Anda di halaman 1dari 13

Hukum Laut dan Pengelolaan Wilayah Pesisir

 Kelompok 1 Kelas R3D

Nama-Nama Kelompok

1. David Masaluri Rengrengulu


2. Anastasya Supusepa
3. Maudy Amanda
4. Nurlina Bagus
5. Cherryl Manuhutu
6. Alfareza Solisa
7. Ratna Latuconsina
8. Muhamad Guntur Nukuhaly
9. Lefi Siahaya
10. Edison Luanmasar
Dimensi dan Potensi Pengelolaan Wilayah Pesisir
1. Dimensi Ekologis
2. Dimensi Sosial Ekonomi
3. Dimensi Sosial Politik
4. Sumber Daya Dapat Pulih
5. Sumber Daya Tidak Dapat Pulih
1. Dimensi Ekologis
Dimensi Ekologis merupakan Dimensi lingkkungan alam yang menekankan kebutuhan
akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materil
alam

Penjelasan :

1. Jasa-jasa pendukung kehidupan (life support services) adalah segala sesuatu yang
mencakup berbagia hal yang diperlukan bagi eksistensi kehidupan manusia, seprti
udara dan air bersih serta ruang untuk mendukung segenap kegiatan menusia.
2. Jasa-jasa kenyamanan (amenity services) adalah segala seuatu yang disediakan
oleh ekosistem alamiah yaitu berupa suatu lokasi beserta atributnya yang indah
dan menyejukan yang dapat dijadikan tempat berekreasi serta pemulihan
kedamian jiwa.
3. Penyedia sumber daya alam/ yang dapat dikonsumsi langsung atau secara sebagai
masukan dalam proses produks
4. Fungsi penerima limbah merupakan kemampuannya dalam menyerap limbah dari
kegitan manusia, sehingga menjadi suatu kondisi yang aman.
Dimensi Sosial Ekonomi

1. Pengertian Wilayah Pesisir


2. Karakteristik sosial ekonomi
 Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara laut dan
daratan, kearah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh
percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah
paparan benua.

 Wilayah ini merupakan tempat menumpuknya berbagai bahan baik


berasal dari hulu atau setempat akibat berbagai macam aktifitas
manusia. Oleh karena itu, dengan adanya pemanfaatan sumber daya
pesisir dan laut secara intensif, optimal dan terkendali dapat mendorong
adanya pertumbuhan ekonomi lokal yang tinggi serta dapat memberikan
efek keuntungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.
Karakteristik sosial ekonomi
 Karakteristik sosial ekonomi masyarakat pesisir yaitu bahwa
sebagian besar pada umumnya masyarakat pesisir bermata
pencaharian di sektor kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan,
penambangan pasir dan transportasi laut. Dari segi tingkat
pendidikan masyarakat pesisir sebagian besar masih rendah. Serta
kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya
nelayan masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh.
Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relative berada
dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang
tekanan terhadap sumberdaya pesisir akan semakin besar guna
pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir.
 Para pakar ekonomi sumberdaya melihat kemiskinan masyarakat
pesisir, khususnya nelayan lebih banyak disebabkan karena faktor-
faktor sosial ekonomi yang terkait karakteristik sumberdaya serta
teknologi yang digunakan. Pihak yang paling beruntung adalah
para pedagang ikan berskala besar atau pedagang perantara. Para
pedagang inilah yang sesungguhnya menjadi penguasa ekonomi di
desa-desa nelayan. Kondisi demikian terus berlangsung menimpa
nelayan tanpa harus mengetahui bagaimana mengakhirinya, hal ini
telah melahirkan sejumlah masalah sosial ekonomi yang krusial
pada masyarakat nelayan
 Kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir adalah para meter
penentuan target dan tujuan yang di formulasikan dalam visi misi
program pemberdayaan masyarakat pesisir, dengan kekhasan yang
dimiliki kita akan mampu menetukan metode dan strategi yang
tepat dalam rangka pemberdayaan masyarakat pesisir
Wilayah pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi
pengembangan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar
ekonomi nasional.

Berikut beberapa potensi pengelolaan yang dapat dimanfaatkan masyarakat di wilayah


pesisir, yaitu Estuari, Hutan Mangrove, Padang Lamun, dan terumbu karang

1.Estuaria.
Estuaria adalah perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka
dan menerima masukan air tawar dari daratan. estuaria dapat dimanfaatkan sebagai:
Tempat pemukiman,
Tempat penangkapan dan budidaya sumber daya ikan,
Jalur transportasi, dan
Lokasi pelabuhan dan industri.
2. Hutan Mangrove.

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang


didominasi oleh spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove
dimanfaatkan terutama sebagai penghasil kayu untuk bahan konstruksi,
kayu bakar, bahan untuk membuat arang dan juga untuk pulp. Disamping
itu ekosistem mangrove dimanfaatkan sebagai pemasok larva ikan dan
udang alam.
\
3. Padang Lamun
Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang
hidup terendam di dalam laut, yang masih dapat dijangkau cahaya
matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Padang lamun dapat
dimanfaatkan sebagai:

 Tempat kegiatan marikultur berbagai jenis ikan, kerang-kerangan, dan


tiram,
 Tempat rekreasi atau pariwisata,
 Umber pupuk hijau.
 Terumbu Karang Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas
yang terdapat di perairan pesisir daerah tropis.
4. Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas yang


terdapat di perairan pesisir daerah tropis. Secara umum
terdiri dari tiga tipe
1. Terumbu karang tepi
2. Terumbu karang penghalang
3. Terumbu karang cincin atau atol

Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan baik secara


langsung maupun tidak langsung sebagai.
4. Tempat penangkapan berbagai jenis biota laut
5. Bahan perhiasan dan sebagai objek wisata bahari.
Adapun beberapa contoh masalah yang timbul dalam potensi pengelolaan
wilayah pesisir, yaitu

1) Pemanfaatan dan pengelolaan daerah belum diatur dengan


peraturan perundang-undangan yang jelas, sehingga daerah
mengalami kesulitan dalam menetapkan suatu kebijakan.
2) Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir cenderung bersifat
sektoral, sehingga kadang kala melahirkan kebijakan yang tumpang
tindih satu sama lain.
3) Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir belum memperhatikan
konsep daerah pesisir sebagai suatu kesatuan ekosistem yang tidak
dibatasi oleh wilayah administratif pemerintahan, sehingga hal ini
dapat menimbulkan konflik kepentingan antardaerah.
Dimensi Sosial Politik

Anda mungkin juga menyukai