Anda di halaman 1dari 9

lOMoARcPSD|33215926

Laporan Praktikum Mikrobiologi Uji Kualitas Air(MPN)

Mikrobiologi (Universitas Negeri Jakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)
lOMoARcPSD|33215926

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


MOST PROBABLE NUMBER

Dosen Pengampu :
Dr. Tri Handayani K., M.Si

Disusun Oleh :
(Yohanes Eka Cordias Buulolo– 1308619043)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

A. JUDUL PERCOBAAN
MOST PROBABLE NUMBER
B. TANGGAL PERCOBAAN
07 Juni 2021
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Metode MPN digunakan sebagai uji kualitas air berdasarkan keberadaan dan jumlah ambang
mikroorganisme pathogen yang terdapat didalamnya
D. PENDAHULUAN
Kualitas air yang dapat menunjang kehidupan manusia ditentukan oleh kualitas lingkungan.
Keberadaan mikroorganisme dalam lingkungan perairan menyebabkan air tersebut tidak
layak digunakan sebagai air konsumsi maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut World
Health Organization (WHO) dan American Public Health Association (APHA) kualitas air
ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya. Terdapat beberapa jenis bakteri
terutama bakteri Escherichia coli dan Coliform. Keberadaan Escherichia coli dan Coliform
dapat di uji dengan metode Most Probable Number (MPN). Tabel tersebut dapat digunakan
untuk memperkirakan jumlah bakteri Coliform di dalam 100 ml sampel air yang positif
terhadap uji penduga (presumptive test), uji penegas (confirmative test) dan uji pelengkap
(complete test). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004
Tentang Baku Mutu Air Laut, persyaratan air bersih dapat di tinjau dari parameter fisika,
kimia, parameter biologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air. Persyaratan
mikrobiologis untuk air bersih yaitu tidak mengandung bakteri patogen dan para Sitik yang
mengganggu kesehatan. Standar baku untuk Escherichia coli 200 MPN per 100mL,
Sedangkan standar baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan parameter mikrobiologi
untuk bakteri patogen 0 MPN per100ml.
Untuk menguji kualitas air yang digunakan, dapat ditentukan berdasarkan perhitungan indeks
Most Probable Number (MPN). MPN adalah metode untuk mendeteksi dan menghitung
jumlah bakteri coliform dan colifecal. Dengan demikian dapat diperoleh indeks berdasarkan
tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlah coliform pada sampel. Ciri-ciri dari bakteri
coliform ini adalah merupakan gram negatif, tidak memiliki spora, mampu memfermentasi
laktosa menjadi gas dan asam pada suhu 35- 37p (Novel et al., 2010).
Coliform adalah kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator untuk menentukan
kualitas atau mutu dari lingkungan air, tanah, atau bahan makanan. Kelompok dari bakteri
coliform ini adalah Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Klebsiella dan Citrobacter
fruendii. Cara penyebarannya melalui makanan maupun air yang terkontaminasi secara

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

langsung (melalui tangan) dan tidak langsung (melalui air) oleh tinja selama pengolahan
(Pratiwi, 2017).
Colifecal merupakan kelompok bakteri yang spesifik terhadap tinja yaitu bakteri Escherichia
coli. E. coli adalah bakteri yang ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal.
Air yang terkontaminasi oleh bakteri E coli apabila diminum dapat menyebabkan penyakit
diare.
Dalam metode MPN untuk air minum ada dua tahap
pemeriksaan yaitu :
a. Tes Pendahuluan (Presumtive Test)
Pemeriksaan pada tes pendahuluan dengan menginokulasi pada media Lactose Broth dilihat
ada tidaknya pembentukan gas dalam tabung durham setelah di inkubasi selama 24 – 48 jam
pada suhu 35oC – 37oC. Bila terdapat pembentukan gas tabung durham maka tes air minum
menurut KepMenKes RI No.: 907/MenKes/SK/VII/2002. bila setelah 48 jam tidak terbentuk
gas, hasil dinyatakan negatif dan tidak perlu melakukan penegasan.
b. Tes Penegasan (Confirmatif Tes)
Pemeriksaan pada tes penegasan dengan penanaman pada media Brillian Green Lactosa Bile
Broth, dilihat ada tidaknya pembentukan gas dalam tabung durham setelah diinkubasi selama
48 jam. Bila terbentuk gas dalam tabung durham maka tes dinyatakan positif.

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

E. Alat dan Bahan:


Alat yang digunakan adalah alat-alat laboratorium mikrobiologi, seperti lemari pengeram
(inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset,
cawan petri, lidi kapas steril, lampu spiritus, ose, serta peralatan lain yang digunakan di
laboratorium mikrobiologi.
Media pertumbuhan bakteri yang digunakan dalam penelitian ini : Lactose Broth Single
Strength (LBSS), Lactose Broth Triple Strength (LBTS), Brilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLB), Eosin Metilen Blue (EMB), Media gula-gula (Glukosa, Laktosa, Manitol, Maltosa,
Sukrosa), Agar Sulfur Indole Motility (SIM), Agar Simmons Citrate (SC).
Metode:
Sampel Minuman diambil dari Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Sukabumi Bandar
Lampung, masing-masing 100 ml. Setelah sampel siap, lakukan uji pertama Most Probable
Number (MPN) presumptive test. Apabila presumptive test positif, lakukan uji berikutnya
yaitu MPN confirm test. Apabila presumptive test negatif, pengujian sampel selesai. Bila
confirm test positif lanjutkan pada uji MPN complete test, apabila menunjukkan hasil yang
positif, terakhir dilakukan uji biokimia atau uji gula-gula.
Bila semua pengujian sudah menunjukkan hasil, dilakukan pengumpulan hasil dan
melakukan interpretasi hitung angka MPN dengan rumus penghitungan MPN.

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

F. HASIL PENGAMATAN

Setelah diperoleh data mengenai indeks MPN koliform, penelitian dilanjutkan dengan
melakukan uji kelengkapan untuk mengetahui keberadaan bakteri koliform dengan
menggunakan media agar EMB dan Uji Biokimia. Adapun hasil yang diperoleh adalah,
ditemukan 93,75% sampel positif terkontaminasi bakteri koliform. Tabel berikut ini akan
menjelaskan total 15 sampel positif mengandung berbagai macam bakteri.

Secara keseluruhan persentase pencemaran bakteri koliform pada sampel untuk tiap-tiap
bakteri dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, total 15 sampel dari 16 sampel positif (+) didalamnya
terdeteksi bakteri koliform seperti Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Klebsiella
sp., Enterobacter sp., dan Proteus sp.
Dari seluruh sampel yang diteliti, hanya satu sampel (6,25%) yang memberikan hasil negatif
(-). Berarti, hanya satu sampel yang aman secara mikrobiologis untuk dikonsumsi karena
tidak mengandung bakteri koliform sama sekali, dan sisanya (93,75%) tidak aman untuk
dikonsumsi sesuai dengan Kepmenkes RI No.492/MENKES/PER/2010 tentang persyaratan
kualitas air minum, karena positif (+) mengandung bakteri koliform.
Bahan pembuat adalah bahan dasar yang digunakan untuk membuat minuman jajanan yaitu
air, es dan serbuk minuman seduh. Dari ketiga bahan dasar ini dapat terjadi kontaminasi
bakteri, misalkan pemilihan air untuk digunakan, banyak dari pedagang yang menggunakan
air galon isi ulang. Dimana galon tersebut dibiarkan terbuka, ini memungkinkan air
terkontaminasi bakteri melalui udara dan tiap akan digunakan dituang kedalam teko terlebih
dahulu, teko tersebut juga belum dapat dipastikan kebersihannya. Lalu pemilihan es, es yang
digunakan juga tidak dalam keadaan baik, karena es batu tersebut dihancurkan dengan
menggunakan palu yang tidak terjamin kebersihannya dan disimpan dalam termos es yang
juga tidak terjamin kebersihannya (Ariyani, 2006).
Alat yang digunakan dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri. Alat yang sering digunakan
pada pedagang minuman jajanan adalah termos es, teko air, sendok penggeruk es, gunting,
dll. Penggunaan alat-alat yang tidak disterilisasi terlebih dahulu, meningkatkan pencemaran
mikroorganisme. Selain itu biasanya alat-alat yang digunakan disimpan dan dibiarkan begitu
saja setelah dipakai, sehingga menambah resiko terjadinya kontaminasi bakteri patogen
(Kurniadi, 2013).
Penggunaan tangan yang tidak bersih dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri patogen.
Dimulai saat membuat hingga menyajikan perlu diperhatikan kebersihan tangan, tangan yang
tidak dicuci dengan sabun dan menyentuh minuman dapat meningkatkan resiko pencemaran
bakteri patogen. Sehingga saat melakukan penjamahan makanan perlu digunakan sarung
tangan (Naria, 2005).
Lingkungan yang kotor dan tidak terjaga sanitasinya dapat menjadi faktor terkontaminasinya
bakteri pada minuman jajanan, contohnya beberapa Sekolah Dasar ini berada dipinggir jalan
raya, dekat dengan selokan dan banyak terpapar debu asap kendaraan, sanitasinya juga buruk
sehingga berpotensi menjadi sumber pencemaran bakteri patogen (Kurniawan, 2013).
Untuk menghindari berbagai penyakit akibat infeksi bakteri diatas, maka perlu dilakukan
upaya pencegahan. Pencegahan utama harus dimulai dari menjaga kebersihan diri sendiri

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

sebelum beraktifitas atau sebelum menyiapkan peralatan dan bahan pembuatan sampai
pengemasan air minum jajanan. Peralatan yang digunakan juga perlu disterilisasi terlebih
dahulu sebelum digunakan, serta bahan pembuatan juga perlu diperhatikan dan dijaga
kebersihannya. Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dalam mengolah
minuman juga diperlukan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kontaminasi. Pencegahan
yang terakhir ialah menggunakan sumber air bersih dan air tersebut sebaiknya telah
disterilisasi terlebih dahulu atau dimasak sempurna dan disimpan ditempat yang bersih
sebelum digunakan untuk membuat minuman jajanan (Aprillia, 2011).

G. KESIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini terdeteksi adanya kontaminasi bakteri koliform dalam air
minuman jajanan yang dijual di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukabumi Kota Bandar
Lampung. Hal ini mengindikasikan terjadi pencemaran biologis dan menjadi dasar bahwa air
minuman jajanan tersebut berkualitas buruk serta dapat membahayakan masyarakat sebagai
pengguna.

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)


lOMoARcPSD|33215926

I. DAFTAR PUSTAKA
Aprillia BA. 2011. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan jajanan pada anak
sekolah dasar. (Skripsi). FK UNDIP
Ariyani D. 2006. Mutu mikrobiologis minuman jajanan di sekolah dasar Wilayah Bogor
Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan. 1(1): 44-50
Asiska Permata Dewi, Putri Gusnita. 2019. Analisa Cemaran Mikroba Pada Es Batu yang
Dijual di Sekitar Universitas Abdurrab Dengan Metode Most Probable Number
(MPN). 11(2): 154-158
Fadilasani Tyas Utami, Mia Miranti. 2020. Most Probable Number (MPN) Method As A
Basic Test Of Rengganis River Water And Pangandaran East Beach From Coliform
and Escherichia coli Pollution. 20(1):21-30. Diakses pada tanggal 07 Juli 2021, dari
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis
Kesehatan dan Farmasi
Selian LS, Warganegara E, Apriliana E. 2014. Most Probable Number (MPN) Test and
Coliform Bacteria Detection In Instant Drinks in Elementary School at Sukabumi District in
Bandar Lampung. 3(2):126-134. Diakses pada tanggal 07 Juli 2021, dari Medical Journal Of
Lampung University
Kurniawan A. 2013. Deteksi bakteri patogen dalam es balok yang dijual di pasar tradisional
Bandar Lampung. (Skripsi). FK UNILA
Kurniadi Y, Saam Z, Afandi D. 2013. Faktor kontaminasi bakteri Escherichia coli pada
makanan jajanan dilingkungan kantin sekolah dasar wilayah Kecamatan Bangkiang.
J.Ilmu Lingkungan. 7(1):28-37
Naria E. 2005. Higiene sanitasi makanan dan minuman jajanan di kompleks. J. USU. 25(2):
118-126.
Novel, S., S. Wulandari, A.P dan Safitri, R. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar, Jakarta:
CV Trans Info Media
Pratiwi, R. 2013. Distribusi Bakteri Coliform di SITU Cilodong Depok Jawa Barat,
Universitas Indraprasta PGRI. Faktor Exacta 6(4): 290-297.

Downloaded by Wilson Wibisono (cahmejasem@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai