KALIMANTAN TIMUR
Disusun oleh:
Giosia Jeff Gracendrei
14020120140143
Kelas 01
Identifikasi Buku
Judul : Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kalimantan Timur
Pengarang : Dr. Ir. Abdunnur, M.Si., IPU.
Penerbit : Rajawali Press
Tebal Buku : 122 halaman
Cetakan : Cetakan Kedua, Tahun 2021
Analisis :
Dari buku Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kalimantan Timur ini
dapat diketahui bahwa seiring berjalannya waktu, wilayah pesisir berkembang
menjadi wilayah yang perkembangannya cukup pesat, karena wilayah pesisir
menyediakan ruang dengan aksesibilitas yang besar dan relatif lebih murah
daripada ruang daratan. Provinsi Kalimantan Timur telah ditetapkan sebagai pusat
regional untuk program universitas mitra maritim. Potensi sumberdaya perikanan
yang ada, lalu lintas bahari dan wisata bahari memberikan peluang bagi industri
bahari untuk berkembang. Di era globalisasi, pengelolaan sumber daya laut dan
pesisir harus mampu mentransformasikan secara global dan mengintegrasikan
seluruh upaya masyarakat pesisir, terutama menuju perdagangan dan kebebasan,
swasembada pasokan. Potensi sumber daya kelautan dan pesisir khususnya
perikanan di Provinsi Kalimantan Timur memiliki peluang pasar yang besar untuk
terus berkembang, sehingga diperlukan transformasi pasar yang menyeluruh dan
terpadu agar potensi tersebut dapat terwujud, dimanfaatkan secara efisien dan
berdampak besar bagi perekonomian, khususnya kesejahteraan rakyat.
Pendekatan holistik dan terpadu berarti bahwa tangkapan diwujudkan
sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen yang beragam dan saling
bergantung, seperti: 1. Sumber daya perairan, khususnya sumber daya laut, pesisir
dan air tawar, sumber daya manusia dan buatan; 2. Produksi akuatik meliputi
kegiatan perikanan dan budidaya, baik besar maupun kecil; 3. Sarana dan
prasarana produksi meliputi perencanaan dan penyediaan prasarana perikanan
seperti pelabuhan, tempat berlabuh perikanan, cold storage, pabrik es, prasarana
pusat industri dan pemasaran, menyediakan dan mendistribusikan sarana produksi
(benih, alat tangkap, mesin, bahan bakar minyak), dan sistem informasi yang
terkait dengan sistem manajemen bisnis yang lebih efisien dan pengenalan
teknologi baru yang sesuai; 4. Pengolahan hasil perikanan, mulai dari penerapan
teknologi pengolahan sederhana yang dilakukan oleh nelayan dan masyarakat
sekitar (skala dalam negeri dan usaha kecil menengah) hingga penerapan
teknologi maju (skala industri), skala industri) termasuk penanganan pasca panen
sampai dengan pengolahan hasil perikanan. produk sudah siap. pasar; 5.
Pemasaran hasil perairan, meliputi sistem distribusi, kemampuan memenuhi
permintaan pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk; dan 6.
Pelaksanaan pelatihan meliputi pembinaan kelembagaan, pengembangan sumber
daya manusia, lingkungan bisnis yang kondusif, lingkungan politik, sosial dan
budaya yang kondusif, legislasi dan kepemimpinan yang kondusif, dengan baik
sehingga setiap operasional yang dilakukan dapat dilakukan secara optimal.
Konsep pengelolaan kawasan pesisir yang strategis telah dikenal luas,
namun pada kenyataannya masih terdapat kawasan pesisir yang mengalami
kerusakan dan degradasi lingkungan. Penyebab tidak berhasilnya pengelolaan
wilayah pesisir antara lain: 1) Belum tersedianya data dan informasi yang akurat
tentang sumber daya pesisir; 2) perencanaan tata guna lahan kawasan pesisir
dengan kebutuhan masyarakat seringkali tidak sinkron; 3) kegiatan pembangunan
yang tidak ditentukan oleh daya dukung lingkungan; 4) pemahaman tentang
interaksi antar komponen sistem yang berbeda di wilayah pesisir masih kurang;
dan 5) munculnya konflik kepentingan antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah, kontraktor dan masyarakat. Kebijakan otonomi daerah membuka peluang
desentralisasi pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Pembangunan ekonomi
daerah, khususnya pembangunan yang berbasis sumber daya kelautan dan pesisir,
dapat mencapai kelestarian lingkungan, untuk mencapai konsep pembangunan
berkelanjutan, yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan lingkungan hidup
saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang. Pembangunan
berkelanjutan juga bertujuan untuk memastikan bahwa hasil pembangunan
didistribusikan secara adil dan merata di antara kelompok dan lapisan masyarakat
serta antar generasi, karena pembangunan berkelanjutan harus menghormati
lingkungan.
Kelebihan Buku :
1. Gaya dan tata bahasa yang digunakan pada buku ini dapat membantu
pembaca untuk memahami isi buku yang ditargetkan pada pembaca yang
memiliki minat untuk dapat mempelajari pengelolaan wilayah pesisir
dengan studi kasus yang terperinci;
2. Penulis melalui buku ini dapat menyampaikan urgensi pengelolaan
wilayah pesisir dan membangkitkan perhatian pembaca akan peranan
wilayah pesisir yang masih banyak belum dipahami oleh banyak individu;
3. Penjelasan informasi yang dituangkan dalam penulisan buku ini juga
disertai ilustrasi gambar dan diagram yang membantu pembaca lebih
memahami dalam berbagai pola bahasan;
4. Referensi yang cukup lengkap dan terperinci membantu pembaca untuk
dapat menyelami studi pengelolaan wilayah pesisir.
Kekurangan Buku :
1. Masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan, pengetikan dan tanda baca
buku yang membuat beberapa kalimat berpotensi menimbulkan
kesalahpahaman;
2. Buku ini terlalu fokus pada lokus yang terjadi yaitu wilayah pesisir di
Kalimantan Timur, sehingga kurang memberikan landasan teori sebagai
dasar pengetahuan untuk memahami pengelolaan wilayah pesisir.
Lampiran :
Cover Buku
Daftar Isi