Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI


PENGANGGURAN DAN INFLAS

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik

Dosen Pengampu : Dr.Hariyono,MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI NGANJUK

TAHUN AJARAN 2022/2023


NAMA :
MOHAMAD TRIAROHMAN (202010200827)
FADLY IMAN PRAYOGA (202010200828)
DIANITA ARIYANI (202010200829)
PRESI WAHYU FITRIANI (202010200832)
RISMA DEVANA (202010200835)
PIPIT DWI DESTYA (202010200834)
DINA FITRIANINGSIH (202010200836)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERAN
PEMERINTAH DALAM MENGATASI PENGANGGURAN DAN INFLASI
“ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi
kriteria mata kuliah. Salam dan sholawat kami kirimkan kepada junjungan kita
tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh
kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan


oleh kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga
penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang
telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wa Taala.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi penulis sendiri.

Nganjuk, 28 November 2022


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG........................................................................................

B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1.PEMBAHASAN.....................................................................................................
A.INFLASI.............................................................................................................

B.PENGANGGURAN...........................................................................................

2.JENIS JENIS INFLASI...........................................................................................

3.JENIS JENIS PENGANGGURAN.........................................................................

4. HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN...........................

5.CARA MENGATASI INFLASI.............................................................................

6. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGATASI INFLASI DAN


PENGANGGURAN..................................................................................................

BAB III PENUTUP


A.PENUTUP..........................................................................................................

B.SARAN...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi


dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling
berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada
berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar
serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja.
Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar
yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan
pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter
dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan
jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan
pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu
titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi
yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips
menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para
pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam rumusan pembahasan materi mengenai “inflasi dan Pengangguran“


kami mengangkat rumusan masalah yaitu :
1. Apa itu Inflasi ?
2. Apa itu pengangguran ?
3. Bagaimana cara mengatasi Inflasi ?
4. Apa hubungan inflasi dan pengangguran?
5. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi inflasi dan tingkat
pengangguran ?
6. Penyebab terjadinya inflasi ?

C. TUJUAN

Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang pengaruh inflasi deflasi
dan staglasi dan upaya pemerintah dalam mengatasi inflasi dan tingkat pengangguran.
.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
a. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.Penyebab terjadinya
inflasi antara lain permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa
sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan.
Penyebab inflasi lainnya yakni adanya peningkatan biaya produksi,
bertambahnya uang yang beredar di masyarakat, dan ketidakseimbangan
antara permintaan dan penawaran. Penyebab inflasi berikutnya perilaku
masyarakat yang seringkali memprediksi atau biasa disebut sebagai inflasi
ekspetasi, dan terakhir penyebab inflasi karena kekacauan ekonomi dan politik
seperti yang terjadi di Indonesia saat kerusuhan tahun 1998. 
Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi akan
menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar
hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama
orang miskin, bertambah miskin.
b. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan
kepada orang yang tidak bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari
pekerjaan.
Pengangguran juga dapat diartikan sebagai sebuah situasi ketika
seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran merupakan golongan dari
angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan
uang.
Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum bekerja, tetapi
dapat termasuk pula pada orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta
orang yang memiliki pekerjaan namun tidak produktif, sehingga dapat
dikategorikan sebagai pengangguran.
Menurut Sukirno, pengangguran merupakan jumlah dari tenaga kerja
dalam bidang perekonomian yang aktif mencari pekerjaan tetapi belum
berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut.
Sedangkan Nanga berpendapat bahwa pengangguran merupakan
keadaan ketika seseorang yang tidak termasuk dalam kategori angkatan kerja
tidak memiliki pekerjaan serta tidak secara aktif mencari pekerjaan saat itu.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pengangguran merupakan situasi
ketika seseorang tidak bekerja, sedang berusaha mendapatkan pekerjaan serta
memiliki pekerjaan namun tidak produktif.

2. Jenis Jenis Inflasi


Berdasarkan kenaikan harga inflasi dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
a. Inflasi ringan: kenaikan harga di bawah 10% dalam setahun.
b. Inflasi sedang: kenaikan harga di antara 10% - 30% dalam setahun.
c. Inflasi berat: kenaikan harga di antara 30% - 100% dalam setahun
d. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali): kenaikan harga di atas 100% dalam
setahun.
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation)


b. Inflasi dari luar negeri (imported inflation)

Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi dibagi menjadi 3,


yaitu:

a. Inflasi tertutup (closed inflation). Kenaikan harga yang terjadi hanya


berhubungan dengan satu atau dua barang tertentu.
b. Inflasi terbuka (open inflation). Kenaikan harga yang terjadi pada semua
barang secara umum.
c. Hiperinflasi. Serangan inflasi yang sangat hebat sehingga harga barang/jasa
terus berubah dan meningkat setiap saat, akibatnya orang-orang tidak dapat
menahan uang lebih lama karena nilai uang terus merosot.
3. Jenis-jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya (Yanuar, 2016):
 Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran
pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat
yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
 Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
 Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
 Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh
fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk
menganggur.
 Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
 Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan
tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
 Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Berdasarkan cirinya :
 Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga
kerja yang tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam
suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu
pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh
karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
 Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –contohnya ialah,
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani
dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat
kecil.
 Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor
pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan
tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada
musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di
samping itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara
waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas
penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain
maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan
sebagai pengangguran bermusim.

 Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan atau


migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak
semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan
mudah. Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu
ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu,
dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka
mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga
empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja seperti
yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.
Akibat Pengangguran bagi perekonomian Indonesia (https://www.academia.edu):
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
1. Menjadi beban psikologis dan psikis.
2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak
kriminalitas.
4. Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana
diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak
ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang
yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya).
Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari
pekerjaan. Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak
masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan
memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya
yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan
tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.
Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan dampak
yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya,
sederhana saja karena banyak negara yang mengelola ekonominya tidak efisien,
hambatan investasi, dan masih tergantung sangat besar (baik dari segi kualitas
maupun kuantitas) pada bahan baku impor. Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi
membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi
sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang
sudah tinggi menjadi lebih tinggi.
Prof. A. W Phillips dari London School of Economic (tahun 1958), Inggris
meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara
empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan
yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik,
maka pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja
akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya
upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya
kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat
keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan
tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan
informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya.
Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan
permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari
adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan
permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat
upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka
pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat
pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah
tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil
sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan
harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah
dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu
penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu
penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga
untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga
relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi
tinggi, dan sebaliknya)

5. Cara menghitung inflasi

Menghitung laju inflasi di Indonesia umumnya dapat dilakukan dengan


menggunakan tiga indikator yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan
rata-rata yang dihasilkan dari perubahan harga barang atau jasa yang dikonsumsi
konsumen pada periode waktu tertentu, Deflator PDB yang berfungsi sebagai indeks
untuk menunjukan perkembangan harga di bidang produsen, dan Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) yang digunakan untuk mengukur harga yang terjadi pada
perdagangan grosir.
Dari ketiga indikator tersebut, IHK menjadi cara yang paling sering digunakan untuk
menghitung laju inflasi di Indonesia. Rumus dari inflasi ini dapat dituliskan sebagai
berikut:

Laju inflasi= [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya) / (IHK periode


sebelumnya)] x 100%

6. Upaya pemerintah dalam mengatasi inflasi dan pengganguran

Cara mengatasi inflasi :

a. Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran


pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah
inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif
pajak, serta melakukan pinjaman.

b. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal


Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah
juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya
barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah),
menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi
barang.

 Menambah Hasil Produksi

Pemerintah dapat memberikan subsidi atau membuat peraturan yang


mendorong pengusaha-pengusaha menjadi lebih produktif sehingga hasil
produksinya bisa bertambah. Dengan adanya hasil produksi yang lebih
banyak, akan ada banyak barang yang bisa dibeli masyarakat, sehingga
jumlah uang beredar bisa kembali seimbang.

 Mempermudah Masuknya Barang Impor

Pemerintah juga bisa menyeimbangkan jumlah uang yang


beredar dengan menetapkan kebijakan yang mempermudah masuknya
barang impor. Seperti dengan penurunan bea masuk impor atau membuat
peraturan yang mempermudah impor.

 Menstabilkan Pendapatan Masyarakat

Inflasi juga bisa ditanggulangi dengan menjaga tingkat upah (tidak


membiarkan gaji yang naik terus menerus) sehingga biaya produksi
perusahaan bisa ditekan dan harga barang menjadi lebih rendah.

Upaya pemerintah dalam mengatasi penggangguran :


a. Memperbanyak Proyek Magang Bagi Calon Tenaga Kerja.
b. Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja.
c. Menciptakan Lapangan Pekerjaan yang Luas Bagi Rakyat.
d. Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja.
e. Mengembangkan Sektor Informal.
f. Program Transmigrasi.
g. Peningkatan Investasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran telah dijelaskan secara singkat di


atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat
cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk
barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi. Dan jika
inflasi suatu negara tinggi, maka tingkat pengangguran akan turun.

Salah satu penyebab inflasi, yaitu cost push inflation, dimana salah satu
penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga
untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga
relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi
tinggi, dan sebaliknya).

B. Saran
Salah satu cara mengatasi inflasi adalah untuk menekan inflasi adalah dengan
menaikkan tarif pajak. Sebab, naiknya tarif pajak untuk perusahaan dan rumah tangga
akan mengurangi dan membatasi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi
tersebut akan berpengaruh terhadap menurunnya harga suatu barang.
Sedangkan ntuk mengatasi pengangguran adalah dengan memberikan
informasi jelas terkait lowongan pekerjaan pada berbagai sektor. Selain itu,
pengangguran juga bisa diatasi dengan melakukan pelatihan di banyak bidang
keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx#:~:text=Inflasi
%20dapat%20diartikan%20sebagai%20kenaikan,link%20ke%20metadata
%20SEKI%2DIHK.
2. https://www.gramedia.com/literasi/pengangguran/
3. https://www.kompasiana.com/nurhayatisehab6843/60dfbb9906310e78be7b9fe3/
kaitan-antara-inflasi-dan-pengangguran
4. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220217202158-537-761725/cara-
menghitung-inflasi-di-indonesia-bulanan-dan-tahunan
5. https://www.zenius.net/blog/cara-mengatasi-inflasi
6. https://www.simulasikredit.com/bagaimana-cara-pemerintah-untuk-mengurangi-
pengangguran-di-negaranya/

Anda mungkin juga menyukai