PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan metode apus atau smear, yaitu dengan cara mengapuskan lapisan tipis atau
film suatu bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang
apus darah digunakan untuk mempelajari struktur eritrosit, leukosit dan trombosit.
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembulu dan beredar ke
selurunya tubuh. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan matrik
menggantikan sel-sel yang rusak. Jaringan epithelium terbagi menjadi dua, yaitu
permukaan tubuh dan organ tubuh bagian dalam, epitelium kelenjar menyekresi
hormon atau produk lain. Fungsi jaringan epithel antara lain, melindungi jaringan
di bawahnya dari jaringan mekanik, bahan kimia lainnya, sebagai alat ekskresi,
mengurangi gesekan antara darah dan dinding pembuluh darah, sebagai alat
absorpsi, sebagai alat sekresi, sebagai alat penyaring atau filtrasi, sebagai alat
difusi, penerima impuls sel epitel khusus ditembus dari rangsangan sensorik
dimana sel epitel terdapat ujung saraf sensorik yang berada pada telinga, kulit,
dalam proses yang dikenal sebagai miogenesis. Aksi otot dapat diklasifikasikan
sebagai baik sukarela atau paksa. Jantung dan halus otot kontrak tanpa pikiran
sadar dan disebut paksa, sedangkan otot rangka kontrak atas perintah . Otot
rangka pada gilirannya dapat dibagi menjadi serat berkedut cepat dan lambat.
B. Rumusan Masalah
cara membuat preparat apusan darah, mukosa mulut dan jaringan otot?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
untuk mengetahui cara membuat preparat apusan darah, mukosa mulut dan
jaringan otot
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
dapat mengetahui cara membuat membuat preparat apusan darah, mukosa mulut
A. Preparat Apus
mencari kelainan pada sel darah. Tiga sel darah utama yang diuji, yaitu Sel darah
merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, Sel darah putih yang membantu
tubuh melawan infeksi, Trombosit yang penting untuk pembekuan darah. Tes
abnormal, gejala flu yang abnormal, penurunan berat badan yang mendadak,
alergi kulit, infeksi tak terduga dan nyeri tulang (Harijati, dkk., 2017).
B. Apusan Darah
Pengamatan pada apusan darah salah satu sel yang dapat diamati adalah
leukosit. Leukosit memiliki sebuah inti yang bentuk dan ukurannya bervariasi
leukosit yang utama, yaitu neurofil, eusinofil, basofil dan monosit. Eosinofil
merupakan salah satu jenis sel leukosit yang memiliki cirri-ciri khas diantaranya
sel bulat, inti biasanya hanya memiliki 2 lobus, kromatin berwarna ungu,
besar dan lebih besar dibandingkan granula neutrofil (Ardina dan Rosalinda,
2018).
C. Apusan Darah Tepi
Apusan darah tepi salah satu sel yang diamati adalah leukosit. Leukosit
memiliki sebuah inti yang bentuk dan ukurannya bervariasi sehingga mudah
dibedakan antara eritrosit dan trombosit. Terdapat 5 jenis leukost yang utama
salah satu jenis leukosit yang memiliki cirri khas diantaranya sel bulat, inti biasa
banyak granula eosinofilik (jingga) yang berukuran sama besar dan lebih besar
D. Darah
berperan penting dalam mekanisme kerja tubuh yang berfungsi sebagai medium
atau transportasi missal jarak jauh berbagai bahan antar sel dan lingkungan
eksternal atau antara sel-sel yang sendiri, dimana transportasi semacam itu penting
terhadap infeksi. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi, karena
itu jumlah leukosit tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan
jumlah benda asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi
sel darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam jaringan. Leukosit
hanya bersifat sementara mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh, apabila terjadi
peradangan pada jaringan tubuh leukosit akan pindah menuju jaringan yang
F. Pengertian Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang yamg disebut serabut otot yang
mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah
jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan dan kontraksi
otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam
suatu hewan yang aktif. Tubuh vertebrata tersusun oleh tiga jaringan otot di
antaranya, otot polos, otot lurin atau otot rangka dan otot jantung (Fried dan
Hademenos, 2005).
G. Fungsi Otot
volum organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh
kontraksi otot. Sifat otot ialah eksitabilitas atau iritabilitas, dapat berkontraksi,
dapat direnggang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu dan elastisistas.
Cirri-ciri histology, lokasi serta control system saraf dan endokrin jaringan otot
dikelompokkan atas jaringan otot rangka, otot jantung dan otot polos. Jaringan
otot rangka terutama melekat pada tulang dan berfungsi menggerakkan bagian-
Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang melekat pada rangka
tubuh manusia atau hewan yang fungsinya dipengaruhi oleh kemauan, oleh karena
inervasinya dilakukan oleh saraf motorik somatik tipe Aα. Fungsi utama otot
rangka adalah berkontraksi dalam rangka menggerakkan anggota tubuh dan fungsi
yang lain adalah menghasilkan panas tubuh, memberi bentuk tubuh serta
melindungi organ yang lebih dalam. Otot rangka atau skelet tersusun oleh
kumpulan serabut (sel) otot bergaris (muscle fiber atau skeletal miocite),
mempunyai banyak inti yang terletak di tepi. Dinding atau membran sel disebut
Otot jantung adalah otot yang khusus membentuk jantung. Otot jantung
Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung
jantung berdenyut. Kerja otot jantung tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (diluar
masih hidup. Gerakan otot jantung teratur dan tahan kelelahan. Jadi otot jantung
merupakan otot istimewa karena memiliki struktur seperti otot lurik dan bekerja
H. Otot Polos
Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar,
dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang
terletak di tengah dan bentuknya pipih. Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh
kehendak (otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi
dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos dalam dinding
arteriola akan menyempitkan pembulu yang sangat kecil itu yang meningkatkan
resistensi dan meningkatkan tekanan darah di daerah hulu arteri. Ketika otot polos
Mukosa mulut adalah jaringan yang melapisi rongga mulut, terdiri dari
dua bagian yaitu epitel dan lamina propia. Lamina propia mengandung serabut
lamina propia adalah lapisan submukosa yang merupakan jaringan ikat kendor
yang mengandung lemak, pembuluh darah, limfe dan saraf. Epitel rongga mulut
tersusun dari sel squamos bertingkat, mirip dengan epitel squamous bertingkat
yang ditemukan di bagian tubuh lain, yaitu memiliki aktivitas turn over yang
dimulai dari sel basalis. Sel basalis yang masuk akan berdiferensiasi menjadi sel
superfisial adalah lapisan terluar dari epitel dan yang paling muda terlepas dari
Rongga mulut dilapisi oleh mukosa yang terdiri atas epitel dan lamina
propria serta jaringan ikat pada submukosa. Berbagai tipe leukosit terdapat
dalam saliva. Epitel rongga mulut terdiri dari epitel berlapis Gepeng tanpa lapisan
tanduk sebagai pelindung. Epitel terdiri atas sel basal, parabasal, intermediet dan
supervisial serta epitel ini secara berkala mengalami poliferasi, maturasi dan
sitologi sel leukosit maupun sel epitel akibat proses eksfoliasi ataupun migrasi sel
(Rahmawati, 2018).
J.Sel Epitel
Sel-sel epithel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan mulut berturut-turut dari
yang paling dalam ke permukaan, yaitu lapisan germinativum atau basalis, lapisan
spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis
sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan menganduk sel-sel induk
yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirmkan ke lapisan yang lebih
superficial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan
mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari
beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan
(Puspitawati, 2003).
Ciri-ciri dari sel epitel, yaitu kumpulan sel-sel yang tersusun saling
melalui struktur membrane basalis, sel-sel epitel disatukan oleh bahan perekat dan
proses mekanik, avaskular tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epitel. Sel
epuitel terdapat lapisan sel yang menyelimuti dan melapisi permukaan luar organ
dalam (endotelium), bagian dalam organ (mesotelium) dan permukaan paling luar
dari tubuh (epidermis). Sel-sel epitel tersusun rapat sehingga terdapat rongga antar
sel. Sel-sel tersebut menempel pada sebuah lapisan yang disebut membrane basal.
mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Zat warna yang biasa
dipakai untuk pewarnaan supravital adalah jenus green, neutral red, methylen blue
preparat tersebut selesai. Sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan
(Kuncorojakti, 2014).
III. METODE PRAKTIKUM
Kendari.
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
a. Apusan Darah
b. Mukosa Mulut
c. Jaringan Otot
1. Menyiapkan mikroskop
A. Hasil Pengamatan
4
Sel Darah
2.
1 1. Tepi sel
2 2. Sitoplasma
3. Inti sel
3 (Nucleus)
4. Sel epitel
4
Mukosa Mulut
3.
1. Serat
1 2. Inti Sel
(Nucleus)
2
Otot Lurik
B. Pembahasan
tersedia. pembuatan apusan darah ini menggunakan suatu metode yang disebut
metode oles atau metode smear yang merupakan suatu sediaan dengan jalan
mengoles atau membuat selaput film dan substansi yang berupa cairan atau bukan
cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi,
diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup, untuk melihat struktur sel darah
darah. Sediaan apus darah ini tidak saja untuk mempelajari bentuk masing-masing
sel darah, tetapi juga dapat digunakan untuk menghitung perbandingan antara
menggunakan jarum frankel, kemudian diteteskan darah yang keluar pada kaca
objek pada tetesan kedua, mengapusnya dengan menggunakan kaca objek lain
menggunakan alkohol absolute selama 30 menit dan ditetesi larutan giemsa 3%,
pengamatan apusan darah terlihat sel basofil, limfosit, monosit dan neutrofil.
Basofil adalah jenis sel darah putih yang berbentuk butiran kasar hitam
dan kebiruan yang terletak di dalam sitoplasma. Sel darah putih basofil berfungsi
darah dan mengatasi reaksi alergi. Limfosit merupakan salah satu dari beberapa
jenis leukosit yang berukuran kecil dan memiliki fungsi terkait reaksi imunitasi.
Ciri-ciri dari limfosi antara lain, memiliki ukuran yang kecil, bentuk oval atau
bulat, memiliki pergerakan terbatas, berinti satu sel dengan warna ungu,
sitoplasma sedikit dan berwarna biru muda dan tidak memiliki granula. Limfosit
berfungsi untuk mengenali adanya antigen yang masuk ke tubuh, mencari sel-sel
tubuh yang terinfeksi antigen dan menghancurkan antigen dengan bahan kimia
beracun.
Monosit adalah salah satu dari leukosit yang menjadi bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Monosit dapat dikenal dengan warna inti dan diproduksi di
dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetik yang disebut monoblas.
meninggalkan aliran darah dan masuk ke jaringan lain dalam tubuh dan berubah
monosit berukuran besar. Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang paling
banyak dalam tubuh yang beredar di dalam aliran darah. Neutrofil berukuran
sedang yang memiliki banyak inti sel yang tidak beraturan dan memiliki berbagai
fungsi di dalam sel. Neutrofil menempal pada dinding pembuluh darah yang
berfungsi untuk menghalangi infeksi atau kuman yang masuk ke dalam darah
melalui luka.
menggunakana cotton bad dan mengolesnya pada kaca objek yang telah diberi
mewarnai sel-sel yang diamati di bawah mikroskop agar terlihat jelas atau
menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan terwarna oleh pewarna basa
yaitu giemsa, pada pengamatan sel masih dalam bentuk asalnya, tidak terjadi
plasmolisis atau krenasi karena menggunakan zat warna netral seperti hitam atau
putih.
mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke
granulosum dan lapisan corneum. Preparat mukosa mulut hanya dapat dilihat
preparat ini ditemukan hasil pengamatan bahwa sel epitelium terwarna dengan
baik, warna inti lebih terwarna kuat dibandingkan sitoplasma sehingga terlihat
kontras. Sel epithelium tipis, meski banyak sel yang masih bertumpuk-tumpuk
tetapi masih ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati
dengan jelas, warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan
inti sel. Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Sel eukariota
sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan
mulut tersusun dari sel squamos bertingkat, mirip dengan epitel squamous
bertingkat yang ditemukan di bagian tubuh lain, yaitu memiliki aktivitas turn over
yang dimulai dari sel basalis. Turn over atau indeks maturasi adalah perbandingan
antara sel basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial. Sel basalis yang
lagi menjadi sel superfisial. Sel superfisial adalah lapisan terluar dari epitel dan
yang paling mudah terlepas dari permukaan. Ketebalan mukosa bukal mencapai
bahwa sel epithelium terwarna dengan baik, warna inti terwarna dengan kuat
banyak sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati dengan
jelas. Warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti sel.
Pengamatan pada otot lurik yang terdapat pada daging sapi. Otot lurik
adalah otot yang apabila dilihat dengan mikroskop akan terlihat seperti gambaran
lurik-lurik. Otot lurik melekat pada rangka sehingga ada yang menyebutnya otot
rangka. Otot lurik bekerja secara sadar menurut kehendak dan gerakannya tidak
teratur sehingga disebut otot sadar, bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas
sel silindris sangat panjang dan berinti banyak. Inti banyak tersebut disebabkan
oleh persatuan mioblas embrionik berinti tunggal. Nukleus bujur telur biasanya
Pengamatan pada preparat otot lurik terlihat adanya nukleus (inti sel) yang
mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan. Menurut
Rahmatullah dan Lesmana, 2005 menyatakan bahwa serat otot rangka serupa satu
sama lainya, otot rangka merupakan jaringan yang sangat heterogen , yang
tersusun dari serat-serat yang berbeda dalam hal aktivitas miosin ATP ase,
kecepatan kontraksi dan banyak yang lainnya. Serat-serat otot rangka dibedakan
menjadi dua jenis yaitu serabut tipe I dan serabut tipe II. Otot tipe I disebut otot
merah karena memiliki banyak mioglobin otot ini responnya lambat dan memiliki
masa laten yang panjang, dapat berkontraksi pada saat yang lama dan berfungsi
untuk mempertahankan sikap tubuh, otot ini banyak ditemukan pada daerah
punggung. Otot tipe II disebut otot putih karena sedikit mengandung mioglobin,
otot ini memiliki lama kontraksi yang singkat dan khusus untuk gerakan halus dan
terampil, otot tangan banyak mengandung serat tipe II dan umumnya digolongkan
A. Kesimpulan
menggunakan jarum frankel, kemudian diteteskan darah yang keluar pada kaca
objek pada tetesan kedua, mengapusnya dengan menggunakan kaca objek lain
menggunakan alkohol absolute selama 30 menit dan ditetesi larutan giemsa 3%,
preparat mukosa mulut adalah dilakukan dengan cara cotton bad di sterilkan
menggunakana cotton bad dan mengolesnya pada kaca objek yang telah diberi
mewarnai sel-sel yang diamati di bawah mikroskop agar terlihat jelas atau
otot dilakukan dengan cara menyayat setipis mengkin dan letakkan di atas kaca
2. Diharapkan kepada seluruh praktikan agar kompak dalam mencari bahan dan
Andriyanto, E., 2011, Pengenalan Penyakit Darah pada Citra Darah menggunakan
Logika Fuzzy, Jurnal JITIKA, 5(2): 1
Ardina, R. dan Rosalinda, S., 2018, Morfologi Eosinofil pada Apusan Darah Tepi
menggunakan Pewarnaan Giemsa, Wright dan Kombinasi Wright-Giemsa,
Jurnal Surya Medika, 3(2): 6
Fried, G. H dan Hademenos, G. J., 2015, Biologi Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Harijati, L., Samino, S., Indriyani, S. dan Soewondo A., 2017, Mikroteknik Dasar,
UB Press, Malang.
Kuncorojakti, S., 2014, Evaluasi Pewarnaan Toluidine Blue untuk Identifikasi Sel
Mast Jaringan Ikat dari Preparat Blok Parafin Kulit Tipis Anjing, Jurnal
Veterinaria Medika, 7(2): 121
Lailiani, N., 2017, Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Tambak Wedi Surabaya,
Skripsi, Universitas Muhammmadiyah Surabaya, Surabaya.
Pearce, E.C., 2017, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Rahmawati, A., Tofrizal., Yenita dan Nurhajjah, S., 2018, Gambaran Sitologi
Eksfoliatif pada Apusan Mukosa Mulut Murid SD Negeri 13 Sungai Buluh
Batang Anai Padang Periaman, Jurnal Kesehatan Andalasi, 7(2): 247
Santoso, D., Titien, I. dan Kusuma, WM. P., 2013, Pengaruh Pemakaian Breket
terhadap Maturasi Sel Epitel Mukosa Bukal pada Pasien Anak Periode
Gigi Bercampur, Jurnal, Kedokteran Gigi, 4(4): 249
Sarifin, G., 2010, Kontraksi Otot dan Kelelahan, Jurnal ILARA, 1(2): 58
Wangko, S., 2014, Jaringan Otot Rangka (Sistem Membran dan Struktur Halus Unit
Kontraktil), Jurnal Biomedik, 6(3): 27