Anda di halaman 1dari 15

L/O/G/O

TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Iga Rosanti
Indrika Dwi R.S
Hamdan.
TEORI TINGKAH LAKU
KONSUMEN

Pendekatan Marginal
Utility / Cardinal
Pendekatan Ordinal

Pendekatan Kardinal

Dalam pendekatan kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang


diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
seseorang dari mengonsumsikan barang-barang dinamakan nilai
guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi, maka semakin
tinggilah nilai gunanya atau utilitinya
TEORI NILAI GUNA
(UTILITY/KARDINAL)
Dalam membahas nilai guna perlu digunakan
antara dua pengertian
• Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu
pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya
pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang
tertentu.
• Total utility (Kepuasan Total). Yaitu keseluruhan kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang
tertentu. Atau penjumlahan unit kepuasan yang diperoleh dari
masing-masing barang yang dikonsumsi.
ASUMSI DASAR PENDEKATAN
KARDINAL
 (Law of Deminishing Marginal Utility )
 yaitu semakin banyak satuan barang yang dikonsumsi oleh
konsumen maka semakin kecil tambahan/ marginal kepuasan yang
diperoleh konsumen atau bahkan nol / negatif.

(Besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka)

Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan


marginal utility (pendekatan marginal)
CONTOH LAIN PENDEKATAN
KARDINAL
Contoh : Skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk konsumsi air putih ketika
berbuka puasa :
Kuantitas Total Utility Marginal Utility
(Q) (TU) (MU)
0 0 -
1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 46 -4
KURVA TOTAL UTILITY

Utilitas
50
46
35 TU

2 4 5 X
KURVA MARGINAL UTILITY

Utilitas

10

5
MU

3 4 X
2. Pendekatan Ordinal
ASUMSI PENDEKATAN ORDINAL
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa
dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan
konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan
yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam
jumlah dan jenis yang sama.

Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang


menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam
model kurva indifferent. Pendekatan ordinal membutuhkan tolak
ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve dan
budgeting line.
The Budgeting Line
Budget Line (Garis Anggaran Pengeluaran) adalah garis
yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang
yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

(Batas keuangan konsumen untuk


membeli).
Secara nyata konsumen tidak dapat memperoleh semua
barang yang diinginkannya, sebab konsumen dibatasi
oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan.
MUx MUy MUz
  .... 
Px Py Pz
Konsumsi Pepsi dan
Pizza
Gambar : Alternatif konsumsi Pepsi dan pizza

Quantity
of Pepsi
B
500

C
250

Consumer’s
budget constraint

A
0 50 100 Quantity
of Pizza
Copyright©2004 South-Western
Indifference Curve

Pendekatan ordinal membutuhkan tolak


ukur pembanding yang disebut dengan
indeferent kurve.
Kurva indiferen (indifference curve)
menunjukkan kombinasi konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama.
Gambar : Preferensi konsumen (kurva indiferen)

Quantity
of Pepsi
C

B D
I2
Indifference
A
curve, I1
0 Quantity
of Pizza
Copyright©2004 South-Western
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN KONSUMEN

Selera
konsumen
Efek Efek
Pendapatan Substitusi

FAKTOR
Efek substitusi dan Efek
Pendapatan
1. Efek Substitusi
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal
per rupiah dari barang tersebut. pada harga barang A bertambah
tinggi maka akibatnya MU barang A/Pa menjadi lebih kecil dari
semula. Kalau harga barang lainnya tidak mengalami perubahan
maka permintaan pada suatu barang-barang pengganti yang
tidak mengalami kenaikan harga tersebut akan lebih meningkat.

2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka
kenaikan harga menyebabkan pendapatan sebenarnya
menjadi semakin sedikit. Dengan pernyataan bahwa
kemampuan pendapatan yang diterima untuk membei
barang-barang menjadi bertambah kecildari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai