Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITAS AIR

OLEH

NAMA : ANTON
NIM : F1D2 18 022
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMMAD ILHAM

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu komponen terpenting bagi suatu mahluk

hidup, akan tetapi pada sisi lain air juga dapat memberikan efek negatif

dimana air mampu menjadi media pembawa mikroorganisme patogen yang

berasal dari berbagai sumber yang dapat mencemari danau, sungai bahkan

laut. Banyaknya limbah termasuk limbah domestik rumah tangga yang

dibuang secara langsung ke badan air menjadi salah satu penyebab

peningkatan akumulasi mikroorganisme patogen. Limbah domestik ini dapat

mencemari perairan baik secara fisika, kimia maupun biologi, selain itu

berbagai patogen yang terakumulasi di perairan dapat menjadi sumber

penyakit bila kualitas air tidak dalam keadaan bersih (Wandrivel dkk., 2012).

Air bersih merupakan salah satu standar baku mutu kesehatan

lingkungan, dimana kualitas air bersih dapat dilihat berdasarkan sifat fisika,

kimia dan biologi (Purwati, 2020). Kualitas air umumnya memberikan

gambaran akan mutu atau kondisi air yang berkaitan dengan hasil suatu

aktivitas atau kegiatan tertentu, sehingga kualitas air yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan yang berbeda memiliki karakteristik atau kualitas yang

berbeda pula. Kualitas air berkaitan dengan tingkat kebersihan dari suatu air,

hal ini sebagai salah satu indikator kelayakan penggunaan air utamanya untuk

menunjang kebutuhan pokok dalam hal ini sebagai sumber air minum.

Pengujian kualitas air perlu untuk dilakukan untuk melihat keberadaan


mikroorganisme patogen yang terkandung di dalam perairan, sehingga dapat

dilakukan upaya pencegahan untuk meningkatkan kualitas dari air tersebut.

Kadar cemaran suatu perairan berhubungan erat dengan jumlah dan

jenis mikroorganisme yang terkandung di perairan tersebut. Kelimpahan

mikroorganisme patogen dalam hal ini bakteri coliform di badan air menjadi

salah satu indikator tolak ukur kelayakan penggunaan air. Pengujian kualitas

air dapat dilakukan melalui metode MPN (Most Probable Number) dan IPB

(Indeks Pencemar Biologi), melalui pengujian ini dapat dilakukan tindakan

antisipasi untuk meminimalisir kontaminasi mikroba patogen yang dapat

membahayakan suatu organisme khususnya manusia, dengan

mempertimbangkan kelayakan air sesuai dengan standarisasi baku mutu air

yang telah ditetapkan. Berdasarkan urairan di atas maka praktikum analisis

kualitas air perlu untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode analisis kualitas air secara mikrobiologis?

2. Bagaimana tingkat pencemaran air sampel air sumur, air rawa dan air

sungai?

3. Bagaimana indeks pencemar biologi (IPB) sampel air sumur, air rawa dan

air sungai?

4. Bagaimana jumlah bakteri coliform sampel air sumur, air rawa dan air

sungai?
C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode analisis kualitas air secara mikrobiologis.

2. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air sampel air sumur, air rawa dan

air sungai.

3. Untuk mengetahui indeks pencemar biologi (IPB) sampel air sumur, air

rawa dan air sungai.

4. Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform sampel air sumur, air rawa dan

air sungai.

5. Manfaat Praktikum

Manfaat yang hendak diperoleh dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui metode analisis kualitas air secara mikrobiologis.

2. Dapat mengetahui tingkat pencemaran air sampel air sumur, air rawa dan

air sungai.

3. Dapat mengetahui indeks pencemar biologi (IPB) sampel air sumur, air

rawa dan air sungai.

4. Dapat mengetahui jumlah bakteri coliform sampel air sumur, air rawa dan

air sungai.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berguna bagi

kelangsungan hidup suatu organisme. Air tersusun atas dua unsur berupa

hidrogen dan oksigen,dimana dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen

pada satu atom oksigen (H2O). Air seiring berjalannya waktu selalu

mengalami perubahan kualitas, kuantitas maupun kontinuitas, dimana air yang

umum digunakan dalam aktivitas sehari-hari berupa air tawar. Ketersediaan

air tawar dunia hanya berada pada kisaran 3% dan 97% lainnya berupa air

asin, selain itu air yang dapat digunakan untuk mendukung segala aktivitas

dan kebutuhan manusia hanya berada pada kisaran 0,3% (Melinda dkk.,

2017).

Berdasarkan sumber dan pemanfaatannya air dibedakan mejadi empat

golongan. Golongan A yaitu air yang dimanfaatkan sebagai air minum dan

dapat dikonsumsi secara langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu.

Golongan B yaitu air yang digunakan sebagai bahan baku kemudian melalui

proses pengolahan agar dapat dikonsumsi dan digunakan untuk berbagai

kebutuhan lainnya. Golongan C yaitu air yang digunakan untuk kebutuhan

peternakan maupun perikanan. Golongan D yaitu air yang digunakan untuk

kebutuhan pertanian, industri dan pembangkit listrik. Besarnya potensi air

sebagai kebutuhan vital manusia, maka kualitas air juga perlu dalam keadaan

bersih dan terjaga (Aryasa dkk., 2019)


B. Kualitas Perairan

Kualitas perairan merupakan suatu istilah yang menggambarkan

kesesuaian atau kecocokan air untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bahan

baku air minum atau sebagai sumber irigasi dalam keadaan bersih. Air bersih

merupakan air yang memenuhi persyaratan dan standarisasi baku mutu

berdasarkan aspek fisika, kimia dan biologi. Berdasarkan sifat fisika air yang

baik dicirikan dengan karakteristik tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

dan tidak keruh. Persyaratan kimia air bersih dicirikan dengan tidak adanya

kandungan senyawa atau zat kimia berbahaya dan beracun di dalam air, serta

takaran zat terlarut berada dalam ambang batas tertentu. Ditinjau dari aspek

biologi air bersih tidak boleh mengandung mikroba patogen misalnya total

bakteri coliform yang melebihi ambang batas baku mutu (Zikra dkk., 2018).

Pemantauan kualitas perairan bertujun untuk mengetahui kuaitas air berdasar

pada parameter fisika, kimia dan biologi, kemudian membamdingkan kualitas

air dengan baku mutu yang sesuai peruntukannya untuk melihat nilai

kelayakannya (Saraswati dkk., 2017).

C. Baku Mutu Air

Baku mutu air merupakan suatu ketentuan mutu air yang ditetapkan

oleh suatu daerah atau negara, dimana ketentuan ini menyangkut ukuran,

batasan atau kadar mahluk hidup, energi dan zat yang harus ada atau zat yang

keberadaanya tidak diperbolehkan di dalam badan air. Baku mutu air dapat

menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan perihal layak atau


tidaknya suatu perairan dijadikan sebagai sumber daya yang menunjang

kebutuhan hidup manusia (Sanjaya dan Iriani, 2018).

D. Uji Kualitas Perairan

Ukuran kualitas perairan dapat diketahui melalui keberadaan bakteri

coliform yang berperan sebagai indikator perairan tercemar. Bakteri Coliform

adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentu suatu

sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri coliform

mencakup semua jenis bakteri yang berbentuk batang, gram negatif, tidak

membentuk spora serta dapat memefermentasi laktosa pada suhu 37℃

sehingga menghasilkan gas dan asam dengan kurun waktu kurang dari 48 jam.

Bakteri Coliform umumnya tidak menjadi penyebab dari penyakit-

penyakit bawaan air, tetapi ada beberapa jenis coliform yang bersifat patogen

yang dapat menghasilkan zat toksin. Salah satu contohnya bakteri coliform

yaitu Escherichia coli (Fitoni dkk., 2013). Escherichia coli tergolong pada

bakteri coliform yang merupakan flora normal di dalam usus manusia dan

Bakteri ini secara relatif mudah dibunuh dengan pemanasan pada suhu 60ºC

selama 30 menit. (Falamy dkk., 2012). Escherichia coli menjadi salah sanitasi

karena bakteri ini merupakan bakteri komensal yang hidup dalam saluran

pencernaan manusia, perpindahkan bakteri ini melalui air yang tercemar oleh

tinja atau air seni seseorang yang terinfeksi saluran pencernaan. Bakteri ini

dapat bertahan hidup di air walau air bukanlah media yang ideal untuk

pertumbuhannya. Akumulasi bakteri Escherichia coli dalam jumlah yang

melimpah atau berlebih dapat menyebabkan bakteri ini bersifat berbahaya atau
patogen. Pengujian untuk mendeteksi kandungan bakteri coliform perairan

untuk melihat kelayakan mutu air dapat dilakukan melalui uji MPN dan IPB.

Metode pengujian kualitas air dilakukan melalui metode Most

Probable Number (MPN). Pengunaan metode dimaksudkan untuk mengetahui

jumlah coliform yang terakumulasi di dalam air. Metode MPN merupakan

salah satu teknik menghitung jumlah mikroorganisme per mili bahan yang

digunakan sebagai media biakan. Metode MPN pada dasarnya sama dengan

metode perhitungan cawan, tetapi menggunakan medium cair dalam tabung

reaksi. Perhitungan didasarkan pada tabung yang positif, yaitu tabung

menunjukkan pertumbuhan mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu dan dapat diketahui dari gelembung gas yang dihasilkan pada tabung

durham. Pendekatan untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode

MPN didasarkan pada metode teori kemungkinan. Sampel ditumbuhkan pada

seri tabung sebanyak tiga atau lima buah tabung untuk setiap kelompok.

Apabila dipakai tiga tabung maka disebut seri tiga, yaitu uji yang biasa

digunakan pada air bersih dan jika dipakai lima tabung maka disebut seri lima,

yaitu biasa digunakan untuk uji air minum (Natalia, 2014).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Mei 2021 pukul 09.00-

11.00 WITA,bertempat di Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Unit

Mikrobiologi dan secara virtual meeting Zoom danGoogle Meet.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No NamaBahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Sampel (air sungai, air mL Sebagai objek pengamatan
tawar dan air sumur)
2. Alkohol 70% mL Sebagai bahan mensterilkan
3. Kapas - Sebagai penutup tabung reaksi
4. Aquades steril mL Sebagai pengencer
5. Medium Lactose Broth g Larutan untuk menguji kualitas air
6. BromTylen Blue - Sebagai pewarna indicator adanya
CO2 di sampel
7. Aluminium Foil - Menutup bagian atas botol ampul

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. NamaAlat Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Tabung reaksi 28 Untuk wadah sampel
2. Rak tabung reaksi 1 Untuk tempat tabung reaksi
3. Bunsen 1 Untuk menjaga bahan serta media
agar tetap steril
4. Botol ampul 3 Untuk wadah larutan pengencer
5. Hot plate - Untuk memanaskan media
6. Kertas label - Untuk melabeli sampel
7. Tabung durham - Untuk menampung gelembung
udara
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4
8. Vortex - Untuk menghomogenkan larutan
9. LAF (laminar air 1 Untuk tempat bekerja secara aseptis
flow)
10. Inkubator 1 Untuk menginkubasi sampel

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Media

a. LB ditimbang sebanyak 3,77 g dandimasukkan ke dalam gelas kimia

b. Aquades steril ditambahkan sebanyak 290 mL

c. Bahan dihomogenkan secara manual menggunakan batang pengaduk

d. BTB ditambahkan sedikit demi sedikit sebanyak 20 mL sambil

dihomogenkan menggunakan stirrer di atas hot plate

e. 28 tabung reaksi disiapkan

f. 9 mL media diukur dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung

reaksi

g. Tabung durham dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 9 mL media

h. Menutup tabung reaksi menggunakan kapas

2. Pembuatan Pengencer

a. Sebanyak 9 mL aquades dimasukkan ke dalam 9 botol ampul

b. Menutup botol ampul menggunakan aluminium foil

3. Sterilisasi Alat dan Bahan

a. Menyiapkan alat dan bahan.

b. Membersihkan alat-alat yang akan digunakan.


c. Mengemas alat-alat dengan menggunakan kertas HVS dan

memasukkan setiap alat ke dalam autoklaf

d. Mensterilkan alat-alat dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C

dengan tekanan 1 atm yang dipertahankan selama 15 menit.

4. Analisis Kualitas Air (MPN)

a. 1 mL sampel disuspensikan dalam botol pengencer pertama hingga

diperoleh pengencer 10-1 kemudian memasukkan dalam 3 tabung

reaksi yang berisi media LB (Lactose Broth)

b. 1 mL sampel disuspensikan dalam botol pengencer kedua hingga

diperoleh pengencer 10-2 kemudian memasukkan dalam 3 tabungreaksi

yang berisi media LB (Lactose Broth)

c. 1 mL sampel disuspensikan dalam botol pengencer ketiga hingga

diperoleh pengencer 10-3 kemudian memasukkan dalam 3 tabung

reaksi yang berisi media LB (Lactose Broth)

d. Tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 mL

media dan digoyangkan agar tidak terdapat gas dalam tabung durham

sebelum proses inkubasi

e. Seluruh tabung reaksi ditutup menggunakan kapas kemudian

diinkubasi selama 24 jam

f. Setelah 24 jam media diamati dengan indicator adanya kekeruhan gas

dan perubahan warna

g. Melakukan perhitungan kualitas bakteri Coliform dengan metode

MPN
h. Membuat hasil pengamatan

5. Pembuatan Nilai Indeks Pencemar Biologi (IPB)

a. Ketiga sampel air dipekatkan menggunakan sentrifugasi selama 30

menit dengan kecepatan 10. 000 rpm

b. Hasil endapan dimasukkan ke dalam botol ampul dan dipipet tetes ke

kaca objek

c. Pengamatan adanya mikroorganisme dengan menghitung langsung

jumlahnya dibawah mikroskop

d. Perhitungannilai IPB menggunakan rumus

a
IPB = ×100%
a+b

Keterangan:

a: kandungan mikroorganisme yang mengandung klorofil

b: kandungan mikroorganisme yang tidak mengandung klorofil


IV. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan MPN


Seri pengenceran Nilai Nilai Mutu Coliform Coliform Baku
No. Sampel Ket
10-1 10-2 10-3 MPN Air (mL) lim. Bawah lim. Atas Mutu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Air Layak
1. <3,0 <3x102 - 9,5 1x103
sumur pakai

- - - - - - - - -

Tidak
Air 5 3
2. >1100 >1,1x10 420 - 1x10 layak
sungai
pakai

+++ +++ +++


Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tidak layak
3. Air rawa 1100 1,1x105 150 4800 1x103
pakai

+++ +++ - + +

Nilai MPN

a. Air rawa

1
Nilai MPN ×
f . tengah

1
1100 ×
10−2

1100 ×10 2
Tabel 4. Hasil Pengamatan IPB
No. Sampel a B ab Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Air sumur 10 0 0 Layak Konsumsi
2. Air sungai 4 1 0,2 Tidak layak Konsumsi
3. Air rawa 12 18 0,6 Tidak layak Konsumsi
Ket: a: mengandung klorofil b: tidak mengandung klorofil

Nilai IPB

b
IPB= × 100 %
a+ b

18
IPB= × 100 %
12+18

¿ 0,6 ÷ 100

= 0, 006
B. Pembahasan

Air merupakana kebutuhan vital manusia dimana air pada umumnya

digunakan untuk menunjang segala aktivitas manusia. Potensi air yang begitu

besar sebagai sumber kehidupan menjadi salah satu alasan perlunya dilakukan

praktikum analisis kualitas air untuk melihat ukuran kualitas air pada beberapa

titik sampel berupa air sungai, air rawa dan air sumur. Ketiga sampel yang

digunakan akan diidentfikasi kualitasnya berdasarkan metode Most Probable

Number (MPN) dan Indeks Pencemar Biologi (IPB). Metode MPN digunakan

untuk menentukan kelayakan penggunaan air sedangkan metode IPB

digunakan untuk menentukan kelayakan konsumsi air.

Berdasarkan data pengamatan sekaligus analisis yang diperoleh

diketahui bahwasanya berdasarkan identifikasi dan analisis melalui metode

MPN diketahui sampel air sumur dengan nilai MPN mutu air sebesar <3x102

dikatakan layak untuk dikonsumsi, sedangkan nilai MPN mutu air sampel air sungai

sebesar >1,1x105 CFU/ml dan sampel air rawa sebesar 1,1x105 CFU/ml dapat

dikatakan tidak layak untuk digunakan, hal ini didasarkan pada standarisasi baku

mutu air yang telak ditetapakan yaitu sebesar 1x103 CFU/ml.

Pengujian Indeks Pengencer Biologi (IPB)


V. PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan praktikum ini adalah

sebagai berikut:

1. Metode analisis kualitas air secara mikrobiologis dapat dilakukan melalui

metode Most Probable Number (MPN) dan Indeks Pencemar Biologi

(IPB).

2. Melalui identifikasi MPN diketahui sampel air sumur layak untuk

digunakan, sedangkan sampel air sungai dan air rawa tidak layak untuk

digunakan.

3. Melalui identifikasi IPB diketahui sampel air sumur layak untuk

digunakan, sedangkan sampel air sungai dan air rawa tidak layak untuk

digunakan.

4. Jumlah bakteri coliform mencakupp nilai mutu air pada sampel air sumur

sebesar <3x102, sampel air sungai sebesar >1,1x105 dan sampel air rawa

sebesar 1,1x105.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan praktikum ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk asisten tetap sabar dalam membimbing dan terimakasih telah

meluangkan waktunya untuk membimbing.


b. Untuk praktikan sebaiknya tetap menjalin kerjasama yang baik dalam

menyelesaikan seluruh kegiatan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Aryasa, I.W.T., Risky, D.P., dan Artaningsih, N.P.L.J. (2019). Uji Pendahuluan
Kualitas Air pada Sumber Mata Air di Banjar Tanggahan Tengah,
Desa Susut Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, Jurnal Kesehatan
Terpadu, 3(2), 76-81.

Fitoni, C.N., Asri, M.t., dan Hidayat, M.T. (2013). Pengaruh Pemanasan Filtrat
Rimpang Kunyit (Curcuma llonga) terhadap Pertumbuhan Koloni
Bakteri Coliform Secara In Vitro, Jurnal Lneterabio, 2(3), 217-221.

Natalia, L.A. (2014). Kajian Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Blora Melalui Metode Most Probable Number, skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Purwati, L. (2020). Uji Bakteri Coliform dan Escherichia Coli pada Air Tercemar
dengan Penggunaan Susunan Filter, Skripsi, Universitas Islam Malang,
Malang.

Saraswati, N.L.G.R.A., Arthana, I.W., dan Hendrawan, I.G. (2017). Analisis


Kualitas Perairan pada Wilayah Perairan Pulau Serangan Bagian Utara
Berdasarkan Baku Mutu Air Laut, Journal of Marine and Aquatic
Science, 3(2), 163-170.

Wanrivel, R., Suharti, N., dan Lestari, Y. (2012). Kualitas Air Minum yang
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Bungus Padang
Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi, Jurnal Kesehatan Andalas,
1(3), 129-133.

Zikra, W., Amir, A., dan Putra, A.E. (2018). Identifikasi Bakteri Escherichia coli
(E.coli) pada Air Minum di Rumah Makan dan Cafe di Kelurahan Jati
serta Jati Baru Kota Padang, Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 212-216.

Anda mungkin juga menyukai