Proposal Penelitian
Oleh :
ZUKNI INDARWANI
F1D1 18 021
A. Latar Belakang
dimana merupakan salah satu tempat wisata. Perairan Pantai Nambo merupakan
kawasan pesisir yang berada di Kota Kendari dimana banyak terdapat sumberdaya
memiliki aktivitas yang cukup padat seperti kegiatan menangkap ikan, budidaya,
kawasan ekowisata dan aktivitas yang berada di pesisir laut. Aktivitas tersebut
perairan, dampak yang berpengaruh terhadap kualitas perairan salah satunya yaitu
perairan serta berkurangnya jenis biota yang hidup di wilayah perairan tersebut
(Sulphayrin, 2018).
pelabuhan, tumpahan minyak dari kapal, limbah rumah tangga dan kegiatan
perairan laut sehingga akan berdampak pada pencemaran lingkungan perairan dan
organisme perairan ini terjadi bukan hanya karena pencemaran akan tetapi juga
1
2
terhadap suhu air, kandungan unsur kimia seperti kandungan ion hidrogen (pH),
oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen kimia (COD). Komposisi atau
terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara penyesuaian diri dari struktur
kondisi di suatu perairan. Pantai Nambo sendiri dikelilingi oleh banyaknya hutan
mangrove, yang mana mangrove ini berfungsi sebagai biofilter yang berguna bagi
tersebut, diketahui bahwa kondisi perairan di Pantai Nambo saat ini semakin
tertentu untuk dapat bertahan di lingkungan perairan. Untuk itu, penelitian ini
Lingkungan”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui kondisi parameter fisika dan kimia perairan Pantai Nambo.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
makrozoobentos di perairan Pantai Nambo yang sampai saat ini belum ada
sebagai salah satu acuan untuk menilai kondisi di perairan Pantai Nambo.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Makrozoobentos
2018).
dan merupakan bagian dari rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada
jenis makrozoobentos lainnya memangsa larva ikan kecil yang ada di perairan dan
Perairan yang sehat atau belum tercemar oleh zat berbahaya akan menunjukkan
jumlah individu yang seimbang dari hampir semua spesies yang ada, sebaliknya
5
6
jika suatu perairan tercemar, maka penyebaran jumlah individu tidak merata dan
suatu gambaran yang lebih tepat dibandingkan pengujian fisika dan kimia.
komponen ekosistem yang lain. Manusia merupakan salah satu komponen penting
(Prasetia, 2017).
7
sebagai berikut:
1. Suhu
ekosistem dimana mereka hidup (Ridwan, 2016). Suhu pada perairan dapat
2. Salinitas
laut dan juga merupakan faktor pembatas (Patty, 2013). Banyak faktor
sebaliknya. Apabila pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya,
3. Kedalaman
tinggi dibandingkan dengan perairan yang lebih dalam. Kondisi perairan yang
variasi habitat yang lebih besar dari pada daerah yang lebih dalam sehingga
cenderung lebih dalam jika dibandingkan dengan saat musim kemarau. Hal
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Kondisi perairan yang memiliki kadar pH sangat basa maupun asam dapat
hidup di suatu perairan. Perairan dengan pH yang terlalu tinggi atau rendah
5. Kecepatan Arus
dipengaruhi oleh kekuatan angin, topografi, kondisi pasang surut dan musim.
Musim penghujan dapat meningkat jumlah debit air dan sekaligus dapat
mempengaruhi kecepatan arus, selain itu adanya bentuk alur sungai dan
Jenis substrat diketahui dipengaruhi oleh kecepatan arus, pada kecepatan arus
yang tinggi dalam perairan akan menyebabkan tipe substrat di perairan tersebut
didominasi oleh tipe substrat berpasir, sedangkan pada saat arus yang lemah
pada suatu sungai adalah cadangan oksigen terlarut yang cukup. Oksigen
dalam air. Kandungan oksigen dalam suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
kondisi kimia dan fisik sungai seperti pergolakan air dipermukaan, suhu dan
perairan. Pengukuran tingkat kualitas air dapat dilihat dari oksigen terlarut
(DO). Semakin tinggi kandungan (DO) semakin bagus kualitas air tersebut
(Prahutama, 2013).
7. Substrat
Susunan substrat dasar penting bagi organisme yang hidup di zona seperti
bentos, baik pada air diam maupun air yang mengalir (Sidik, 2016). Substrat
sebagai tempat mencari makan, tempat berlindung dan tempat hidup bagi
organisme tertentu.
mengenai sifat organisme yang mendiami suatu komunitas yang dihuni organisme
dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka tidak ada spesies yang
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2021 dengan
B. Jenis Penelitian
C. Bahan
D. Alat Penelitian
E. Definisi Operasional
nambo pada stasiun yang telah ditunjuk sebagai lokasi pengambilan sampel,
C. Indikator Penelitian
D. Prosedur Penelitian
2. Pengambilan Sampel
kemudian dibersihkan dengan air dan disortir. Sampel yang telah disortir
3. Identifikasi sampel
Buku FAO Guide Identification (1988), Day (1967) dan media online
dalam bentuk tabel dan gambar. data tersebut kemudian dianalisis secara
E. Analisis Data
Data yang dihasilkan merupakan data kuantitatif. Data yang diperoleh dari
dominansi.
a. Kelimpahan Jenis
Keterangan :
b. Indeks Keanekaragaman
sebagai berikut:
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman
berikut:
c. Indeks Keseragaman
sebagai berikut:
Keterangan :
E = Indeks Keseragaman
d. Indeks Dominansi
dominansi dari suatu spesies dalam komunitas dapat diketahui dari hasil
sebagai berikut:
C = ∑Pi2 di mana Pi = ni
N
Keterangan:
C = Dominansi spesies
Menurut Noviana (2019) Nilai indeks berkisar antara 0-1 dengan kategori
sebagai berikut:
organik dan dasarnya adalah tingkatan famili yang toleran dan tidak toleran.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah sebagai berikut:
FBI=
Keterangan:
Secara singkat, diagram alir prosedur kerja dalam penelitian ini disajikan
pada Gambar 1.
Pemasangan Plot
Pengawetan Sampel
Pengamatan Visual
Identifikasi sampel
Analisis Data
Gambar 1. Diagram Penelitian
20
G. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Efriningsih, R., Pustita, L., dan Ramses. 2016. Evaluasi Kualitas Lingkungan
Perairan Pesisir di Sekitar TPA Telaga Punggur Kota Batam Berdasarkan
Struktur Komunitas Makrozoobentos. Jurnal Simbiosa. 5(1): 1-15.
Febbyanto, H., Irawan B., Moehammadi, N., dan Soedarti T. 2017. Studi
Kelimpahan dan Jenis Makrobentos di Sungai Cangar Desa Sumber
Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan. 1(1):1-9.
Guntur, G., Yanuar, A.T., Sari, S.H.J. dan Kurniawan. 2017. Analisis Kualitas
Perairan Berdasarkan Metode Indeks Pencemaran di Pesisir Timur Kota
Surabaya. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Pesisir dan Perikanan. 6(1): 81-89.
Noviana, L. 2019. Efektivitas Melati Air dalam Menurunkan Kadar Bod, Cod dan
Tss pada Air Limbah Laundry. Jurnal Sustainable Environment
Optimizing Industri. 1(2): 1-15.
22
Patty, S.I. 2013. Distribusi Suhu Salinitas dan Oksigen Terlarut di Perairan Kema
Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. 1(3): 148.
Pelealu, G.V.E., Koneri R., dan Butarutar, R.R. 2018. Kelimpahan dan
Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Air Terjun Tunan Talawan
Minahasa Utara Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Sains. 18(2): 97.
Ridwan, M., Fathoni, R., Fatihah, I., dan Pangestu, D.A. 2016. Struktur
Makrozoobentos di Empat Muara Sungai Cagar Alam Pulau Dua Serang
Banten. Jurnal Biologi. 9(1): 57-65.
Sirait M., Rahmatia., dan Pattuloh. 2018. Komparasi Indeks Keanekaragaman dan
Indeks Dominansi Fitoplankton di Sungai Ciliwung Jakarta. Jurnal
Kelautan. 11(1): 75-79.