Anda di halaman 1dari 19

Manajemen Sumber Daya Perairan

Universitas Muhammadiyah Mamuju


(The Social Entrepreneurship University)

Pertemuan 4.

Pembagian Zona Perikanan dan


Lautan II

Haryanto Asri S.Kel.,M.Si.


082293351492
haryantoasri22@gmail.com
Perairan lekukan dan aspek biologinya
 Perairan lekukan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu estuari dan laguna.
 Secara umum, estuari dapat dikatakan sebagai suatu
perairan semitertutup yang mempunyai hubungan
bebas dengan laut, sedangkan massa airnya
terutama berasal dari sungai.
 Laguna dapat diartikan sebagai suatu perairan
tertutup di mana hubungannya dengan laut luar
sangat terbatas atau tidak ada sama sekali.
 Di laguna tidak ada sungai yang membawa air tawar.
 Salinitas estuari selalu berubah secara berkala
sebagai ciri khas perairan estuari, sedangkan laguna
mempunyai salinitas tetap dan kadangkala lebih
tinggi dari laut.
Selain dimensi , terdapat factor – factor yang
memegang peran dalam sirkulasi estuaria,
yaitu :
a. Pasang Surut di Muara Estuaria
b. Gaya Grafitasi yang mempengaruhi Net
Trasport Massa Air
c. Gaya grafitasi yang bekerja terhadap
lapisan yang berbeda densitas (antara air
laut dilapisan bawah dan air tawar di
lapisan atas)
Berikut ini beberapa permasalahan perikanan di lingkungan estuary :
A. Masalah Domestik
 Banyak biota laut yang tertangkap di estuari atau 
dalam jarak minimal 3 mil. 
 Keadaan ini menggambarkan adanya sejumlah je
nis ikan yang sifatnya mempunyai habitat tetap d
an ada pula yang sifatnya musiman, yaitu jenis-
jenis ikan yang beruaya antara estuari dan laut.

B. Masalah & Faktor Fisik Perairan


 Karena estuari merupakan perairan yang
dangkal, maka terjadi varasi suhu dan kadar
garam yang tinggi dalam waktu relatif singkat.
 Angin dan arus merupakan dorongan bagi silt
dan partikel-partikel lainnya, dan kadangkala
terjadi erosi pantai yang bisa mempengaruhi
kehidupan biota.
C. Pengaruh dari Kegiatan Pembangunan
 Pembangunan pelabuhan, dam, dan saluran-
saluran mempengaruhi suhu dan kadar garam
perairan estuari.
 Adanya kegiatan-kegiatan pembangunan
berpengaruh kepada perubahan - perubahan dasar
topografi, misalnya karakter aliran air di estuari.
D. Faktor Biologis
 Perubahan-perubahan suhu, kadar garam, dan
sebagainya berpengaruh pula pada kehidupan biota
perairannya.
 Dengan demikian, terjadi pengaruh terhadap biota lain,
karena jejaring terjadi perubahan.
Estuari Hutan Bakau
 Daerah Estuari memiliki kesuburan cukup
bagus dan menjadi habitat berbagai biota
air yang khas.
 Demikian pula pepohonan yang berada di
tempat tersebut
 Estuari hutan bakau disebut juga sebagai
hutan pasang surut, tumbuh pada pantai
berlumpur, pantai berpasir atau kadang-
kadang di pulau karang.
 Sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan.
 Selama ini, pemanfaatannya secara fisik hanya
untuk bahan-bahan industri seperti bangunan,
bahan untuk chip, kayu bahar, pulp, atau rayon.
 Hutan bakau juga mempunyai manfaat obat-
obatan, seperti untuk disinfektan, diare, dan
kontrasepsi.
 Banyak manfaat hutan bakau ini. Keberadaanya
merupakan bagian dari ekosistem yang rapuh,
sehingga diperlukan manajemen yang tepat untuk
daerah estuari hutan bakau.
 Dewasa ini, luas hutan bakau di Indonesia makin
berkurang dan keadaannya makin kritis. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut potensi hutan
bakau pada setiap pulau-pulau dari Aceh sampai Papua.
Fungsi Hutan Bakau
 Sejak lama, hutan bakau telah dimanfaatkan oleh
penduduk asli Asia Oceania sebagai sumber alam
hayati untuk tumbuhan Obat.
 Bagian yang diambil dari hutan bakau adalah
batang, kulit, daun, buah, biji, maupun akarnya.
 Fungsi lain adalah hutan bakau mampu menahan
abrasi laut dan bahkan bisa menumbuhkan daratan
pantai.
 Pesisir bisa meluas, jika hutan bakau di pantai
tumbuh dengan subur.
 Fungsi lainnya adalah menjadi pelindung bagi ikan-
ikan kecil tempat berkembang biak, dan bertelur
mereka.
Penyebaran dan Ekosistem
 Di alam terdapat 16 genus pohon mangrove, dengan kira-
kira 120 spesies tersebar di daerah tropis sampai ke
daerah subtropis.
 Ekosistem mangrove yang terkenal sebagai penghasil
bahan organik yang produktif, merupakan mata rantai
utama jaringan makanan (food web).
 Mangrove memberi perlindungan sekaligus sebagai
pendukung untuk pertumbuhan bermacam-macam spesies
akuatik (ikan, udang, kerang, kura-kura, kodok, biawak,
dan sebagainya).
 Dekomposisi yang terjadi pada daun-daunnya, menyuplai
bahan organik ke air, dan merupakan sumber makanan
bagi spesies-spesies akuatik.
 Akarnya menjadi tempat bertelur, membesarkan anak-
anak ikan, dan tempat populasi kura – kura serat daerah
pembesaran (nursery Ground) jenis – jenis udang maupun
ikan bandeng
Peranan Ekosistem Mangrove
 Mangrove memegang peran yang amat penting
dalam ekologi di daerah pesisir dan sangat
produktif. Hal-hal yang menjadi fungsional
mangrove adalah sebagai berikut.
1. Mangrove merupakan tanaman yang dapat
menahan serangan 'storms", dan menghambat
pengikisan pantai serta erosi.
2. Mangrove dapat menahan dari banjir destruktif
sungai dan sebagai "Silt Trap".
3. Mangrove mampu menghasilkan produk-
produk seperti kayu dan bahan baku
kerajinan.
4. Menjadi "spawning dan nursery grounds"
untuk biota perairan terutama krustasea, ikan,
dan moluska.
5. Mangrove mampu mendukung perikanan
pantai melalui arus (aliran) "detritus dan
nutrients" yang merupakan "food base"
bagi biota air dalam kaitanfood chains".
6. Mangrove membantu menaikkan
produktivitas total dan ekosistem.
7. Mangrove dan daerah pesisir dapat
menjadi daya tarik wisatawan bila dikelola
dengan baik.
Manajemen Mangrove
A. Daerah yang Sudah Gundul (Rusak)

 Terhadap daerah ini, harus dilakukan penanaman


atau "replanting" berbagai jenis hutan bakau.
 Sebaiknya, penumbuhan hutan bakau dilakukan
sepanjang intertidal, bahkan bisa memperluas ke
arah laut, jika memungkinkan.
 Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan
manajemen baru dalam memulihkan kehadiran
biota di habitat semula.
 Makin rapat penumbuhan hutan bakau, akan lebih
baik karena kemungkinan terjadi
kegagalan/kematian pohon yang ditanam kecil.
 Reboisasi lahan mangrove (hutan bakau) membutuhkan
waktu yang lama.
 Pengalaman penanaman pohon bakau oleh Dirjen
Reboisasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen
Kehutanan, diketahui bahwa satu helai daun bakau baru
tumbuh memerlukan waktu 2 - 3 bulan (Tempo 2006).
 Masalah yang dihadapi dalam rehabilitasi adalah
adanya gelombang atau gulungan ombak besar yang
menghanyutkan bibit mudah yang baru tumbuh dan
kadangkala dirusak oleh kepiting bakau.
B. Daerah yang Masih Utuh
 Untuk formasi hutan bakau yang masih utuh,
maka perlu manajemen terpadu.
 Diperlukan pembagian Green Belt yang bisa
mengancam pelestarian, misalnya
pembangunan pelabuhan, dan sebagainya.
 Contoh pelestarian hutan bakau di daerah
Suwung, Denpasar Selatan.
Perikanan di Inshore dan Ofshore
 Perikanan inshore dan ofshore disini sangat penting
bagi dunia perikanan karena, hampir menyediakan
pendapatan lokal sekitar 50%  rumah tangga pesisir.
 Perikanan pesisir juga menyediakan 50% - 90% asupan
protein bagi masyarakat pesisir.
 Udang, tuna, kepiting cumi-cumi dan gurita merupakan
salah satu spesies ekspor yang paling berharga, terhitung
lebih dari USD $3 miliar pada nilai ekspor tahun 2011
yang menjadi pendapatan bagi negara.
 Dari sekin banyak produksi perikanan, 55% nya  berasal
dari wilayah pesisir
 Wilayah pesisir Indonesia juga mengandung sekitar
2.500 spesies moluska, 2.000 spesies krustasea, 6
spesies penyu, 30 spesies mamalia laut,dan lebih
dari 2000 spesies ikan.
 Luas terumbu karang di indonesia mencapai
32.935 km2 sekitar 16,5% dari luas terumbu karang
dunia ada di indonesia dan terdiri atas 70 genus
dan dari 500 spesises karang (KKP).
 Hal tersebut menandakan betapa beruntungnya
kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki
sumberdaya perairan yang sangat berlimpah
 Akan tetapi dari keunggulan akan
sumberdaya perikanan inshore dan
ofshore tersebut banyak sekali ancaman
yang diterimanya
 Mulai dari manajement yang tidak sesuai,
mudahnya di eksploitasi secara terus
menerus yang menyebabkan rusaknya
habitat ikan, selain itu terjadinya over
fishing yang menyebabkan produksi tidak
akan berkembang dimasa yang akan
dating
 Hal tersebut akan bahaya apabila terjadi.
Maka dari itu penanggulangannya harus
cepat dilakukan Bagaiman caranya?
 Pemakaian konsep management yang baik dan
benar harus diterapkan mulai dari Planning,
Organiting, Actuating dan Controlling
 Pertama dari planning atau perencanaan jangka
panjang harus dibarengi dengan kebijakan yang
dapat memecahkan masalah agar tidak terjadinya
over fishing.
 Setelah itu Organiting, Organiting disini
mengorganisasi semua aspek yang terlibat
didalamnya agar terjadinya konsolidasi tiap aspek
 Actuiting atau aksi dilapangan. kondisi seperti ini
diperlukan pemimpin yang tangguh dan hebat yang
dapat membawa perubahan kearah perikanan yang
lebih baik.
 Controlling, mengontrol semua kebijakan-
kebijakan yang telah dilaksanakan
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai