Anda di halaman 1dari 29

Prosiding Pelatihan Pengelolaan W a y a h Pesisir Terpadu

PENGELOLMN SECARA TERPADU DAN BE LmJUTAN

DR. IR. DETIBUECIM 6.BENGEN, DEA


Pusat Kajian Sumberdaya Pmisir dam Lautan
Fakaltas Perikanan dam Bmu Kegautan
Instftut Pestanian Bogor
dieter@indo,net,id

BEm UAN dilakukan tentunya &an membenkan penganrfi


Peranan sumberdaya dan jasa pesisir dan pada lingkungan hidup. Makin tinggi laju
laut diperkirakan akm semakin meningkat di pembangunan, rnakin tlnggi pula tingkat
masa-masa mendatang dalam menunj ang pemanfaatm suderdaya dam dm makin besar
pembangunan ekonomi nasional. Sekurang- perubahan-perubahan yang terjadi pada
hrangnya ada dua alasan pokok ymg mendukung lingkungan hidup. Oleh karena itu, dalam 1
kecenderungm di atas. Pertma, bahwa dengm perencanam pernbangunan pada suatu sistem
pertumbuhm penduduk sebesar 1,8% per tahun, ekologi pesisir dan laut yang berimiplikasi pada
m&a pada tahun 2010 penduduk Indonesia akan perencmaan pemdaatan surnberdayad m , perlu
rnencapai 25Qjutaorang. ini &an mendorong diperha~kankid&-kaidah ekologis ymg bed&
rnenlngkatnya perrnintaan terhadap kebutuhan untuk mengurangi ahbat- akibat negatif yang
sumberdaya dan jasa lingkungan. Sementara iha, merugikan bagi kelmgsungm pembanpnan itu
ketersediam sumberdaya dam di darat semakin sendiri secara menyelumh. Perencanaan dan
berkurang d m ddak lagi mencukupi, sehingga pengelolaan surnberdaya dam pesisir dan laut
pilihan kemudim diarahkan untuk memarrfaatkm perh dipertimbangkm secara cennat dan terpadu
sumberdaya dan jasa pesisir dan laut untuk ddarn setiap perencanam pernbmgunan, agar
mempertahankan dan sekaligus melanjutkan dapat dicapai suatu pengembangan llngkmgm
pertumbuhan yang ada. Kedua bahwa sebagai hidup di pesisir dan laut dalam lingkungan
negara kepdauan dengan. jumlh pulau sekitar pernbangunm.
17.508 pulau d m panjang pantai sekitar 8 1.000
km serta sekitar dua pertiga wilayahnya berupa
perairan (laut), Indonesia memlliki potensi EKQSISrnM PESIISW
sumberdaya pesisir d m laut yang sangat besar. Definisi dan Batas WiIayah Pesisir
Wilayah pesisir dan laut menyediakan Untuk dapat meagelola pemanfaatan "

sumberdaya alam yang produbif baik sebagai surnberdaya d m dan jasa-jasa lingkungm (en-
surnber pangan, tambang mineral dan energi, me- vironmental services) kawasan pesisir secara
dia komunikasi maupun kawasan rekreasi atau berkelaautan (on a sustainable basis), perlu
pafiurisata. Karena int wilayah pesisir dan laut pemahman yang mendalam tentang pengertian
rnesupakan tumpuan harapan manusia dalam dan karakteistik utama dan kawasan ini.
pemenuhan kebutuhan hidupnya di masa Pertanyaan yang senngkali muncul d a l m
mendatang. pengelolaan kawasan pesisir adalah bagaimma
Pembangunan di peslsir dan laut yang menentukan batas-batas dafi suatu +lay& pesisir
merupakan suatu proses perubahan untuk (coastal zone). Sampai sekarang belum ada
meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak definisi wilayah pesisir yang baku. Namun
terlepas dafi dctivitas pemanfaatan surnberdaya demikian, terdapat kesepakatm u m m dl dunla
alam pesisir dan laut. Di dalam aktivitas ini bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah
sering dilakukan pembahan-pembahan pada peralihan antara daratan dan laut. Apabila
sumberdaya alam. Perubahm-perubahan yang ditinjau dari garis pantai (coastline), gdca suatu

28
Ekosistem dan Sumberdaya P e W r dan Laut setfa Pengeiolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan

wilayah pesisir memiliki dua macam batas menrpakan unit fungsional komponen hayati
(boundiruies), yaitu : batas yang sejajar garis (biotik) d m nir-hayati (abiotik).
pantai (longshore) dm batas yang tegak lurus Komponen biotik yang menyusun suatu
terhadap garis pantai (cross-shore). Untuk ekosistem pesisir terbagi atas empat kelompok
keperluan pengeiolam, penetapan batas-batas utma: (1) produser, (2) konsumer primer, (3)
wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai konsumer sekunder dm (4) dekomposer.
relatif mdah, misalnya batas wilay ah pesisir Sebagi produser add& vegetasi autotrof,
antara Sungai Brantas dan Sungai Bengawan algae dan fitoplankton yang menggunakan energi
Solo, atau batas wilayah pesisir Kabupaten matahari untul;: proses fotosintesa yang
Kupang adalh antara Tanjung Nasikonis dm menghasilkm zat organik kompleks dari zat
Pulau Sabu, dan batas wilayah pesisir DMI morganik sederhma.
Jakarta adalah antara Sungai
Dadap di sebelah barat dan
Tanjung Karawmg di sebelah
tirnur.
Akan tetapi, penetapan
bat%-batas suatu ~ l q pesisir
&
yang tegak Iurus terhadap garis
pantai, sejauh ini belurn ada
kesepakatm. Dengan perkatam
lain, batas wilayah pesisir
berbeda dari satu negara ke
negara yang lain. Hal ini dapat
dimengerti, karena setiap n e g m
mernilik kar&eistik lingkungan,
sumberdaya dan sistem
pemenntahan tersendiri. (bas). Gambar I . Diagram Skematik Batas Wilayah Pesisir
Dedinisi dm batas .urilayah
pesisir yang digunakan di Indonesia adalah Sebagai konsumer primer addah hewan-
wilayah dimana daratan berbatasm dengan laut; hewan yang memakan produser, disebut
batas dl daratm meliguti daerah-daerah ymg herbivora. Herbivora ini menghasilkm pula
tergenang air maupun ymg tidak tergenang air materi organik (pemmbuhm, reproduksi), &pi
yang masih dipenganthi oleh proses-proses laut mereka terganhurg sepenuhnya dai makri srg&k
'

seped pasmg-surut, angin laut dan intrusi garam, ymg dr'sintesa oleh tumbuhm atau frtoplanbm
sedangkm ba@s.dilaut ialah daerah-daerahyang yang dimakannya.
dipengmhi oleh proses-proses almi di daratm Konsumer sehnder adal& kmivora, yktu
seperti se&mentsi dm mengalirngra air &war ke s e m a organisme yang rnemakan hewan. Untuk
la&, serta daerh-daerah laut yang dipengmk suatu analisis yang lebih jelas, kita dagat
oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan membagi lagi konsumer sekunder ke d a l m
(Gmbar 1). konsumer tersier yang mernakan konsumer
sebelumnya. Sesungguhnya banyak jenis
Komponern:Fungsional Ekosistem Pesisir organisme yang tidak dengan rnudah dapat
Sebagaimma telah dikemukakan di atas diklasifikasikan ke dalm tingkatan trofik ini,
bahwa sumberdaya hayati perairan pesisir yang karena mereka dapat dimasukkan ke dalarn
mempakm satum kehidupm (orgarusme hidup) beberapa kelompok: konsumer primer dan
saling berhubungan dan berinteraksi dengan sehnder (omnivora), konsurner sekunder d m
lingkungan nir-hayatinya (fisik) mernbentuk suatu tersier (predator atau parasit herbivora dan
sistem. Dengan demikian, pernbahasm selanjutnya kmivora).
dititik beratkan pada ekosistem pesisir yang
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wlayah Pesiar Terpadu
-- - --

Sebagai dekomposer adalah organisme air dan tanah serta lapisan geologi di bawahnya,
avertebrata, bakteri dan cendawan yang memakan merupakan penentu keberadaan suatu Jenis
materi organik mati: bangkai, daun-daunan yang organisme. Faktor-faktor ini senantiasa berada
mati, ekskreta. dalam satu seri gradien. Kemampuan adaptasi
Pada prinsipnya terdapat tiga proses dasar organisme seringkali bembah secara bertahap
yang menyusun struktur fungsional komponen sepanjang gradien tersebut, tapi sering pula
biotik ini: I) proses produksi (sintesa materi terdapat titik penrbahan yang berbaur atau zona
organik), 2) proses konsomasi (memakan materi persimpangan yang disebut ekoton (misdnya zona i
i
organik) dan 3) proses dekomposisi atau intertidal perairan hut).
mi neralisasi (pendaurulangan materi). Dirnensi Ekologis Lingkungan Pesisir 1
Komponen abiotik dari suatu ekosistem Secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai
pesisir terbagi atas tiga komponen utama: [I] 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu:
unsur dan senyawa anorganik, karbon, nitrogen . sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima

d m air yang terlibat dalam siMus materi di suatu limbah, Ijenyedia j asa-j asa pendukung
ekosistem, [Z] bahan organik, karbohidrat, pro- kehidupan, dan penyedia jasa-j asa keny amanan.
tein dan lemak yang mengikat komponen abiotik Sebagai suatu ekosistem, perairan pesi sir
dan biotik dan [3] regim iklim, suhu dan faktor rnenyediakan sumberdaya alam yang produk~f
fisik lain yang mernbatasi kondisi kehidupan. baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun
Dari sejumlah besar unsur dan senyawa tidak Iangsung, seperti sumberdaya a l m hayati
anorganik sederhana yang dijumpai di suatu yang dapat pulih (di, antarany a sumberday a
ekosistem pesisir, terdapat unsur-unsur tertentu perikanan, temmbu karang dan mmput laut), dan
yang penting bag^ kehidupm. Unsw-unsur tersebut sumberdaya alam ir-haya6 yang tidak dapat pulih
mempakan substansi biogenik atau unsur hara (di antaranya sumberdaya mineral, miny& buml
baik makro (karbon, nitrogen, fosfor...) maupun dan gas dam).Sebagai penyedia sumberdaya dm
r n i h (besi, seng, magnesium.. .). yang produktif, gemanfaatan sumberdaya perirm
Karbohidrat, protein dan lemak yang pesisir yang dapat pulih hams dilakukan dengan
lnenyusun tubuh organisme hidup juga terdapat tepat agar tidak melebihi kemampumnya untuk
di Iingkungan. Senyawa tersebut dan ratusan memulihkm diri pada periode waktu tertentu.
senyawa kompleks lainnya menyusun komponen Demikian pula diperlukan k e ~ e r m a t a n
organik dari kompartimen abiotik. Bila tubuh pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir yang
organisme hancur, selanjutnya akan terurai tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak memsak
mejadi fragmen-fragmen dengah berbagai ukuran lingkungm sekitmya.
yang secara kolektif disebut detritus organik. Disamping sumberdaya darn yang produktif,
Karena biomassa tanaman lebih besar ekosistem pesisir mempakan penyedia jasa-jasa
dibandingkan dengan hewan, maka detritus pendukung kehidupan, seperti air bersih d m ruang
tanman biasany a lebih menonjol dibandingkan yang diperlukan bagi berkiprahnya segenap
dengan hewan. Demikim pula tanaman biasanya kegiatan manusia. Sebagai penyedia jasa-jasa
lebih lambat hancur dibandingkan dengan hewan. kenyamanan, ekosistem pesisir merupakm lokasi
Bahan orgmik terdapat dalam bentuk terlarut yang indah dan menyejukkan untuk dijadikan
dan partikel. Bila bahan organik terurai, bahan tempat rekreasi atau pariwisata.
tersebut dinamakan humus atau zat humik, yaihr Ekosistern pesisir juga rnempakan ternpat
suatu bentuk yang resisten terhadap penghancuran penampung limbah y ang dihasllkm dari kegiatan
lebi h lanjut. Peranan humus dalam ekosistem manusia. Sebagai tempat penampung limbah,
tidak sepenuhnya dimengerti, tapi diketahui ekosistem ini memiliki kemampuan terbatas yang
dengan pasti kontribusinya pada sifat tanah. sangat tergantung pada volume dan Jenis limbah
Kategori ketiga dari komponen abiotik suatu yang masuk. Apabila limbah tersebut melmpaui
ekosistem pesisir adalah faktor-faktor fisik kemampuan asimilasi perairan pesisir, maka
(iklim). Faktor iklim (suhu, curah hujan, kemsakan ekosistem dalarn bentuk pencemaran
kelembaban) sebagaimana halnya sifat kirniawi akan terjadi.
Ekosisfem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan

Dari keempat fungsi tersebut di atas, dari endapm-endapan masif kalsium karbonat
kemampuan ekosistem pesisir sebagai penyedia (GaCO,), ymg dihasilkan oleh organisme karang
j asa-j asa pendukung kehidupan dan peny edia pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari
kenyamanan, sangat tergantung dari dua filum enidaria, ordo Scleractinia yang hidup
kemampuan lainnya, yaitu sebagai penyedia bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit
sumberdaya alam dm penampung limbah. Dari tmbahan dari algae berkapur serta organisme lain
sini terlihat bahwa jika dua kemampuan yang yang menyekresi kalsium karbonat (Gmbar 2).
disebut terakhir tidak dims&
oleh kegiatan mmusia, maka
fungsi ekosistem pesisir
sebagai pendukung kehidupm
rnanusia dan penyedia
kenyamanan diharapkm dapat
dipertahankan dan tetap
Iestari.

EKOSISTEM TERhTIVZBU
G
Struktur Karang
Terumbu karang meru-
palran suatu ekosistem khas
yang terdapat dl wilayah
pesisir daerah tropis. Pada
dasamya terumbu terbentuk
Gambar 3. Anatomi pol@ karang (Nybakken,l993)

Karang pembentuk terumbu (karang


hermatipik) hidup berkoloni, d m fiap indiidu
kasang ymg disebut polip menempah man
kecil yang dinamakan koralit. Tiap mangkuk
kordit mennpuny~beberapa septa yang t a j m dm
besbentuk dam yang tumbd kehar dasi dasser
koralit, dimana septa ini merupakan dasar
penentuan spesies karang. Tiap polip addah
hewan berkulit ganda, dimma h l i t luar yang
dinmakan epidermis dipisahkan oleh lapisan
jaringm mati (mesoglea) dari W i t d d
disebut gastrodermis. Dalam gastroderrmis
terdapat bmbuhan renik bersel tunggd yang
dinarnakan zooxante1lae y ang hidup bersimbiosis
dengan polip (Gambar 3). ZooxanteIlae dapat
menghasilkan bahan organik melalui proses
fotosintesis, yang kemudim disekresikm sebagian
ke d d m usus polip sebagai pangan.

Reprodlmksi Hewan Karang


Karang berbiak baik secara seksud mauphln
aseksual (Gmbar 4). Pembiakm seeam seksual
Ganzbar 2. Ekosisfem Terumbu Karang terjadi melalui penyatuan garnetj antan dm betina
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wlaysh Pesisir Terpadu

Gambar 4. Pembiakan hewan karang secnra sekual (A),dun secara asekstral (B).

untuk mernbentuklarva bersilia yang


disebut planula. Planula akan
mayebar kemudim menernpel pada
substrat yang keras dan tumbuh
menj adi polip. Kemudian polip
tersebut &an me1 pembikan
aseksual. Pembiakan aseksual
an dengm casa fragmentasi,
seKngga terbentugc polip-pdip baru
yang saling menernpel sampai
tehentuk Ercsloni yang besar, dengm
bentuk yang beragam sesuai
j enisnya.

Tipe, AsaH, dala Distribusi


Geografis Terumbu karalamg
Secara u m m terurnbu karang
terdiri atas tiga tipe: (1) temmbu
karang tepi Ifringing reefi, (2)
tern* h a n g pen&dmg (bmier
reef), dan (3) terumbu karang cincin
atau atol (Garnbar 5). Temmbu
karang tepi dan penghalang
berkembang sepanj ang pantai,
n m u n perbedaannya addab bahwa
terumbu karang penghalang
berkernbmg lebih j a d dari daratan
dm berada di perairan yang lebih
ddam &bandin* denganterWTlbu Gambar 5. T@e terrerumbu karang
karang tepi. Temmbu kasang cincin
atau atol merupakan u karmg yang muncul
dari perairan $dm d m jauh darjl daratm.
Ekos~stemdan Sumberdaya P e s s r dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
-- - --

Gambar 6.
Evoltrsi geologis karang atol, diawali ketika suatu
gunung vulkanik rnuncul sebagai suatu pulau di
perntukaan laut.
A. Ketika akt$tas gunung 1)ulkanik berakhic pulau
mulai tererosi:
B. Karang tepi nrulai mengkolonisasi garis pantai:
C. Karang penghalang berkem bang seperti saluran
yang nremi,vahkan dari pulau:
D. Laguna yang luas nlenibentuk bagian dalam
karang:
E. Pulau tenggelanz dan berbentuk atol (Gray, 1993)

Berbagai tipe temmbu mempunyai asal dan beberapa kawasan selarna 5 tahun berlayw di atas
-, xiwayat yang berbeda, tetapi perhatian dipusat- kapal Beagle. Teori penenggelaman Darwin
kan pada asal temmbu cincidatol. Beberapa teoi-i secara skematik &uraiksen ddam G m b w 6.
telah berkembang mengenai asal atol, nmhn salah Terumbu karang ditemukan di perairan
satu yang masi h diterima hingga kini addah teoxi dangkd daerah tropis, dengan s u h perkran rata-
penenggelman (s~bsidence theory)sebagaimana rata tahunan > 18OC. Umumnya menyebar pada
pertama kali di kemukakan oleh Darwin, melalul garis thopis mtara Cancer dan Capricorn ar 7).
pengalmannya mempelajari temmbu karang di
Prosldlng Pelabhan Pengelolaan Wlayah P e s ~ s ~Terpadu
r
- - -- - - .--- - --

Faktor-faktor Pembatas Perkembangan


Terumbu Knrang
Perkembangan terurn-
bu karang dipengamhi oleh
beberapa faktor fisik ling-
kungan yang dapat menjadi
pembatas bag karang untuk
membentuk terumbu.
Adapun fsrktor-faktor fisik
lingkungan yang berperan
dalam perkembangall
terumbu karang adalah
sebagai beIlkut (Gmbar 8)
wybakken, 1993):
I . Suhu air >1 g°C, tapt bagi
perkembangan yang op-
timal diperlukan suhu
thnan be*sar Gambar 8. Ikktisar beberapa faktor pembatas perkembangan terumbu h r m g .
antara 23 - 25"6, dengan
suhu maksimal yang masih dapat ditolerir Pecahan ombak ymg besar pada sisi yang
berkisar antara 36 - 40°C. terbuka (winhard) suatu atol menciptakan
2. Kedalaman perairan <50 m, dengan kedalman perkembangan pematang algae dan rataan
bagi perkembangan optimal pada 25 m atau terumbu. Pada daerah ini perkembangan
hang. karangnya minimal. Sebaliknya pada sisi yang
3. Salinitas air yang konstm berksar antara 30 - terlindung (leeward), perkembangan pernatang
36 *I,,. algae berkurang dan perkembangan karang
4. Perairan yang cerah, bergelombang besar dan dorninan.
bebas dari sedimen.
Komposisi Biota Terumbu &rang
Terurnbu karang merupakan habitat bagl
beragam biota sebagai berlkut (Garnbar 9):
Beraneka ragam avertebrata
8 (hewan tak be&lang belakmg):
terutama karang batu (stony
coral), juga berbagai h s t a s e a ,
si put dan kerang-kerangan,
ekinodemata (bulu babi, anemon
hut, teripang, bintang laut dm
leli laut).
Bermeka ragam ikan: 50 -
70% ikan kmivora op
15% ikan herbivora d m sisanya
omkvora.
Reptil : umumnya ular la& d m
penyu laut.
Ganggang d m Rumput laut: al-
I
gae koralin, algae hijau berkapur
Ganlbar 9. Beberapa biota tertlirlbu hrang yang khas da17 dontinan dm lamun.
(Nybakken, 1993)
Ekosistem dan Sumberdaya Peasir dan Laut serta Pengeloiaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
..- -- - -- - -- - -- -

Populasi ikan temmbu karang bembah dari Selain itu, temmbu karang mempunyai germ
siang ke malanl hari. Ikan pemakan plankton yang utama sebagai habitat (tempat tinggai), teempat
banyak tersebar di sekeliling temmbu pada siang mencari makanan (feeding g r o u n g , tempat
hari, bersembunyi/berlindung di celah-celah asuhan dan pembesaran (nzdr.~erygro?~ng,tempat
temmbu pada malam hari. Ikan pencari makm pemijahan (spcswning groarzd) bagi berbagai
pada malam hari sebagian besar pemakan bentos. biota yang hidup di terumbu karang atau
Keanekaragman biota dan keseimbmgm se&tmya.
ekosistem temmbu karang tergankng pada j ala
makmm. Penganbilm jenis biota tertenk secara Pernanfaatan Terlarnbu &rang
berlebihan dapat mengakibatkan peledakan Temmbu karang dapat dimanfa"aatkan baik
populai biota yang menjadi rnmgsanya,.sefiinggasecara langsung maupun tidak langsung sebagai
dapat mengganggu keseirnbangm ekosistem. berikut :
Sebag&ternpat penangkapm berbag~ jenis biota 4
Peran Terumbu &rang laut konsumsi, dm bebag& jenis ikm has. i'
Temsnbu karang, khususnya temmbu kaang Bahan konstmksi bangunan dan pembuatan -Tr.//-
...
tepi d m penghalang, berperan penting .sebagai kapm.
pelindung pmtai dari hempasan ombak dan ams Bahan perhiasan.
kuat yang berasal d a i laut. Bahm baku fannasi.

Dnmpak Kegintam Manusis pada Ekosistem Terumbu &rang L-

* Penambangan karang dengan.atau * Perusakan habitat dan kematian


tanpa bahan peledak. massal hewan karang.

* Pembuangan limbah panas. 6 Meningkatnya suhu air 5-10°Cdiatas suhu


ambien, dapat mematikan karang dan biota
lainnya.

I * Penggundulanhutan di iahan atas. 6 Sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu


karang di sekitar muara sungai, sehingga
mengakibatkan kekeruhanyang
menghambat difusi oksigen ke dalarn polip.

@ Pengerukan di sekitar terumbu * Meningkatnyakekeruhan yang mengganggu


karang. pertumbuhan karang.

s Kepariwisataan. 6 Peningkatansuhu air karena buangan air


pendingin dari pembangkit listrik perhotelan.
* Pencemaran limbah manusia yang dapat
menyebabkan eutrofikasi.
4 Kerusakanfisik karang oleh jangkar kapal.
6 Rusaknya karang oleh penyelam.
* Koleksi dan keanekaragamanbiota karang
menurun.

* Penangkapanikan hias dengan * Mengakibatkanikan pingsan, mematikan


menggunakan bahan beracun karang dan Mota invertebrata.
(misalnya Kalium sianidaj.

* Penangkapan ikan dengan bahan * Mematikanikan tanpa diskrimasi, karang dan


peledak. . biota invertebratayang tidak bercangkang
(anemon).
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wlayah Pesisir Terpadu
- -- - -- -. --

EKOSISTEM BUTAN RaANGROVE dalam setahun: Bvuguiera gymnorhiza


Deskripsi dan Zonasi dominan, dan Rhizophora apicukata masih
Mutan mangrove merupakan komunitas dapat hidup.
vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh (B) Zona air tawar hingga air paysnu, dimana
beberapa spesies pohon mangrove yang mampu salinitas berkisar antara 0 - 10 "/,, :
bmbuhd m berkembang pada daerah pasmg-surut (B1) Area yang kurang lebih masih dibawah
pantal berlumpur. Komunltas vegetasi ini pengamh pasang surut: asosiast N p .
umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan (B2) Area yang terendam s e e m musiman: Hi-
supratidal ymg cukup mendapat allran air, dan bisms dominan.
terlindung d a i gelombang besar d m m s pasang- Salah satu tipe zonasi hutan mangrove di In- '
sumt yang h a t . Karena itu hutan mangrove banyak donesia adalah sebagai berikut (
ditemukm di pantai-pantai teluk yang dangkal, Daerah yang paling dekat dengan laut seing
estuaria, delta d m daerah pantai yang tedindung. ditumbuhi Avicennia dan Sonneratr'a.
Penyebaran hutan mangrove ditentukm oleh Sonneradia biasa tuIzlbuh pada lurnpur d a l m
berbagai faktor iingkungan, salah satu diantaranya yang kaya bahm organik.
adalah salinitas. Berdasarkan sallnitas kita Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumlaya
mengenal zonasi hutan mangrove sebagai berikut didominasl oleh Rhizophora spp. Di. zona ini
(De Naan dalam Russell & Uonge, 1968): juga dijumpai.Brupiera d m Xykoearpus.
(A) Zona air payau hingga air laut dengan sdtlinitas Zona berikutnya didominasi oleh Brzsguiera
pada waktu terendm air pasang berkisar antara spp. Selanjutnya terdapat zona trmsisi antara
10-30°/,: hutan mangrove dan hutan dataran rendah yang
(Al) Area yang terendam sekali atau dua kali biasanya ditumbuhi oleh nipah (Nypa
sehari selama 20 hari dalam sebulan: hanya Pzcticans), dan pandan Iaut (PcrMGdaMus spp.).
Rhizophora mucronata yang masi h dapat
mbuh. Strurkturr Vegetasi dan Daur Hidup
(A2)Area yang terendm 10 - 19 kali per bulan: Hutan mangrove melipu~pohon-pohonan
ditemukm Avicennia (A. alba, A. marina), dan semak yang tergolong ke dalam 8 fmili, dm
Sbnneratia grffifhii dan dominm Rhizophora terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga:
SP. Avicennia, Sonnerafia,Rhizophora, Brugwiera,
(M) Area ymg terendm kurang dari sembilm Ceriops,Xylocaupus, Lumnitzera, LaguneuEarl'a,
kali setlap bulan: ditemukan Rhizophova sp., A egzceras, A egiatilis, Snag&* dan Cmoccaupus.
Bruguiera sp. Vegetasi hutan mangrove dl Indonesia
(A4) Area y ang terendarn hany a beberapa hari memili ki keanekaragaman j enis y ang tinggi,

Gamzbar 10. Salah satu tipe zonasi hutan rnat?grove di Indonesia.


EkoSsfem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjufan

dengan Jumlah jenis tercatat


sebanyak 202jenis yang terdiri
atas 89 jenis pohon, 5 jenis
palem, 19 jenis liana, 44 jenis
herba, 44 jenis epifit, d m I
jenis sikas. Narnun demikian
hany a terdapat kwmg lebih 47
jerk tuIllbuhan yang spesifik
hutan mangrove . Paling Gdak
di dalam hutan mangrove
terdapat salah satu Jenis
tumbuhan sej ati pentingl
dominan yang termasuk ke
dalam ernpat famili:
Rhizophoraceae (Rhizopho~a~
Bruguiera, dan Ceriops),
Sonnerahaceae (Sonnerajicr), I I
Aviceariaceae (Avice~nr'a),dan Bakau (;Rhizophora sp.) Api-apt (Rhizophora sp.)
Meliaceae (Xylocarpus) Gambw 11. Dua jenis tumbuhon mangrove sejari
(6mba I I). (Avicennio sp. dan Rhizophora sp.)

sefingga menjadi lebih belrat pada


b@m terlum dm akhirnya lepas.
Selmjutnya s e m ~ a nini j a ~ hd a i
pohon induk, masuk ke pergran dm
mengapung di pemukaan air.
Sem&m ini kemudim terbawa
oleh aliran air ke perdran pantai
yang c u h p dmgkal, di mma ujmg
akarnya dapat mencapai dasar
perairan, mtuk selanjutnya akarnya
dipancangkan dan secara bertahap
m b u h me4 a&pohon

Adaptasi Pohon Mangrove


Wutan mangrove yang
ummnya didominasi oleh pohon
mangrove dari empat genera
Gainbar 12. Daur hidup pohon mangrove (Rhizophora, Avicennia, Sonne-
rafia dan Bvuguieua), memiliki
~ Edup
kernampurn adaptasi yang bas u n dapat
Jenis mangrove tertentu, seperti Bakau d m berkembang pada substrat berlumpur yang
(Rhizophora sp.) d m Tancang (Bruguiera sp.) sering bersifat asam dan anoksik. Kemmpuan
memiliki daur hidup yang khusus, diawali dari adaptasi ini melipufi:
benih yang kehka masih pada tumbuhan induk
berkecmbah dm mulai tumbuh di dalam semaian Adaptasi Terhadap Kadar Oksigen Rendah
tanpa istirahat. Selama waktu ini, semaian Pohon mangrove memiliki sistem p e r k a n
memanjang dan distribusi beratnya berubah, yang khas bertipe cakar ayam, penyanggq papan
Pcosiding Pelatihan Pengelolaan W a p h Pesisir Terpadu

dan lutut (Gmbar 13). Sistem perakaran cakar Adaptasi Terhadap Tanah yang Kurang Stabil
a y m yang menyebar luas di pemukam substrat, dan Adanya Pasang Surut
memiliki sederet cabang akar berbentuk pinsil Mengembangkan struktur akar y ang smgat
yang tumbuh tegak lurus ke p e m k a m substrat. ekstensif dm membentuk jaringm horizontal yang
Cabang akar ini disebut pneumatofora dan lebm. Disarnpingunbkmernpierkokoh pohon, akar
berfungsi untuk mengambil oksigen. Sistem tersebut juga befingsi u n a mengmbil unsur
perakaran penyangga berbeda dengan sistem hara dm menahan sedirnen.
perakaran cakar ayam, dimana akar-akar

Ganzbar 13. Bentuk-bentuk akar pohon mangrove

penymgga tumbuh dasi batmg pohon rnenembus Fauna Hutan Mangrove


permukaan substrat. Pada akar penymgga ini K o m ~ t afauna
s hutan mangrove r r r m b e n ~
tid& ditemkm pneumalofora seperti pada akar percampurm antara 2 (dual kelompok:
cakar ayam, tlpi mempunyai lobang-lobang kecil 1. Kelompok fauna daratanlterestrial y ang
yang disebut lentisel yang juga behngsi untrrk umurnnya menempati ba@m atas pohon man-
melewatkan udara (mendapatkan oksigen). grove, terdiri atas: insekta, ular, pnmata, dm
bumg. Kelompok iG tidak mempuny& sifat
Adaptasi Terhadap Kadar Garam Tinggi adaptasi khusus untuk hidup di d d m hutan
Berdaun tebd dan h a t ymg mengandung mangrove, karma mereka melewatkan sebagan
kelenjar-kelenjar gararn untuk dapat rnenyekresl besar hidupnya di lcar jmgkaum air laut pada
garam. MempunyaJ. j aringan internal penyirnpan bagian pohon yang tinggi, m e s ~ p u nmereh
air untuk mengahu:keseimbangangaram. Daumya dapat mengumpulkan makananny a bempa
mernilikl struktur stomata khusus untuk hewm laut pada saat air surut.
mengurilllg penmapan.
Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan

2. Kelompok fauna perairanlakuatik, terdiri atas dam dan dahan pohon mangrove yang rontok.
dua tipe, yaitu: (a) yang hidup di kolom air, Sebagian dari detritus ini dapat dimanfaatkm
terutama berbagai j enis ikan, dan udang; (b) sebagai bahan makanan bagi para pemakan de-
yang menempati substrat baik keras (akar dan tritus, dan sebagian lagi diuralkan secara
batang pohon mangrove) maupun lunak bakterial menjadi mineral-mineral hara yang
(lumpur), terutama kepiting, kerang, dan berperan dalam penyuburm perairan.
berbagai jenis invertebrata lainnya (Gambar * Sebagai daerah asuhan (nursery gound),
14). daerah mencari makanm (feedingground) dan
daerah pemij ahan (spawning ground)
Fungsi Ekologis Hutan Mangrove LJ bermacam biota perairan (ikan, udmg d m
Sebagai suatu ekosistem khas wilayah kermg-kerangan ...) baik yang hidup di perairan
pesisir, hutan mangrove memaiki beberapa fungsl pantai maupun lepas pantai.
ekologis penting :
* Sebagai peredam
gelombang dan
angin badai, pe-
lindung pantai
dari abh-asi, pe-
nahan lurnpur d m
perangkap se-
dimen yang di-
angkut oleh aliran
air pemkaan.
o Sebagai penghasil
sejumlah besar
detritus, terutarna
yang berasal dari
Gambar 14. Makrofauna hutan mangrove yang memperlihatkan penyebaran

Pemanfaatan Hutan
Mangrove
I-Iutan mangrove di- ,
manfaatkan terutama
sebagai penghasil kayu '
untuk bahm kon
bakar, bahan baku untuk
membuat arang, dan juga ,
untuk dibuat p u b . Di"
samping itu ekosistem man-
grove dimanfaatkm sebagai.
pemasok larva ikan dan
udang alam (Gambar 15).

Gambar 15. Manfaat ekoIogi dan ekonomi hutan mangrove (Dixon, 1989)
Prosiding Pelatthan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
----

Darnpak Kegiatan Manusia pada Ekosistern Nutan Mangrove


,-- -- -- -- I

a Tebang habis. + Berubahnya komposisi tumbuhan mangrove.


+ Tidak berfungsinya daerah mencari makanan dan

+ Pengalihan aiiran air tawar, misalnya + Peningkatan salinitas hutan mangrove.


pada pembangunan irigasi. @ Menurunnyatingkat kesuburan hutan.

+ Konversi menjadi lahan pertanian, + Mengancam regenerasi stok ikan dan udang di
perikanan, pemukiman dan lain-lain. perairan lepas pantai yang memerlukan hutan

+ Terjadi pencemaran laut oleh bahan pencemar yang


sebelumnya diikat oleh substrat hutan mangrove.

a Erosi garis pantai dan intrusi garam.

6 Pembuangan sampah cair. + Penurunan kandunganoksigen terlarut, timbul gas H,S.

o Pembuangan sampah padat. mengakibatkanmatinya pohon mangrove.


+ Perembesan bahan-bahanpencemar dalam

a pencemaran minyak tumpahan. + Kematian pohon mangrove'.


a Penambangan dan ekstrasi inineral, * Kerusakan total ekosistem mangrove, sehingga
baik di dalam hutan maupun di memusnahkanfungsi ekologis hutan mangrove
daratan sekitar hutan mangrove. (daerah mencari makanan, asuhan).
+ Pengendapan sedimen yang dapat mematikan
pohon mangrove.

Deskripsi Bioekologis

daerah padang lamun.

berbah. Namun padang l a u n ymg luas Ganlbar 16. Struktur morfologi tumbuhan lamun
secara keseEzrruhan.

40
Ekosrstem dan Sumberdaya P e s s r dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
-- A - - A

sering ditemukan di substrat lumpur-berpasir yang Ekinodermata (Nolothurin sp ., Syncpfa sp.,


tebal antara hutan rawa mangrove dan temmbu Dindema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan
karang. cacing Poli kaeta.
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat
sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Endonesia Fungsi Padang Larnun
ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke Secara ekologis padang lamun mempunyai
dalam 2 famili: (1) HydrochaIltaceae, dan (2) beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir,
Potalnogetonaceae (Tabel 1). yaitu :

Tabel 1. Beberap? jenis lamun di Indonesia


- -- --

Jenis Deskripsi

o Cymodocea rofundata o Terdapat di daerah intertidal. Umumnya dijumpai


di daerah intertidal di dekat mangrove. &--
C. serrulafa

o Enhalus acoroides o Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan


keruli. Dapat membentukjenis tunggal, atau -"
mendominasi komunitas padang lamun.

+ Halodule pinifolia e PeFtumbuhannya cepat, dan merupakan jenis


H. decipiens pionir. Umum dijumpai di substrat berlumpur.
H. minor Dapat merupakanjenis yang.dominan di daerah
H. ovalis intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman
25 meter.

4 Halodule uninervis e Membentuk padang lamun jenis tunggal pada


' M. spinujosa rataan terumbu karang yang rusak. Jenis lamun
pionir dan dikenal sebagai makanan dugong.

.o Syringodinium isoetifolium * Umum dijumpai di daerah subtidal dangkal dan


berlumpur.

o Thalassia hemprichii o Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan


jenis lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25
meter. Sering dijumpai pada substrat berpasir.
Sering mendominasi daerah subtidal, dan
berasosiasi dengan terumbu karang.

o Thalassodendron ciliaturn e Sering mendominasi daerah subtidal dan


berasosiasi dengan terumbu karang;
membentuk padang lamun jenis tunggal dan
umum dijumpai pada laguna atol.

Jenis yang membentuk komunitas padang Produsen detritus dan zat hara.
lamun tunggal, antara lain: Thalassiahemprichii, Menglkat sedimen dan menstabilkan substrat
Errhatus acoroides, Halophila ovalis, yang lunak, dengan sistem per&- yang padat
Cymodocea servubtn, dan nallassodendron dan saling meny ilmg.
cidiatrrm. Padang larnun mempakan ekosistem Sebagai tempat berlindung, m e n c ~makan,
yang tinggi produktivitas organiknya, dengan tumbuh besar, d m rnernijah bagi beberapajenis
keanekaragarnan biota yang juga cukup tinggi. biota laut, terutama yang melewati masa
Pada ekosistem int hidup beraneka ragam biota dewasanya di lingkungan ini.
laut (Gambar 171, seperti ikan, hstasea, moluska Sebagai tudung pelindung yang rnelindungl
(Pinna sp., Lambis sp., Stro~zbussp.), penghuni padmg lamm dari sengatanmatahari.
Ekos~stemdan Sumberdaya Pesslr dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
.. - ---

sering ditemukan di substrat lum@r-berpasir yang Eki nodermata (EiTolothzduin SP ., Synqta sp .,


tebal antara hutan rawa mangrbve dan terumbu L)inden?n sp., Archaster sp., Linckin sp.), dan
karang. cacing Poli kaeta.
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat
sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia Fungsi Padang Lamu11
ditemukan sekjtar 15 jenis yang termasuk ke Secara ekologis padang lamun mempunyai
dala~n2 famili: (1) Wydrocharitaceae, dan (2) beberapa fungsi penting bagi wllayah pesisir,
Pota~nogetonaceae(Tabel I). yaitu :

Tabel I. Beberapa jenis lamum di Eadonesh

Deskripsi
-- -- . - -- - ---

4 Cymodocea rotundafa Q Terdapat di daerah intertidal. Umumnya dijumpai


di daerah intertidal di dekat mangrove. /-
C. serrulata

a Enhalus acoroides o Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan


keruh. Dapat membentuk jenis tunggal, atau ...-
mendominasi komunitas padang lamun.

4 Halodule pinifolia o Pertumbuhannya cepat, dan merupakan jenis


H. decipiens pionir. Umum dijumpai di substrat berlumpur.
H. minor Dapat merupakanjenis yang.dominan di daerah
H. ovalis intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman
25 meter.

4 Halodule uninervis o Membentuk padang lamun jenis tunggal pada


H. spinLlosa rataan terumbu karang yang rusak. Jenis lamun
pionir dan dikenal sebagai makanan dugong.

o Syringodinium isoetifolium o Umum dijumpai di daerah subtidal dangkal dan


berlumpur.

4 Thalassia hemprichii o Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan


jenis lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25
meter. Sering dijumpai pada substrat berpasir.
Sering mendominasi daerah subtidal, dan
berasosiasi dengan terumbu karang.

4 Thalassodendron ciliaturn o Sering mendominasi daerah subtidal dan


berasosiasi dengan terumbu karang;
membentuk padang lamun jenis tunggal dan
umum dijumpai pada laguna atoi.

Jenis yang membentuk komunitas padang Produsen detritus dan zat hara.
lamun tunggal, antara lain: Thnlnssiahenprichii, * Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat
Enhnlrrs ncoroides, Halophila ovalis, yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat
Cyn2odocea sevrulatn, dan Thallassodendron dm saling menyilmg.
ciliatlmm. Padang lamun merupakan ekosistem Sebagai tempat berlindung, mencari makan,
yang tinggl produktivitas organiknya, dengan tumbuh besar, dan memijah bagi beberapajenis
keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi. biota laut, terutama yang melewati masa
Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota dewasanya di lingkungan ini.
laut (Garnbar 17'1, seperti ikan, krustasea, moluska * Sebagai tudung pelindung yang melindungi
(Pinr.7~sp., Lnmbis sp., Stronlbus s p . ) , penghuni p a d e g lamun daxi sengatan matahari.
Ekosrstem dan Sumberdaya Pestslr dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
- - - --- -

sering ditemukan di substrat lumpur-berpasir yang Eki nodermata (Holofhztvin sp ., Syn~rytasp .,


tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu Dindenla sp., Avchnsfer sp., Linckia sp.), dan
karang. cacing Poli kaeta.
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat
sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia Fungsi Padang Larnun
ditemukan seki tar 15 jenis yang termasuk ke Secara ekologis padang lamun mempunyai
dalarn 2 famili: (1) Hydrocharitaceae, dan (2) beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir,
Potalnogetonaceae (Tabel 1). yaitu :

Tabel 1. Beberapa jenis liarnun di Indonesia

Jenis
- -- . - .---- - --

o Cymodocea rotundata o Terdapat di daerah intertidal. Umumnya dijumpai


/-
C. serrulata di daerah intertidal di dekat mangrove. . Y

* Enhalus acoroides 4 Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan


keruh. Dapat membentukjenis tunggal, atau .-
mendominasi komunitas padang lamun.

o Halodule pinifolia * Pertumbuhannya cepat, dan merupakan jenis


H. decipiens pionir. Umum dijumpai di substrat berlumpur.
H. minor Dapat merupakanjenis yang dominan di daerah
H. ovalis intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman
25 meter.

* Halodule uninervis 4 Membentuk padang lamun jenis tunggal pada


H. spinulosa rataan terumbu karang yang rusak. Jenis lamun
pionir dan dikenal sebagai makanan dugong.

+ Syringodinium isoetifolium * Umum dijumpai di daerah subtidal dangkal dan


berlumpur.

* Thalassia hemprichii Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan


jenis lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25
meter. Sering dijumpai pada substrat berpasir.
Sering mendominasi daerah subtidal, dan
berasosiasi dengan terumbu karang.

+ Thalassodendron ciliatum e Sering mendominasi daerah subtidal dan


berasosiasi dengan terumbu karang;
membentuk padang lamun jenis tunggal dan
umum dijumpai pada laguna atol.

Jenis y ang membentuk komunitas padang Produsen detritus dan zat hara.
larnun tlmnggal, antara lain: Thnlassin henzprichii, * Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat
Eiczhnllls acoroides, Halophila ovalis, yang lunak, dengan sistem perakaan yang padat
Cynrodocea servulafa, dan Tha//a.ssodendron dan saling menyilang.
cilialltm. Padang lamun merupakan ekosistem * Sebagai tempat berlindung, mencari makan,
yang tinggi produktivitas organiknya, dengan tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis
keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi . biota laut, terutama yang melewati masa
Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota dewasanya di lingkungan ini.
laut (Garnbar 17), seperti ikan, krustasea, moluska Sebagai tudung pelindung yang melindungi
(Pinnn sp., L n n ~ b i ssp., S f r o n ~ h u ssp.), penghuni padang lamun dari sengatan matahari.
Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
-- . -- - -- - -- - - . .. --

daerah dimana aliran air tawar dari sungai besar mendukung kehidupan biota yang padat dan
lebih dominan dari pada intrusi air asin dari laut juga inenangkal predator dari laut yang pada
yang dipengaruhi ole11 pasang-surut (Gambar- umumnya tidak menyukai perairan denyan
20 A). salinitas yang rendah.
2. Estuaria berstratifikasi sebagianlparsiai (2) Substrat. Sebagian besar estuaria
merupakan tipe yang paling umum diju~npai. didominasi oleh substrat berlutnpur yang
Pada estuaria ini, aliran air tawar dari sungai berasal dari sedimen yang dibawa melaiui air
seimbang dengan air laut yang masuk melalui tawar (sungai) dan air Ia~lt.Sebagian besar
arus pasang. Pencampuran air dapat terjadi partikel iumpur estuaria bersifat organik,
karena adanya turbulensi y ang berlangsung sehingga substrat ini kaya akan bahan organik.
secara berkala oieh aksi pasang-surut. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan
yang penting bagi organisme
estuaria.
(3) Sirkulasi air. Selang
w a k t ~tnengalirnya
~ air dari
sungai ke dalatn estuaria dan
masuknya air laut melalui ams
pasang-surut inenciptakan
suatu gerakan dan transport air
yang bermanfaat bagi biota
estuaria, khususnya plankton
yang hidup tersuspensi dalarn
air.
(4) Pasang-surut. Arus
pasang-surut berperan penting
sebagai pengangkut zat hara
dan plankton. Di samping itu
arus ini juga berperan unhk
mengencerkan dan
Gambar -20. Tipe estuaria berdasarkan pola sirkulasi air: (A) Estuaria berstratifikasi menggelontorkan limbah ymg
'
sempurna (baji garam); ( 8 ) Estuaria campuran sempurna sampai di estuaria.
(hornogen vertikal).
(5) Pemlyimpanan zat
3. Estuarfa cannpuran sempurna atau estuaria hara. Peranan estuaria sebagai penyimpan zat
homogen vertikd, Estuaria tipe i ~ udijumpai di hara sangat besar. Pohon mangove dan lamun
lokasi-lokasi diinana ams pasang-surut sangat serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat
dominan dan kuat, sehingga air estuaria hara dan menyimpannya sebagai bahan organik
tercampur sempurna dan tidak terdapat yang akan dipnakan kemudian oleh organisme
stratifikasi (Ga~nbar-20B). hewani .

K;prakteristik fisik Kornposisi biota darm produktivitas hayail:


Perpaduan antara beberapa sifat fisik Di estuariaterdapat tiga komponen faun5 yaitrr
estuaria mempunyai peranan yang penting terhadap fauna laut, air tawar dan payau. Komponen fauna
kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang yang terbesar didominasi oleh fauna laut, yaitu hewan
penting adalah sebagai berikut: sienohnli~lyang terbatas kemalnpuannya dalarn
(1) Salinitas. Estuaria memiliki gradien salinitas mentolerir perubahan salinitas (umumnya > 30 "Irn)
yang bervariasi, temtama bergantung pada dan hewan emrihnlzn yang mempunyai kemampuan
masukan air tawar dari sungai dan air laut mentolerir berbagai penurunan salinitas di bawah
melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan 30 '1 . Komponen air payau terdiri dari spesies
9"
kondisi yang tnenekan bagi organisme, tapi orgmsme yang hidup di pertengahan daerah estuaria
Pros~dlngPelat~hanPengelolaan Wilayah Pes~sirTerpaau

pada salinitas antara 5-30°1,. Spesies-spesiesini ridak terkait melalui suatu rank$ makanm yang kompleks.
ditemukan hidup pada perairan laut maupun tawar. Secara fisik dan biologis, estuaria
Kompnen air tawar biasanya terdiri dari hewm yang merupakan ekosistem produhf yang setarafdengan
tidak mampu mentolerir salinitas di atas 5 0/,0 d m hutan hujan tropik dan t e m b u karmg, k m a :
hanya terbatas pada bagian hulu estuaria W-21). I . Estuaria berperm sebagstijebak zat hara yang
cepat d i d a d m g .
2. Beragmnya komposisi
m b u h a n di estusrria baik
tumbuhan makro

(mikoJiton),selungga proses
fotosintesis dapat berlmgsung
sepanjang tahm.
3. Adanya fluktuasi
pemukaan air temtama
&bat aksi pasang-swt,
sehingga antara lain
memmglankan pengangkutan
bahm rnakanan dan zat hara
ymg diperlukan berbagi
org&sme estuda.
Gambar -21. Jumlah spesies fauna estuaria dan penyebarannya
berdasarkan salinitas (Nybakken, 1993).

Jumlah spesies organisme yang mendiami Fungsi ekologis estuaria


estua~ajauhlebih sedikitjika dibmdingkan dengan Secara umum estuaria mempuny ai perm
organisme y ang hidup di perairan tawar d m laut. ekologis penting sebagai berikut:
Sedikitnyajumlah spesies ini terutama disebabkm Sebagai sumber zat hara dan bahan organg
oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya yang dim&t lewat sirkulasi pasang-surut
spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang (ticlalcir~ulatio~).
mampu bertahm hidup di estuaria. Selain mlskin . Penyedia habitatbagi sejumlah spesieshewan
dalamjumlah spesies fauna, estuariajuga niiskin akan (ilkan, udang...) yang berganmg pada estuaria
flora. Keruhny a perairan estuaria meny ebabkm sebagai tempat bedindung dan tempatmemari
hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh makanan Ueedinggrozdnd).
mendominasi. Sebagai tempat untuk bereproduksi danlatau
Rendahnya produktivitas primer di kolom tempat tumbuh besar (mrse7y ground)
air, sedikitnya herbivora d m terdapatnya sejumlah temtarna bagi sejumlah spesies ikm dan udang.
besar detritus menunjukkm bahwa rantai makanan
pada ekosistem estuariam e q Pemanfaatan estuaria
detritus. Detritus membentuk substrat untuk Secara u m m estuaria dimanfaatkm oleh
pemmbuhan bakteri dan algae ymg kemudim mmusia sebagai berikut :
rnenjadi sumber makanan penting bagi organisme . Sebagaitempatpemukirnm.
pemakan suspensi dan detritus. Suatu penumpukan Sebagai ternpat penmgkapm d m budidaya
bahan makanan yang dimanfaatkm oleh organisme sumberdaya ikm.
estuaria merupakm produksi bersih dari detritus ini. Sebagaijalur trmsportasi.
Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang Sebagai pelabuhm d m kawasan industri.
dan berbagai j enis cacing berproduksi dan saling
Ekosistem dan Sumberdaya Pesiu'r dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjut'

ANCAIMAN TE DAP EKOSISTEM menimbulkan pencemaran air raksa melalui air pada
DAN SUMBERI)AVA PESISIR saat pencucidpengikatm amalgam. Pencemaran air
[Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi raksa melalui air sangat berbahay a, karena limbah
dan pesatnya kegiatan pembangunan di pesisir, bagi air raksa yang terbawa melalui aliran sungai ke
) berbagai pemntukan (pemukiman, perikanan, perairan pesisir sangat potensial menimbulkan
pelabuhan dll), maka tekanan ekologis terhadap pencemaran logam berat melalui rantai makanan
ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut semakin (bioakumulasi).Proses timbuinya pencemaran yang
meningkat pula. Merun&atnya tekanan ini tentunya sarnajuga terdapat pada pertambangan emas yang
dapat rnengancam keberadaan dan kelangsungan menWnah sianidauntuk mengikat emas.Limbah
ekosistem dan sumberdaya pesisir: laut dan pulau- dari hasil tarnbang tersebut, bempa lumpur, tanah
pulau kecil, baik secaralangsung (misdnya kegiatan dan batuan, selain mengandung sianida juga
konversi Iahan) maupun tidak langsung (misdnya mengmdung timah, kadmium, nikel dan khrom.
pencem aran oleh l imbah berb agai kegiatan Limbah ini dibuang ddam jumlah besar, sehingga
pembangunan). sanffatpotensiimencemari peraimn pesisir dan Iaut,
Salah satu tahslpan penting yang diperlukan terlebih bahan sianida yang terkenal sebagai racun
ddam penyusunm rencma pengelolaan ekosistem yang sangat berbahaya.
d m sumberdaya pesisir dan Iaut adalah identifikasi
a dalam behagai Degradasi Habitat
Erosi pmtai mempakan salah satu rnasalah
yang dikemkakan disini addah ancaman terhadap serius degradasi garis pantai. Selain proses-proses
halitas Iinghngan dan sumberdayaalarn sertajasa- alami, seperti mgin, ams, huj an dan gelornbang,
jasa pesisir dan Iaut. Ancaman-ancaman ini dapat aktivitas manusia juga menjadi penyebab penting
berdiri sendiri atau saling berkaitan dalam setiap erosi pantai. Kebanyakan erosi pantai akibat
bidmg kegiatan pembanpnan. aktivitas mmusia addah pernbukaan hutan pesisir
untuk kepen6ngm pemukimm, dan pembangunan
Sedimentasi dam Pencemaran infrastmktur, sehingga sangat rnengurangi fungsi
Kegiaan pembukaan Iahan atas d m pesisir perlindungan terhadap pantai. Di samping itu
bangan dan pengembangan akeivitas penambangan temmbu karang di beberapa
ber beban sedlmen dan lokasi untuk kepentingan konstmksi jalan dan
pencemaran perairan pesisir dan laut. Adanya bangunan, telah memberikan kontribusi penting
penebangan hutan dan penarnbangan di Daerah terhadap erosi pantai, karena berhrangnya atau
Miran Sungai (DAS) telah menimbdkan d i m e n m i hilangny a perlindungan pantai darn hantaman
a
serius di beberapa daerah m u m dm perairan pesisir. gelombang dm badai.
Pembukaan lahan atas sebagai bagian dari kegiatan _ Ancaman.
__._- lain Jerhadap degradasi
pertanim, telah meniingkatkm Iimbah pertanian baik adalah degradasi temmbu karang. De
padat maupun cair yang rnasuk ke perairan pesisir temmbu karang di perairan pesisir disebabkm oleh
dan Iaut rnelalui aliran sung&. Limbah cair ymg berbagai aktivitas manusia, di antarmyapemanfaatan
mengandung nitrogen dan fosfor berpotensi ekosistem temmbu karmg sebagai sumber pangan
me~mbulkankeadm lewat subur (eutrofikasi) yang ( i k m - i h karang), sumber bahan banenan (gdian
mem@kanekosistem pesisir. karang), komoditas perdagmgan (ikan hias), dan
Selain limbah pertanim, smpah-smpah padat obyek wisata (keindahan dan keanekaragaman
rumah tangga dan kota merupakan sumber hayati). Degradasi terumbu karang akibat
pencernar perairan pesisir dan laut yang sulit pemanfaatanny a sebagai sumber pangan maupura
dkontro1,sebagai akibatperkembangmpemkiman ikan hias sebagian besar dikarenakan oleh
yang pesat. Sumber pencemaran lain di pesisir dan p e n g p n m bahan peledak, tablet potas dan sianida.
Iaut dapat berasal dari kegiatan pembangunan Kenyataan ini dapat dijumpai di banyak lokasi
l ai nny a, seperti kegiatan pertambangan emas. temmbu karang, berupa karang-karang yang rusak
Pertambangan emas yang menggunakm air raksa secara fisik dalam fonnasi berbentuk cehngm.
untuk men@& bijih ernas menjadi malgam, dapat Selain itu degradasi temmbu karang terjadi sebagai
Prosfdtng Pelatfhan Pengelolaan Wilayah Pesfar TerpaM
-- -

skibat kegiatan penambanganipeng8bi~@ k@k4


*.4&@w& WNGATASI A N C A m N
untuk kepentingan konstruksi j alan atau bangunan. DEGRADASI R/IELALUI KAWASAN
Degradasi terumbu karang akibat KONSERVASI DE PESISW DAN LAUT
'

pemadaatannya sebagai obyek wisata terlihat dari Diantara ekosistem dan sumberdaya pesisir
kerusakm-kerusakan fisik karang yang disebabkm dan laut yang berada dalam kondisi kritis addah
oleh pembuangmjm@~~perahuymgmemba*a estuaria, rawa mangrove, padang lamun dan
Mrisatawm ke lokasi terufnbu karang. Kerusakanjuga temmbu karang. Ekosistem dan sumberdaya
dapat diakrbatkm deh peril& vvisatawm, misalnya tersebut berperan penting sebagai penyedia
penginjakm terumbu karang oleh penyelm yang makanan, tempat perlindungan dan ternpat
kurang berpengalamm maupun oleh penyelam yang berkembangbiak berbagai j enis ikan, udang,
membunr ikan. Seiain itu limbah yang dibumg turls kerang dan biota laut lainnya (Bengen, 2000).
atau lirnbahymg berasal dari &vitas di daratan ikut Selain itu, ekosistem pesisir dan laut (temtarna
menimbulkan kerusakan h a n g . ekosistern mangrove dan temmbu karang) jknga
memiliki fungsi yang sangat penting sebagai .
Degradasi Sumberdaya dan pelindung pantai dan pemukiman pesisir dari
Keanekaragamnn EPayati haniaman gelombang, badai dan erosi pantai.
Sejal an dengan meningkatny a kegiatan Karena itu, agar supaya ekosistern dan surnberdaya
pen~bangnan,dm perkembangan pemukimm dan ini dapat berperm s e e m optimal dm berkefdkntan,
perkotaan ke arah pesisir, maka terlihat jelas maka diperlukan upaya-upaya perlindungm d a i
adanya degradasi sumberdaya pesisir. Salah satu berbagai meaman degradasi yang dapat ditirnbulkan
degradasi sumberdaya pesisir yang cukup dari berbagai afivitas pemanfaatan baik secara
l&nonjol adalah degradasi hutan mangrove Imgsungmaupun tidaklmgsung.
sebagai akibat pembukaan lahan atau konversi Salah satu upaya perlindungan yang dapat
hutm menjadi kawasan pertambakan, pemkiman, dilakukan addah dengan menetapkan suatu k a w m
industri, dan lain-lain. Selain konversi, degradasi di pesisir dan hut sebagai kawasan konserirasi yang
hutan mangrove juga terjadi sebagai akibat antara lain bertujuan untrik melindun& habitat-habi-
pemmfaatannya y ang intensif untuk asang, bahan tat kritis, mempertahankan dan menlngkatkan
konstruksl atau bahan baku kertas serta kualitas sumberdaya,melindungi keanekaragman
pemanfaatan lmgsung lainnya. hayati dan melindungi proses-proses ekologi.
Degradasi sumberdaya juga terjadi pada
terumbu karang, di antaranya sebagai akibat Bentingnya Perlindumagnn
eksploitasi intensif ikm-ikan karang. Eksploitasi Ekosistean dan Surnbesdwa
ini sangat berdampak pada semakin menumnnya Ekosistem d m sumberdaya pesisir dm laut
keanekaragaman ikan karang bahkan punahnya yan'g mempakan suatu himpunan integral darl
Jenis ikan tertentu. Hal ini tentu saja akan komponen hayati d m nir-hayati, mud& dibu
berakibat pada kualitas estetika terumbu karang oleh mmusia untuk hidup dan untuk meningkatkm
sebagai oby ek wisata selam. mutu kekdupm.
Ancman Lain terhadap keanekaragman hayati Komponen hayati dan nir-hayati secara
dl perairan pesisir diduga antara lain berasal dari fungsional berhubungan satu sama lain dan saling
pembmgnan idrastruktur (hotel, restoran, dan lain- berinteraksi membentuk suatu sistem. Apabila
lain) di pinggir pantai, dan juga reMmasi pantai, terjadi perubahan pada salah satu dari kedua
Kegiatan rektamasi pantai sebagaimana terjadi di komponen tersebut, rnaka akan dapat mempenga-
bebmpa kawasm pesisir, diperkirakan dapatmerubah ruhi keseluruhan sistem yang ada baik d d m
struktur ekologi komunitas biota laut b&an dapat kesatuan struktur fungsional maupun dalarn
rnenurunkan kmkaragaman hayati perairan. Dalm keseimbanganny a. Kelangsungan suatu fungsl
skala ymg Iebih kecil, penbangunan hotel-hotel ataw ekosistem sangat rnenentukan kelestaPian dari
restorm-restorm di pinggir pantai dapat memberikm sumberdayahayati sebagai komponen yang terlibat
damp& yang sama, terutama bila berada di sekitar dalam sistem tersebut (Bengen, 2000). Karenaitca
kawasan konservasi atau tanzm la&. untuk menj amin kelestarian sumberdaya h a y a ~ ,
.
Ekosistem dan Surnberdaya Pesisr dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
- - -- - --- - - - -- .- - - - - -- -

perlu diperhatikm hubungm-hubungm ekologisyang bernilai ekologis dan estetika. Perlindungan


berlangsung di antara komponen-komponen terhadap tempat-tempat busus bagi kepentingm
sumberdaya alam yang menyusun suatu sistern. rekreasi dan pariwisata (seperti pengaturan
Semakin meningkatny a pembangunan dennaga perahulkapal, tempat berjangkar dan
ekonotni di kawasan pesisir dan laut, semakin jalur pelayaran) &an membantu mengamankm
meniqkatkan pula ancaman terhadap degradasi ' kekayaan dan keragaman daerah rekreasi dan
ekosistem dan sumberdaya pesisir dm laut, ,sepeici parivjisata y ang tersedia di sepanjang pesisir.
eksploitasi lebih, degradasi habitat, penumnm d. Memgerluas pengetahuan dan pemahaman
keanekaragarnan hayati; padahal ekosistem d m tentang ekosistem.
sumberdaya pesisir dan laut menjadi tumpuan Kawasan konservasi dapat meningkatkan
pernbanpnm nasional sebagai sumber p pemahamm dm kepedulim masyarakat terhadap
b m . Karenaitu, unbk dapat mempertahmkan dan ekosistem pesisir dan laut; menyediakm tempat
melindungi keberadam dan halitas ekosistern dm yang relatif tidak terganggu untuk observasi dan
sumberdaya pesisir dan laut yang bernilai ekologis monitoring jangka panjang, dan berperan pePlting
dm e k o m i s penting, &perhkm suatu perenmaan bagi pendidikan masyarakat berkaitan dengan
dan pengelolaan ymg berkelmjutm. Perlindungan pentingnya konservasi laut dan damp& auvitas
terhadap ekosistern dan sumberdayatersebut di atas rnanusia terhadap kemekmgman hayati laut.
dari berbagai ancaman d e p d a s i merupdan suatu e.Memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi
upaya pengejolaan berkelanjutan. Wujud nyata dari masyakat pesisir.
upaya perlindungan dimaksud dapat dilahkan Kawasm konservasi dapat membantu may%&
meldui penetapan suatu kawasan konservasi di pesisir dalam mernpertahankan basis ekonorninya
pesisir dan laut. melalui pemanfaatan sumberdaya d m jasa-jasa
lingkungm secara optimal dan berkelanjutan.
Peran Kawasan konservasi
Kawasan konservasi yang dirnaksud disini Sasaran dan Tujuan Penetapan
didefinisikan sebagai suatu kawasm di pesisir d m Kawasan Konservasi
Iaut yang mencakup daerah inteddd, subtidd dm Sasaran u t m a penetapan kawasm konservasi
kolom air di atasnya, dengm beragam flora dm fauna di pesisir d m laut adalah untuk mengkonservasi
yang berasosiasi di ddamnya yang mernifiki i l a i ekosistem dm sumberdaya alam, agar proses-proses
ekologis, ekonomis, sosial dan budaya. ekologis di suatu ekosistem dapat terus berlangsung
Kawasan konservasi di pesisir dan Iaut dan tetap dipertahankannya produksi bahan
e
.
memilik peran utama sebagai berikut (Agardy, makmm dm j asa-j asa lingkungan bagi kepentingan
1997; Ban- ef nl, 1997) : manusia secara berkelanjum (Agardy, 1997).
a. Melindungi keanekarqaman hayati serta.s t r u h , Untuk dapat men~apaisasaran tersebut di atas,
hngsi, dm inte@tas ekosistem. maka penetapan kawasan konservasi di pesisir dm
Kawasan konservasi dapat berkontribusi untuk laut harus ditujukan untuk (Kelleher dan
mempertahankan keanekaragarnan hayati pada Kenchington, 1992; Jones, 1994; Banel n1, 1997;
semua tingkatan trofik dxi ekosistem,rnelindungi Salm et nl, 2000) :
hubungm jafingan makman, d m proses-proses Melindungi habitat-habitat kritis.
0

ekolog s ddam suatu ekosistem. Mempertahankm kemekaagmm hayati.


b . Meningkatkan hasil perikmm. Mengkonservasi sumberdaya ikan.
Kawasan konsewasi dapat melindungi daerah Melindungi garis pmti-4.
pemijahan, pembesarm dan mencari makanm; Melindungi Iokasi-lokasi yang bemilai s e j d dm
rneningkatkan kapasitas reproduksi dan stok budaya.
sumberdaya i kan. Menyediakan lokasi rekreasi dm parivvisata dam.
6.Menyediakan tempat rekreasi dan pariwisata. Merekolonisasi daerah-daerahyang tereksploitasi.
0

Kawasan konservasi dapat menyediakm tempat Mempromosikan pembangunan kelautan


untuk kegiatm rekreasi d m pxiwisab dm yang berkelanjutan.
Prosld~ngPelabhan Pengelolaan Wilayah Pes~slrTerpadu
- - -- - -- - - - - --

PRENSLP PENGELOLAAN KAWASAN eksploitasi) dan tidak langsung (misalnya


MONSERVASI DI PESISIRDAN LAUT pencemaran) terhadap ekosistem dan surnber-
Perencanaan dan Proses Pemilihan Lokasi daya.
Kawasan konservasi menuntut adanya proses 3. Tentukan lokasi dimana perlu dilakukan
perencanaan khusus yang terkait dengan tahapan konservasi (misalnya lokasi yang diidentifikasi
pengelolaan dari suatu kerangka pengelolaan oleh pengambil kebijakan menjadi prioritas
kawasan konservasi. Hasil dari perencanaan untuk dilindungi).
lokasi adalah rencana pengelolaan lokasi 4. Kaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang
kawasan konservasi. Sebagai tahapan awal dari dapat dijadikan kawasan konservasi, berdasar-
perencanaan lokasi, diperlukan suatu rencana kan proses perencanaan lokasi.
pendahuluan dari pemilihan Iokasi yang berisi
kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk Batas dan Zonasi kokasi
diimplementasikm, sasaran program dan kerangka Masalah utarna dalarn pengalokasian suatu
strategi dasar untuk mencapai sasaran program kawasan konservasi adalah menetapkan batas
(Salm et a!,2000). ekologis yang dapat digunakan untuk merancang
Perencanaan strategis mengharuskan adanya . suatu kawasan konservasi. Selama ini, batas
penelitian pendahuluan, pengumpulan data, analisis kawasan konservasi didasarkan pada karakteristik
isu, dialog dan negosiasi yang diperlukan untuk geoiogis kawasan (batas daratan dan l aut), batas
menetapkan masalah, memahami pilihan, dan administratif(nasional, propinsi atau kabupaten), a h
111eletakkandasar untuk rencana pengelolaan lokasi biaya Gokasi yang lebih kecil memerlukm blaya yang
kawasan konservasi lebih kecil untuk melindungi atau mempertahankm
Proses perencanaan lokasi kawasan keberadamnya).
konservasi hams didasarkan pada sasaran dan Secara umum sangat sedikit alasan ekologis
tujuan kawasan konservasi secara jelas, yang dijadikan dasar untuk menentukan batas
sebagaimana diuraikan dalain sasaran dan tujuan kawasan konservasi, n m u n alasan ekologis yang
penetapan kawasan konservasi. Untuk mencapai tepat haruslah digunakan untuk mene~ltukanbatas
sasaran dan tujuan dimaksud, infomasi dasar dan zonasi kawasan konservasi.Tidak ada aturan
tentang Iokasi sangat dibutuhkan, khususnya baku yang menetapkan ukuran optimal dan
menyangkut karakteristik ekosistem dan rancangan dari suatu kawasan konservasi. N m u n
sumberdaya, tingkat pemanfaatan sumberdayadan demikian secara umum terdapat 2 (dua) kategori
ancaman terhadap surnberdaya. Rancangan Iokasi ukuran kawasan konservasi, yakni : kategori
yang didasarkan pada inforrnasi dasar tersebut disagregasi (sekelompok kawasan konservasi
diatas, dapat dilanjutkan dengan infomasi lainnya yang bemkuran kecil), dan kategori agregasi
tentang elemen-elernen dasar yang diperlukan (sekelompok kawasan konservasi yang berubran
untuk ~nengalokasikansuatu kawasan konservasi besar). Setiap kategori ukuran rnemilikl
dan persiapan rencana pengelolaan lokasi. keunggulan sendiri. Kawasan konsewasi yang
Dalam rencana pengalokasian kawasan beruhran kecil dapat mendukung kehidupan lebih
konservasi, diperlukan sedikitnya 4 (empat) tahapan banyak jenis biota dengan relung yang berbeda-
dalarn proses pemilihan lokasi (Agardy, 1997): beda, serta tidak merusak semua kawasan
I . ldentifikasi habitat atau linhngan kntis; distribusi konservasi secarabersmaan bila terdapat bencana.
sumberdaya ikan ekologis dan ekonomis penting, Kawasan konservasi yang berubran besar menuntut
dan bil a memungkinkan lokasi proses-proses adanya zonasi kawasan untuk dapat mendukung
ekologis kntis, dm dilanjutkm dengan memetAan pengelolaan y ang efekaf bagi berbagai pemanfaatm
infomasi-informasitersebut dengan menmnAan secara berkelanjutan. Dengan adanya zonasi, maka
Sistem Informasi Geografis. pemanfaatan sumberdaya alam dapat dikontrol
2. Teliti tingkat pemanfaatan sumberdaya dan secara efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan
identifikasi sumber-sumber degradasi di kawasan; kawasan konservasi.
petakan konfl i k pemanfaatan sumberday a, Pengelolaan zona dalam kawasan konservasi
b erbagai ancaman langsung (misalny a over- didasarkan pada luasnya berbagai pemanfaatan
Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan

sumberdayakawasan. k v i t a s di dalam setiap zona Kriteria EkoIogi


ditentukan oleh tujuan kawasan konservasi, Nilai suaiu ekosistem dan spesiesbiota di pesisir dan
sebagaimana ditetapkan dalam rencana pengelolaan, laut dapatditilik dnrikriteriasebagai benkut:
Zona-zona tertentu menuntut pengelolaan yang a. Keanekaragaman hayati: didasarkan pada
intensif, sementara zona lainnya tidak perlu. keragaman atau kekayaan ekosistem, habitat,
Secara umum zona-zona di suatu kawasan komunitas danjenis biota. Lokasi yang yang sangat
konservasi dapat dikelompokkan atas 3 (tiga) beragam, hams memperoleh nilai paling tinggi.
zona, yaitu: b. Kealamian: didasarkan pada tingkat degradasi.
Zona Inti atau Perlindungan. Lokasi yang terdegadasi mempunyai nilai ymg
Habitat di zona ini memilik nilai konservasi rendah, misalnya bag perikanan atau wisata, dan
yang tinggi, sangat rentan terhadap gangguan sedikitberkontribusi d a l m proses-proses biologis.
atau pembahan, dan hanya dapat mentolerir c. Ketergantungan: didasarkan pada tingkat
sangat sedikit aktivitas manusia. Zona ini hams ketergmtungan spesies pada lokasi, atau tingkat
dikelola dengan tingkat perlindungan yang dimana ekosistem tergantung pada proses-
tinggi, serta tidak dapat diijinkan adany a proses ekologis yang berlangsung di lokasi.
aktivitas eksploitasi. d. Ketenvakilm: didasarkan pada tingkat dimana
Zona Penyalagga. lokasi rnewakili suatu tipe habitat, proses
Zona ini bersifat lebih terbuka, tapi tetap dikon&ol, ekologis, komunitas biologi, ciri geologi atau
dan beberapa bentuk pemanfaatm masih dapat karakteristik dam lainnya.
diij inkan. Penyangga di sekeliling zona e. Keunikan: didasarkan pada keberadaan suatu
perlindungan ditujukan unhak menjaga kawasan spesies endemik atau yang h m p i r punah.
konservasi dari berbagai aktivitas pemanfaatan - f. Integritas: didasarkan pada tingkat dimana
yang dapat menganggu, dan melindungi kawasan l okasi mempakan suatu unit fungsional dari

- konservasi dari pengamh eksternal.


Zona Pemanfaatnn
Lokasi di zona ini masih memiliki nilai
entitas ekologi.
g. Produktivitas: didasarkan pada tingkat dimana
proses-proses produktif di lokasi memberikan
konservasi tertentu, tapi &pat mentolerir berbagai man faat atau keuntungan bagi biota atau
tipe pemanfaatan oleh manusia, dan layak bagi manusia.
beragam kegiatan eksploitasi yang diijinkm dalam h. Kerentanan: didasarkan pada kepekaan lokasi
suatu kawasm konservasi. terhadap degradasi baik oleh pengamh alam
Penzonasian tersebut di atas ditujukan untuk atau akibat aktivitas manusia.
rnembatasi tipe-tipe habitat penting uuntuk
perlindungan keanekaragaman hayati dan Kriteria SosiaI
konservasi sumberdaya ekonomi, sebagaimana Manfaat sosial dan budaya pesisir d m laut
sasaran kawasan konservasi di pesisir dan laut. dapat ditilik dari kriteria sebagai berikut:
a. Penerimaan sosial: didasarkan pada tingkat
Kriteria Bemilihan Lokasi dukungan masyarakat lokal.
Kawasan Konservasi b. Kesehatan masyarakat: didasarkan pada tingkat
Identifihsi danpemilihan lokasi potensial untuk dimana penetapan kawasan konservasi dapat
kawasan konservasi di pesisir dan laut menuntut membantu mengurangi pencemaran atau
penerapan kriteria. Kriteria behngsi unhtk mengkaji penyakit yang berpengaruh pada kesehatan
kelayakan suatu lokasi bagi kawasan konservasi. masyarakat.
Penerapan kriteria sangat membantu dalam c. Rekreasi: didasarkan pada tingakat dimana
mengidentifikasi dan memilih lokasi perlindungan lokasi dapat digunakan untuk rekreasi bagi
swara obyektif, dimma secara mendasar terdiri atas penduduk sekitar.
kelon~pokkriteria ekologi, sosial dm ekonomi (Salm d. Budaya: didasarkan pada nilai sejarah, agarna, seni
et a/, 2000). atau nilai budaya lain dari lokasi.
e. Estetika: didasarkan pada nilai keindahan dari
lokasi.
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
..- -. .. .
. . ~ .-p-.--pp-..

f Konflik kepentingan: didasarkan pada tingakat secara kontinyu dan dinamis dengan memper-
dimana kawasan konservasi dapat berpengamh timbangkan aspek sosial-ekonomi-budaya dan
pada aktivitas masyarakat lokal. aspirasi masyarakat pengguna wilayah pesisir (stake-
g. Kearnanan: didasarkan pada tingkat bahaya dari holders) serta konflik kepentingan dan pemmfaatan
lokasi bagi manusia karena adanya ams kuat, yang mungkin ada.
ombak besar dan hambatan lainnya. Keterpaduan dalam perencanaan dan
h. Aksesi bilitas: didasarkan pada kemudahan pengelolaan wilayah pesisir ini mencakup 4 (empat)
mencapai lokasi baik dari darat maupun laut. aspek, yaitu: (a) keterpaduan wilayaWekologis; (b)
i. Kepedulian masyarakat: didasarkan pada tingkat keterpaduan sektor; (c) keterpaduan disiplin ilmu;
dimana monitoring, penelitian, pendidikan atau dan (d) keterpaduan stakeholder.
pelatihan di dalam lokasi dapat berkontribusi pada
pengetahuan, apresiasi nilai-nilai tingkungan d m a. Keterpaduan WilayahBkologis
tujuan konservasi. Secara spasial dan ekologis wilayah pesisir
j. Konflik dan Kompatibilitas: didasarkan pada lnemiliki keterkaitan antara lahan atas (daratan)
tingkat dimana lokasi dapat membantu dan laut. Hal ini disebabkan karena wilayah
meny elesai kan konflik antara kepentingan pesisir merupakan daerah pertemuan antara
sumberdaya alam d m aktivitas manusia, atau daratan dan Iautan. Dengan keterkaitm kawasm
tingkat dimana kompatibilitas antara tersebut, maka pengelolaan kawasan pesisir tidak
sumberdaya alam dan manusia dapat dicapai. terlepas dari pengelolaan Iingkungan yang
,- -
dilakukan di kedua kawasan tersebut. Berbagai
KIiteria Ekonomi dampak Iingkungan yang terjadi pada kawasan
Manfaat ekonomi pesisir dan laut dapat pesisir mempakan akibat dari dampak yang
ditilik dari kriteria sebagai berikut ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan yang
a Spesies penting didasarkan pada tingkat dimana dilakukan di lahan atas, seperti pertanian,
spesies penting kornersial tergantung pada lokasi perkebunan, kehutanan, industri, pemukiman dan
b Kepentingan perikanan didasarkan pada jumlah sebagainy a. Demikian pula dengan kegiatan yang
nelayan yang tergantung pada lokasi dan ukuran dilakukan di laut lepas, seperti kegiatan pengebor-
hasil peri kanan an minyak lepas pantai d m perkbungan laut.
c Bentuk ancaman didasarkan pada luasnya Penanggulangan pencemaran yang
pembahan pola pemanfaatan yang mengancam diakibatkan oleh limbah industri, pertmian dan
keseiumhan nilai lokasi bagi rnanusia rumah tangga, serta sedimentasi tidak dapat
d Manfaat ekonomi didasarkan pada tingkat dilakukan hanya di kawas? pesisir saja, tetapi h m s
dimana perlindungan lokasi akan berpengaruh dilakukan mulai dari sumber dampaknya. Oleh
pada ekonomi lokal dalam jangka panjang karena itu, pengelolaan di wilayah ini harus
e Pariwisata. didasarkan pada nilai keberadaan atau diintegrasikan dengan wilayah daratan dan laut
potensi lokasi untuk pengembangan pariwisata serta Daerah Aliran Sungai @AS) menjadi satu
kesatuan dan keterpaduan pengelolaan. Pengelo-
PENTINGNYA BENGELOLAAN laan yang baik di wilayah pesisir akan hancur d a l m
PESESIR TERPADU sekejap jika tidak diimbangi dengan perencanaan
Pengertiwn Pengelolaan Terpadu DAS yang baik pula. Keterkaitan antar ekosistern
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu yang ada di wilayah pesisir harus selalu diperhahkan.
rnemiliki pengertian bahwa pengelolaan
sumberdaya alam dan jasa-jasa Iingkungan pesisir b. Keterpaduan Sektor
dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (cool- Sebagai konsekuensi dari besar d a n
y7'ehepisivt. nssessn~erzf),merencanakan tujuan dan beragamnya sumberdaya alam di kawasan pesislr
sasaran, kernudian merencanakan serta mengelola adalah banyaknya instansi atau sektor-sektor pel&
segenap kegiatan pemanfaatannya guna mencapai pem bangunan yang bergerak dalam pemanfaatan
pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. sumberday a pesisir. Alubatnya, sering kali tej adl
Perencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan turnpang tindih pemanfaatan sumberdaya pesisir
Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serfa Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan

antar satu sektor dengan sektor lainnya. Agar pembangunan dan pengelola sumberdaya alam
pengelolaan sumberdaya alam di kawasan pesisir pesisir antara lain terdiri dari pemerintah (pusat dan
dapat dilakukan secara optimal dan berke- daerah), masyarakat pesisir, swasWinvestor dmjuga
sinambungan, maka dalarn perencanaan pengelolam lembaga swadaya masyarakat &SM) yang masing-
hams mengintegrasikansemua kepentingan sektord, masing merniliki kepentingan terhadap pemanfaatan
Kegiatan suatu sektor tidak dibenarkanmengganggu, sumberdaya darn di kawasan pesisir. Penyusunm
apalagi sampai mematikan kegiatan sektor lain. perencanaan pengelolaan terpadu hams mampu
Keterpaduan sektord ini meliputi keterpaduan mengakomodir segenap kepentingan pelaku
secara horisontal (antar sektor) d m keterpaduan pembrngunm pesisir. Oleh karena itu, perencanam
secara vertikal (dalam satu sektor). Oleh karena pengelolaan pemb angunan hams menggunakan
itu, penyusunrn tatamang dan pandurn pembangun- pendekatan dua arah, yaitu pendekatan "'top &n"
an di kawasan pesisir sangat perlu dilakukan untuk dan pendekatan "bottom up".
menghindari benturan antara satu kegiatan dengan
kegiatm pembangunm laimya. Bendekatan Terpadu dalarn
Pengelolaan Pesisir
c. Keterpaduan Disiglin Unau Keunikan wilayah pesisir serta beragamnya
Wilayah. pesisir memiliki sifat dan karakteristik sumberdaya yang ada, menHsyaratkan pentingnya
yang unik dm spesifik, baik sifat dan karakteristik pengelolaan wilayah tersebut secara terpadu, dan
ekosistem pesisir maupun sifat dm karakteristik bukm secara sektoral. Hal ini dapat dijelaskan
sosid budaya masyarakat pesisir. Dengan d i n a ~ k a dengan beberapa alasan sebagai berikut:
perairan pesisir yang khas, dibutuhlczn disiplin ilmu Perfama.Secara empiris, terdapat keterkaitm
khusus pula seperti hidro-oseanografi, dinmika ekologis (hubungan fungsional)baik antar ekosistem
oseanogd dan sebagainya. Selain itu, kebutuhan di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan
akan disiplin ilmu 1 ajuga sangat penting. Secara pesisir dengan lahan atas dan laut lepas. Dengan
mum,keterpadum disiplin ilm dalm pengelolam demikian pembahan yang terjadi pada suatu
ekosistem dm sumberdayapesisir adalah ilmu-ilmu ekosistem pesisir (mangrove, misalnya), cepat atau
ekojogi, oseanografi,keteknikq ekonomi, hukum larnbat akm mempengamhi ekosistem l ~ m y a .
dm sosiologi. Demikian pula hdnya, jika pengelolaan kegatan
pembangunan (industri, pertanian, pemkiman, dm
d. Ketergaduan Stakeholder lain-lain) di lahan atas suatu DAS (Daerah Alirm
Segenap keterpaduan di atas, akan berhasil Sungai) tidak dilakukan secara arif(bemawasan
- diterapkm apabila ditunjang oleh keterpaduan lingkungan), rnaka dampak negatifnya akan
dari pelaku dan atau pengeiola pembangunan di memsak tatanan dan fungsi ekologis kawasan
kawasan pesisir. Seperti diketahui bahwa pelaku pesisir (Gambar 22).

Gambar 22. Keterkaitan Ekologis dan Dampak Pembangunan antara Ekosistem Darat dun
Pesisir (dimodzj7kasi dari ICLARM, 1995)
Prosrdrng Pelabhan Pengelolaan Wilayah Pesrsir Terpadu
- -

Keu'zm Dalam suatu kawasan pesisir, biasanya timal dan berkelanjutan. Pembangunan berkelan-
terdapat lebih darj duamacam sumberdaya alam dan jutan adalah pembangunan untuk memenuhi
jasa-jasa lingkungan yang dapat dikembangkan kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menu-
untuk kepentingan pembangunan runkan kemampuan generasi mendatang untuk
Ketrgn Dalanl suatu kawasan pesisir, pada memenuhi kebutuhan hidupnya (WCED, 1987).
umumnya terdapat lebih dari satu kelompok Dengan demikian, pembanmnan berkelan-
tnasyarakat (orang) yang memiliki ketrampilant jutan pada dasarny a mempakan suatu strategi
keahlian dan preferensi (prejeuence) bekerja yang pembmgunan yang memberikm semacam ambang
berbeda, sebagai petani, nelayan, petani tambak, batas pada laju pemanfaatan ekosistern almiah serta
petani rumput laut, pendamping pariwisata, induski sumberdaya alam yang ada di dalamnya. Ambmg
dan kerajinan m ~ n a htangga, dan sebagainya. batas ini tidaklah bersifat mutlak, melainkan
Padahal, sangat sulit atau harnpir tidak mun&n, untuk mempakan batas yang luwes yang bergmtung pada
menwbah preferensi bekerja (profesi) sekelompok kondisi teknologi dan sosial ekonomi tentang
orangy ang sudah secara mentradisi menekuni suatu pemanfaatan sumberdaya alarn, serta kemampuan
bidang pekerjaan. biosfir untuk menerima dampak kegiatan manusia.
Keenzpnt. Secara ekologis maupun Dengan perkataan lain, pembmgunm beManjutan
ekonomis, pemanfaatan tunggal (single use) suatu addah suatu strategipemanfaatan ekosistern a l ~ &
kawasan pesisir umumnya sangat rentan terhadap sedemikim rupa, sehingga kapasitas hngsiondnya
perubahan internal maupun eksternal yang menjurus untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat
pada kegagalan usaha. Contohnya, pembangunan manusia tidak msak. Secara garis besar konsep
tarnbak udang di Pantai Utara Jawa, yang sejak pembangunan beManjutan memilik empat dimensi
tahun 1982 mengkonversi hampir sepanjang : (1) ekologis, (2) sosial-ekonomi-budaya,(3) sosid
kawasan pesisir termasuk mangrove (sebagai poIitik, dan 44) hukum dan kelembagaan.
kawasan konservasi) menjadi tarnbak udang;
sehingga, pada saat akhir 1980-an sampai sekarang (1) Dimensi Ekologis
terjadi peledakan wabah virus pada sebagian besar Berangkat dari konsep ini, pemanfaatan
ta~nbakudang di kawasan ini. Kemudian, padatahun sumberdaya wilayah pesisir secara berkelanj'utan
1988 ketika Jepang menghentikan impor udang In- berarti bagairnana mengelola segenap kegiatan
donesia selama sekitar 3 bulan, karena kematian pembangunan yang terdapat di suatu wilayah y mg
kaisarnya (rakyat Jepang berkabung, tidak makan berhubungan dengan wilayah pesisir, agar total
udang), mengakibatkm penumnan harga udmg dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsiond-
secara drastls dari ma-rata Rp. 14.000,- per kg nya. Setiap ekosistem d m i a h , tennasuk ekosistem
~nenjadiRp 7.000,- per kg, sehingga banyak petani pesisir, memiliki 4 fungsi pokok b a a kehidupan
tambak yang m e r u ~dan frustastsi. manusia: (1) jasa-jasa pendukung kehidupan, (2)
Kelimn. Kawasan pesisir pada umumnya jasa-jasa kenyamanan, (3) penyedia sumberdaya
lnerupakan sum berday a milik bersarna (comnzon dam, dan (4) penerima limbah.
p~.operoire.sources) yang dapat dimanfaatkan oleh Jasa-j asa pendukung kehidupan (life msupport
selnua orang (operz nccess). PadahaI setiap services) mencakup berbagai ha1 yang diperlukan
pengguna sumberdaya pesisir biasanya berprinsip bagi eksistensi kehidupan manusia, seperti udara
memaksi~nalkankeuntungan. Oleh karenanya, dan air bersih serta ruang bagi berkiprahnya
waj ar ji ka pencemaran, over-eksploitasi segenap kegiatan manusia. Jasa-jasa kenyamanan
sumberdaya alam dan konflik pemanfaatan ruang (nnzenity services) yang disediakan oleh
seringkali tejadi di kawasan ini. ekosistem alamiah adalah berupa suatu lokasl
beserta atributnya yang indah dan menyenangkan
Pengelolaan Terpadu sebagai Dasar yang dapat dijadikan tempat berekreasi serta
Pernbangunan Berkelanjutan pemulihan kedarnaian jiwa. Ekosistem a l a m i h
Konsep pengelolaan wilayah pesisir secara menyediakan sumberdaya alam yang dapat
terpadu seperti diuraikan di atas, merupakan salalrl dikonsumsi langsung atau sebagai masukm d a l m
satu syarat untuk mencapai pembangnan yang op- proses produksi. Sedangkm fbngsi penerima limbah
Ekoastem dan Sumberdaya P e s ~ s rdan Laut serfa Pengeloiaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
- - - -- -- - -- - -- -- -

dari suatu ekosistem adalah kemampuannya dalam berdekatan dengan kawasan industri biasanya akan
menyerap limbah dari kegiatan manusia, hingga menemui kegagalm.
menjadi suatu kondisi yang aman. Sementara itu, bila kita menganggap wilayah
Dari keempat fungsi ekosistem alamiah pesisir sebagai penyedia sumberdaya dam, maka
tersebut, dapatlah dimengerti bahwa kemampuan kriteria pemanfaatan untuk sumberdaya yang dapat
dua fungsi yang pe a sangat bergmtung pada dua pulih (renewable resources) adalah bahwa laju
fungsi yang terakhir. Ini berarti bahwa jika ekstraksinya tidak boleh melebihi kemampumnya
kemampuan dua fungsi terakhir dari suatu untuk memulihkan diri pada suatu periode tertentu
ekosistem alamiah tidak dinrsak oleh kegiatan (61ark, 1988); sedangkan pemanfaatan surnber-
manusia, maka fungsinya sebagai pendukung daya pesisir y ang tak dapat pulih (non-renew-
kehidupan dan penyedia j asa-j asa kenyamanan able re,sources) hams dilakukan dengan cermat,
dstpat diharapkan tetap terpelihara. sehingga efeknya tidak merusak lingkungan
Berdasarkan keempat fungsi ekosistem di sekitarnya.
atas, maka secara ekologis terdapat tiga persyaratan Ketika kita memanfaatkan wilayah (ekosis-
yang dapat menjamin tercapainya pembmgunm tem) pesisir sebagai tempat untuk pembuangan
berkelanjutan, yaitu : (I) kehmonisan spasial, (2) limbah, maka hams adajaminan bahwajumlah total
kapasitas asimilasi, dan (3) pemanfaatan dari limbah tersebut tidak boleh melebihi kapasitas
berkelanjutan. Keharmonisan spasial (spatial suit- asimilasinya(assimilnfive capacity). D a l m hal ini,
ability) mensyaratkan, bahwa dalarn suatu wilayah yang dirnaksud dengan kapasitas asimilasi adalah
pembangunan, seperti Pantai Tirnur Kalimmtan, kemampuan sesuatu ekosistem pesisir untuk
Pulau Batam, dan Pantai Utara Jawa Barat, menerima suaiGjumlah limbah tertentu sebelum ada
hendaknyatidak selumhnya diperuntukkm sebagai indikasi terjadinya kerusakan linghngan d m atau
zona pemanfaatm, tetapi hams pula dialokasikan kesehatan yang tidak dapat ditoleransi ff(rom,
untuk zona preservasi dan konservasi. Contoh 1986).
daerah preservasi adalah daerah pemij ahan ikan
( s p n w n i n g g r o z ~dan
~ ~j ~alur hij au pantai. Dalam (2) Dimensi Sosial-Ekonorni-Budaya
zona preservasi ini tidak diperkenankan adanya Dimensi ekologis seperti diuraikan di atas
kegiatan pembangunan, kecuali penelitian. pada dasarnya rnenyajikm informasi tentang daya
Sementara itu, beberapa kegiatan pembangunan, dukung sistem alam wilayah pesisir dalam
seperti pariwisata alarn, pemanfaatan hutan man- menopang segenap kegiatan pembangunan d m
grove dan perikanan secara berkelanjutan dapat kehidupan manusia. Dengan demikian, agar
&n berlangsung d d m zona konsewasi. pernbangunm wilayah pesisir dapat berkelmjutan,
Keberadaan zona presenrasi dan konsewasi maka pola dan laju pembmgunan hams dikelola
d a l m suatu wilayah pembmgunan sangat penting sedemikian rupa, sehingga total permintaan (de-
-
dalam memelihara berbagai proses penunjang nzand) terhadap sumberday a alam dan j asa-j ma
kehidupm, seperti siMus hidrologi dan unsur hara, linghngm tidak melampaui daya dukung tersebut.
membersihkan limbah secara alamiah, dan sumber Kualitas dan jumlah permintaan tersebut
keanekaragaman hayati. Bergantung pada kondisi ditentukan oleh jumlah penduduk dan standarl
alamnya, luas zona preservasi d m konservasi yang kualitas kehidupannya. Oleh karena itu, selain
optimal dalam suatu kawasan pembangunan mengendalikan jumlah penduduk, kebijakan yang
sebaiknya antara 30 - 50 % dari luas totalnya. mendesak untuk dilakukan adalah menprangi
Selmjutnya, setiap kegiatan pembmgunan kesenjmgan antara kaya d m miskin.
(industri, pertanim, budidaya perikman, pemukimm Secara sosial-ekonomi-budaya konsep
dan lainnya) dalam zona pemanfaatan hendaknya pembmgunan berkelmjutan mensyaratkm, bahwa
ditempatkan pada lokasi yang secara biofisik sesuai, manfaat (keuntungm) yang diperoleh dari kegiatan
sehinggamembentuk suatu mosaik yang harmonis. penggunaan suatu wilayah pesisir serta
Msalnya, penempatan kegiatan budidaya tambak sumberday a alamny a hams diprioritaskan untuk
udang pada lahan pesisir sangat masam, atau meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar
Proslding Pelatlhan Pengelolaan Wilayah Pesislr Terpadu
-- - ..-- - - -

kegiatan (proyek) tersebut, terutama mereka yang dampak pemanasan global akibat peningkatan
ekonomi lemah, guna menjamin kelangsungan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang
pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Untuk sebagian besar disebabkan oleh negara-negara
negara berkembang, seperti Indonesia, prinsip ini industri.
sangat mendasar, karena banyak kerusakan Mengingat karakteristi k permasal ahan
lingkungan pesisir misainya penambangan batu lingkungan tersebut, maka pembangunan
karang, penebangan mangrove, penambangan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam
pasir pantai dan penangkapan ikan dengan sistenl d m suasana politik yang demobatis dan
~ ~ ~ e n g g u n a kbahan
a n peledak, berakar pada transparan. Tanpa kondisi politik semacam ini,
kerniskinan dan tingkat pengetahumyang rendah niscaya laju kemsakm linghngan akm melan&&
dari para pelakunya. Keberhasilan Pemda Dati I lebih cepat ketimbang upaya pencegahan dan
Propinsi Bali dalam menanggulangi kasus penanggulanganny a.
penambangan batu karang, dengan menyediakan
usaha budidaya rumput laut sebagai dtematif mata (4) Dirnensi!Hpmkurn dan Kelernbagaan
pencaharian bagi para pelakunya, adalah Pada akhirnya pelaksanaan pembangunan
lnempakan salah satu contoh betapa relevannya berkelanjutan mensyaratkm pengendalian dirl
prinsip ini bagi kelangsungan pembananan di dari setiap warga masyarakatuntuk tidak merusak
Indonesia. lingkungan. Bagi kelompok yang lebih m m p u
secara ekonomi hendaknya dapat berbagi
(3) Dirnensi Sosial Poliitik kemampuan dan rasa dengm saudaranya yang
Pada umumnya pennasalahan (kemsakm) masih belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,
lingkungan bersifat eksternalitas. Artinya pihak sembari mengurangi buday a konsumerismeny a.
yang menderita &bat kemsakan tersebut bukmlah Persyxatan yang bersifat personal ini dapat dipenuhi
si pembuat kemsakan, melainkan pihak lain, yang melalui penerapan sistem peraturan dan perundang-
biasanya masyarakat miskin dan iemah. ~ i s a i n y a , undangan yang berwibawa dan konsisten, serta
pendangkalan bendungan dan saluran irigasi serta diiringi dengan penanaman etika pembangunan
peningkatan frekuensi dan magnitude banjir suatu berkelaqutan pada sitiap warga masyarakat. Di
sungai akibat penebangan hutan yang kurang sinilah sentuhannili-nili etika danm o d akan sangat
bertanggung jawab di daerah hulu. Demikian juga berperan.
Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan
.
- -
- --

Jones, P.J. 1994. A Review and Analysis of the Objectives


of Marine Nature Resewes. Ocean and Con.rtaI Man-
apenlent, 24: 149-178.
A g a r d ~T.S. 1997. Marine Protected Areas and Ocean
ColEervation,Acadelllic Press, ~nc.,Sail Diego, Cali- Kelleher, G.B. and R.A. Kenchngon. 1992. Guidelines
fnrnia
- - - - --. for Establislling Marine Protected Areas. IUCN Ma-
rine Consewation and Developnlent Report, Gland,
Barnes, R.S.K. 1980. The U~lityand Diversity of Aquatic Switzerland,
Svste~ls.In: Banles. R. and K. M a m eds. Fundmen-
of Aquatic E&systems, Blackwell Scientific Kennish, M.J. 1990.Ecology of Estuaries. Volui~~e
II: Bio-
Publications, Boston, pp.5-23. logical Aspects. CRC Press Inc., Boca Raton, Florida.
Barnes. R.S.K. & R.N. Hugl~es.1988. An Introduction to Levinton, J.S. 1982.Marine Ecobgy. Prentice-Kall Iilc., New
Marine Ecology. Second Edition. Blackwell Scien- Jersey.
tific Publication, Oxford. Mays, L.W. 1996. Water Resources Handbook. McGraw-
Ban. J.. B. Henwood and K. Lewis. 1997. A Marine Pro- Hill, New Uork.
tected Areas Strategy For the Pacific Coast of Nair, N.B. cYr. D.M. Thanlpy. 1980. A Textbook of Marine
Canada. In ML~IWO, N.W.P. and J.H.M. Willison@s). Ecology. The MacMillan Conlpa~yof India Ltd, New
Lillking Protected Areas with Working Larldscapes Dellli, India.
Conserving Biodiversity. Proceedings of the Third in-
tenlatiom1 Collference on science and Management Nybakke~~, J.W. 1993. Marine Biology. An Ecological Ap-
of Protected Areas. Wcllifax, Nova Scotia, 12-16 May . proach. Third Edition. Harper Collins College Publish-
1997. ers, New York.

Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Ekosistem diu~Sutllberdaya Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B.
Alan1 Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir d m Saunders Conlpmy, Philadelphia, USA.
Lautan IPB. Russell, F.S. B M. Uonge (eds). 1968. Advances in Ma-
R.W.G. 1988. Coastal E~lvirom~ents. An Inboduc- rine Biology, Volu~ne6. Academic Press, I~IG.,New
tion to Physical, Ecological and Cul&ral Systems of York, USA.
Coastlines. Acadenlic Press Limited, London. Salm, R.V., J.R. Clark and E. Siirila. 2000. Marine and
Clark, J. 1974. Coastal Ecosystem. Ecological Consider- Coastal Protected Areas: A Guide for planners and
ations for Malagelllent of tile Coastal Zone. The Con- Managers.Third Edition. InternationalUnion for Con-
servatio~lFoundation, Washington, D.C. servation of Nature and Natural Resources, Gland,
Switzerland.
, 1979. Coastal Ecosystem Manageinellt. A
Techlical Manual for the Consewatio~lof Coastal Snedaker, S.C. & C.D. Getter. Coastal Resou~es Manage-
Zone Resources. Jolm Wiley & Sols, New York, USA. ment Guidelines. Research Planning Instit~~te,
Inc.,
Columbia, SC, USA.
Dixolk J.A. 1989. VduationofMangroves. Trop. Coast.
Area Mgt., 4(3): 1. WCED. 1987. Our Common Future. Oxford University
Press. New Yo&.
Falklalld, A. (Ed.). 1991. Hydrology and Water Resources
of Sinall Islands: A Practical Guide. UNESCO, Paris. Webber, H.H. cYr. H.V. Thurnlan. 1991. Marine Biology.
Second Edition. Harper Collins Publishers Inc., New
Fortes. M.D. 1990. Seagrass: A Resource U1&11own in Yo&.
ASEAN region. ICLARM Education Series 6.
ICLARM, Manila, Philippines. W t e , A.T. 1987. CoralReefs: Valuable Resourcesof South-
Education Series 1. International
Gray, W. 1993. Coral Reefs and Islands: The Natural His- Ceilter for Living Aquatic Resources Malilgenlent, Ma-
tory of a Threatened Paradise. David and Charles, nila, Philippines.
Si~igapore.
Jaccanlli. V. & E. Martens (eds.). 1992. Tlie Ecology of
Mangrove and Related Ecosystenls. Kluwer Academic
Publisllers, Dordrecllt.

Anda mungkin juga menyukai