Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS AKIBAT PENGGUNAAN PUKAT HARIMAU TERHADAP

KEBERLANGSUNGAN EKOSISTEM LAUT DIKEPULAUAN RIAU

ROZZA AMALIA 180384205002

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah lautan yang cukup
luas,memiliki banyak sekali sumber daya yang terkandung di dalamnya, salah satunya
ada potensi ikan yang terdapat di lautannya. Lebih dari 95% wilayah Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri) adalah perairan laut, mengidentifikasikan bahwa potensi
sumber daya perikanan laut sangat besar. Sumber daya kelautan meliputi ekosistem
terumbu karang, pantai dan pulau kecil tersebar di beberapa lokasi di Provinsi
Kepulauan Riau. Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kondisi ekosistem
terumbu karang yang potensial untuk dikembangkan menjadi daerah wisata bahari,
dengan prioritas kawasan yaitu: Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kota Batam,
Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. 

KAJIAN TEORI

Laut merupakan suatu kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut (Godam,
2009). Pukat harimau atau trawl dalam bahasa Inggris, adalah semacam pukat kantong
yang dioperasikan dengan cara ditarik pada jarak yang panjang, untuk menangkap ikan
yang berada pada daerah yang dilewati. Pukat ini ada yang dioperasikan di tengah
kolom air (midwater trawl) untuk menangkap ikan-ikan pelagis, dan ada pula yang
dioperasikan di dasar perairan (bottom trawl). Pukat harimau banyak mengundang
protes pecinta lingkungan maupun nelayan-nelayan lain, karena sifatnya yang merusak.
Terutama yang dioperasikan di dasar laut, pukat ini dapat merusak terumbu karang,
menimbulkan kekeruhan di dasar perairan, dan menangkap ikan-ikan atau hewan-hewan
bukan target (bycatch). Tangkapan samping ini pada akhirnya akan banyak dibuang,
dan menimbulkan masalah lingkungan yang baru.

Selain memiliki potensi sumber daya alam yang menjanjikan, lautan juga mampu
menghasilkan keuntungan tersendiri bagi indonesa, misalnya penyediaan makanan
kesempatan memancing bagi nelayan, produk alam, penyimpanan karbon, perlindungan
pesisir, pariwisata dan rekreasi, mata pencaharian dan ekonomi daerah pesisir, sense of
place, air bersih, dan keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, ekosistem laut sangat
penting bagi Indonesia, sehingga hal tersebut sangat perlu untuk dijaga dan dipelihara
(Sutopo, 2014).

PEMBAHASAN

Kerusakan lingkungan laut terus terjadi di kepulauan Indonesia, ekosistem yang


dieksploitasi biasanya tidak dilakukan upaya pelestariannya sehingga ekosistem laut
akan terus-menerus mengalami kerusakan dan akhirnya menjadi punah. Hal ini dapat
dilihat dari berkurangnya keragaman hayati laut, seperti pencemaran ait laut akibat
limbah, kolam ikan, daerah industri, pengeboman ikan dan peracunan terumbu karang.
Keadaan seperti ini membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk terus
melindungi kelestarian alam laut Indonesia.

Penggunaan pukat harimau ini masuk kedalam kategori degradasi lingkungan, polusi,
dan penipisan sumber daya alam. Degradasi lingkungan yang terjadi dikarenakan bom
air yang meledak debit volume air di lautan tersebut. Selain itu, terjadi perusakan
terumbu karang, yang mana perusakan terumbu karang ini sangat merusak ekosistem
laut yang seharusnya dijaga dan kesimbangan di laut jadi terganggu akibat banyaknya
terumbu karang yang rusak. Selain itu, terjadi polusi air yang diakibatkan oleh pukat
harimau ini tentu saja akan mebahayakan ekosistem laut, hal ini dikarenakan kondisi
laut yang sudah tercemar. Penipisan sumber daya alam, seperti ini dilihat dari
banyaknya ikan yang berkurang akibat penggunaan pukat harimau tersebut. Penggunaan
pukat harimau juga berdampak pada keamanan kelompok. Kelompok yang terancam
yaitu seluruh manusia yang masih membutuhkan ekosistem laut yang baik dan aman.
Keamanan sekelompok manusia pada suatu daerah bisa menjadi ancaman jika
ekosistem laut rusak. Banyak hal yang bisa terjadi apabila ekosistem laut terganggu
dikarenakan ketidakseimbangan alam akibat rusaknya ekosistem di dalam laut.

Kategori keamanan yang lainnya pun akan terancam yaitu seperti keamanan
pangan,yang diakibatkan oleh menipisnya sumber daya laut yang menyebabkan
sedikitnya sumber makanan manusia yang dimiliki untuk kelangsungan banyaknya
kehidupan manusia. Keamanan kesehatan, yang diakibatkan oleh ikan yang
terkontaminasi racun yang ada, dan juga keamanan nelayan yang menggunakan alat
tersebut yang sewaktuwaktu dapat terkena alatnya tersebut. Keamanan ekonomi, yang
diakibatkan oleh perekonomian setiap individu yang bergantung pada sumber daya laut
akan berkurang tiap harinya. Keamanan politik, yang diakibatkan oleh disalahgunakan
oleh oknumoknum yang haus akan kekuasaan untuk mencari suara dan bisa
menyebabkan terjadi penyempitan pilihan bagi masyarakat
Baru-baru ini Pol Air Polda Kepri mengamankan dan menenggelamkan 2 (dua) kapal
yang menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau diperairan Selat Along Tiga
diwilayah perairan Kabupaten Lingga Kepri. 2 (dua) kapal yang diamankan itu masing-
masing KM Samudra Selatan GT (Grosston 14) yang dinahkodai Jhon Hendridan kapal
KM Sinar Utama GT 14 yang dinahkodai Roni Irawan Bin Zambri.

KESIMPULAN

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah lautan yang cukup
luas,memiliki banyak sekali sumber daya yang terkandung di dalamnya, salah satunya
ada potensi ikan yang terdapat di lautannya. Alat pukat harimau ini sangat efektif dalam
kegiatan illegal fishing karena bisa menjaring dengan banyak sekaligus, pukat harimau
yang biasa digunakan para pelaku ini adalah model trawl dan model pukat Tarik yang
dimana jenis pukat ini bisa menjaring semua jenis species laut dengan semua ukuran
seperti species ikan yang dilindungi, ubur-ubur bahkan kepiting bakau dan yang lainnya
yang dapat menyebabkan sumber daya laut semakin berkurang dan bisa merusak
ekosistem laut.

SARAN
Diharapkan agar tidak ada nelayan yang menggunakan pukat harimau karena bisa
merusak ekosistem laut. Sebaiknya gunakanlah alat penangkap ikan yang tradisional
yang ramah lingkungan seperti jaring, pancing, traps, jarring lingkar dan jaring angkat
agar ekosistem laut tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim ukas.2016.Analisis Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara Terhadap Pemanfaatan Perairan Wilayah Perbatasan Negara
Di Kepulauan Riau. Jurnal Cahaya Keadilan. Vol 4. No 2 ISSN: 2339-1693
Krizki. 2020. Pandangan Human Security terhadap Komunikasi dan Implementasi
Kebijakan Maritim: Studi Kasus Penggunaan Pukat Harimau di Laut Aceh. Journal Of
Media and Communication Science). Vol. 3 (2), 78 – 91
Issan Septia Ilyas, Sri Astuty, Syawaludin A. Harahap, dan Noir P. Purba.2017.
Keanekaragaman Ikan Karang Target Kaitannya Dengan Keanekaragaman Bentuk
Pertumbuhan Karang Pada Zona Inti Di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas.
Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol . 8 ( 2),103-111.

Anda mungkin juga menyukai