut, gambaran steeple sign(panah) (dikutip dari
kepustakaan 9)
2.8. Penatalaksanaan
Umumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada indikasi
masuk rumah sakit apabila :

Usia penderita dibawah 3 tahun

Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted

Diagnosis penderita masih belum jelas

Perawatan dirumah kurang memadai


Perawatan Umum

1. Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari


2. Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit
3.

Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila ada muncul
sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang dikemas
dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray
Perawatan Khusus
Terapi Medikamentosa

1. Antibiotika golongan penisilin


Anak 50 mg/kg BB dibagi dalam 3 dosis
Dewasa 3 x 500 mg perhari.3
Menurut Reveiz L, Cardona AF, Ospina EG dari hasil penelitiannya menjelaskan dari
penggunaan penisilin V dan eritromisin pada 100 psien didapatkan antibiotic yang lebih baik
yaitu eritromisin karena dapat mengurangi suara serak dalamsatu minggu dan batuk yang
sudah dua minggu.10
2. Kortikosteroid diberikan untuk mengatasi edema laring.1
Pencegahan :
Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering
dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena cairan akan membantu
menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk
dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering.
jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan menyebabkan
terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga
akan menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lender.8

2.9. Prognosis
Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama
satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat
menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan
nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik.8

3. Kesimpulan
Laringitis akut merupakan kelainan pada laring yakni peradangan akut pada laring yang
biasanya kelanjutan dari penyakit rhinofaringitis atau common cold. Penyakit ini pada orang
dewasa merupakan penyakit yang ringan saja namun tidak bagi penderita anak kurang dari 3
tahun. Hal ini dikarenakan pada anak dapat menimbulkan udem laring dan subglotis sehingga
obstruksi jalan nafas yang sangat berbahaya dalam waktu beberapa jam saja penderita akan
mengalami obstruksi total jalan nafas sementara itu pada orang dewasa tidak terjadi secepat pada
anak. Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza atau
common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan
adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus
pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. Penyakit ini dapat terjadi
karena perubahan musim / cuaca, pemakaian suara yang berlebihan, trauma, bahan kimia,
merokok dan minum-minum alkohol dan alergi.
Adapun gejala klinis yang sering kita temukan pada laringitis akut ini adalah suara parau
bahkan sampai hilangnya suara atau afoni, sesak nafas bahkan stridor, nyeri tenggorokan, nyeri
menelan dan berbicara, gejala common cold dan inflenza, dan pada pemeriksaan fisik kita akan
menemukan mukasa laring yang hiperemis, membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita
suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru. Obstruksi
jalan nafas akan ditemukan apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam
beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger,

sesak semakin bertambah berat, dan pada pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal
dan epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa
anak.
Untuk penatalaksaan dari laringitis akut ini adalah pemberian antibiotic yang adekuat dan
kortikosteroid. Umumnya penderita laringitis akut tidak perlu dirawat dirumah sakit namun ada
indikasi dirawat di rumah sakit apabila penderitanya berumur kurang dari setahun, tampak toksik,
sianosis, dehidrasi atau axhausted, diagnosis penderita masih belum jelas dan perawatan dirumah
kurang memadai.
Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama
satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan
udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal
ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomi.

RADANG PITA SUARA (LARINGITIS)


September 28, 2008 oleh Dr. Kris

Laringitis adalah suatu radang laring yang


disebabkan terutama oleh virus dan dapat pula disebabkan oleh bakteri.
Berdasarkan onset dan perjalanannya, laringitis dibedakan menjadi
laringitis akut dan kronis(1,2). Laringitis akut merupakan radang laring yang
berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh
infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1, 2, 3),
rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,
Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus
dan Streptococcus pneumoniae(4).

Laringitis akut lebih banyak dijumpai pada anak-anak (usia kurang


dari 3,5 tahun), namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar,
bahkan pada orang dewasa atau orang tua (3,4).
Diagnosis laringitis akut dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemerinksaan penunjang. Pada anamnesis biasanya
didapatkan gejala demam, malaise, batuk, nyeri telan, ngorok saat tidur,
yang dapat berlangsung selama 3 minggu, dan dapat keadaan berat
didapatkan sesak nafas, dan anak dapat biru-biru. Pada pemeriksaan fisik,
anak tampak sakit berat, demam, terdapat stridor inspirasi, sianosis,
sesak nafas yang ditandai dengan nafas cuping hidung dan/atau retraksi
dinding dada, frekuensi nafas dapat meningkat, dan adanya takikardi yang
tidak

sesuai

hipoksia(3, 8, 9).

dengan

peningkatan

sushu

badan

merupakan

tanda

Pemeriksaan

dengan

laringoskop

direk

atau

indirek

dapat

membantu menegakkan diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis


berwarna merah dan tampak edema terutama dibagian atas dan bawah
glotis(3,4). Pemeriksaan darah rutin tidak memberikan hasil yang khas,
namun biasanya ditemui leukositosis(4). pemeriksaan usapan sekret
tenggorok dan kultur dapat dilakukan untuk mengetahui kuman penyebab,
namun pada anak seringkali tidak ditemukan kuman patogen penyebab (3, 4,
10)

.
Proses peradangan pada laring seringkali juga melibatkan seluruh

saluran nafas baik hidung, sinus, faring, trakea dan bronkus, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan foto.
Laringitis akut pada anak sering menyebabkan obstruksi saluran
nafas yang kemudian mengakibatkan terjadinya distres respirasi akut,
yang apabila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a.

(11)

Agen penyebab laringitis akut, terutama virus menyebabkan


inflamasi,

peningkatan

produksi

mukous,

dan

berkurang

atau

hilangnya aktivitas silia di saluran nafas.


b.

Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding orang


dewasa, sehingga inflamasi dan produksi mukous yang meningkat
dapat dengan cepat menyebabkan obstruksi saluran nafas yang hebat

c.

Subglotis terdiri dari kartilago cricoid yang kaku, sehingga inflamasi


dan edema di daerah ini akan semakin memperkecil diameter saluran
nafas

d.

Kolaps dinamik (yaitu menyempitnya saluran nafas bagian atas


pada saat fase inspirasi) cenderung terjadi pada anak kecil oleh karena
struktur kartilago trakea yang belum sempurna.

e.

Bayi dan anak amat rentan terhadap kelelahan otot nafas dan
gagal nafas akibat peningkatan kerja nafas.

LARINGITIS AKUT
DEFINISI
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang
berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus
influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain
adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes,
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.
ANATOMI
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Bentuk laring menyerupai
limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar
daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal
kartilago krikoid. Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa
tulang rawan, baik yang berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring
adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hioid terletak
disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat
mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung ligamentum
tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea
mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid
yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago
aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago aritinoid ini
mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus
muskularis lateralis.
Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari korda vokalis sedangakan
ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat
bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior korda vokalis suara membentuk glotis.
Kartilago epiglotika merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola
pimpong yang berfungsi mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas laring.
Selain itu juga teradpat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana tidak
mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis.
Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan intrisik. Otot ekstinsik
bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid
(m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke
atas. otot ekstinsik infrahioid (m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). Otot intrisik laring
menyebabkan gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan
tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda vokalis dan berperan dalam membentuk

teganagan korda vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid kedepan,
meregang dan menegangkan korda vokalis.5 Laring disarafi oleh cabang-cabang nervus
vagus yakni nervus laringeus superior dan nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens).
Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring
terdiri dari dua cabang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang
kemudian akan bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.
FISIOLOGI
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan,
emosi dan fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan
benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis yang
secara bersamaan. Benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal
dari paru juga dapat dikeluarkan lewat reflek batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur
mengatur
besar kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka didalam traktus
trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Oleh karena itu laring juga
mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi
darah. Fungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring
bagian bawah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke
hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring.
Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti berteriak, mengeluh,
menangis dan lain-lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan membuat suara
serta mementukan tinggi rendahnya nada.
ETIOLOGI
1. Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza
atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3),
rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella
catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pneumoniae.
2. Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca
3. Pemakaian suara yang berlebihan
4. Trauma
5. Bahan kimia
6. Merokok dan minum-minum alkohol
7. Alergi
PATOFISIOLOGI
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder.
Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan infeksi mungkin berkaitan
dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak
ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi

seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat.
Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas
lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan
merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan
sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat
yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring
tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah
yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh.
GEJALA KLINIS
1. Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar
atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang
biasa / normal dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan
kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menjada parau bahkan
sampai tidak bersuara sama sekali (afoni).
2. Sesak nafas dan stridor
3. Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.
4. Gejala radang umum seperti demam, malaise
5. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
6. Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,
sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan
temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.
7. Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit
menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan
suhu yang sangat berarti yakni lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa
lemah, lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh .
8. Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukasa laring yang hiperemis, membengkak
terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut
dihidung atau sinus paranasal atau paru
9. Obstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi
dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi
gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan fisik akan ditemukan
retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik
yang dapat mengancam jiwa anak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign).
Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.
2. Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai
infeksi sekunder, leukosit dapat meningkat.

3. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang sangat
sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu
pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan tampak dibawah pita
suara.
DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang.

DIAGNOSA BANDING
1. Benda asing pada laring
2. Faringitis
3. Bronkiolitis
4. Bronkitis
5. Pnemonia
PENATALAKSANAAN
Umumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada indikasi masuk
rumah sakit apabila :

Usia penderita dibawah 3 tahun

Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted

Diagnosis penderita masih belum jelas

Perawatan dirumah kurang memadai

Terapi :
1. Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
2. Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit
3. Istirahat
4. Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila ada muncul
sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang
dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray
5. Medikamentosa : Parasetamol atau ibuprofen / antipiretik jika pasien ada demam, bila
ada gejala pain killer dapat diberikan obat anti nyeri / analgetik, hidung tersumbat
dapat diberikan dekongestan nasal seperti fenilpropanolamin (PPA), efedrin,

pseudoefedrin, napasolin dapat diberikan dalam bentuk oral ataupun spray.Pemberian


antibiotika yang adekuat yakni : ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4
dosis atau kloramfenikol : 50 mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosis atau
sefalosporin generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat diberikan
kortikosteroid intravena berupa deksametason dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis, diberikan selama 1-2 hari.
6. Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak berhasil
maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi obstruksi jalan
nafas.
Pencegahan :

Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering
dan mengakibatkan iritasi pada pita suara,

minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat
pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan,

batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering.

jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan


menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara

meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan


memproduksi lebih banyak lendir.

PROGNOSIS

Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama
satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat
menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi
jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau
trakeostomiaik

cara mengobati laringitis tanpa efek samping hanya terdapat pada Ace maxs cara mengobati
laringitis
Disini Kami menjual Ace Maxs minuman berasal daritanaman dan madu murni tanpa efek
samping

kenali
Apa

terlebih

dahulu

mengenai
itu

penyakitlaringitis
laringitis??

Laringitis adalah peradangan atau inflamasi


yang terjadi pada pita suara(laring) dan biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam
kurun waktu kurang lebih 3 minggu sehingga disebut akut. Bila gejala telah lebih dari 3
minggu dinamakan laringitis kronis.
Laringitis akut pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut (Common cold)
atau merupakan manifestasi dari radang saluran nafas bagian atas. Pada anak laryngitis akut
dapat menimbulkan sumbatan saluran jalan nafas karena rimaglotisnya relatif lebih sempit,
sedangkan pada orang dewasa tidak secepat pada anak.
Laringitis sering juga disebut juga dengan croup. Dalam proses peradangannya laringitis
sering melibatkan saluran pernafasan dibawahnya yaitu trakea dan bronkus. Bila peradangan
melibatkan laring dan trakea maka diagnosis spesifiknya disebut laringotrakeitis, dan bila
peradangan sampai ke bronkus maka diagnosis spesifiknya disebut laringotrakeobronkitis
Apa gejala klinis laringitis???
Laringitis akut

Pada laringitia akut terdapat gejala radang pada umumnya dan biasanya
merupakan kelanjutan dari rinofaringitis(common cold). Pada laringitis
akut terdapat gejala radang umum, seperti demam, dedar (malaise),
pembesaran kelenjar getah bening, serta gejala lokal, seperti suara parau
mendadak sampai tidak bersuara sama sekali (afoni), nyeri ketika
menelan atau berbicara, serta gejala sumbatan laring. Selain itu terdapat
batuk kering dan lama kelamaan disertai dengan dahak kental.

Pada pemeriksaan tampak mukosa laring hiperemis, membengkak,


terutama di atas dan bawah pita suara. Biasanya terdapat juga tanda
radang akut di hidung atau sinus paranasal atau paru.

Laringitis akut lebih banyak dijumpai pada anak-anak (usia kurang dari
3,5tahun), namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar,
bahkan pada orang dewasa atau orang tua

Pada anak dapat menimbulkan sumbatan, jalan nafas cepat karena rima
glotisnya relatif lebih sempit, sedangkan pada orang dewasa tidak secepat
pada anak anak. Selain itu juga stridor inspiratoir biasanya ditemukan
pada anak-anak

Laringitis kronis

Gejalanya ialah suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok,


sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret, karena
mukosa yang menebal., kesulitan makan, peningkatan produksi air liur
dalam mulut, kesukaran napas yang terjadi tidak berat dan kadang di
temukan nyeri tenggorokan dan merasa sesuatu yang menganjal di
tenggorokan.

Pada pemeriksaan tampak mukosa menebal, permukaan tidak rata dan


hiperemis. Bila terdapat daerah yang dicurigai menyerupai tumor, maka
perlu dilakukan biopsi.

Sembuhkan laringits hanya dengan Ace Maxs dengan cara mengobati laringitis

cara mengobati laringitis


Ace maxs adalah solusi terampuhd analternatif untuk cara mengobati laringitis , cara ini
cukupmengonsumsi ace maxs secara rutin dan teratur , anda hanya membtuhkan beberapa
pekansajauntuk menyembuhkan penyakit ini 9 tergantung tingkat keparahanya ) .

BAB I
PENDAHULUAN
Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi
utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melinduni jalan
nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut
sebagai kontak suara yang terdiri atas:
1. Epiglotis daun katup kartilago yang menutupi ostium kearah laring selama menelan
2. Glotis Ostium antara pita suara dalam laring
3.

Kartilago tiroid Kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (adams apple)

4.

Kartilago krikoid Satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam faring (terletak
dibawah kartilago tiroid)

5. Kartilago aritenoid Digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. pita suara Ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita
suara melekat pada lumen laring

1
BAB II

KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) karena terlalu banyak digunakan,
iritasi atau infeksi. Di dalam kotak suara terdapat pita suara - dua lipatan selaput lendir yang
membungkus otot dan tulang rawan.
B. Etiologi
Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara,
pemanjaan terhadap debu, bahan kimiawi , asap rokok, dan polutan lainnya, atau sebagai
bagian dari infeksi saluran nafas atas.
Penyebab inflamsi ini hamper selalu karena virus . Invasi bakteri mungkin
sekunder. Laringitis biasanya berkaitan dengan ringitis atau nasofaring. Awitan infeksi
mungkin berkaitan dengan pemanjaan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet,
malnutrisi, dan tidak ada imunitas.
C.Patofisiologi
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin
sekunder. Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin
berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi,
dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan.
Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang
meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian
atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang
kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran
nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan
iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut.
2
Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika
berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh.
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala laringitis akut termasuk suara serak atau tidak dapat mengeluarkan
suara sama sekali dan batuk berat. Laringitis kronis ditandai oleh suara serak yang persisten.
Laringitis mungkin sebagai komplikasi sinusitis kronis dan bronkhitis kronis.

E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan laringitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari
merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika laringitis
merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika
lebih parah, terapi antibiotik yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh
dengan pengobatan konservatif, namun laringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia
dan dapat diperburuk oleh pneumonia.
Untuk laringitis kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara,
menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkin ada, dan membatasi
merokok .
Penggunaan kortikosteroid topikal, seperti inhalsi beklometason dipropinate
( Vanceril), dapa juga digunakan.
Preparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat mengurangi reaksi
inflamsi lokal.
F.

Intervensi Keperawatan/ Pendidikan pasien


Pasien diinstruksikan untuk mengistirahatkan suara dan mempertahankan

kelembaban lingkungan. Jika terjadi sekresi larinngeal selam periode akut, disarankan
penggunaan ekspektoran sejalan dengan pemasukan cairan harian 3 L untuk mengencerkan
sekresi.
3

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala
sakit kepala, sakit tenggorokan, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesulitan
menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan
keletihan. Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika
ada yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala tersebut dan apa yang memperburuk
gejala tersebut adalah bagian dari pengkajian, jika mengidentifikasi riwayat alergi atau adnya
penyakit yang timbul bersamaan.

Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung juga perdarahan


atau rabas. Mukosa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan,
pembengkakan, atau eksudat, dan polip hidung yang mungkin terjadi dalan ritinitis kronis.
Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan
inflamasi. Tenggorokan diamati dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan
nafas dalam. Tonsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna
kemerahan, asimetris, atau adanya drainase, ulserasi, atau perbesaran
Trakea di palpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher juga dipalpasi terhadap
pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan.

4
Penyimpangan KDM
Virus

Inflamasi

Kurangnya informasi

Banyak

Bahan kimia

Asap dan Debu

Menggunakan pita suara

defesit pengaruh mengenai


Pencegahan infeksi pernapasan

Sakit tenggorokan & Batuk


suara serak dan batuk

Nyeri Sekitar mata dan


kedua sisi hidung

Atas, rigamen prosedur khusus,

Sekresi Berlebihan

tersumbat
Atau perawatan pasca operatif

Keletihan
Kerusakan komunikasi verbal

Kesulitan menelan

Demam

Kehilangan volume cairan

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat mencakup
berikut ini :
1. Inefeksif bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat
proses inflamasi.
Intervensi :
Pembersihan jalan nafas.
Penumpukan sekresi dapat menghambat jalan nafas pada pasien dengan jalan atas.
Perubahan pola nafas, dan upaya bernafas yang dibutuhkan untuk dapat melewati sumbatan
menjadi meningkat. Terdapat beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk mengencerkan
sekresi yang kental atau untuk menjaga sekresi basah sehingga dapat dikeluarkan dengan
mudah. Meningkatkan masukan cairan dapat membantu mengencerkan lendir. Melembabkan
lingkungan dengan vaporizer ruangan atau menghirup uap juga dapat mengencerkan sekresi
yang mengurangi inflamasi membran mukosa. Pasien diinstruksi tentang posisi yang baik
untuk meningkatkan drainase dari sinus, yang tergantung di mana letak infeksi. Sebagai
contoh drainase dari sinusitis atau ritinitis dicapai dengan posisi tegak. Pada beberapa
kondisi, medikasi sistemik atau topikal bila di resepkan membantu untuk menghilangkan
kongesti nasal atau tenggorokan.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi.

Intervensi Keperawatan
Tindakan Meningkatkan Kenyamanan
Infeksi traktus respiratorius atau biasanya menghasilkan rasa tidak nyaman setempat.
Pada sinusitis, nyeri terjadi dalam area sinus atau dapat menyebabkan sakit kepala umum.
Pada faringitis, laringitis atau tonsilitis, terjadi sakit tenggorokan. Perawat mendorong pasien
untuk menggunakan analgesik, seperti asetaminofin (Tylenol ) dengan kodein, sesuai yang
diresepkan, yang akan membantu menghilangkan rasa tidak nyaman ini. Tindakan lain yang
sangat membantu termasuk anastesi topikal untuk penghilangan simptomatik lepuh herpeks
simpleks dan sakit tenggorokan; kantung panas untk menghilangkan kengesti sinusitis dan
meningkatkan drainase dan kumur air hangat atau irigasi untuk menghilangkan nyeri sakit
tenggorokan.
Menyarankan pasien untuk istirahat akan membantu menghilangkan rasa tidak nyaman
umum atau demam yang menyertai gangguan jalan nafas atas. Perawat mengintruksikan
pasien tentang teknik higiene umum pada mulut dan hidung untuk membantu menghilangkan
rasa tidak nyaman setempat dan untuk mencegah penyebaran infeksi. Perawatan
pascaoperatif setelah tonsilektomi dan adenoidektomi, pemasangan Callar es dapat
mengurangi pembengkakan dan menurunkan perdarahan..
3

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder akibat
infeksi dan pembengkakan.
Intervensi :
Peningkatan komunikasi
Infeksi jalan nafas atas dapat mengakibatkan suara serak atau kehilangan suara.
Pasien di instruksikan untuk tidak mencoba berbicara, untuk menghindari berbicara sedapat
mungkin, dan untuk merekomendasikan dengan cara menuliskan bila memungkinkan.
Regangan dengan pita suara lebih lanjut dapat menghambat pulihnya suara dengan sempurna.

Defisit cairan volume yang berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder
akibat diaforesis yang berkaitan demam.
Intervensi
Memperbanyak masukan cairan .
Pada ISPA upaya bernafas dan frekuensi pernafasan meningkat karena terjadinya
inflamasi dan pembentukan sekresi. Hal ini selanjutnya, dapat meningkatkan kehilangan
cairan tidak kasat mata. Demam yang timbul meningkatkan laju metabolik, yang

mengakibatkan diaforesis dan peningkatan kehilangan cairan. Sakit tenggorokan malise dan
demam dapat mengganggu keinginan pasien untuk makan. Pasien dianjurkan untuk minum 23L sehari selama infeksi jalan nafas tahap akut, kecuali ada kontraindikasi untuk
mengencerkan sekresi dan meningkatkan drainase. Cairan dingin atau hangat dapat
melegakan, tergantung pada penyakitnya
5

Defisit pengetahuan mengenai pencegahan infeksi pernafasan atas, regimen pengobatan,


prosedur khusus, atau perwatan pascaoperatif.
Inetervensi :
Penyuluhan Pasien
Penyuluhan pasien penting dalam mencegah infeksi dan penyebaran ke orang lain dan
meminimalkan komplikasi. Pencegahan diri hampir semua infeksi jalan nafas atas adalah
sulit karena banyak potensial penyebab.
Perawat menginstruksikan kepada pasien tentang pentingnya tindakan kesehatan yang
baik. Diet yang bergizi , olah raga yang sesuai dan istirahat serta tidur yang cukup penting
untuk mendukung daya tahan tubuh dan mengurangi kerentanan tehadap infeksi pernafasan .
Instruksi tentang cara mencegah infeksi silang pada anggota keluarga yang lain juga penting.
Mencuci tangan masih tetap cara terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi .
Pembuangan tisu basah dengan baik menutup mulut saat batuk juga harus ditekankan. Halhal penting yang harus ditekankan dalam program penyuluhan untuk mencegah infeksi
pernapasan.

5
C. Masalah Kolaboratif / Potensial Komplikasi
1. Sepsis
2. Abses peritonsilar
3. Otitis media
4. Sinusitis
D. Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama pasien dapat mencakup pemeliharaan potensi jalan nafas,
menghilangkan nyeri, pemeliharaan cara efektif komunikasi, tidak terjadi defisit volume

cairan, dan pengetahun tentang pencegahan infeksi jalan nafas atas, tidak terdapat
komplikasi.
F. Pemantauan Penanganan Komplikasi Potensial.
Jika pasien mencari perawatn tambahan karena gejala menjadi lebih memburuk,
perawat akan memeriksa tanda-tanda vital dan mengamati lonjakan suhu tubuh, juga
peningkatan frekuensi nadi untuk mendeteksi sepsis, otitismedia atau sinusitis. Kesulitan
menelan dan sakit tenggorokan yang berat dapat menjadi tanda penting abses peritonsilar.
Pasien diinstruksikan untuk mengukur suhu tubuh pagi dan sore hari sampai penyembuhan
terjadi.
Pasien dijelaskan juga tentang tanda dan gejala komplikasi dan pentingnya untuk
menghubungi pemberi perawatan kesehatan primer jika terjadi indikasi dini komplikasi.
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Mempertahankan jalan nafas tetap paten dengan mengatasi sekresi.
a. Melaporkan penurunan kongesti
b. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi.
2. Melaporkan perasaan lebih nyaman.
a. Mengikuti tindakan untuk kenyamanan-analgesik kantung panas, kumur, istirahat.
b. Memperagakan higiene mulut yang adekuat.
3. Menunjukkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan, dan tingkat
kenyamanan .
4. Mempertahankan masukan cairan yang tidak adekuat
5. Mengidentifikasi strategi untuk mencegah jalan nafas atas reaksi alergi.
6. Menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan secara adekuat.

9
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi
laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap
debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran
nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai
pita suara.
Penatalaksanaan laringitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok,
istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika laringitis merupakan
bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah,
terapi antibiotic yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh Dengan
pengobatan konservatif; namun laringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat
diperburuk

oleh

pneumonia.

Untuk

laringits

kronis,

pengobatannya

termasuk

mengistirahatkan suara, menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang


mungkun ada, dan membatasi merokok. Penggunaan kortikosteroid topical, seperti inhalasi
beklometason dipropionate (vanceril), dapat digunakan. Preparat ini tidak mempunyai efek
sistemik atau kerja lama dan dapat megurangi reaksi inflamasi local.

A. Pengertian
Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) karena terlalu banyak digunakan, iritasi
atau infeksi. Di dalam kotak suara terdapat pita suara dua lipatan selaput lendir yang
membungkus otot dan tulang rawan. Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan
lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi
laringitis, pita suara akan meradang atau terjadi iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut
akan membengkak, menyebabkan terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara
yang lewat melalui celah diantara keduanya. Akibatnya, suara akan terdengar serak. Pada
beberapa kasus laringitis, suara akan menjadi sangat lemah sehingga tidak
terdengar. Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama
(kronis) lebih dari 3 minggu. Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya
iritasi dan peradagnan akibat virus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda
adanya masalah yang lebih serius.
B. Anatomi Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Bentuk laring menyerupai
limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar
daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal
kartilago krikoid. Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa
tulang rawan, baik yang berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring
adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hioid terletak
disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat
mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung ligamentum
tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea
mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid
yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago
aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago aritinoid ini
mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus muskularis
lateralis. Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari korda vokalis
sedangakan ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang
dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior korda vokalis suara membentuk glotis.
Kartilago epiglotika merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola
pimpong yang berfungsi mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas laring.
Selain itu juga teradpat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana tidak
mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis.

Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan intrisik. Otot ekstinsik
bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid
(m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke
atas. otot ekstinsik infrahioid (m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). Otot intrisik laring
menyebabkan gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan
tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda vokalis dan berperan dalam membentuk
teganagan korda vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid kedepan,
meregang dan menegangkan korda vokalis. Laring disarafi oleh cabang-cabang nervus vagus
yakni nervus laringeus superior dan nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens). Kedua
saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring terdiri dari
dua cabang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian akan
bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.
C. Fisiologi Laring
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan,
emosi dan fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan
benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis yang
secara bersamaan. Benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal
dari paru juga dapat dikeluarkan lewat reflek batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur
mengatur besar kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka
didalam traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Oleh karena
itu, laring juga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah. Fungsi laring dalam
proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas,
menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak
mungkin masuk kedalam laring. Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi
seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk
fonasi dengan membuat suara serta mementukan tinggi rendahnya nada.
D. Klasifikasi
1.
Laringitis Akut
Pada laringitis akut biasanya penyebabnya oleh infeksi virus. Infeksi bakteri seperti difteri
juga dapat menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi. Laringitis akut dapat juga terjadi
saat anda menderita suatu penyakit atau setelah anda sembuh dari suatu penyakit, seperti
selesma, flu atau radang paru-paru (pneumonia).
a.
Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza
atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3),
rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella
catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.
b.
Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca
c.
Pemakaian suara yang berlebihan
d.
Trauma
e.
Bahan kimia
f.
Merokok dan minum-minum alkohol
g.
Alergi
2.
Laringitis Kronik
Kasus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi yang terus menerus
terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak merokok atau asam dari perut
yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, suatu kondisi yang disebut
gastroesophageal reflux disease (GERD).
Laringitis kronis adalah inflamasi dari membran mukosa laring yang berlokasi di saluran
nafas atas, bila terjadi kurang dari 3 minggu dinamakan akut dan disebut kronis bila terjadi
lebih dari 3 minggu.

Beberapa pasien mungkin telah mengalami serangan laringitis akut berulang, terpapar debu
atau asap iritatif atau menggunakan suara tidak tepat dalam konteks neuromuskular. Merokok
dapat menyebabkan edema dan eritema laring.
Laringitis Kronis Spesifik
Yang termasuk dalam laringitis kronis spesifik ialah laringitis tuberkulosis dan laringitis
luetika.
a.
Laringitis tuberkulosis
Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru. Biasanya pasca pengobatan, tuberkulosis
paru sembun tetapi laringitis tuberkulosis menetap. Hal ini terjadi karena struktur mukosa
laring yang melekat pada kartilago serta vaskularisasinya yang tidak sebaik paru sehingga
bila infeksi sudah mengenai kartilago maka tatalaksananya dapat berlangsung lama.
Secara klinis manifestasi laringitis tuberkulosis terdiri dari 4 stadium yaitu :
1)
Stadium infiltrasi, mukosa laring posterior membengkak dan hiperemis, dapat
mengenai pita suara. Terbentuk tuberkel pada submukosa sehingga tampak bintik berwarna
kebiruan. Tuberkel membesar dan beberapa tuberkel berdekatan bersatu sehingga mukosa
diatasnya meregang sehingga suatu saat akan pecah dan terbentuk ulkus
2)
Stadium ulserasi, ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus
diangkat, dasarnya ditutupi perkijuan dan dirasakan sangat nyeri.
3)
Stadium perikondritis, ulkus makin dalam sehingga mengenai kartuilago laring
terutama kartilago aritenoid dan epiglotis sehingga terjadi kerusakan tulang rawan.
4)
Stadium pembentukan tumor, terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita
suara dan subglotik.
b.
Laringitis luetika
Radang menahun ini jarang dijumpai Dalam 4 stadium lues yang paling berhubungan dengan
laringitis kronis ialah lues stadium tersier dimana terjadi pembentukan gumma yang kadang
menyerupai keganasan laring. Apabila guma pecah akan timbul ulkus yang khas yaitu ulkus
sangat dalam, bertepi dengan dasar keras, merah tua dengan eksudat kekuningan. Ulkus ini
tidak nyeri tetapi menjalar cepat
Perbedaan Laringitis Akut dan Kronik
laringitis akut
Laringitis kronis

Rhinovirus

Infeksi bakteri

Parainfluenza virus

Infeksi tuberkulosis

Adenovirus

Sifilis

Virus mumps

Leprae

Varisella zooster virus

Virus

Penggunaan asma inhaler

Jamur

Penggunaan suara berlebih dalam

Actinomycosis
pekerjaan : Menyanyi, Berbicara dimuka
Penggunaan suara berlebih
umum Mengajar

Alergi

Alergi

Faktor lingkungan seperti asap, debu

Streptococcus grup A

Penyakit sistemik : wegener

Moraxella catarrhalis
granulomatosis, amiloidosis

Gastroesophageal refluks

Alkohol

Gatroesophageal refluks
E. Etiologi
Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara,
pemanjaan terhadap debu, bahan kimiawi , asap rokok, dan polutan lainnya, atau sebagai
bagian dari infeksi saluran nafas atas.

Penyebab inflamsi ini hamper selalu karena virus . Invasi bakteri mungkin sekunder.
Laringitis biasanya berkaitan dengan ringitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin
berkaitan dengan pemanjaan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi,
dan tidak adaimunitas.
a. Virus
b. Bakteri
c. Perluasan infeksi rhinitis
Selain etiologi diatas dapat juga disebapkan oleh :
a. Suhu udara yang dingin
b. Perubahan temperatur
c. Pemajanan terhadap debu
d. Bahan kimia
e. Asap/uap
F. Penggunaan pita suara berlebihan
g. Merokok berlebihan
F.Patofisiologi
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder.
Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan
pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada
immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi
seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang
meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian
atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang
kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran
nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan
iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan
menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan
merangsang peningkatan suhu tubuh.
G. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala laringitis akut termasuk suara serak atau tidak dapat mengeluarkan suara
sama sekali dan batuk berat. Laringitis kronis ditandai oleh suara serak yang persisten.
Laringitis mungkin sebagai komplikasi sinusitis kronis dan bronkhitis kronis.
a. Laringitis Akut : suara serak, tidak dapa mengeluarkan suara (afonia), batuk berat,
tenggorokan nyari dan Gatal.
b. Laringitis Kronis : suara serak yang persisten, Nyeri tenggorok memburuk pada pagi dan
malam hari, batuk kering dan keras.
1.
Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar
atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa /
normal dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara
kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menjadi parau bahkan sampai tidak bersuara
sama sekali (afoni).
2.
Sesak nafas dan stridor
3.
Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.
4.
Gejala radang umum seperti demam, malaise
5.
Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
6.
Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,
sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang
tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.
7.
Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan
hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni

lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri
diseluruh tubuh .
8.
Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis, membengkak
terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung
atau sinus paranasal atau paru
9.
Obstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam
beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger,
sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan
epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa
anak.
a.
Laringitis Akut
Demam, malaise, gelaja rinigaringitis, suara parau sampai afoni, nyeri ketika menelan atau
berbicara, rasa kering ditenggorokan, batuk kering yang kelamaan disertau dahak kental,
gejala sumbatan laring sampai sianosis.
Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan
bahwa pita suara. Biasanya tidak terbatas di laring, juga ada tanda radang akut dihitung sinus
peranasak, atau paru.
b.
Laringitis Kronik
Suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga sering mendehem tanpa
sekret. Pada pemeriksaan tampak mukosa laring hiperemis. Tidak rata, dan menebal. Bila
tumor dapat dilakukan biopsi.
c.
Laringitis tuberkulosis
Terdapat gejala demam, keringat malam, penurunan berat badan, rasa kering, panas, dan
tertekan di daerah laring, suara parau beriminggu-minggu dan pada stadium lanjut dapat
afoni, bentuk produktif, gemoptisis, nyeri menelan yang lebih hebat bila gejala-gejala proses
aktif pada paru. Dapat timbul sumbatan jalan napas karena edema: tumberkuloma, atau
paralysis pita suara.
Sesuai dengan stadium dari penyakit, pada laringoskop akan terlihat:

Stadium infiltrasi
Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior), dan pucar. Terbentuk tuberkel di
daerah submukosa, tampak sebagai bintik-bintik kebiruan. Tuberkel membesar, menyatu
sehingga mukosa di atasnya meregang. Bila pecah akan timbul ulkus.

Stadium ulserasi
Ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkijuan dan terasa.

Stadium perikondritis
Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, kartilagi aritenoid, dan epiglottis/ terbentuk
nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. Keadaan umum pasien sangat buruk, dapat
fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara, dan subglotik.
H. Pemeriksaan Penunjang
1.
Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign).
Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.
2.
Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai infeksi
sekunder, leukosit dapat meningkat.
3.
Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang sangat
sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu
pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan tampak dibawah pita suara.
Laringitis Akut
Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus yang lama atau
sering residif.
Laringitis tuberkulosis

Pemeriksaan laboratorium hasil tahan asam dari sputum atau bilasan lambung, foto toraks
menunjukkan tanda proses spesifik baru,
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan laringitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok,
istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika laringitis merupakan
bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah,
terapi antibiotik yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh dengan
pengobatan konservatif, namun laringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat
diperburuk oleh pneumonia.
Untuk laringitis kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara, menghilangkan
setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkin ada, dan membatasi merokok .
Laringitis Akut
Terapi pada laringitis akut berupa mengistirahatkan pita suara, antibiotik, menambah
kelembaban, dan menekan batuk. Obat-obatan dengan efek samping yang menyebabkan
kekeringan harus dihindari. Penyayi dan para profesional yang mengandalkan suara perlu
dinasehati agar membiarkan proses radang mereda sebelum melanjutkan karier mereka.
Usaha bernyayi selama proses radang berlangsung dapat mengakibatkan perdarahan pada
laring dan perkembangan nodul korda vokalis selanjutnya. Terapi pada laringitis kronis terdiri
dari menghilangkan penyebab, koreksi gangguan yang dapat diatasi, dan latihan kembali
kebiasaan menggunakan vocal dengan terapi bicara. Antibiotik dan terapi singkat steroid
dapat mengurangi proses radang untuk sementara waktu, namun tidak bermanfaat untuk
rehabilitasi jangka panjang. Eliminasi obat-obat dengan efek samping juga dapat membantu.
Pada pasien dengan gastroenteriris refluks dapat diberikan reseptor H2 antagonis, pompa
proton inhibitor. Juga diberikan hidrasi, meningkatkan kelembaban, menghindari
polutan. Terapi pembedahan bila terdapat sekuester dan trakeostomi bila terjadi sumbatan
laring.
Hindari iritasi pada laring dan faring. Untuk terapi mendikamentosa diberikan antibiotic
penisilin anak 3 x 0 kg BB dan dewasa 3 x 500 mg. bila alergi dapat diganti eritromisin atau
basitrasin. Dan diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea
atau trakeostomi bila terdapat sumbatan laring.
Laringitis Kronik
Diminta untuk tidak banyak bicara dan mengonati peradangan di hitung, faring, serta bronkus
yang mungkin menjadi penyebab. Diberikan antibiotik bila terdapat tanda infeksi dan
ekspektoran. Untuk jangka pendek dapat diberikan steroid.
Laringitis kronis yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan tidak berhubungan
dengan penyakit sistemik, sebagian besar berhubungan dengan pemajanan rekuren dari iritan.
Asap rokok merupakan iritan inhalasi yang paling sering memicu laringitis kronis tetapi
laringitis juga dapat terjadi akibat menghisap kanabis atau inhalasi asap lainnya. Pada kasus
ini, pasien sebaiknya dijauhkan dari faktor pemicunya seperti dengan menghentikan
kebiasaan merokok.
Laringitis Tuberkulosis
Pengobatan dengan mengistirahatkan pita suara dan dengan pemberian anti nyeri biasanya
telah mencukupi. Pemberian obat antituberkulosis primer dan skunder. Pada infeksi bakteri,
antibiotik yang tepat harus diberikan.Trakeostomi bila timbul sumbatan jalan napas
Penggunaan kortikosteroid topikal, seperti inhalsi beklometason dipropinate ( Vanceril), dapa
juga digunakan.
Preparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat mengurangi reaksi
inflamsi lokal.
J. Prognosis

Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu
minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan
udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila
hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik.

Anda mungkin juga menyukai