Anda di halaman 1dari 60

PERSPEKTF EI

Linghungan Maritim

EKOSISTEM DI LAUT

EBAGAI suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut


yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang
tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa
Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola
wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah


laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala
khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan
terhadap potensinya. Salah satu dari potensi tersebut atau sum-
berdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau
ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang dan jika kaitkan
dengan pengembangan wisata bahari, maka keberadaan biota
laut yang satu jelas mempunvai andil yang sangat besar. Karena,
keberadaannya sangat penting dalam pengembangan berbagai
sektor termasuk sektor pariwisata.

Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di


daerah tropis yang terbentuk dari endapan-endapan masif ter-
utama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang,
alga berkapur dan organisrne-organisme lain yang mengeluarkan
kalsium karbonat.

9 Pe6pahtifMenuiu Masa Depen Maritim lndon6i. | 261

'
d
EKOSISTEM DI IAUT

Ekosistem terumbu karanl; memPunyai produktivitas organik


yang sangat tinggi dibandingkan ekosistem lainnya, demikian
pula dengan keanekaragaman hayatinya. Selain mempunyai
fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat asuhan bagi berbagai
biota, terumbu karang juga menghasilkan produk bernilai
ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang
karang, alga, teripang, dan kerang mutiara.

Terumbu karang merupakarL ekosistem yang amat peka dan sensitif


sekali.Janganlian dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah
keutuhannya.Ini dikarenaka n kehidupan terumbu karang didasari
oleh hubungan saling tergrmtung antara ribuan makhluk.Rantai
makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak
cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang
membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara
utuh dan indah.Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling
tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Namun, keadaan terumbu karang di Indonesia terus berada da-


lam keterpurukan.Berbagai ancaman menuju kehancuran tak
juga berakhir, bahkan zrnczunan-ancaman itu kini menjadi hal
yang menakutkan bagi pemulihan dan pertumbuhannya'Pada-
hal,Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi ferumbu karang un-
tuk seluruh Lrdo-Pasifik.Indonesia memiliki areal terumbu karang
seluas 60 ribu kilometer persegi.lebih. sejauh ini telah tercatat
kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga'

Ancaman yang hingga saat ini belum juga terselesaikan berasal


dari manusia sendiri. Yang tak hentinya melakukan penghEmcur6u:I,
peracunan hingga pengambilan karang-karang laut. Hasrat para
nelayan liar untuk mendapatkan keuntungan besar dengan cara
yang mudah, membuat mereka tak mempedulikan kelangsungan

262 | e oerpcmiruoulu Me Deprn Maridm Inddesi.


EKOSISTEM DI IAUT

hidup karang. Sehingga, para nelayan melakukan pengeboman di


daerah terumbu karang untuk mendapatkan ikan yang berlimpah.

Pengeboman terjadi, ikan-ikan yang berada di sekitar itu langsung


mengalami kematian massal yang juga diikuti dengan kehancuran
karang yang menjadi rumah mereka. Anehnya, nelayan banyak
yang tak mau tahu, karena yang ada dalam pikirannya hanya
mendapatkan hasil banyak dan berpikir kalau terumbu karang
masih sangat luas.

Kasus pengeboman itu sendiri sudah mengalami penurunan 5 tahun


terakhir.Itu setelah dilakukannya pendekatan kepada para nelayan
danhukum telah ditegakkan. Begitu juga dengan kasus pengrusakan
karang. Walau begitu, kegiatan tak bertanggungjawab itu sudah
terlanjur berdampak terhadap kerusakan sebagian besar karang
yang ada karena proses pembiusan ikan dengan menggunakan
bahan kimia berimplikasi terhadap karang yang sangat sensitif
denganbahan kimia untuk pembiusan ikan. Kegiatan penangkapan
ikan dengan pembiusan ada, karena banyaknya permintaan ikan
hias. Sehingga, jalan untuk menangkapnya dilakukan dengan cara
pembiusan agar ikan-ikan itu tidak mati.

Kalau dua kasus ihr telah mengalami penurunan, satu hal yang
masih juga belum bisa dikendalikan lantaran tak memiliki dasar
hukum dan aturan yakni oaerfishing (penangkapan berlebih).
Kegiatan ini sudah tentu mengancam karang, karena banyak terjadi
pengambilan karang dari laut untuk dibuat bahan bangunar; juga
pengambilan secara berlebih terhadap teripang laut dan juga kima
yang merupakan bagian dari terumbu karang.

Selain ilu, overfishing juga dinilai menganciun sumber daya ikan di


lautan. Di mana jika terus menerus dieksploitasi akan berdampak
berkurangnya, bahkan punahnya ikan-ikan jenis tertentu. Kalau

gPe6pehdf Menuiu Ma6a oepan M.ndm lndonGia | 263


EKOSISTEM DI LAUT

sudah begitu, sudah pasti generasi mendatang takkan lagi bisa


menikmati sumber daYa ikan.

Kaitannya antara karang dan ikan sudah tentu sangat erat. sebab,
jika spesies ikanberkurang akibat penangkapanyang tak terkendali'
maka aktifitas di sekitar karang akan menurun pula yang tentunya
juga akan mengganggu Proses alami yang ada di laut'

oaerfishing inilah yang hingga saat ini belum bisa dikendalikan


di
purrirr. Indonesiu dan tak bisa dilakukan pencegahan jika belum
udu.tyu sebuah regulasi yarlg mengatur' Sampai saat ini, kegiatan
itu masih terus berlangsung. Kerusakan yang diakibatkan oleh
manusia itulah yang coba <liminimalkan saat ini. Itu dengan akan
diusulkannya regulasi tentang overfishing dan juga akan diusulkan
satu daerah yang mana tidak dibolehkan nelayan menangkap ikan'

seperti yang diungkapkan sekretaris Eksekutif Coral Reef Reha-


bilitation and Management Program II (COREMAP II), ]amaluddin
bekerfa keras guna
Jompa.Dikatakannya, saat ini pihaknya tengah
meminimalisir pengrusakan terumbu karang akibat ulah manusia'
Upaya ini dilakukan dengan harapan kekayaan laut ini bisa terjaga
dengan baik.

Tentunya hal itu dilakukan dengan pendekatan dan luga penegakan


hukum. Dan khusus untuk overfishing, ini akan kita perjuangkan
yatg bisa mengatur' ]amaluddin
agar juga nantinya ada regulasi
jelas.
rnenyebutkan bahwa kerusakan karang di Indonesia sangat
Menurut data Pusat Penelitian oseanografi (P2O) LIPI 2009 saia,
tercatat kalau luas terumbu karang Indonesia 70.000 kilo meter
persegi yang masih dalam kondisi sangat baik hanya 5,5 persennya
,r;u. Hui it" menunjukkan penurunan yang signifikan dari 2000 lalu
yang mana pada tahun itu terumbu karang yang kondisinya sangat
baik mencapai 6,2 Persen.

264 | gPeEpehtf Menuiu Mas rPanMadh lndonaia


EKOSISTEM DI LAUT

Data LIPI 2009 iuga menyebutkan kalau, terumbu karang yang


kondisinya baik mencapai26persen, cukup baik 37 persen danyang
sudah mengalami kehancuran sebanyak 31,5 persen. Kenyataan
itulah yang nampak saat ini dan diprediksikan bakal akan, terjadi
lagi kerusakan-kerusakan pada terumbu karang ke deparurya.

Di samping ulah jahil tangan ma4usia, , tuturr Jamaluddin, yang


menjadi ancaman terumbu karang ke depanny'a adalahlpemanasan
global yang berdampak pada pgrupahal iklim ala,rf yanf disebut
dengan climate change dan,;iuga alcamai\ lainnya sePerti
sedimentasi, pencemaran laut, serta samiiah. Pidahal, kerusakan
terumbu karang saat ini yang mencapai 31,,5 perseh san$zit sulit
untuk dilakukan pemulihan. Apalagi pertumbuhan karang sangat
lambat dan areal yang hancur sangat luas.

Untuk itu, COREMAP tr telah mengupayakan untuk mempertahankan


terumbu karang yang kondisinya masih sangat baik. Sementara adanya
ide untuk pen:maman baru karang tak menjadi program merek4 di
mana hal itu membutuhkan biaya yang cukup ti.ggr.

Kaiau ada yang menginginkan agar dilakukan saja penanaman


kembali terumbu karang, itu hal yang sangat sulit. Sehingga biar-
kanlah karang yang rusak itu tumbuh kembali dengan sendirinya
oleh proses alam. Itu lebih baik ketimbang iika hendak dilakukan
penanaman karang.

Tindakan penyelamatan juga tengah dilakukan Komisi IV DPR.


Salah satunya, dengan menyusun Rancangan Undang-Undang
(RUU) Kelautan yang nantinya diharapakan akan mengatur
sanksi hukum terkait pengrusakan ekosistem idut dan juga
tingkah nelayan Indonesia yang sangat gemar melakukan pe-
nangkapan ikan secara berlebih, serta pengambilan karang
untuk bahan bangunan.

j.
I 9 k6pehuf Menuiu Mas mprn uattim lmmcia | 265
i
1:
i
{
fr

E"
EKOSISTEMDI LAUT

Anggota Kornisi IV DPR RL Bahrum Daido mengungkapkan'


di
kalau pihaknya sangat prihatin dengan kondisi terumbu karang
Indonesia. Untuk itulah nanti, semua aspek yang akan mengganggu
terumbu karang akan diahrr dalam RUU itu, agar suPaya terumbu
karang di Lrdonesia bisa pulih kembali'

Ekosistem Padang Lamun

Ekosistem padanglamum atau seagrass memPunyai peran


penting
sebagaihubitutikandanberbagaibiotalautlainnya.Berbagaijenis
ikan"yang bernilai ekonomi penting meniadikan padang lamrrn
dan
sebagai tempat mencari makan, berlindung, bertelur, memiiah
padang
sebalai aa"rat asuhan- Dalam perkembangannya banyak
lamrn yang telah mengalami gangguan atau kerusakan karena
gangguan alam ataupun karena aktivitas manusia'

Gangguan atau tekanan oleh aktivitas manusia yang berlangsung


terus menerus menimbulkan dampak yang lebih besar' Akar
masalah perusakan padang lamun antara lain karena ketidaktahuan
masyarakat, kemiskinan, keserakahan, lemahnya undang-undang
dan penegakan hukum. I(arena itu, pengelolaan padang lamun
harus mengatasi masalah mendasar itu dalam uPaya rehabilitasi
padanglamun. Rehabilitasipadang lamun dapat di lakukan dengan
i* p"rra"tatan yakni rehabilitasi lunak dan rehabilitasi keras.
Rehabilitasi lunak lebih ditekankan pada pengendalian qe-rifatu.ma-
nusia yang menjadi perryebab kerusakan lingkungari misalnya
melalui
tur"pur,ye penyadaran masyarakat (public awareness)' pendidikan'
Daerah
pengembangan mata pencaharian altematif, perrgembangan
i'uioa"r,grt Padang Lamun, pmgembangan Peratuan dan
peru.dan[an, dan perregakan hukum secara konsisten' Rehabilitasi
i"ru, -o,"akup kegiatan rehabittasi langsung di lapangan seperti

266 | en*gehrif ueillu Mae lhPan lHh ldoEs


EKOSISTEM DI TAUT

transplantasi lamun.Dibandingkan dengan ekosistem terumbu karang


dan mangrove, ekosistem lamun belum banyak mendapat perhatian.

Padang larnun di tndonesia memiliki luas sekitar 30.000 kmpersegi


yang dihuni oleh 13 jenis lamun. Suatu padang lamun dapat
terdiri dari vegetasi tunggal yakni tersusun dari satu jenis lamun
saja ataupun vggetasi campuran yang terdiri dari berbagai ienis
lamun. Di setiap padaRg lamun hidup berbagai biota lainnya yang
berasnsiasi dengan lamun, yang keseluruhannya terkait dalam satu
rangkaian fungsi ekosistem.

Dilihat dari aspek pertahanan pantar, padang lamun dengan akar-


akamya yang mencengkeram dasar laut dapat meredam gerusan
gelombang laut hingga padang lamun dapat mengurangi dampak
erosi. I'adang lamun juga dapat menangkap sedimen hingga akan
membantu menjaga kualitas air.

Meskipun lamun kini diketahui mempunyai banyak manfaat, namun


dalam kenyataannya lamun menghadapi berbagai gangguan dan
.u:tcaman. Gangguan dan ancaman terhadap lamun pada dasamya
dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni gangguan alam dan
gangguan dari kegiatan rnanusia (antropogenik). Fenomena alam
seperti tsunami, letusan gunung api, siklory dapat menimbulkan
kerusakan pantai, termasuk juga terhadap padang lamun. Tsunami
yang dipicu oleh gempa bawah laut dapat menimbulkan gelombang
dahsyat yang menghantam dan memporak-porandakan lingkungan
pantat seperti terjadi dalam tsunamiAceh pada tahun 2004. Gempa
bumi, seperti gempa bumi Nias tahun 2005, mengangkat sebagian
dasar laut hingga terpapar ke atas permukaan dan menenggelamkan
bagian lainnya lebih dalam. Debu letusan gunung api seperti letusan
Gunung Tambora tahun 1815 dan letusan Gunung Krakatau tahun
1883 menyelimuti perairan pantai sekitamya dengan debu tebal,
hingga melenyapkan padang lamun di sekitamya.

9 Prcpcerif lhtiu Ma mpm XatOm tnOor*a | 267


EKOSISTEM DI LAUT

Pencemaran laut juga dapat merusak padang lamun, sePerti limbah


rumah tangg4 limbah industri, limbah pertanian, atau pengelolaan
lahan yang tak memperhatikan kelestarian lingkungarr seperti
pembalakan hutan yang menimbulkan erosi dan mengangkut
sedimen ke laut. Bahan pencemar asal darat dialirkan ke laut lewat
sungai-sungai atau limpasan (runoft)- Kegiatan penambangan
didarat, seperti tambang bauksit di Bintan, limbi{rnya terbawa ke
pantai dan merusak padang lamun,di depannya. ' 't ,

. i :
., . -.,,, :... :1 .

Pencemaran dari kegiatan di laut \ "

Pencemaran dari kegiatan di laut dapat terjqdi misalnya pada


tumpahan minyak di laut, baik dari kegiatan.perkapalan dan
pelabuhar; pemboran, dan debalasti4g ,miiEfan kapal, tanker.
Bencana yang amat besar terjadi saat, kecqlakaan tabrakan atau
kandasnya kapal tanker yang menumpahkan mualan minyaknya
ke perairan pantar, seperti kasus kandasnya suPertanker Showa
Maru yang merusak perairan Pantai Kepuluan Riau.

Penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan

Beberapa alat tangkap ikan yang tak ramah lingkungan dapat


menimbulkan kerusakan pada padang lamun seperti pukat harimau
yang mengeruk dasar laut. Penggunaanbom dan racun sianida juga
ditengarai menimbulkan kerusakan padang lamun. Di Lombok
Timur dilaporkan kegiatan perikanan dengan bom dan raflrn yang
menyebabkan berkurangnya kerapatan dan luas tutupan lamun.

Padanglaniun yang berada di dasar perairan memililii tempat yang


irnik, hijau dan indah.Sebab, lokasi ini sebagai tempat makan mamalia
laut langka seperti duyung yang hanya mengkonsumsi daun lamun

268 I 9 tuEpehtif Msuiu Ma$ DePan Maririm lndon6ia


'
.:-: 6:-- .,
EKOSISTEM DI LAUT

sebagai makanan utarna mereka. Namun tidak semua lamun me-


rupalian makanan favorit duyung. Hanya beberapa jenis lamun yang
ukurannya perrdek dan kecil seperti Halodule dan Syringodium.
I,

Populasi duprng di Lrdonesia tergolong langka dan terancam punah,


seiring kondisi rusaknya padang lamun di perairan lrdonesia.
Ketersediaan lamun di alam menjadi faktor penentu perkembanganke-
hidupan duyung. Pengerukan perairan pantai mengancarn daerah ma-
kaaduyung khususnya di Sumater4Jawa danBali dimana kepadatan
peaduduk tergolong tir,ggr. Pencemaran perairan juga merupakan
penyebab. periurunan populasi duyung.Logam berat terakumulasi
pada daun lamun yang menrpakan makanan bagi ikan duyung.
Contoh kasus terdapat di Cilegon dan Teluk Jakarta lamtrn terdekat
daerah perkotaan memiliki konsentrasi berat logam tertinggi.

Di Papua Baraf., penebangan dan pertambangan merupakan an-


caman yang signifikan'uiituk padang lamun dan habitat laut
lainnya. Misalnya, di Teluk Cendrawasih Taman Nasional Laut,
'Ji
Papua B.arat, duyung jarang ditemukan karena sebagian besar
habitat merekd telah dihancurkan oleh deforestasi yang disebabkan
sedimentasi. Di Sulawesi utara, terdapat pembangunan hotel dan
pusat perbelanjaan pada wilayah pesisir kota Manado. Hal ini
tentu saja.memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan padang
lamun yang terdapat pada Taman Nasional Laut Pulau Bunaken.

Perburuan duyung penangkapan ikan menggunakan iarir,g pukat


dan bahari peledak lerta bahan-bahan beractin, dan aktivitas nelayan
yang tidak bertanggung jawab juga merupakan faktor penyebab
penurunan populasi duyung di Indonesia.

Kqpala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Perikanan dan Kelautan


Kalimantan Tengah, Rosette Elbaar, mengatakan Diperkirakan
populasi duyung di perairan tersebut sekitar 16 ekor. Duyung

9 PeEFhdf Mcnuiu M.a Dcpan trtaddm tndrcb | 259


E(OSISTEM DI LAUT

termasuk hewan ditindunl;i karena di Indonesia hanya ada di


beberapa kawasan di Sumatera.

Dugong atau duyung bernapas dengan Paru-Paru/ Paniang


tubuhnya bisa mencapai tiga meter dengan berat empat kuintal.
tlkuran tubuh dewasa dicapai setelah usia sembilan tahun dan bisa
bertbhan hidup hingga umtr 20 tahun. Dugong menyukai perairan
dangkal berkedalaman $20 meter dan ditumbuhi lamun yang
merupakan makanan pokol< mamalia tersebut.

Rosette menuturkan, Penemuarn padang lamun yang menjadi


habjtat duyung di perairan Kotawaringin Barat tersebut diawali
darisp.tangkaian penelitian dan penyelaman oleh Tim. Konsorsium
Ir{fia Bahari sejak tahun 2003 hingga 2007.

Di perairan Kohwaringin Bara! lamun tersebar di pantai desa Kubu,


Ta4irmg Keluang, Tanfung Pandan, Sungai Bakatl Teluk Bogam, Tanjung
Peq,ghujar! Gosong Pinggix, Gosong Berendam, Gosong Sepagar, dan
Gosong Senggora. Apabila tidak diiaga duyung yang ada di kawasan
padang lamun tersebut bisa punatu fledator alami duyung di sana tidak
ada Thpi, kepunaftran duyungbisa terjadibila nelayan menangkapnya.

Kabid Pengelolaan Sumber Daya Dinas Kelautan dan Perikanan


(DKP) Kotawaringin Barat, Heppy, menambahkan padang lanrun ini
menghilang karena sedimentasi dan polusi kimia yang disebabkan
perkebunan sawit.

Meski demikian, lanjut H.PPy, sebagai makanan utama duyung,


kondisikerusakanpadanglamun di Gosong Senggora dikategorikan
masih rendah.Padang lamun yang ada di sekitar Gosong Senggora
danSepagar menjadi daerah asuhanbagi larva ikan karang snaPPer
dan ikan kakap di perairan laut Kabupaten Kobar yang terhampar
di sepanjang pantai,diantaranya, pantai Desa Kubu, Desa Sungai

27O | 9ftr+.ilfl.6raufl.e D.pil lHfn hdo.r.d.


EKOSISTEM DI LAUT

Bakau, Desa Teluk Bogam, Desa Keraya, Desa Sebuai Timur, Desa
Sungai Cagang Timur dan Desa Teluk pulai. ,,,,..

.,,,.,

MerrurutHeppy, ancaman terbesarpadang lamun di pesisir Kotawaringin


Barat adalah aktivitas penduduk dalam menambatkan kapal atau 1)

peiahn, sehingga lamun yang turnbuhbanyak tergerus lunas kapp)darr


terinjak-injak. Upaya mengurangi kerusakan seharusnya untulqtepay
perahu dibuatkan tempat tambat tersendiri. Ekosistem ini amat rentan
terhadap ke.merosotan lingkungan yang diakibatkan kegiatan marlil$ia-

Di kawasan pantai, manusia melakulcan pengerukan dan pernge ' ,


rukan demi pembangunan pemukiman pantai, industri, dan
saluran navigasi. Ini mengakibatkan rusak totalnya padang lamun.
Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil pengerukan akhimy{S:
terjadi. Di samping itu, terdapat dampak sekunder pada perairan lauttN
yaitu meningkatnya kekeruhan air yang mengakibatkan terlapisnya
insang hewan air oleh lumpur dan tanah hingga menyebabkaq
hewan-hewan air tersiksa dan akhimya mati.

Berdasarkan peneliti kehidupan liar satwa langka itu di Teluk


Balikpapan, Stanislav Lhota, di Teluk Balikpapan, Kalimantaq
fi1
rnur, kondisi duy.ung semakin terancam dengan rusakhya padaq
lamun. Ancaman utama adalah hilangnya padang lamun yaryfri
merupakan pakan utama duyung. Lamun menghilang karen{

Pada 1996, telah diusulkanbahwa duyung telah punah di Kalimantan.


Tap! empat tahun kemudian, pada tahun 2000 ditemukan kembali
oleh Yayasan RASI (Rare Aquatic Species Indonesia) di Teluk
Balikpapan, di mana masih dapat dilihat sampai sekarang.

Ilmuwan dari Universitas Bohemia Republik Chechnya itu men-


jelaskanbahwa sering orang salahpersepsi terhadap satwa langka itu

9kpcffiMmoi( MEDaa ual6m tlffi | 271


iiixossreu
or r-Aur

r: , rl 'l
,I', ,l
.l

.sehingga disebut "lkan';. Padahal duyung adalah'termasuk


""UaST
rnamalia yakni benafai di udara dan'induk menyusui anaknya.
,

Ekosistem Mangrove
t f r.- .t..,. r..i:: ,

hrdonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki


sekitar 17.5A4 pulau dengan panjang pantai 81.000 km persegi,
sehingga neg.ra kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir

272 | e rorsgenrif uenuiu Masa kFn Maddm IndoEeia


EKOSISTEM DI LAUT

laut yangbesar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam


yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupari komunitas
di dalamnya. Selain itu ekosistem pesisir dan laut mernpirnyai po-
tensi sebagai sumber bahan pmgm, pertambangut dq1 mineral,
energi, kawasan rekreasi dan pariwista. Hal ini meriunjukkan
bahwa ekosistem pesisir dan laut merupakan aset yafi! tak ternilai
harganya di masa yang akan datang.

Ekosistem pesisir dan laut meliputi estuaria, hutan mangrove,


padang lamur; terumbu.karang, ekosistem pantai dan ekosistem
pulau-pulau kecil. Komponen-komponen yang men)rusun ekosis-
tem pesisir dan laut tersebut perlu dijaga dan dflestarikan karena
menyimpan sumber keanekaragaman hayati. Salah satu komponen
ekosistem pesisir da4.laut adalah hutan mangrove. '

Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh dan dipengaruhi


oleh pasang surut air laut, sehingga lantainya selalu'tergenang air.
Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan
dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di lairt.

Hutan mimgrove Indonesia merupakan hutan mangrove terluas di


dunia. Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75 persen
dari total mangrove di Asia Tenggar4 atau sekitar 27 perse.n dari luas
rnahgrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove {ndonesia adalah
memiliki keragaman je.nis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove
di hrdonesia terutama di wilal,ahpesisir Sumatetai'tcalimantan dan
Papuar Namun demikiary kondisi mangrove IndonesiA baik secara
kualitatif dan kugntitatif terus menurun dari tahuri ke tahun.

Saat ini, tercatat Indonesia mempunyai hutan mangrove seluas 9,36


juta hektar yang tersebar di seluruh lndonesia. Sekitar 48 persen
atau seltras 4,51, juta hektar rusak sedang dan 23 persen atau 2,L5
juta hektare lainnya rusak berat.Kerusakan hutain mangrove di

9 Peeet tif M€nuiu Ma6 Dcpan M.ddm lndonda | 273


EKOSISTEM DI LAUT

Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Baik


berupa konversi mangrove rnenjadi sarana pemanfaatan lain seperti
pemukiman, industri, rekreasi dan lain sebagainya.

Berdasarkan data Kemente:rian Kelautan dan Perikanan potensi


sumberdaya mangrove, 3,7 jrtta hektar dari total 9,36 iuta hektar
tersebut, berada di kawasan hutan. Sedangkan 5,56 juta hektar lainny+
berada di luar kawasan hutan. Untuk mengembalikan fungsi hutan
mangrovg Kementerian Kelautan dan Perikanan tems menggalakkan
penanaman kembali hutan mangrove yang telah rusak.

Padahal, keberadaan hutan nrangrove sangat Penting bagi kehidupan.


Selain sebagai penyeraPan polutan, juga melindungi pantai dari
abrasi, meredam ombak, serta menahan sedimen. Di samping itu,
mangrove juga dapat meredam air laut Pasang yang mengakibatkan
banjir rob serta tempat berkembang biaknya biota laut.

MantanMenteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menga-


takan keberadaan ekosistem mirngrove sangat pentinp selain ber-
fungsi sebagai tempat perniiahan biota laut juga mempunyai andil
dalam perubahan iklim nrelalui penyerapan emisi CO2. Fadel
menekankan keterlibatan masyarakat untuk merawat sangat pen-
ting bahkan pihak swasta juga didorong untuk terlibat dalam pe-
nyelamatan hutan mangrove.

Perusak Hutan Mangrove Dapat Diierat Hukum

Berdasarkan data LSM Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), hutan


mangrove di lrdonesiayanl; terus mengalami kerusakan sepepti di
Aceh 50.000 ha, Sumatera Utara 60.0p0 ha, Riau 95.000 ha Eumatera
Selatan 195.000 ha, Sulawesi Selatan 24.0A0 ha, Sulawesi Tenggara
29.000 ha, Kalimantan Timur 150.000 ha Kalirnentan Selatan 15.000

274 | e nerpt|df ucnuiu Ma3. hPah Midtlm lndon6ia


EKOSISTEM DI LAUT

ha Kalimantan Tengah 10.000 ha, Kalimanta Barat 40.000 ha,Jawa


Barat 20.400 ha Jawa Tengah 14.041h4 Jawa Timur 6.000 ha, Nusa
Tenggara 3.678ha, Maluku 100.000 ha dan Irian Jaya 2.934.000 ha.
Total kerusakan hutan mangrove di Indonesia 3.806.119 ha.

Direktur Eksekutif Walhi Riau, HariansyahUsmanmengungkapkan,


hampir sebagianbesar hutan mangrove (bakau) di Riau mengalami
kerusakan sangat parah. Kondisi iniluh y*g mengakibatkan sejum-
lah daerah di provinsi Riau mengalami abrasi.Kondisi paling parah
terjadi di Kepulauan Meranti, sekitar 60 persen hutan mangrove
di kawasan ini hancur akibat pembabatan yang dilakukan tanpa
memikirkan dampak lingkungan.

Bentang alam Kabupaten Kepulauan Meranti yang sebagian besar


terdiri dari daratan rendah, menjadi sangat rawan. Pada umumnya
struktur tanah di Kepulauan Meranti berupa tanah alluvial dan
grey humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah dan
berhutan mangrove. Lahan semacam ini sebenamya subur untuk
pengembangan di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.

Celakany+ sebagian besar kawasan hutan mzrngrove di Kabupatan


Kepulauan Meranti terancam Punah. Karena arang, semua hutan
bakau di kawasan ini ditebang. Abrasi mencapai sepanjang 5 kilo-
meter. Ini terjadi di Pulau Rangsang. Di Pulau ini, sekurang-kurang-
nya enam desa mengalami abrasi cukup Parah, yakni Desa Bantar,
Tanjung Motong, Tanjung Kedabr+ Tanjung Samak, Tanjung Balak
Bugur, dan Desa Sungai Guyung Kiri.

Walhi Riau juga mencatat, ratusan hektar yang dulunya permukiman


pendudrrk dan kebun sagu warga kini telah hilang berganti menjadi
lautan. Untuk mengantisipasi bencana yang lebih parah, warga sekitg
berusaha bertahan dengan menanam tanaman penahan ombak api-
api. Tlmaman itu dilrarapkan dapat menahan laju abrasi. Selain

9 P6tsfrif Mmuiu M.$ hFn Maridh lndmd. I 275


EKOSIsTEM DI LAUT

,ci :(
. tJ,/
.rr .' masalah uPfa"+
...itl - !. :
Kaka pergoa!{r yang turut memberatkan
tqr-r,rbah
!

pendudu\. {i,pulqu tgrluar Indijnesia' adal-ah diberikannya izin


perkebunan bagi perusihaa" fliidan Tanaman Industri (HTI).
'J ,^i : -
Hancuarya hutan -*gr"* di Kebupaten Kdpulauari,Meranti me-
mang t4k.te.rJepas dari munorlnyla seiumlah pabrik arang dirkawasan
itu. Secar;'histoiis hutan mangroie di Kepulauan Meranti telah lama
dimanfaa&an penduduk desa pantai'unttrk kayu bakaf perkakas
rumah, tiang dan lqntai pelataran, jbmuran pukat, jemuran ikan, udang
dan kegunaan arang kayu bal,rau y:ihg diminatiunfrrk diekspor.

Padahal"pernbabatan hutan rnangrove dapat dikenai sanksi hukum.


Karega $inilai telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor
41,l199p,,jentarrg kehutanan, UU 31,12004 tentang Perikanaru UU
2712007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
:

Sementara itu, kerusakan hutan mangrove di Kalimantan Selatan


sebagian besar disebabkan ad.anya kegiatan alih fungsi. Antara
lain disebutkan kerusakan dikarenakan pembangunan pelabuhan
khusus. Selain kerusakan hutan mangrove juga bisa disebabkan
oleh ancaman eksploitasi lainnya. Seperti pembangurum pelabuh-
an di wilayah pesisir menjadi salah satu indikator. Dampak dan
penyebab ditimbulkan kerusakan hutan mangrove dapat mengan-
cam .kelangsungan hidup ekosistem sekitarnya, yakni habitat
udang dan ikan.Karena hutan mangrove salah satu tempat habitat

, ' ji Di Kalimantan Timur kerusakdn mangrove di Delta Mahakam yang


berada di wilayah Kutali Kartanegaia telah mencapai 50 persen dari
L00 ribu hektar luasdn di ka#asan'tdrsebut yang terjadi dalam 10
tahun terakhir. Sebagian besar diakibatkan perluisan tambak yang
tidak terkontrol dengan baik, dan juga akibat kegiatan migas yang
beroperasi di kawasan ini. l

276 |e nmpmif Uenuiu Masa Depen M.riilm lndon*la


EXOSISTEM DI LAUT

Kerusakan tersebut akan terus terjadi jika pemerintah'daerah ti-


dak rnelakukan langkah antisipatif secepat mungkin dengan
memperketat aturan yang ada. Selain itu, melakukan rehabilitasi
kawasan yang sudah rusak parah sebagai penyangga intrusi air laut
dan melakukan pengelolaan Delta Mahakam berbasis masyarakat.
Sebab ada ribuan warga yang tinggal di kawasan tersebut. Harus
juga dilakukan pernetaan kawasan, mana yang boleh dieksploitasi
untuk,tambak maupun dimanfaatkan masyarakat dan kawasan
masuk dalam zona inti.

Pemanfaatan kawasan Delta Mahakam untuk aktivitas tambak te-


lah mencapai 50 persen sementara lainnya diakibatkan aktivitas
migas. Jumlah ini terus mengalami kenaikan;tiap tahunnya seiring
dengan tingginyi permintaan produksi tambak yang berasal dari
negara importir.

Upaya pemulihan dan pendayagunaan potensi hutan m€mgrove me-


rupakan ekosistem yang kaya dan menjadi salah satu sumberdaya
yang produktif. Namun sering pula dianggap sebagai,lahan yang
terlantar dan tidak memiliki nilai sehingga pemanfaatan yang me-
ngatasnamakan pembangunan menyebabkan terjadinya kerusakan.
Pe-ngelolaan tambak memang menjanjikan hasil yang menggiurkan
tetapi sangat perlu dilihat kesinambungan dan kelestarian lingkungan
yang sudah terbentuk sebelumnya. Kondisi ini memerlukan suatu
strategi yang jelas dan nyata untuk dapat mempertahankan dan
mengelola secara baik dan utuh hutan mangrove.

Selain itu juga kondisi hutan mangrove yang te4aga dapat men-
jadi objek wisata yang pada akhirnya mampu menumbuhkan per-
ekonomian rnasyarakat di sekitamya.Hutan mangrove merupakan
objek wisata alam yang sangat menarik. Hutan mangrove yang
telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara lain di Sinjai
Sulawesi Selatary Muara Angke DKI Jakart, Suwung Denpasar,

9 PersFhtifMenuiu Masa epan Madfim lndoneda | 277


PENCEMARAN LAI'T.-,

Blanakan dan Cikeong |arara Barat, dan Cilacap ]awa Tengah'


Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan
laut memiliki keunikan.

PENCEMARAN LAUT

Pencemaran laut merupakan zuatu peristiwa masul'rrya material


dan
pencemar seperti partikel kimia limbah industri, limbah pertanian
perumaha+ ie datam laut, yang bisa merusak lingkungan laut'Material
Lerbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam
perairan. Ada yang berdampak langsunp maupun tidak langsung'

baik
sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari darataru
tertiup angin, terhanyut mauPun melalui tumpahan' Salah satu
p"r,y"UuU Pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari
r"o!"i a"t, tamudera dalam banyak cara' Misalnya melalui tumpahan
bakar' Polusi dari kapal dapat
-i"yrf, air penyaring dan residu bahan
mencemari pelabuhan, sungai dan lautan' Kapal juga membuat polusi
suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan'
dan air dari
balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air setringga menganggu
kenyamanair organisme yang hidup dalam air'

Bahan Pencemar laut lairrnya yang iuga memberikan dampak


yang negatif ke perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah
menjadi masalah global-sampah plastik yang dibuang terapung
dan terendap di lautan- Seiak akhir Perang Dunia II, diperkirakan
80 persen sampah plastik terakumulasi di laut sebagai sampah
padat yang menSSanggu ekosistem laut' I\tlassa plastik di lautan
diperkirakan yang menurnpuk hingga seratus juta metrik ton'
Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh
bakteri. sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan
yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut'

27Al
PENCEMARAN LAUT

PT. Tormlnal Petlkome3,


Surrbtya, Jawa Tlmur,
P6lako: P?. HIS dan PT. ll

(1O kontalnGr) P/t TIS (17 kontalnor)

gPerspeh(fMenuru Masd Depan Ma,itim lndonesra | 279


PENCEMARAN LAUT

Limbah kimia yang bersif at toxic (racun) yang masuk ke perairan


laut akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok
limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang
sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida,
furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur
kimia metalik yang memitiki kepadatan yang relatif tinggi dan
bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh
logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah;
nikel arsenik dan kadmium.

Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera


diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan,
pestisida ini dapat menyeb;ibkan mutasi, serta penyakit, yarig dapat
berbahaya bagi hewan laut, seluruh Penyusun rantai makanan
terrnasuk manusia. Racun semacam ifu dapat terakumulasi dalam
jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah
bioakumrrlasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalarn dasar
perairan yang berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan
mutasi keturunan dari organisme yang tercemar, serta penyakit dan
kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi
di Teluk Minarnata.

Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem


laut adalah nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini
umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut
kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa
detergen yang banyak mengandung fosfor.Senyawa kimia ini
dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan
nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton.
Tingginya .konsentrasi bahan tersebut menyebabkan Per-
tumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan men-
dominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan
bisa mematikan.

28O I 9 PeEpehdfM.nulu Mt$ DG9.n Maridm lndon€i.


PENCEMARAN LAUT

Muara merupakanwilayahyangpalingrentanmengalamieutrofikasi
karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.
Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan
laut, dan cendrung menumpuk di muara.

The World Resources lnstitute telah mengidentifikasi 375 hipoksia


(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan
ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir
di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan
Asia Timur, terutama di |epang. Salah satu contohnya adalah
meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang
membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah
pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik.
Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer.


Karena kadar karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan
menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat
mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang
lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Kehidupan
laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara
dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi
minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara
lebih cepat di laut daripada di udara.

Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan


lematu dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh
inforrnasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut
yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa
antara tahun 1950 dan 1.975, anrbien kebisingan di laut naik
sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

I hrspeHf M6uiu Ma* Dqn Mamm mdocsl. | 281


PENCEMARAN LAUT

Pencemaran Laut Indonesi a Memprihatinkan

Tingkat pencemar,m lingkungan laut Indonesia masih tinggi,


ditandai antar lain denganterjadinya eutrofikasi atau meningkatnya
jumlatr nutrisi diseb4bkan oleh polutan.

Nutrisi yang berlebihan tr:rsebut, umumnya berasal dari limbah


industri, limbah domestik seperti deterjen, maupun aktivitas budidaya
pertanian di daerah aliran sungai yang masuk ke laut.Pencemaran di
iaut bisa pula ditandai dengan meningkatrrya pertumbuhanl toplankton
yang berlebihan dan cenderung cepatmembusuk'

Kasus-kasus pencemaran di lingkungan lau! yang disebut red


tide itu, antara lain terjadi di muara-muara sungai, seperti di Teluk
|akarta tahun 1992, 1994, 1997, 2004, 2005, 2006' Di Ambon
teriadi
pada tahun 1994 dan1gg7, di perairan Cirebon-Indramayu tahun
zooe au]l 2007, selatBali dan muara sungai di perairan pantai Bali
Timur tahun \g94, \998,2003,2007, dan di Nusa Tenggara Timur
tahun 1983,1985,1989.

Meski kerap terjadi, inventarisasi terjadinya red tide di Indonesia


sampai saat ini masih belum terdata dengan baik, termasuk
kerugiarr yang dialami. Mungkin kurangnya pendataan red tide
ini disebabkan oleh kejadiannya yang hanya dalam waktu singkat.
Karena itu untuk menanggulan gi red tide sebagai bencana, beberapa
lembaga Pemerintah dan institusi pendidikan telah melakukan
penelitian meskipun masih dilakukan secara sporadis'

secara umum, kerugian secara ekonomi akibat dari red tide ini,
adalah tangtapan nelayan yang menurun drastit gagal panen para
petambak udang dan bandeng serta berkurangnya wisatawan ka-
iena pantai .nurquai kotor:dan bau oleh bangkai ika1. Efek terja-
dinya red tide }uga dituniukkan Penurunan kadar oksigen serta

282 | 9 ]tEp€hdfMenuiu Ma$ De9an Mariilm lndonesL


PENCEMARAN tAUT

meningkahya kadar toksin yang menyebabkan matinya biota


laut penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan
populasi organisme laut.

A,kibat lautan tertutup dengan alga pada saat berlimpah, maka matahari
sulit untuk ke dasar laut dan pada akhimya menyebabkan
berkurangnya kadar oksigen dalam laut. Selain itu, sebagian algae juga
mengandung toksin atatr racun yang dapat menyebabkan matinya ikan
dan mengancam kesehatan manusia bahkan menyebabkan kematian
apabila mengkonsumsi ikan yang mati tersebut.

Tanpa adanya limbah, sebagai fenomena 4lam sesungguhnya me-


ningkatnya pertumbuhan algae ini sangat jarang terjadi. Slamet
Daryoni dari Walhi |akarta mengatakan, bahwa pencemaran
berat terutama di kawasan laut dekat muara sungai dan kota-kota
,besar.Selain,kare4a polusi yang berasal dari limbah industri yang
berlebihan, pencefnaran laut juga disebabkan oleh ekploitasi minyak
dan gas bumi di lautan. Namury yang paling penting adalah akibat
kebijakan dan perhatian pemerintah yang sangat kurang terhadap
kelautan di Indonesia.

Selanjutnya, Slametmenjelaskanbahwa di sisi lain, tingkatpencemaran


di beberapa kota termasuk di Jakarta sudah sangat memprihatinkan, .. ir.

sebagai contotr, adalah karena ada kaitan dengan kebijakan yang


tidak berpihak kepada lingkungan. Di perairan Teluk Jakarta saja,
kondisi cemar berahrya sudah menc apai 62pesen. Padahal ini terjadi
di Jakarta, pusat pemerintahan, pusat kebijakan. Terlebih lagi kefi'ka.
pemerintah membuat kebijakan mengenai hal ini di tahun 2007.Lalu
rnengenai sungai. DKI Jakarta memiliki tiga sgngai. Pencemaran
dalam konteks cemar beratnya kini mencapai 94 persen.

Slamet menambahkarL mengenai kegiatan ekplorasi gas dAn mi-


nyak yang berdekatan dengan laut. Sisa pembuangaru-rya dibuang

9 Pc6Ftilif Menulu Maa Depen Mertdm tndorch | 283


PENCEMARAN LAUT

di lautan. Misalnya kita lihat kembali kasus Minahasa yang meng-


akibatkanwargamengalamisakityangluarbiasaakibatarsen'
mercuri dan zat kimia lainnYa.

Minyak di Laut Antara Energi dan Pencemaran

Minyak menjadi Pencemar laut nomor satu di dunia'Sebagian di-


akibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industri' Separuh
lebih disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker. wilayah
Indonesia sebagai jalur kapal internasional Pun rawan Pencemaran
limbah minyak'

Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Marine


Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 iula ton per tahun
kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perairan
laut dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar
4,63 juta toru instalasi pengeboran lepas pantai 0,18 juta torL
dan
sumber lain (industri dan pemukiman) sebesar 1,38
juta ton'

Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem


air'
laut, mulai dari terurnbu karang, mangrove sampai dengan biota
(menghambat
baik yang bersifat lethal (mematikan) rnaupun sablethal
pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya)' Hal
ini
karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak
bumi, yang memiliki komponen senyaw'a kompleks, sepertibenzen4
:.toluena dan isomer xylena (BTEX)' Senyawa tersebut
"thilb"rrur,,
beqpenga.ruh besar terhadap Pencemaran'

Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban


Maritim, Muhamad Karim mengatakan, dampak dari pencemaran
minyak laut paling dirasakan oleh nelayan'.'Akibat tumpahan
miriyak, terumbu karang, ikan dan biota laut mati'Para nelayan

284 I 9 PeEpehtitMenuiu Ma* DePan Maddh lndon'5ia


yang menggantungkan hidup dari mencari ikan di laut tidak bisa
meraih hasil tangkapan.

Karirn menjelaskan, minyak dan air laut tidak bisa menyatu.


Karena berat rnasanya lebih ringan. Akibat ini pula minyak yang
mengambang rnenutupi permukaan laut sehingga karang-karang
sebagai tempat tinggal dan sumber makanan ikan mati.

Seperti yang terjadi di Balikpapan. Akibat tumpahan minyak


selama enam bulan nelayan di sana tidak bisa mencari ikan.
Menurut Karim, wilayah yang paling rentan dari pencemaran
lingkungan akibat tumpahan minyak adalah di masyarakat
pesisir. Sebab 70 persen pengeboran minyak ada di lepas pantai.
Selain itu, jalur laut yang biasa dilalui kapal-kapal tanker yang
mengangkut berjuta-juta ton barel minyak, seperti di wilayah
Selat Malaka dan 'Ieluk |akarta. Pencemaran lingkungan yang
harus bertanggung jawab adalah Kementerian Perhubungan,

,- -.-
^ t tMG..: \i:'4 " :! :r;,Xi*
- :

#- ! ;ff tf:Ya_E+ ;j*?e&*tEei

9 Pe.spehtifMenuiu Masa Depan Maritim lndonesia I 285


PENCEMARAN LAUT

Kementerian Kelautan clan Kementerian Lingkuhan Hidup


(KLH), Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, DKR
TNI AL, Pertamina dan pemerintah daerah. Mereka menjadi
ujung tombak dalam pencegahan dan penanggulangan polusi
laut.Banyak kasus-kasus seperti ini hanya menjadi catatan
pemerintah tanpa penanggulangan tuntas.

Sebagai contoh adalah kasus pencemaran di Teluk Jakarta dan


Kepulauan Seribu.Diketahui pencemaran ini sudah terjadi sejak
2003 dan dalam kurun waktu 2003-2004 tercatat berlangsung 6
kali kejadian. Namury sampai saat ini pemerintah belum mamPu
mengangkat kasus ini ke pengadilan untuk menghukum pelaku
apalagi membayar ganti rugi kepada masyarakat sekitar. Ini
menunjukkan lemahnyakoordinasi antarinstansi pemerintah dan
kepolisian dalam menuntaskan kasus. Harus diakui Indonesia
tertinggal dari negara-negara lain dalam hal pencegahan dan
penanggulangan bencana tumpahan minyak di laut.

Sebagai contoh tumpahan minyakdi Teluk Meksiko. Pemerintah


Amerika Serikat dengan tegas meminta ganti rugi kepada
perusahaan yang bertanggung jawab.Yang terjadi di Lrdonesia
sebaliknya. Mereka tidak bisa menindak tegas bahkan menghitung
kerugiare mulai dari jumlah ikan yang mati, kerugian nelayan
dan kerugian meteril lainnya. Kasus tumpahan minyak Cevron di
Balikpapan misalnya, justru masyarakat yang pro aktif. Mereka
yang melakukan pengawasan lingkungan laut. Karena mereka
menggantungkan hidup di sana.

Karimmenegaskan, tumpahanminyakkianwaktumenjadikekhawatiran
seluruh lapisan masyarakat atas ketersediaan lahan hidup bagi warga
pesisir. Karerra itu kegiatan monitoring dan kontrol menjadi sangat
penting untuk dan mmanggulangi bahaya pencemaran laut
dari tumpahan minyak.

286 | 9 ll.Bp€hrif Msuiu Mesa oepah Marltlm lndon6ia


PENCEMARAN LAUT

Awal Pencemaran Minyak di Laut

Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak pertama Gluckauf pa-


da 1885, dan penggunaan pertama mesin diesel kapal (tiga tahun
kemudian), fenomena pencemaran laut oleh minyak muncul.
Sebelum perang Dunia II sudatr ada usaha-usaha untuk membuat
perafuran mengenai pencegahan dan penanggulanganpencemaran
laut.Namun, baru terpikirkan setelah terbentuk International
Maritime Organization (IMO) dari Badan Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) pada 1948.

Usaha membuat peraturan yang dapat dipatuhi semua pihak


dalam organisasi tersebut masih ditentang banyak pihak. Baru
pada 1954 atas prakarsa dan pengorganisasian yang dilakukan
pemerintah Irrggris (UK), lahirlah Oil Pollution Conoention yang
mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran minyak dari
pengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin. Selanjutnya,
disusul amandemen tahun 7962 dal:l 1969 untuk menyempumakan
kedua peraturan tersebut. |adi, sebelum tahun 1970 masalah Maritime
Pollutionbaru pada tingkat prosedur operasi.

Pada 1.967 terjadi pencemararl terbesar, ketika tanker Torrey


Canyon yang kandas di pantai selatan Inggris menumpahkan 35
juta gallons crudel oil dan telah merubah pandangan masyarakat
International di mana sejak saat itu mulai dipikirkan bersama
pencegahan pencemaran secara serius. Sebagai hasilnya adalah
"lnternational Conaention for the Preaention of Pollution from Ships"
pada 1973 yang kemudian disempurnakan TSPP (Tanker Safety
and Pollution Prevention ) Protocol pada 1978 dan konvensi ini
dikenal denqan nama MARPOL 1.97311978.

Konvensi ini berlaku secara Intemational sejak 2 Oktober 1983.Isi


dan teks dari MARPOL73178 sangat komplek dan sulit dipahami

9 P€Ep.hrifMenulu Mas DGp.n Med.ih hdonGia I 287


PENCEMARAN LAUT

bila tanpa ada usaha mempelajari secara intensif.Implikasi lang-


sung terhadap kepentingan lingkungan Maritim dari hasil pe-
laksanaannya memerlukan evaluasi berkelanjutan baik oleh pe-
merintah maupun pihak industri suatu negara.

Sebagai contoh IePan& dalarn hal pmcegahan dan penanggulangan


bencana tumpahan minyak di laut, antara birokrasi LSIvI, institusi
penelitian dan masyarakat telah terintegrasi dengan baik. Kasus
kandasnya kapal tanker milik Rusia Nakhodka (13.157 ton bermuatan
19.000 kilo liter heavy oil) pada Januari 1997, sebagarbukti keberhasilan
negara tersebut dalam penanggulangan tumpahan minyak' Mereka
bekerja sama saling memb;rntu dalam perranggulangan bencana ini'
Hanya dalam waktu 50 hari seluruh tumpahan dapat diselesaikan.

Pencemaran Minj'ak di Laut Timor

Kasus terbesar di hrdonesia akibat Pencemaran minyak terjadi di


Laut Timor akibat meledeiknya sumur minyak Montara milik PT
TEP Australasia. Ironisnya, pemerintah tidak bisa memberikan
angka valid terhadap kenrgian yang dikibatkan oleh Pencemar;m
minyak Montara tersebut. Klaim Freddy Numberi (kala itu) sebagai
ketua Tirnnas PKDTML pun dipertanyakan.

Lambannya pemerintah dalam menyikapi persoalan Pencemar€ul


Laut Timor telah mencabik-cabik harkat, martabat dan jati diri
bangsa Indonesia. Pemerintah tidak pernah memPunyai perhatian
serius terhadap masalah Pencemartm di Laut Timor. Masalah
Laut Timor bukan hanya masalah sepele dari sisi ekologi, tapi
merupakan masalah berbahaya yang mengancam masa depan
anak cucu karena akan berdampak jangka Paniang. Seharusnya
pemerintah melakukan kajian ilmiah secara komprehensif dan
menyeluruh di Laut Timor agar Proses klaim ke pihak Penc€mar

288 | 9 PeEpehtif Mnui! Masa Depan Ma.um ln&nesi.


PENCEMARAN LAUT

disertai bukti-bukti ilmiah akurat. Tak heran, Yayasan Peduli Timor


Barat (YPTB) dengan tegas menolak rencana PTIEP Australasia,
perusahaan minyak Australia, untuk memberikan ganti rugi 5 juta
dolar AS atau Rp 45 miliar bagi para nelayan dan petani rumput
laut di Timor Barat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketua YPTB, Ferdi Tianoni menjelaskan, iurntah ganti rugi tersebut


sangat tidak sebanding dengan penderitaan yang ditanggung para
nelayan dan petani rumput laut sejak terjadinya pencemaran laut
Timor, seluas 85.000 kilometer perseg akibat meledaknya ladang
minyak Montan, pada2L Agushrs 2009 lalu. YPTB bahkan mengajukan
pengaduan baru dengan melengkapi selun:h data tambahan berkaitan
dengan pencemaran akibat ledakan ladang minyak Montara. Iumlah
nelayan yang mengalami kerugian, jauh lebih banyak dibandingkan
yang diajukan Tim Nasional yang dipimpim Menhub Fredy Numberi.

Dari hasil laporan pemerintahAustralia PTTEP setuju untuk membayar


ganti rugi kepada masyarakat yang terkena dampak.Kesediaan
Menhub menerima ganti rugi 5 iuta AS, berarti pemerintah Lrdonesia
secara langsung mengakui data-data ilmiah yang diktaim ke PTTEP
Aushalasia sangat tidak valid. Jika pemerintahmenyepakati menerima
5 juta dolar AS, maka hal ini merupakan sebuah kemunduran besar.

Teluk ]akarta Merintih Tertindih Polutan

Ribuan jenis ikan rrrati terdampar di bibir pantai Taruma Jay4


Kabupaten Bekasi. Ikan-ikan itu mati akibat zat kimia pabrik industri
yang membuang limbah ke laut. Pencemaran di laut akibat adanya
pembuangan limbah industri dari wilayahJakarta dan Bekasi. Tentu
saja pemandangan itu sangat mengerikan dan mengkhawatirkan
bagi nelayan, karena sudah tiga bulan para nelayan pesisir ]akarta
berkurang hasil tangkapannya.

9 fr.EFhdf Menuiu M.s D.pan M.rltlh lndo@h | 289


PENCEMARAN LAUT

Nelayan sendiri tahu kalau ad'a pencemaran, ya dari banyaknya


ikan yang mati. Kalau sudah begitu biasanya kita nggak melaut'
kita sibuk mungutin ikan karena baunya busuk menyengat' LSM
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sudah mengecek kadar
pencemaran laut di Teluk lakarta, hasil penelitian air luat sudah
i"t."*u, limbah industri. Berdasarkan pemantauan sepanjang
Teluk Jakarta terdapat banyak kawasan industri yang berpotensi
melakukan pencemaran. \Vilayah-wilayah itu adalah Kawasan
Berikat Nusantara Cilincinp; |akarta lJtara, Kawasan Industri Pulo
dan
Gadung Jakarta Timur, Pat'rik minyak goreng di Taruma Jaya
beberapa pabrik lain di wilaLyah utara Kabupaten Bekasi'

Nelayanberharap agar Peme'rintah Kabupaten Bekasi turun


langsung
ke lapangan, dan melihat lokasi pencemaran secara langsung'Selain

29O lndonesia
I e nerspentifUenuiu Masa Depan Madtim
PENCEMARAN LAUT

itu nelayan iuga berkeinginan agar mereka diberikan pelatihan


keterampilan selain menjadi nelayan.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)


Jakarta Utara Iswardi, menufurkan, buruknya pelaku industri da-
ldm membuat Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana
Penataan Lingkungan (RPt.) ikut menambah pencemar;U:r di teluk
Jakarta. Pencemaran tidak akan terjadi kalau pelaku industri
membuat RKL serta RPL dengan baik. Teluk ]akarta semakin parah
setelah menanggung beban sampah yang besar setiap hari.

Dari 13 muara sungai yang berhulu di Teluk |akarta, setiap hari


menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514
kilomter persegi. Tercatat ada 151 ton sampah yang berasal dari 13
muara sungai mengalir ke Teluk Jakarta perharinya. Berdasarkan
data yang ada, saat ini teluk Jakarta dipenuhi sampah hingga 161 ton
per hari yang memenuhi area seluas 514 kilometer persegi. Kadar
COD (Cheraical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen
Demand) juga masih tinggi Selain cara sembunyi ada industri yang
menggelontorkan limbahnya langsung ke laut.

Menuru Iswardi, sistem pengelolaan limbah yang dilakukan para


pelaku industri belum baik dan belum dilakukan dengan benar.
Ia mengatakan hal itu bisa dibuktikan melalui data terakhir hasil
pengamatan dan pemantauan yang dilakukan BPLHD |akarta
Utara bahwa kadar COD dan BOD yang mencemari Teltrk fakarta
masih tinggi. Dalam mengawasi pelaku industri semua meniadi
wewenang BPLHD DI(I Jakarta. Ketika pelaku industri menyusun
RKL serta RPL mereka harus melaporkannya ke BPLHD DKI
Jakarta dan laporan itu disebut laporan implementasi. Laporan
tentang limbah cair pihak perusahaan harus melaporkannya
setiap tiga bulan sekali namun untuk limbah udara setiap enam
bulan sekali.

9lreGtsfrdf M6ui! Mas D.p.n Meddm ldffih | 291


PENCEMARAN LAUT

Sementara ihr, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup


(Walhi), Berry N Furqonmenilai, pemerintahDKlf akarta tidak serius
menangani masalah Pencenraran li,4bah di Teluk |akarta. Pasalnya,
hingga Pemprov tidak merniliki pola penanganan y.ang jelas,
kini
cenderung parsial, sama seperti tahun'tahun sebelur4nya. Sehingga
sampah atau limbaliL inemrrnpukrdhn meiicemari Teluk Jakart4
sehingga mengancam kehiclupan nelayan di pesisir jakarta.

Kegagalan' kerja sama ddam mengelola sampah tersebut akan


mengancarn sungai di Jakarta semakin lebih parah kondisinya. selain
itu.sampah yang mencemari sungai mauPun yang tak terangkat atau
terkelola dengan baik itu aka1 mengg€rnggu kesehatan warga di sekitar.
Menurutrya, pencemaran srrngai dan limbah di Teluk Jakarta, sudah
merusak Cagat Alam Muara Angke sampai Kepulauan Seribu dan
berbagai persoalan-lain, han-rs dilihat dan ditangani menyeluruh dari
bencana ekologis akutyang telah teriadi di pantai dan Teluk Jakarta.

Pemerintah provinsi seolah *"rr"r."p mata dan melindungi kebera-


daan sekitar 800 biiah pabrik dan industri di sepanjang pesisir
Pantai Tehrk Jakarta, dan ratiidan lainnya di bantaran 13 sungai'
Pabrik-pabrik ini diduga berindikasi kuat tidak mempunyai
Amdal (Analisis Mengpnai Dampak Lingkungan) dan atau tidak
taat Amdal. Kalaupun ada hanya sekadar formalitas dan tidak
diimplemerrtasikan secara baik.

Secara kasat mata pabrik dan industri itu dalam membuang limbah
tidak menggunakan sistern Instalasi pembuangan Air Limbah
(Ipal). Hal ini dapat dilihat dari buruknya kondisi air buangan
yang ada di sekitar pabrik-pabrik tersebut- Walhi jakarta melihat
persoalan limbah industri inilah yang perlu Penanganan segera.
Karena kualitas pencemarannya sangat ti.gtr, termasuk kategori
limbah balian beracun berbahaya (B3). Korban yang disebabkannya
sudah begitu banyak dan sering terjadi.

292 | e mpemif uenuiu M.* D€pen Marllim lndon6ia


PENCEMARAN LAUT

Teluklakarta Paling Kotor di Dunia

Perairan Teluk Jakarta termasuk paling kotor di dunia. Penyebab ke-


kotoran ini sebagian besar atau sekitar 80 persen berasal dari daratan,
terutama akibat sampah dan limbah cair yang mengalir melalui 13
sungai ke teluk. Pencemaran yang berasal dari daratan atauland-based
pollution menytrrnbang 80 persen terhadap pencemaran perairan teluk,
baik akibat bahanorganik, bahan berbahaya dan beracun (83), seperti
logam dan pestisida, pencemaran minyak dan sedimery pencemaran
organisme patogen dan eksoti( serta detergen.

Pencemaran di Teluk ]akarta terlal'r membuat kehidupan masyarakat


dan nelayan yang tinggal dilokasi tersebut makin sulit.Akibat
pencemaran dan reklamasi, frekuensi melaut berkurang drastis.
Kondisi ini membikin kelangsungan hidup nelayan Teluk Jakarta
kian jauh dari sehat da1'r sejahtera. Bahkary pada tahun 2005,
salah seorang nelayan Teluk Jakarta meninggal dunia setelah
terkontaminasiatau terpapar oleh pencemaran air dari teluk.

Teluk Jakarta terletak di antara Tanjung Karawang di sebelah timur


dan Tanjung Pasir di sebelah barat. Teluk seluas 285 krn2, dengan
garis pantai sepanjang 33 km dan rata-rata kedalaman perairan g4 m
adalah ruang yang menjadi mata pencaharian masyarakat nelayan.

Dari Teluk Jakarta, kami dapat menyekolahkan anak dan memenuhi


kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, sej ak reklamasi dan revitalisasi
Pantai Jakarta pada tahun 1995,Iambat laun banyak perubahan
buruk dirasakan. Mulai jarangnya kami melaut, bangkrutnya usaha
budidayakerang yang kami kembangkan, hingga berkurangnya
jenis ikan di perairan Teluk Jakarta.

Tingginya dampak bawaan pencemarzrn dan reklamasi Pantai


]akarta terhadap keberlaniutan ekosistem laut dan sumber daya

9 tuEtsftif Mouiu Mas Dcpan Maddm tntuda | 293


PENCEMARAN LAUT

yang d.ikandungnya serta keberlangsungan hidup nelayan Teluk


irt*tu mendesak langkah konkret dari Kementerian Lingkungan
Hidup (KLH) dan Dinas Petemakan, Perikanan, dan Kelautan
Provinsi DKI Jakarta.

Mengingat luasnya dampak Pencemaran dan reklamasi' sudah


saatriya-KlH melakukan uPaya-uPaya perbaikan atas kondisi
lingkunganhidupSecaralebihseriusdankonsistendiTeluk}akarta
dan sekitamya.

Tercata! sebanyak 13 sulgai besar yang bermuara ke Teluk


Cakung memiliki andil'
|akarta mulai dari Sungai lGmal hingga
Mereka meniadi saluran timbah gratis bagi sekitar 20 juta warga
Ditambah pula sekitar 1'600
Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi'
ke suilgai'
perusahaan yang juga menggelontorkan limbah caimya

Menurut data resmi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup


(BPLHD)Iakart+disebutkanbahwaperairanTelukJakartasudah
iak layak lagi untuk wisata bahari dan kehidupan biota laut'
dan
Alasannya leluk Jakarta telcemar kandungan nitraf amoniak'
fosfat sudah melebihi ambang batas'Bahkan Pencemaran sldah
mencapai Kepulauan Seribtr.

Selain membahayakan biota lau! sampah-'sampah padat


itu juga
dapat membahayakan arus lalu lintas kapal laut' Untuk mengatasi
12 kapal
masalah sampah ini, PT Pelindo EI telah menSoPerasikan
yang ada
dan perahu untuk menjaring sampah di sepaniang Pantai
di Pelabuhan Taniung Priok, ]akarta Utara'

Begihr juga Sampah di Pelabuhan Muara hgke, Jakarta Utara' tak


sekedar berserakan tapi terorqggok-orrggok tidak karuan'
Tidak
hanya di d.aratan, tapi juga sampai banyak yang berenang-renang
di dalam air. Limbah dari industri iuga membuat wama air laut

294 | e reryuif ucnulu ile D.9an M.dh lndon6i'


DES'i'RUCTIVE FIS}IING

menjadi hitarn. Dalam perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke


menuju Pulau Pari, Kepulauan Seribu, bau sampah dan limbah
sangat menyengat hidung. Semakin ke tengatr, air terlihat cokelat,
terus hijau, dan baru rnenemukan air yang iemih kebiruan ketika
hampir mendekati Pulau Pari.

Menurut catatan, dalam kurun L0 tahun terakhir ini di kedua


kavsasan tersebut memikul beban polusi akibat banyaknya sampah
dan limbah yang 90 persennya berasal dari Iakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi.Setiap hari tidak kurang dari 14 ribu meter
kubik sampah masuk ke kedua wilayah perairan diserambi DKI
|akarta itu. Akibatnya, Teluk |akarta dan Kepulauan Seribu kini
mirip tempat pembuangan sampah raksasa.

Sumber pencemaran, selain berasal dari sampah urnurn, juga akibat


kegiatan pembuangan minyak dari perusahaan pengeboran lepas pantai
serta kapal-kapal tanker. Dari pantauan kawasan Teluk ]akarta dan Pulau
Seribu memerlukan penyelamatan segera jika tidak ingin masyarakat
dan lingkungan di sekitamya hancur. Pencemaran itu mengakibatkan
terancamnya potensi pe-ngembangan pariwisata di Kepulauan Seribu.
Dampaknya sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.

DESTRUCTIVE FISHING

Kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan seperti


balran peledak, bahan beracun dan tnnal bertentangan kode etik pe-
nangkapan. Kegiatan ini umumnya bersifat merugikan bagi sum-
berdaya perairan yang ada. Kegiatan ini semata-mata hanya akan mem-
berikan dampak yang kurang baikbaik ekosistem perairan akan tetapi
memberikan keuntungan yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan
panangkapan yang dilakukan nelayan dengan cara dan alat tangkap
yang bersifat merusak oleh nelayan khususnya nelayan tradisional.

9 Pc#Lrif Menuiu Mas Dep.n M.dtin lndonGia | 295


DESTRUCTIVE FISHING

Kegiatan yang umumnya dilakrrkan nelayan dalam melakukan


penangkapan dan termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah
penggunaan alat tangkaP yang dapat merusak ekosistem seperti
kegiatan penangkapan dengan pembomary penangkapan dengan
menggunakan rafltn serta penggunaan alat tangkap trawl pada
' daerah yangkarang.

Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan peledak


merupakan cara yang sering; digunakan oleh nelayan tradisional di
dalam memanfaatkan sumber daya perikanan khususnya didalam
melakukan penangkapan ikan-ikan karang. Penangkapan ikan-ikan
karang dengan menggunakan bahan peledak dapat memberikan
akibat yang kurang baik baik bagi ikan-ikan yang akan ditangkap
maupun untuk karang yang terdapat pada lokasi penangkapan.
Penggunaan bahan peledal< dalam penangkapan ikan di sekitar
daerah terumbu kaiang menimbulkan efek samping yang sangat
besar. Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi
peledakan, juga dapat menyebabkan kematian biota lain yang bukan
merupakan sasartu:t penangkapan. Sebab ihr, penggunaan bahan
peledak berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas terhadap
ekosistem terumbu karang.

Kegiatan yang marak dilakukan oleh neiayan adalah dengan meng-


gunakan obat bius atau bahan beracun lainnya. Bahan beracun
yang umum dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan pem-
biusan seperti sodium atau potassium sianida. Seiring dengan me-
ningkatnya permintaan konsumen terhadap ikan hias dan hidup
memicu nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan yang
merusak dengan menggunakan racun sianida. Kegiatan ini umum
dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.

Hasil yang diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang
masih hidup tetapi penggun aannya pada daerah kareurg memberikan

296 | r respenif uenoiu Mae &pan Matrm lndon€si.


9 PerspchtifManuirr Masa Dopan Maritim lndonesia | 297
DESTRUCTIVE FISHING

dampak yang sangatbesar bagi terumbu karang. Selain itu penang-


kapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-jenis
ikan karang tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar
dan kecil menjadi mabuk dan mati. Di samping mematikan ikan-
ikan yang ada, sisa racun dapat menimbulkan dampak negatif bagi
kehidupan terumbu karang, yang ditandai dengan perubahan wama
karang yang berwarna warni menjadi putih yang lama kelamacm
karang menjadi mati.

Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah


penggunaan alat tangkap trautl pada daerah karang. Kegiatan ini
merupakan kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan tidak
ramah lingkungan. Penggrrnaan alat tangkap trawl pada daerah
karang dapat dilihat pada kasus yang terjadi di perairan Bagan Siapi-
Api Provinsi Sumatera Utar:a dan di Selat Tiworo Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, penggunaan
alat tangkap ini sudah dilarang penggunaannya di Indonesia karena
alat tangkap tersebut termasuk kedalam alat tangkap yang sangat
tidak ramah lingkungan karena memiliki selektifitas alat tangkap
yang sangat buruk.

Nelayan di Sulawesi Utara cenderung tidak memperdulikan hukum


yang ada. Mereka tetap melakukan proses penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap trawl. Alat yang umumnya digunakan
olehnelayanberupa jaring denganukuran yang sangat besar, memilki
lubang jaring yang sangat rapat sehingga berbagai jenis ikan mulai
dari ikan berukuran kecil sampai dengan ikan yang berukuran besar
dapat tertangkap dengan menggunakan jaring tersebut.

Cara kerjany.a alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana menyapu
ke dasar perairan. Akibat penggunaan pukat harimau secara
terus menerus menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis
sumber daya perikanan. Hal ini dikarenakan ikan-ikan kecil yang

298 | f nerymf Uauiu Me D.Fn M.ritim lndooed.


DESTRUCTIVE FISHING

belum memijah tertangkap oleh alat ini sehingga tidak memiliki


kesempatan untuk memijah dan rnemperbanyak spesiesnya. Selain
hal tersebuf dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat
tangkap ini pada daerah karang adalah rusaknya terumbu karang
akibat tersangkut ataupun terbawa jaring.

Direktur Desctructiae Fishing Watch (DWF), Zulhcar Mochtar,


mengungkapkan kegiatan nelayan yang menangkap ikan dengan
cara-cara yang tidak ramah lingkungan tentu saja merugikan
nelayan itu sendiri. Meningkabrya kesadaran nelayan, maka
pemikiran mereka akan terbuka, dan nelayan akan mengerti betapa
rnerugikannya melakukan kegiatan illegal fishing dalam proses
penangkapan ikan khususnya pada daerahkarang sehingga kegiatan
penangkapan tersebut dapat beralih menjadi penangkapan yang
ramah lingkungan dan menjadikan ekosistem perairan khususnya
ekosistem terumbu karang tempat dimana dilakukannya proses
penangkapan dapat lestari.

Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan dengan dilakukannya


penyuluhan ke wilayah nelayan, dan pendidikan dari kecil di
sekolah daerah pesisir. Agar betul-betul bisa langsung menyerang
akar permasalahan dan menanamkan kesadaran sejak awal untuk
menjaga terumbu karang sebagai rumah ikan. |ika tidak dicegah,
cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan maka yang
rugi nelayan itu sendiri.

Walau kesadaran sudah tercipta di nelayan, tapi tetap tidak akan


bertahan lama jika masalah kesejahteraan nelayan tidak segera
ditangani. Sebab itu, lanjut Zrtlhcar, sangat membutuhkan campur
tangan pemerintah karena memang sudah seharusnya begitu.
Dengan adanya bantuan pemerintah yang tepat sasaran maka
peningkatan kesejahteraan nelayan sudah tidak jadi sekadar impian
lagi tapi dapat diwujudkan.

9 PffiFritif Mcnulu Ma* Dcpen Mendm lm | 299


LUMPUR LAPINDO MERUSAK EKOSISTEM PESISIR

Sekarang tindakan nyata rrang dapa! dilakukan untuk mengatasi


permasalah anillegalfishirg pada ikan-ikan karang khususnya untuk
memperbaiki daerah karang yang rusak adalah dengan melakukan
transpalasi karang ataupun pembuatan terumbu karang buatan.
Terumbu karang buatan adalah suatu struktur yang dibangun
untuk menyediakan lingkungan, habitat, sumber makanan, tempat
pemijahan dan asuhan, serta perlindungan pantai sebagaimana
halnya terumbu karang alam.

Sayang pemerintahbelum nrerrunjukkan perhatian yang optimal dalam


sistem alami dan kualitas lingkungan kawasan pesisir dan
lautan khususnya terumbu karang dan lemahnya penegakan hukum
(aw errforcement). Tapi kita tidak bisa terus menunggu hal ini berubah
kita semua harus turun tanP;an terutama yang peduli. Kita dapat turut
mengawasi penegakan hukum, mengawasi jika teriadi pengerusakan
terumbu karang dan terus rnenyuarakan danbertukar pikiran dengan
nelayan akan betapa penlingnya terumbu karang terhadap hasil
tangkapan ikan mereka nanti.

LUMPUR LAPINDO MERUSAK EKOSISTEM PESISIR

Semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Poronp Sidoarjo, Jawa


Timur, yang sudah berlangsung hampir 5 tahun dengan volume
diperkirakan sebesar 80.000-100.000 meter kubik menyajikan
kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat Porong. Lumpur Panas
Lapindo yang dibuang ke laut melalui sungai Porong, men88an88u
ekosistem laut dan merusak hutan mangrove.

Berdasarkan penelitian dari Koalisi Rayat Untuk Keadilan Perikanan


(KIARA) menemukanbahwa perairan sekitar Sidoarjo adalah 1 dari
4 kawasan perairan pesisir penting yang menoPang stok ikan di Laut

Jawa. Di sektorbudidaya, ratusanhektar tambakudang danbandeng

3OO I p rusraru.nulu Mae &Fn Maddm ldon6ia


LUMPUS LAPINDO MERUSAK EKOsISTEM PESISIR

juga dipastikan tak bisa digunakan lagi. Terlebilu dari aspek fisik,
lumpur Lapindo memiliki butiran yang sangat halus, yaitu sekitar
0,0039 milimeter atau tergolong larutan koloid, yaitu larutan yang
sangat sulit dipisahkan antara air dan material padatan, sehingga
lumpur Lapindo ini tidak bisa diendapkan dalam skala besar dan
m'embutuhkan persyaratan khusus untuk mengendapkarurya.
Alhasil, lumpur Lapindo tidak mungkin dibuang begitu saia ke
badan sungai atau laut"

Perikanan tambak merupakan unggulan Kabupaten Sidoario kawasan


dengan luasan tambak organik terbesar di Lrdonesia. Sekitar 30 persen
ekspor udang hrdonesia berasal dari tambak Sidoarjo dengan nilai
produksi sekitar Rp 800 miliar per tahun. Dalam pada itt1 Sungai
Poronp; merupakan sumber pengairanlebih dari 4.000 hektar tambak di
Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Buangan lumpur Lapindo ini akan masuk
dan merusak tambak, serta meracuni udang dan ikan di dalamnya.

Machfu{ 52 tahun adalah bagian dari pemilik tambak seluas 7,5


hektar'. Bapak tiga putra ini berharap bisa mencukupi kebutuhan
hidupnya melalui budidaya tambak. Pasalnya warga RT 16lRW 5
Dusun Pandansad Desa Kedung Pandan, KecamatanJaborg Sidoarjo
ini rrremperoleh penghasilan berkisar Rp60-70 juta per panen.

Namun, sejak pemerintah membuanglumpuf Lapindo ke lautmelalui


Sungai Porong pelan-pelan sumber nafkah lvlachfud menyusut.
Puncaknya adalah ketika ombak besar pasang di muara laut
menghajar tanggul+anggul penghalang tambak dan menghancurkan
panenan ikannya serta merusak tambaknya. Semua bencana itu,
tutur Madrfu{ adalah akibat pendangkalan muara karena lumpur
Lapindo yang digelontorkan melalui Sungai Porong.

Dulu arus pasang dari laut bisa mengalir lancar, bahkan sampai
ke wilayah Porong sana. Tapi karena sekarang di sini (area

9 tu sFfrof Mdulu Ma* Deprn Maffm ltue | 3Ol


LUMPUR LAPINDO MERUSAK EKOSISTEM PESISIR

muara) jadi dangkaf air p;rsang tidak bisa mengalir lewat Sungai
Porong, dan masuk ke tambak. Dalam Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2006
disebutkan bahwa, Produksi ikan di perairan tambak yang meliputi
jenis bandeng, udang winclu pada 2005 sebesar 22.624.400 Kg dan
pada 2006 sebanyak 22.253.500 kg, di mana mengalami penurunan
sebesar 1,64 persen. Penttrunan ini disebabkan karena adanya
serangan penyakit dalam usia 1-2 bulan masa Pemeliharaary
penurunan kualitas air tambak sebagai dampak dari lumpur
lapindo, dan pengaruh pemasaran produk budidaya, khususnya
udang windu.

Dampak serupa juga akan dialami ribuan nelayan di pesisir Sidoarjo,


Madura, Surabaya, Pasuruan, dan Probolinggo yartg terancam
kehilangan sumber penghidupan akibat tercemamya wilayah
tangkap tradisional mereka. Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) melalui Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional
(IINCLOS 1.982) telah mewajibkan adanya perlindungan terhadap
hak perikanan tradisional <li Pasal5L Ayat 1.

Semburan lumpur panas akibat pengeboran gas milik perusdhan


Aburizal Bakrie ini membuat Para atrli berdatangan, seperti dari
Amerik+ Jerman, Belanda, IePan& dan berbagai negara termasuk
negara tetangga Australia. Masing-masing membuat sketsa,
hipotesis, penelitian-penelitian, dan Perencanazm-Perencanaiu:I
matang, hingga ada ygng membuat minuatur danau lunrpur lapindo.
Percobaan-percobaan tidatr< luput dilakukan di arena perlombaan.

Eksplorasi Lapindo Harus Distop


':.
Direktur Eksekutif )awa Timur, Bambang Catur Nusantara/ menga-
takan Kabupaten Sidoarjo zudah dikapling oleh BP Migas dan

3O2 | 9['€EpehtifMenuiu Masa oepan Maritih lndonesia


LUMPUR LAPINDO MERUSAK EKOSIsTEM PESISIR

pengelolaan aktivitas ekplorasi dan ekspoitasi migas diserahkan


pengelolaannyapada PT I-apindo Brantas. Sejauh ini ada 49 sumur
yang dikelola PT Lapindo Brantas, sebanyak 14 diantaranya sudah
berproduksi, 25 sumur berstatus masih pengembangan, tuiuh
sumur berstatus eksplorasi, dan sisanya berstatus selineasi.

Menurut Catur, penutun aktivitas pertambangan migas ini tidak


berlaku pada sumur-srlmur yang sudah berproduksi. Ada beberapa
alasan pokok yang disampaikan kenapa penutupan aktivitas
pertambanganmigas di Sidoarjoituharus dilakukan. Pertama adalah
tidak seimbangnya dana bagi hasil migas yang diterima Kabupaten
Sidoarjo dari kegiatan lifting migas PT Lapindo Brantas. Sampai
tahun 2004 saia, dana bagi hasil yang diterima Kabupaten Sidoario
hanya Rp2 miliar saja. Catatan tahun 2004 bahkan Kabupaten
Sidr:arjo mendapat dana bagi hasil hanya Rp45 juta. Padahal saat
itu lifting migas dalam 4 tahun terakhir mencapai puncaknya" yakni
29.9 M.360 IvIMBTU," ujarn ya.

Pendapatan bagi hasil yang diterima Kabupaten Sidoarjo tidak


seimbang dengan kerusakan akibat semburan lumpur di Porong.
Greenomics mengestimasi kerugian finansial akibat semburan
lumpur selama 30 tatrun mencapai Rp30 triliun lebih. Ini sama
dengan 15 tahun kekuatan APBD Sidoarjo.

Alasan kedua, Sidoarjo adalah kawasan padat hunian penauiuk


yang sangatberbahaya jika terj adi kecelakaan kegiatan pertambangan
seperti kasus Lumpur Lapindo.Alasan ketig+ berdasarkan Jumal
"Earth and Planetary Science Letters" tertanggal 15 Agustus 2008,
Sidoarjo khususnya kawasan Porong dilewati patahan Watukosek.
Patahan ini terbentuk pada masa Paleogene, sekitar 65 juta tahun
yang lalu. Karakternya berupa cekungan yang berisi lumpur laut,
bertekanan tinggi. Patahan lapisan tanah inilah yang membuat
kondisi bawah permukaan Sidoarjo sangat labil. Akibat bencana

9P6p.hfff Menuiu Mas oepan Malummaorch | 3O3


LUMPUR LAPINDO MERUSAK EKOSISTEM PESISIR

lumpur lapindo ini, empat kecamatan di Sidoarjo mengalami


dampak langsung dan tidak langsung. Tanah sawah yang menjadi
alat produksi masyarakat lokal hilang. Belum lagi sumber air
sungai dan air tanah yang telah dicemari pembuangan lumpur. Ini
berdampak juga pada pro<luksi perikanan darat yang jadi sumber
penghidupan warga.Belurn lagi industri.dan manufaktur yang
hilang dan rusak, menciptakan pengangguran.

Hak warga untuk mendapatkan udara yang sehat juga terabaikan.


Walhi Jatim sampai tahun ini menemukan 13 kasus kematian yang
diduga ada kaitannya dengan kasus keracunan hidrokarbon yang
disebabkan tercemamya ud.ara di sana. Alasan-alasan inilah yang
menurut Catur, sangat ku;rt sehingga seharusnya Pemkab Sidoarjo
maupun Pemprop Jatim menolak aktivitas pertambangan migas
saat ini sampai masa mendatang.

Sernentara itu, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo menurun-


kan alokasi anggaran infrastruktur penanggulangan bencana
lumpur lapindo sebanyak Rp267 miliar dari anggaran awal Rp565
miliar pada2012. Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
((BPLS), Sunarso mengatakan penurunan anggaran tersebut me-
nyusul pembebasan tanahuntuk relokasi infrastrukfur yang saat ini
telah mencapai 87,4 persen sehingga ditargetkan pad,a akhir 2011
pembebasan lahan termasuk jalan tol dapat segera diselesaikan.,,

Selain itu, dia pun menargetkan pembangunan tanggul untuk


pengaliran lumpur ke kaliporong termasuk relokasi jalan ar-
teri dapat difungsikan pada akhir 2011. Sunarso menuturkan
meski pengerjaan infrastruktur ditargetkan selesai pada Z011,,
ancaman gunung lumpur menurutnya masih sering terjadi tanpa
terduga sehingga perlunya kewaspadaan dengan pengalokasian
anggaran pada 2012 terutama untuk penanganan tanggul, kali
porong, dan muara.

3O4 | e ferspentif uenuiu Ma* &pan Maririm tndonesia


SEDOT PASIR IAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Luapan lumpur panas per 2009 hingga sekarang mengalami pe-


nurunan tapi gunung lumpur masih aktif dan sering tidak terduga
sehingga dukungan dana infrastruktur untuk program BPLS 2012
masih sangat dibutuhkan. Upaya penyelesaian pembelian tanahyang
m4suk dalam peta terdampak pada 2011 dari dana APBN ucaPnya,
baru terealisasi sebanyak Rp360 miliar dari target awal Rp520 miliar
sehingga masih tersisa Rp160 miliar. Dana ini masih ada di BPLS dan
belum bisa terbayar karena rnasih menunggu dari Lapindo.

SEDOT PASIR LAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Pulau kecil yang tenang dan indah tiba-tiba menjadi hiruk pikuk
suara gemuruh kapal-kapal keruk. Kapal tersebut dengan se-
rakahnya menyedot pasir, benda mati dan seluruh mahkluk hidup
yang ada di dalamnya. Semua diangkut ke kapal tongkang yang
sudah menunggu "lapat" .

9 Pe6gehrifMenuiu Ma$ thpan M.iim lndoneia | 3O5


SEDOT PASIR LAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Ke mana kapalitu pergi? Yr, muatan kapal ditarik menuiu negara


tetangg4 Singapura. Isinya dimuntahkan di negeri itu. Inilah
gambarannyata sebagiankecil warga negara Indonesia yang sedang
melakukan eksploitasi tanirh aimya demi kepentingan pribadi.
Mereka tidak mempedulikan dampak kerusakan lingkungan yang
diakibatkannya. Biota laut beserta isinya hancur-lebur. Ekosistem
laut rusak menjadi bencana yang siap mengintai masyarakat sekitar
yang tak berdosa.

Dampak langsung dari kerusakan ini paling dirasakan oleh


masyarakat pesisir yang kebanyakan sebagai nelayan. Kegundahan
mereka sudahterlihat sejakkedatangankapal-kapal keruk ke wilayah
tangkapan ikan. Hasil ikan yang diperoleh menjadi berkurang. Hal
ini disebabkan seluruh isi laut disedot tanpa pandang bulu. Tidak
hanya pasir yang diangkaf tetapi telur-telur, anak ikan, terumbu
karang, serta biota lainnya juga ikut musnah.

Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kegiatan Penam-


bangan pasir adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Hal tersebut bisa
mengubah sistem perairan laut di Indonesia. Salah satu pulau kecil
dari ribuan pulau yang hampir tenggelam adalah Pulau Nipah.
Pulau tak berpenghuni di Provinisi Kepulauan Riau itu sangat
penting perannya. Karena pulau tersebut merupakan tanda dari
batas kontinen negara Indonesia dengan Singapura.

Bayangkan jika pulau itu benar-benar tenggelam atau hilang,


yang diuntungkan adalah Singapura. Mereka dapat mengklaim
bahwa luas wilayah negaranya bertambah. Direktur Pusat Kajian
Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, Muhamad
Karim mengatakarl penambangan pasir laut di sekitar perairan
Kepulauan Riau telah berlangsung sejak 1970-an. Penambangan
tersebut sebagian besar untuk memenuhi permintaan negara
tetangga, Singapura.

3O6 | e ncrcpenmUenuiuMGa DeFn M.dtlm lndmsia

"d
SEDOT PASIR LAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Bagi Singapura, penambangan pasir dibutuhkan untuk memperluas


wilayah daratan mereka. Sementara bagi bangsa Indonesia, khu-
susnya masyarakat Kepulauan Riau, penambangan pasir tidak
mendatangkan kesejahteraan. Yang ada justru kerusakan ekosistem
pesisir, dan tenggelamnya sejumlah pulau kecil.

Karim menjelaskan, aklivitas penambangan pasir laut memiliki ba-


nyak dampak negatif. Kerusakan yang muncul salah satunya ada-
lah perubahan morfologi dasar laut menjadi tidak beraturan. Peru-
bahan itu secara langsung mengganggu kehidupan biota laut dan
lingkungan di dalamnya, seperti ekosistem dan abrasi. Sehingg+
diperlukan pengaturan khusus agar lokasi penambangan tidak
dilakukan pada satu titik.

Menyangkut problem penambangan ilegal atau pencurian pasir, me-


nurut Karim, bagi negara kegiatan penambangan pasir ilegal akan
membawa kerugian yang cukup besar. Negara akan kehilangan pen-
dapatan dari devisa, paj& dan cukai. Hukum tidak pemah marnpu
menjangkau kegiatan ilegal/pencurian pasir. Beberapa kasus seperti
penangkapan kapal pengeruk Queen of Nederland dan Geopotek ber-
bendera Belzurda tidak pemah sampai ke proses hukum.

Menurut Karim, volume eksploitasi yang tidak terkendali juga


menyebabkan suplai pasir di pasar menjadi besar. Posisi Singapura
sebagai satu-satunya pembeli telah membentuk pasar pasir Riau
menjadi pasar monopsoni. Suplai pasir yang besar membuat harga
pasir jatuh. Di sisi lain, Singapura marnpu menekan harga pasir.

Karim menilai, persoalan penambangan ilegal muncul karena


tumpang tindihnya perizinan. Sebagian perusahaan penam-
bangan menggunakan izin pemerintah daerah, seperti Gubernur
atau Bupati. Ada pula yang menggunakan izin Kementerian Per,
tambangan dan Energi.

9 P.BFttif Menuiu Mao Dcacn ffrfntnoneh | 3O7


SEDOT PASIR LAUT ANCAM EKOSISTEM LATIT

Tumpang tindih perizinan telah menimbulkan kesemrautan pe-


ngambilan pasir di banyak perairan. Hal ini membuat kegiatan pe-
nambangan tidak terdata dengan baik. Sehingga jumlah pasir yang
dieksploitasi dan diekspor sulit diketahui. Akibatnya kerusakan
ekosistem akibat eksploitasi berlebihan tidak dapat diantisipasi.

Kegiatan penambangan pasir laut, kata Karim, yang paling urgent


membawa masalah besar bagi masyarakat, khususnya nelayan di
kepulauanRiau. Pengerukanpasir secarabesar-besaranberPengaruh
langsung atas ketersediaan sumber daya ikan, sehingga aktivitas
ekonomi di sektor perikanan semakin terancam.

Penyedotan pasir telah menghancurkan ekosistem pantai, terutama


hilangnya fitoplankton dan zooplakton sebagai makanan ikan dan
juvenil ikan. Hal ini akanberpengaruhburukbagi industri perikanan
yang selanjutnya akan memukul pendapatan masyarakat pesisir.

Secara geopolitik, papar Karim, penambangan pasir untuk


wilayah negara lain memunculkan kasus baru dikemudian hari.
Yaitu, persoalan batas laut antara Indonesia dengan Singapura.
Penambahan luas wilayah darat secara otomatis akan menambah
klaim wilayah mereka. Penambahan wilayah tersebut terarah ke
selatan atau wilayah Indonesia. Maka wilayah laut Indonesia secara
otomatis akan berkurang. Dengan kata lain negara Singapura
melakukan ekspansi teritotial secara tidak langsung terhadap
wilayah laut Indonesia. Perluasan wilayah Singapura tampak dari
luas wilayah 633 kilometer persegi pada 1,991., pada 20C1 menjadi
760 km persegi atau bertambah 20 persen.

Mengingat persoalan itu, unhrk meminimalkan problem yang timbul


diperlukan pelarangan tegas terhadap penambangan pasir laut.
Terlebilu dari berbagai riset yang pernah dikerjakan. Di negara lain
tidak ada yang mendukung penambangan pasir berskala besar.

3O8 I 9Pe6pehilf Menuiu Masa oeFn Madfim lndon€:sia


SEDOT PASIR LAUT ANCAM EKOSISTEM LAUI

Besamya dampak negatif penambangan pasir laut, disebabkan


tidak ada perencanaan yang baik dan terkendali. Keadaan ini
semakin memperlihatkan kecenderungan destruktif menyusul
pemberlakuan otonomi daerah yang tidak dibarengi penyiapan
kelembagaan d;ur pengaturan kewenangan yang jelas.

jika sebelum berlakunya UU No 2212004 tentang Pemerintah-


an daerah hanya terdapat kurang dari L0 perusahaan yang
memperoleh izin menambang pasir laut di sekitar perairan Riau.
Namun sekarang berkembang hingga mencapai 200 perusahaan.
Sebagian besar izin pertambangan baru tersebut diberikan oleh
pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten.

Laju perkembangan perizinan tersebuf bukan saja semakin menekan


keseimbangan ekosistem laut, tetapi juga telah menyebabkan
jatuhnya harga pasir lantaran melonjaknya volume produksi dengan
pembeli satu-satuny4 Singapura. Kasus serupa juga tidak tertutup
kemungkinan terjadi di tempat lain di seluruh perairan Indonesia.

Hal yang sama juga disoroti Dilektur Eksekutif Walhi, Berry Nahdian
Furqon. Menurut Berry, dampak jangka pendek dari pengerukan pasir
laut adalah perubahan bentang alam. Hilangnya sejumtah pulau kecil
menyebabkan ekosistem laut yang sudah territa rapi menjadi rusak.

Dalam proses penambangan tingkat kekeruhan air sangat tingg.


Ini tidak bisa ditoleransi. 'Ilerumbu karang tercemar, kematian biota
laut di dalamnya pun tak bisa dihindari. Hanya beberapa jenis biota
yang bisa bertahan. Hal yang paling ditakutkan adalah kehancuran
permanen. Tidak mudahmengembalikaneksistem lautseperti semula.
Butuh waktu lama untuk mengembalikan semua kerusakan.

Pengerukan pasir laut juga menyebabkan abrasi pantai. Wilayah


Indonesia terus berkurang menyusul masuknya air laut ke daratan.

gPffipehrlf Manuiu Mas Oepan Marftim lndoncsta I 3O9


SEDOT PASIR IAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya para penegak hukum


danpemberi perizinananmernberantas, sertamenindak tegaspelaku
penambangan pasir. Jangan mudah memberi perizinan. Sebaiknya
kaji dulu dampak lingkungan yang akan terjadi ke depan.

Hentikan Keruk Pasir Laut!

Laksamana TNI (Purn) Bernard. Kent Sondakh dalam bukunya


berjudul "Mengibarkan Bendera Kewajiban" mengakui pasir laut
di Indonesia menjadi incaran Singapura. Mereka membutuhkan
sedikitnya 7,Zlmiliar meter lcubik untuk mereklamasi 180 kilometer
persegi pantainya. Namury dari hasil pengamatary 90 persen pasir
yang diekspor dari Kepuluan Riau 90 Persen ilegal. Yang tercatat
legal hanya 75 juta meter kubik atau senilai 34,16 juta dolar

3lO I cPeEpennf venuiu Mas Depsh Maiitim lndohella


SEDOT PASIR tAUT ANCAM EKOSISTEM LAUT

Singapura. Akibatnya, negara mengalami kerugian 11p1.,765 miliar


dolal Singapura atau senilai 9 triliun sejak 1978 hingga 2001.

Menurut Bemard, ekspolitasi pasir laut tidak hanya merugikan


kegangan negara, tetapi rrrengakibatkan kerusakan lingkungan.
Akibatnya, aktivitaspara nelayan menangkap ikan terganggu, karena
banyak biota laut yang mati. Yang membuat miris, penambangan
pasir ini juga menyebabkan sejurnlah pulau tenggelam di wilayah
sekitarnya. Diakui Bernard, masalah penambangan pasir laut
rnenjadi perhatian hingga ke tingkat legislatif di Senayan, sejak
dirinya memimpin angkatan laut. Saat itu, dirinya dengan gencar
penertibkan aktivitas laut.

Sekitar ]uli 2001, Bernard memerintahkan jajarannya melaksanakan


kegiatan patroli untuk menangkap dan mengamankan tujuh kapal
keruk, yang rata-rata berbobot 7.000-36.000 ton, karena beroperasi
ilegal di wilayah Riau. Ketujuh kapal keruk itu adalah TB Olivia,
TB ]asmine (Panama), MV Samsung Apollo Belize, MV Proffesor
Gorjunov (Rusia), MV Vasco da Gamma, MV Alexander Von
I{umbold (Luxemburg), dan MV Lange Wapper (Belgia).

Pihaknya kemudian menangkap enam kapal keruk pasir lain,


yaitu MV Hikarigo, TB Yamani-02, MV Bintang Baru, MV Banei,
MV Bintang Harmoni, darr MV KLK II. Total kapal yang ditangkap
Bemard dan jajarannya 13 buah.Walaupun banyak pihak-pihak
yang kebakaran jenggot dengan penangkapan tersebut, Bernard
bersikukuh tidak melepas kapal keruk pasir itu, sebelum diproses
sesuai dengan hukum yang berlaku.

Ini intnrksi kami untuk komandan dan jajN arnry a, agar tidak melepaskan
kapal keruk itu sebelum ada keputusan dari pusat. Saya katakan, saya
tidak peduli dengansoal ekonomi, yang sayapahami adalah penegakan
hukum. Mereka masuk ke wilayah Indonesia, Ialu mengambil pasir laut

9 PerspehtifMenuiu ME* Depan Marldm lndonesia | 3ll


PIPA & KABEL BA\A'AH LAUT PERLU DI TATA

kita. Itu tidakbenar. selain itu, mereka mengeruk pasir di dekat pantai se-
hingga mengancam kelestarian lingkungan hidup. ]ika dibiarkan, pantai
bisa runtuh dan terjadi abrasi yang mmyebabkan pulau tenggelam'

Menanggapi permasalahan pmambangan pasir laut, Komisi I DPR RI


dalam rapat dengar pendapat dengan tim Pengendali I',engasawan Pasir
Laut (I?4L), pada 10 September 2002 meminta kepada pemerintah
untuk segera menghentikan penambangan dan ekspor pasir laut'

Gebrakan yang dilakukan Bemard dalam memberantas pelaku


pencurian pasir laut temyata membuahkan hasil' Pemerintah
ittli*yu memutuskan untuk menghentikan kegiatan ekspor pasir
laut karena ditinjau dari berbagai sisl banyak merugikan kepentingan
negara dan bangsa. Karena itu, pada 2007, pemerintah menerbitkan
Permendag No212007, tentnng larangan ekspor pasir laut'

PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DITATA

Pekerjaan rumah bagi pemerintah.Tidak adanya regulasi yang ielas


tentang tata kelola pipa dan kabel bawah lau! menjadikan Indonesia
negara paling semrawut. Ketidakharmonisan ini menyebabkan
gangguan terhadap sektor: lain, mulai dari alur transportasi, pe-
rikanan sampai dengan Pencemaran lingkungan'

Pengamat bidang kelautan, Dietriech G. Bengen mengemukakan,


lkataak ada penataan dalam penempatan pipa dan kabel bawah
laut akan terjadi tabrakan dengan alur lain. Kondisi ini terjadi karena
belum adanya aturan hukum tentang penataan ruang di pesisir'

Menurutrya seiak Undang-r:ndang No /712CfJ/7 muncul, dalam


perencanaan pembangunan terdapat hirarki yaitu rencana strategis,
rencana zonasi, rencana pengelolaan dan rencana aksi. Satu-satunya

312 | e fergkdf uenuiu Ma* De9an M.rtrh lndonesh


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DI TATA

yang berkaitan dengan penataan ruang di pesisil, adalah rencana


zonasi.Meliputt, zctna kawasan pemanfaatan umum, zona kawasan
konservasi, zona strategis kawasan tertenhl dan zona alur.Penempatan
pipa dan sejenisnya seharusnya ditempatkan di zona alur.

Jika rencana zonasi dilakukan, maka penempatan pipa kabel dan


lainnya akan sesuai dengan aturan. Alur ini mencakup, alur pipa
bawah laut, kabel, transportasi, dan biota. Jika itu sudah ditetapkan
maka zonasi akan sesuai aturan.

Karena itu, Dietriech mendesak pemerintah agar segera menyusun


rencana zonasi agar setiap penempatan bisa serasi dan sesuai
dengan peruntukannya. Seperti zona penempatan umum harus
disesuaikan dengan kepentingan publik.]angan sampai penempatan
pipa merusak sektor ekonomi, sosial masyarakat atau wilayah yang
sudah ditetapkan. iika dibiarkan sangat berbahaya. Kalau salah
dampak negatifnya sangat besar. Contohnya, jika pipa bawah laut

9 PeBpeh.irMenuiu Masi Depan Mailtim lndonesia | 313


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DI TATA

bocor pengaruhnya akan terasa langsung pada kehidupan ikan dan


ekosistem yang ada di sekitamya.

Dietriech menegaskan, agar Perlnasalahan ini segera mendapatkan


perhatian serius dari pemerintah. Sebab, PenemPatan kabel dan
pipa sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat sekitar.
Jika tidak dikelola dengan baik, masyarakat akan tergangSu, yang
tenfu memberikan dampak ekonomi besar, karena harus melakukan
penataan ulang. Pertimbangan faktor anggaran menjadi penunjang
ketidaksesuaian pembangunan alur pipa dan kabel. Karena alasan
penempatan pipa dan kabel butuh anggaran yang sangat besar,
mereka mengambil jalan pintas. Padahal, jika pekerjaan itu tidak
optimal akan membawa kerugian lebih besar.

Biaya pipa dan kabel itu sangat mahal. Penempatan pipa yang
lebih jauh dengan zona lain bisa menambah biaya. Namun yang
perlu dipertimbangkarg apakah pipa itu akan berfungsi untuk
iangka panjang. Jadi, bukan mempertimbangkan besarnya biaya,
tapi optimal atau tidaknya penempatan itu. Sehingga perlu
dibangun alur yang sesuai.

Sementara itu, Dekan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut


Pertanian Bogor (IPB), Indra faya mengatakan, kesemrawutan kabel
dan pipa bawah laut disebabkan karena Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kurang paham mengenai tata ruang bawah laut. Dia
juga menyoroti masalah penataan kabel dan pipa terjadi karena
tidak ada pemetaan yang rinci dari batimetri (kondisi bawah air).
|ika pemetaan selesai, bam dilakukan pengaturan tata ruang.
Tampaknya, hal ini belum dilakukan secara komprehensip sehingga
menimbulkan ketidakteraturan dan terkesan semrawut.

Lrdra menegaskan selain pengaturan tata ruang laut, perlu juga


penetapan zonasi sehingga pengaturan penempatan kabel laut tidak

314 I 9 PeEpehtifM€nuiu Mae Depan Marilim Indmesia


PIPA & KABEL EAWAH LAUT PERTU DI TATA

menganggu aktivitas lain. 'Artinya ada keharmonisan dengan sektor


lain Jika ada penataan ruang terpadu. Saya yakin kesemrawutan
bisa dihindari. hri perlu kesungguhan bersama dari semua sektor
yang terlibat untuk melakukan komunikasi dan koordinasi terhadap
apa yang dilakukan, baik kementerian yang berwenang maupun
perusahaan-perusahaan yang memasang pipa atau kabel bawah laut"
ujar Indra.

Diketahui, peletakan jalur pipa bawah laut (offshore) sangat dipe-


ngaruhi kondisi perairan, baik di dasar maupun dipermukaan. Selain
itu, perlu pengkajian secara geologi, geofisika, arus, gelombang,
lingkungan dan aspek lainny+ seperti hukum, perundangan-
undangan, hubungan dengan pengguna laut lainnya.

Sebagai contoh kasus, studi pada jalur pipa offshore Banjarmasin-


Semarang. Jalur ini bejarak sekitar 600 kilometer, dengan lokasi
landfall di
daerah Takisung, Banjarmasin dan landing poin
di Semarang, Iawa Tengah. Daerah Takisung terpilih sebagai
daerah landfall karena lokasi tersebut bukan daerah militer
seperti di Pelaihari. Sehingga, tidak ada konflik kepentingan
dan bukan merupakan daerah sedimentasi tinggi. Daerah itu
juga berdekatan dengan landihg point dari pengguna lainnya,
seperti kabel telekomunikasi.

Secara umum kondisi geologi jalur pipa Banjarmasin-Semarang


merupakan daerahyang cukup stabilbaik ditinjau dari segi tektonik
maupun litologi dasar laut. Namun beberapa struktur patahanan
antara Pulau |awa dan Kalimantan harus tetap mendapatkan
perhatian khusus.Demikian pula dengan pusat gempa yang tidak
merata mungkin terlewati jalur pipa tersebut. Untuk batimetri
lokasi jalur pipa pada umumnya mempunyai topografi landai. Pada
landing point semarang batimetri landai sampai jarak sekitar 2 km
ke arah laut dan selanjutnya tr:pografi agak curam.

9 P.rs0.hdaM.nulu M.e orprn Mrndn hdadr | 315


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERTU DI TATA

Topografi landfall Takisung misalnyh landai bergelombang'Pe-


nentuan jalur pipa di wilayah ini bisa melewati offshore secara
keseluruhan atau melewati Karimun |awa. Secara geologi daerah
ini mempunyai kondisi dengan bahaya geologi seragam.Di mana
Karimun Jawa merupakan daerah berkarang. Lokasi ini bisa ter-
identifikasi dari ekstraksi data Landsat TM. Banyak kasus yang ber-
hubungan dengan penata;rn pipa dan kabel bawah laut masuk
dalam rencana zonasi. Karena itu, penataan alur pipa dan kabel
bawah laut harus dibenal-ri secara serius. ]ika dibiarkan akan
mengganggu sektor ekotromi dan tranportasi, seperti yang
terjadi di pelabuhan Tanjuing Perak, Surabaya, Jawa Timur'

Contoh kasus, belum lama irri kabel bawah laut milik PT Perusahaan
Listirik Negara (PLN) Pers€rro dan pipa gas Kodeco Energy Co Ltd
Surabaya diprotes karena dianggap telah menghambat realisasi
pelebaran Alur Pelayaran Ilarat Surabaya (APBS). Di mana APBS

316 | enerspenUfU.nuiu Masa DePan Matilim lndonesia


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DI TATA

akan dilebarkan menjadi 200 meter dari kondisi yang ada saat
ini, yaitu 100 meter. ]elas ini sebuah persoalan yang harus segera
diselesaikan.Jika tidak, kabel dan pipa-pipa di daerah lainnya bisa
seperti yang terjadi cli Surabaya.

Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero), Edi


Priyanto mengatakary pelebaran alur dilakukan untuk melancarkan
pergerakan kapal generasi enam dan tujuh yang memiliki ukuran
sangat besar dibandingkan kapal-kapal yang selama ini sandar di
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. "Di sisi lairu Surabaya adalah
pintu gerbang pergerakan ekonomi ]awa Timur dan Kawasan
Timur Indonesia," ujamya.

Edi memprediksi, jika pernrasalahan kabel bawah Iaut PLN dan pipa
gas Kodeco tidak segera ditangani serius Pemerintah Provinsi |atim,
hal ini bisa berdampak negatif bagi perekonomian di wilayah tersebut.
Bahkan bisa menghambat pencapaian pertumbuhan ekonomi Jatim
201.1.yang diharapkan gubemur bisa tumbuh di atas tujuh persen.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur juga mempersoalkan


posisi kabel di atas dasar laut (sea belt) PLN yang ditanam tidak
lebih dari L2 meter dari permukaan laut dan pipa gas Kodeco. Dalam
afurannya, kabel tersebut harus ditanam lima meter di bawah dasar
laut. Ketua Kadin Jatim La Nyalla Matalitti menyatakan, aturan
penanaman kabel bawah laut sebetulnya sudah ada.Kabel listrik
maupun pipa gas yang melintang alur pelayaran selain harus
ditanam didasar laut juga harus diasuransikan oleh pengelola.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah agar menerbitkan regulasi
yang memberikan jaminan terhadap keamanan alur pelayaran.

Iika tidak ada jaminan dari pemerintah, akan menurunkan citra pela-
buhan Indonesia. Efeknya berdampak pada kapal-kapal intemasional.
Mereka menolak berlabuh sehingga mempe{panjang mata rantai trans-

9 P$Fhlif M6uiu Ma* Dcpan Marltim lndocCa | 317


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DI TATA

portasi pengirimanbarangmelalui laut. Mengenai kasus tersangkutnya


jangkar kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) ke kabel bawah
laut milik PLN di APB$ Direktur Utama DLU, Bambang Harjo
mengungkapkan, permasalahan itu tidak bisa menyalahkan kapal
yang dianggap tidak melihat rambu-rambu di alur tersebut.

Keberadaan kabel PLN selama ini telah mengganggu kelancaran


APBS, menyusul survei r\dministrator Pelabuhan Gresik dan
Surabaya yang menjalin kerjasama dengan INSA Surabaya
(tanggal 25 - 26 Maret 2011) di alur tersebut. Berdasarkan
hasil survei INSA, Adrninistrator Pelabuhan Gresik serta
Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kabel PLN
tidak ditanam sesuai prosedur.Apalagi, posisi kabel sirkuit
2 PLN hanya berada di kedalaman air 21.-24 meler dan bisa
terlihat sepanjang 345 meter. Padahalpenanaman kabel bawah
laut harus dilakukan sesuai izin prinsip yang dikeluarkan Dirlen
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, pada 24 April
L996, yaifi.kabel harus ditanam 4,5 meter dari "seabed".

Pihaknya berharap, pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi


Jatim segera mengambil langkah tegas mengatasi keberadaan kabel
PLN yang menghambat kelancaran APBS. Hal yang terpenting
adalah APBS aman dari kabel berbahaya tersebut. Kami juga minta
masyarakat Madura mendesak Pemerintah dan PLN menuntaskan
permasalahan itu. Mengingat jaminan ketersediaan aliran listrik
merupakan hak warga negara dan kewajiban negara yang diwakili
PLN untuk melaksanakannya. Menanggapi itu, Dirjen Kelautan,
Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K), Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Subandono Diposaptono mengatakary Per-
masalahan tersebut sebenarnya telah diatur dalam UU 27 tahun
2007.Di mana, setiap provinsi, kabupaten atau kota diwajibkan
menyusun hirarki perencanaan, meliputi rencana isu, visi, misi
strategis dalam pengelolaan pesisir dan laut.

318 | 9 PeEp€krif M6uiu Ma$ Depan Madtim lnd@si.


PIPA & KABEL BAWAH LAUT PERLU DI TATA

Setelah ada rencana strategis, visi dan misi, alokasi ruang rencana
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil selama 20 tahun harus
dikerjakan dan dibangun.Pertama, kawasan pemanfaatan umum,
misalnya untuk pemukiman, pertaniary perikanan, pariwisata.
Selanjutnya, kawasan konservasi, kawasan nasional strategis, serta
alur yang berkaitan dengan kabel dan pipa bawah laut. Pengaturan
alur tidak hanya untuk alur pelayaran, tapi termasuk alur migrasi
ikan dan kabel laut. Semua dituangkan di sana.

Mengenai masalah harmonisasi penanaman pipa kabel dengan


jalur pelayaran, Subandono mengklaim hal itu sudah selesai.
Untuk pipa gas merupakan wewenang pusat, berada di bawah
tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup. Sementara itu,
terkait pipa gas Kodeco, perwakilan BP Migas ]atim, Hamdi Zaenal
menjelaskan dari pertemuan dengan Menko Perekonomian dan
Dirjen Perhubungan Laut, beberapa waktu lalu, pihaknya telah
memerintahkan Kodeco untuk memperdalam letak pipa. Proses
pendalaman pipa ini, memakan waktu tiga bulan.

9 PeEpehuf Menuiu Masa D€pan Madtim lndoMa | 319

Anda mungkin juga menyukai