Tujuan
Mengetahui kualitas air dengan cara mengetahui jumlah mikroorganisme berdasarkan nilai Most
Probable Number (MPN) dan mengetahui jasad indikator pada masing – masing sampel air.
II. Pendahuluan
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan
air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap
mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat
penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran
kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik,
dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam
fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain,
Uji kualitas air terdiri dari 3 step utama, yaitu: Uji pendugaan , Uji penguat dan Uji pelengkap.
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN). Dalam uji penduga
di gunakan lactose broth. Tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih
dari volume di dalam tabung Durham. Jumlah tabung yang positif di hitung pada masing-masing seri.
MPN penduga dapat di hitung dengan melihat table MPN 3 tabung. (Pelczar dan Chan., 2006).
Dalam uji penguat, terbentuknya gas dalam Lactose Broth tidak selalu menunjukan
bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan laktosa dengan
membentuk gas. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada media Endo agar,dengan
menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk
gas) masing-masing di inokulasikan pada Endo agar dengan cara streak plate. Semua tabung di
inkubasikan pada suhu 37oC selama 2x24 jam. Jumlah media Endo agar pada masing-masing
pengenceran yang menunjukan adanya pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung
dan MPN penguat dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan., 2006).
coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan
medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada
suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka
sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan
Oleh karena itu melalui percobaan ini agar praktikan dapat mengetahui uji kualitas air berdasarkan
jumlah mikroorganisme pada air dan dapat menentukan nilai MPN. Selain itu juga dapat
mempraktikkan cara pengujian perkiraan pada air untuk mengetahui adanya jasad coliform, dapat
mempraktikkan pengujian penegasan untuk membedakan mikrobia fekal dan non fekal, dan dapat
pula mempraktekkan pengujian kelengkapan untuk menentukkan ada tidaknya jasad indikator kualitas
III. Tinjauan Pustaka
AIR
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari kehidupan itu sendiri.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa
organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara
mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat
Air yang bersih dan berkualitas ialah air yang bebas bakteri dan racun serta mengandung berbagai
jenis mineral. Air yang kita konsumsi setiap harinya yang diambil langsung dari alam biasanya sudah
tercemar karena berbagai sebab baik karena pencemaran, limbah-limbah beracun dari industri atau
pertanian, racun atau zat berbahaya atau karena berbagai ulah manusia.(Ranoma, 2007)
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi. Syarat-syarat air
minum adalah tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung logam berat dan tidak mengandung
mikroorganisme yang berbahaya. Air minum merupakan air yang melalui pemrosesan atau tanpa
pemrosesan yang memenuhi syarat kesehatan dan bisa diminum secara langsung. (Ranoma, 2007)
Air dari sumber alam bisa diminum oleh manusia secara langsung namun ada resiko bahwa air
tersebut dicemari oleh bakteri atau zat yang berbahaya. Bakteri tersebut baru akan mati jika air
dimasak hingga 100 derajat celcius namun zat berbahaya yang lain seperti logam tidak bisa
dihilangkan dengan cara ini. Banyaknya pencemaran air semakin memperburuk kualitas air minum
Untuk mendapat air minum yang berkualitas, saat ini tersedia air minum isi ulang. Air minum isi
ulang banyak dijual di berbagai kota. Air isi ulang isi ada poin kelebihan dan kekurangannya yang
3. Walaupun tidak semua namun kualitas air isi ulang sudah memenuhi standar Departemen
Kesehatan. Hal ini tergantung akan kualitas sanitasi, mesin dan bahan baku air.
(Ranoma, 2007)
1. Pengawasan dan pembinaan yang lemah membuat mutu air cenderung tidak konsisten.
2. Kemungkinan terjadi salah produksi relatif tinggi, terutama menyangkut tentang pemilihan bahan
3. Aturan mengenai jasa layanan depo isi ulang tidak jelas. Hal ini menyangkut kualitas produksi
sehingga perlindungan hukum secara khusus pada konsumen jika terjadi kasus tidak ada.
4. Proses untuk pengemasan hanya mengandalkan teknologi yang sederhana sehingga sering terjadi
(Ranoma, 2007)
Saat ini ditemukan banyak sekali sampel air minum di depo isi ulang. Bakteri yang ditemukan
tidak secara langsung menimbulkan penyakit namun menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah.
Resiko bakteri patogen lain yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan akan semakin tinggi apabila
semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri. Keberadaan bakteri tersebut bisa disebabkan oleh sumber
air yang tercemar atau pemaparan dengan radiasi sinar ultraviolet kurang memadai.(Ranoma, 2007)
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan
sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-
sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E.
coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak
boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).
dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml air harus dipenuhi.
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang
Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air
minum kandungan E. coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000. Menurut salah satu
penelitian (Kajian Dhani Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan
Basah) jumlah E.coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar.( Suriaman dan
Juwita, 2008)
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I yang berarti
air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II
yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air
yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per
100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi (Suriaman dan Juwita., 2008).
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air merupakan sumber kehidupan
utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik
secara mikrobiologi,fisik maupun kimia untuk menghindarkan air dari pencemaran. .( Suriaman dan
Juwita, 2008)
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.
Bakteri golongan koli merupakan indicator terhadap intra bacteriaceae. Bakteri coli dapat dipakai
sebagai petunjuk adanya pencemaran oleh manusia maupun hewan.Adanya bakteri coli dalam air
Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif yaitu yang ditumbuhi
oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham
1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0
ml/tabung.
3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis mikroorganisme yang
diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada dalam bahan pangan tersebut.
Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasil yang teliti dan
sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk persiapannya.
Metoda ini banyak digunakan untuk menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih
dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis
bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes
kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan
kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan
(Dwidjoseputro, 2005).
Dalam uji penduga di gunakan lactose broth. Tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas
sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Jumlah tabung yang positif di hitung
pada masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung dengan melihat table MPN 3 tabung.( Pelczar
bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan laktosa dengan
membentuk gas. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada media Endo agar,dengan
menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk
gas) masing-masing di inokulasikan pada Endo agar dengan cara streak plate. Semua tabung di
inkubasikan pada suhu 37oC selama 2x24 jam. Jumlah media Endo agar pada masing-masing
pengenceran yang menunjukan adanya pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung
dan MPN penguat dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan, 2006)
coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan
medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada
suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka
sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. Perhitungan
jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara
lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth
unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai
MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per
100 mL atau per gram. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin
layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi(Pelczar dan Chan, 2006).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu
membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung
reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang
positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung
Durham yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Pelczar dan
Chan, 2006).
Untuk metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung
reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami
perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada
dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran,
yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada
tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga
diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan
menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah
Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain
merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat,
dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Coliform merupakan suatu grup bakteri
yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap
air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang
di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya.
Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini
dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang
tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu
bakteri coliform (E.coli), Enterococcus faecalis, Clostiridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan uji
konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat
fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif,
tidak-berspora. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya.
Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri
pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya
pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh
lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain(Pelczar dan Chan,
2006).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri coliform yang
ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan ujiE.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum.
fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan
bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang menyebabkan
diare hingga muntaber (Lim, 1998).Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya
organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non
faecal coloform. Menurut Gobel (2008), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia
2) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang
telah mati.
E.coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator
adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas
a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau
hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali
b. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan
dengan benar,
c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan
domestik,
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E.
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform, salah satu yang termasuk
didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine yang pada
racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh (Pelczar
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan
manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,
sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Krisna, 2005).
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. Oleh karena
itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada
hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Bakteri Escherechia coli merupakan mikroorganisme
normal yang terdapat dalam kotoran manusia, baik sehat maupun sakit. Dalam satu gram kotoran
manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri E. coli. Bakteri berasal dari kata “Bakterion” (Yunani =
Escherichia coli (E. coli ) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif, ditemukan oleh
Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada
manusia, seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. Bakteri ini banyak digunakan
dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah
Secara garis besar klasifikasi bakteri E.coli , berasal dari Filum Proteobacteria, Kelas Gamma
Escherichia coli. Secara morfologi E.coli merupakan kuman berbentuk batang pendek, gemuk,
berukuran 2,4 µ x 0,4 sampai 0,7 µ , Gram-negatif, tak bersimpai , Bergerak aktif dan tidak berspora.
(Krisna, 2005)
IV. Metode
1. Bahan
c. Alkohol 70%
e. Endo Agar
f. NA Miring
g. Aquades
i. Gram B (mordan)
k. Gram D (safranin)
2. Alat
a. Minyak imersi
b. Cawan petri
c. Jarum ose
d. Inkubator
e. Bunsen
f. Korek api
g. Semprotan alkohol
i. Tabung durham
j. Pipet volume
k. Objek glass
m. Kapas
n. Glasfirn pupm
o. Beaker glass
p. Pipet tetes
q. Hair dryer
B. Cara Kerja
1. Uji perkiraan
a. Menyerilkan tangan dan meja.
b. Menyiapkan sampel air (air isi ulang) secara steril kemudian dihomogenkan dengan mengocoknya
sebanyak 25 kali.
c. Memasukkan masing – masing 10 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang masing – masing
d. Memasukkan masing – masing 1 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang masing – masing
e. Memasukkan masing – masing 0,1 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang masing – masing
h. Mencatat jumlah tabung reaksi yang terbentuk gas (positif terbentuk gas) pada tiap seri tabung (10
2. Uji Penegasan
b. Semua tabung reaksi yang positif terdapat gas diambil sebanyak 1 ose kemudian ditanam di media
Briliant Green Lactosa Broth dan diinkubasi 2X24 jam pada suhu 37 0C.
c. Mengamati hasil yang positif terbentuk gas kemudian diambil 1 ose dan ditanam di media Endo
3. Uji Lengkap
2) Mengambil obyek glass dan fiksasi dengan melidah apikan di atas Bunsen sebanyak 2 – 3 kali
secara cepat.
5) Mefiksasi dengan melidah apikan bagian yang tidak ada kumannya di atas bunsen 2 – 3 kali dengan
cepat.
14) Dipucatkan dengan pewarnaan Gram C (aseton alkohol) dengan cara meneteskan perlahan sampai
16) Menuangkan pewarna Gram D (safranin) sebagai warna penutup atau pembanding biarkan selama 30
detik.
V. Hasil Praktikum
A. Pemeriksaan Air Isi Ulang
Ya
2 Uji Konfirmasi
2) Atypical
3) Metatypical
3 Uji Lengkap
10 ml 1 ml 0,1 ml
3 1 1
10 ml
1 ml
0,1 ml
Hasil tabung reaksi yang positif terdapat gas yang ditanam di Briliant Green 10 ml (1) 10 ml (2) 10
Lactosa Broth
ada spora.
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, melakukan pemeriksaan air.Pemeriksaan air dilakukan untuk mengetahui
apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemeriksaan air ini menggunakan metode MPN. Metode perhitungan MPN menggunakan media cair
di dalam tabung reaksiyang berisi tabung durham, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati terbentuknya gas di dalam
tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga
tabung durham tersebut naik keatas. Pemeriksaan air ditunjukkan dengan adanya bakeri indikator
(coliform dan fecal coliform) dengan menggunakan tiga tahapan pengujian yaitu uji dugaan, uji
penetapan, dan uji pelengkap. Sampel sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam media konsentrasi ganda
karena diduga akan ada lebih banyak bakteri sehingga diperlukan lebih banyak nutrisi yang
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I yang berarti
air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II
yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air
yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per
100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi (Suriaman dan Juwita., 2008).
Dalam pengujian perkiraan dapat dilakukan dengan bebrapa tahap, diantaranya dengan
menyiapkan sampel air isi ulang secara steril kemudian dihomogenkan dengan mengocok sebanyak
25 kali secara menual agar sampel tercampur merata.kemudian memasukkan masing 10 ml, 1 ml, dan
0,1 ml sampel air isi ulang ke dalam masing – masing tabung reaksi yang sudah berisi media laktosa
broth sebanyak 10 ml. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk
mendeteksi kehadiran Coliform dalam air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat
dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
Kemudian diinkubasi semua tabung pada suhu 370C selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam kemudian
tabung durhamnya diamati terbentuknya gas(positif terdapat gas) atau tidak pada tiap seri tabung (10
ditandai dengan adanya gas dalam tabung durham oleh karena di dalam medium LB terdapat mikroba
pembentuk gas.
Menurut Fardiaz (1992), gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh
adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi
mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media
untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam
tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam
tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam
bakteri aerob, dan salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas
pada tabung yang menandakan tabung bersifat positif.Banyaknya coliform dalam air isi ulang dapat
disebabkan adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk gas dalam waktu
48 jam dan pada suhu 350 C, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu (Fardiaz S.,
1992). Masih tingginya angka organisme indikator dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah
terkontaminasi secara fecal. Proses pemurnian air yang meliputi sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi
kurang sempurna menyebabkan air terkontaminasi dengan bakteri (Lim., 1998). Tingginya angka
bakteri coliform ini kemungkinan disebabkan selain karena sejak awal air tersebut telah mengandung
bakteri coliform, adalah karena botol yang digunakan untuk menampung air ini kurang steril sehingga
Pada tabung dengan volume 10 ml sebanyak 3 tabung menunjukkan hasil positif, pada tabung
dengan volume 1 ml sebanyak 1 tabung, dan pada tabung dengan volume 0,1 ml sebanyak 1 tabung.
Berdasarkan pencocokan seri tabung yang positif mengandung coliform dengan tabel MPN seri 3
tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliform pada air isi ulang per 100 ml adalah sebanyak
75 (75 MPN/100ml). Dari hasil ini dan dibandingkan dengan pustaka, maka air isi ulang ini sudah
tidak layak dikonsumsi lagi sebab mengandung coliform lebih dari 10 per 100 ml (Suriaman dan
Bakteri non-coliform dalam metabolismenya juga memproduksi gas (Black, 1998) maka untuk
memastikan keberadaan bakteri Coliform dilakukanlah uji penetapan. Uji penetapan dilakukan mulai
dari senin, 9 Juni 2014. Uji penetapan ini dilakukan dengan beberapa langkah, diantaranya dengan
semua tabung reaksi yang positif terdapat gas ditanam di media BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)
dan diinkubasi 2X24 jam, 370C. Kemudian diamati hasil positif yang tebentuk gas kemudian ditanam
Tabung yang menunjukan hasil positif pada uji penetapan ditumbuhkan pada media BGLB
(Briliant Green Lactosa Broth) yang merupakan media selektif karena kandungan emepedunya akan
meningkatkan pertumbuhan bakteri gram negatif Coliform, namun kandungan hijau berliannya akan
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dengan jalan merusak dinding selnya.Pada hasil yang
positif terbentuk gas setelah ditanam di media Endo Agar, tabung dengan volume 10 ml sebanyak 3
tabung menunjukkan hasil positif adanya gas. Penggunaan medium Endo Agar yang mengandung zat
pewarna eosin dan metilen blue, pada bakteri gram positif campuran zat warna ini akan semakin
menghambat pertumbuhan sedangkan pada Eschericia coli kedua zat warna ini akan terakumulasi
pada koloninya dalam suasana asam dan akan memberikan warna kehijauan mengkilat yang khas
Cawan petri yang berisi Endo agar disiapkan, kemudian ose yang akan digunakan dicelupkan ke
dalam alkohol lalu dibakar pada bunsen, lalu ditunggu beberapa saat dan ose dicelupkan ke dalam
sampel dan diambil 1 ose lalu digoreskan ke dalam cawan petri yang telah berisi Endo agar.
Hasil yang positif terbentuk gas kemudian diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37 0C. Kemudian
diamati koloni typical (merah tua atau hijau metalik). Dari hasil pengamatan termasuk fecal tyipical
karena berwarna hitam merah yang ada titik hitamnya dan sedikit agak hijau. Fecal typical tersebut
Setelah dilakukan uji dugaan, maka dilanjutkan dengan uji konfirmasi untuk melihat adanya
bakteri E. coli dalam air isi ulang. Dari hasil uji ini ada yang menunjukkan hasil positif dalam medium
Endo Agar yang ditandai dengan adanya koloni yang berwarna hitam merah yang ada titik hitam dan
sedikit hijau.
Uji yang terakhir ialah uji pelengkap. Setelah mengetahui hasil dari biakan yang ditanam pada
endo agar, yaitu bakteri fecal maka langkah selanjutnya adalah menanam kembali biakan tersebut
pada LB dengan suhu 44,5° C dan NA miring, diinkubasi selama 1x24 jam. Ditanam pada LB
bertujuan untuk mengetahui apakah benar positif mengandung bakteri coliform dengan bukti adanya
gelembung gas pada tabung durham yang artinya dalam sampel air tersebut positif tercemar bakteri
coli fekal. Sedangkan untuk penanaman di NA miring untuk mengetahui bentuk, warna dan berspora
atau tidaknya dengan menggunakan cara pengecetan gram serta pengamatan dibawah mikroskop.
Pada uji pelengkap ini dilakukan pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk dari bakteri yang
terdapat pada sampel. Prosedur pewarnaan gram yang dilakukan sama seperti pewarnaan gram yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun fungsi-fungsi penambahan warna pada pewarnaan bakteri gram
yaitu, pewarna Kristal ungu ditambahkan sebagai pemberi warna awal, mordan ditambahkan untuk
memperkuat ikatan pada dinding sel sehingga warna yang dilihat dapat terlihat lebih jelas, aseton
alkohol ditambahkan sehingga pada bakteri gram negatif yang mengandung peptidoglikan. Safranin
ditambahkan untuk memberikan kompleks warna merah pada bakteri gram negatif sehingga bakteri
gram negatif menjadi berwarna merah sedangkan pada bakteri gram positif pewarna safranin tidak
berpengaruh sehingga bakteri gram positif tetap berwarna ungu. Setelah dilakukan pewarnaan gram
dan diamati pada mikroskop, bakteri yang teramati yaitu bakteri berbentuk basil dan berwarna merah
muda sehingga dapat dikatakan terdapat bakteri E.Colli. Kemudian diamati pada mikroskop lalu
dilihat warna dan bentuk bakterinya. Dari hasil pengamatan, jenis bakterinya adalah E.coli yang
berbentuk batang, gram negatif dan tidak ada spora. Hal tersebut menandakan bahwa sampel air isi
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada air isi ulang dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah bakteri Coliform pada sampel air isi ulang adalah 75/100 ml. Kualitas air pada sampel yang
diuji adalah tidak layak digunakan sebagai air minum sebab jumlah coliformnya sangat banyak
2. Jenis bakteri yang mencemari sampel air isi ulang adalah berasal dari bakteri coliform,terdapat
pencemaran akibat adanya bakteri Escherichia coli dengan ciri – ciri berbentuk batang, gram negatif
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000, Official Methods of Analysis, Mc Graw Hill Press,
Canada.
Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pakadang, S., 2010., “Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”, Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Wakhid, Abdul, 2009, Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Makanan dan Minuman dengan Menggunakan
Metode MPN. http://abdul-wakhid.blogspot.com/2009/12/coliform.html. Diakses pada tanggal 20
April 2012.
Umbreit, W.W, 1960, Aplied Microbiology, Academic Press, London.