OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, puji syukur kepada Allah SWT atas pertolongan Allah SWT,
penulis dapat menyelesaiakan makalah berjudul ”Teori Perilaku Produseni” tepat
waktu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hal lain dari aktivitas ekonomi yang sangat menunjang kegiatan konsumsi
adalah produksi, yaitu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tanpa kegiatan
produksi, maka Konsumen tidak akan dapat mengonsumsi barang dan jasa yang
dibutuhkan nya. Kegiatan produksi dan konsumsi adalah sebuah mata rantai yang
saling berkaitan dan tidak bisa saling dilepaskan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
yang berlaku dalam kegiatan konsumsi pada dasarnya juga akan menjadi prinsip
dalam kegiatan produksi. Jika konsumen mengkonsumsi barang dan jasa untuk
mendapatkan Maslahah, maka produsen akan memproduksi barang dan jasa yang
dapat memberikan Maslahah. Jadi, produsen dan konsumen memiliki tujuan sama,
yaitu mencapai Maslahah.
Makalah ini akan membahas teori perilaku produsen, meliputi motivasi dan
tujuannya dalam berproduksi, perilaku yang berkaitan dengan upaya meraih maslaha,
3 prinsip dan nilai yang harus dipegang nya. Perilaku produsen ini kemudian akan
menjadi dasar kurva penawaran di pasar.
.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Produksi Produksi ?
1.2.2 Apa tujuan Tujuan Produksi Menurut Islam ?
1.2.3 Bagaimana Motivasi Produsen dalam Berproduksi ?
1.2.4 Bagaimana Formulasi Mashlahah bagi Produsen ?
1
1.2.5 Bagaimana Bentuk dari Kurva Penawaran ?
1.2.6 Apa Nilai Islam dalam Berproduksi ?
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka dapat ditetapkan tujuan dari Makalah
ini adalah untuk Mengetahui :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit
dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi seringkali dilakukan oleh seorang
sendiri. Seseorang memproduksi sendiri barang dan jasa yang dikonsumsinya.
Seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan konsumsi dan keterbatasan sumber
daya yang ada( termasuk kemampuannya), maka seseorang tidak dapat lagi
menciptakan sendiri barang dan jasa yang dibutuhkan nya, tetapi memperoleh dari
pihak lain yang mampu menghasilkan nya. Karenanya kegiatan produksi dan
konsumsi kemudian dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda. Untuk memperoleh
efisiensi dan meningkatkan produktivitas, munculnya spesialisasi dalam produksi.
Saat ini
3
3) Rahman (1995) menekankan pentingnya keadilan dan pemerataan produksi
(distribusi produksi secara merata).
4) Ul Haq (1996) menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalah memenuhi
kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardhu kifayah, yaitu kebutuhan
yang bagi banyak orang pemenuhannya bersifat wajib.
5) Siddqi (1992) mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang dan
jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan/kemanfaatan (maslahat)
bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak adil
dan membawa kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak Islami.
4
tersebut sedemikian rupa (dengan cara menarik) sehingga kemungkinan Perilaku
konsumen akan terpengaruh. Dalam situasi seperti ini Indri mentasi perilaku
konsumsi yang Islami sulit direalisasikan.
5
ekonomi konvensional, pada dasarnya adalah suatu konsep pembangunan yang
memberikan persediaan memadai bagi generasi mendatang titik alat ini bukan hanya
diperuntukkan bagi manusia di suatu masa atau tempat aja, tetapi untuk manusia di
sepanjang zaman hingga Allah Menentukan hari penghabisan alam semesta(Yaum Al
Qiyamah).
Tujuan yang terakhir yaitu pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah
kepada Allah. Tujuan produksi adalah mendapatkan berkah, yang secara fisik belum
tentu dirasakan oleh pengusaha itu sendiri. Selain untuk pemenuhan kebutuhan
manusia sendiri, produksi harus berorientasi kepada kegiatan sosial dan ibadah
kepada Allah. Tujuan ini akan membawa implikasi yang luas, sebab produksi tidak
akan selalu menghasilkan keuntungan material. Ibadah sering kali tidak secara
langsung memberikan keuntungan material Bahkan sebaliknya justru membutuhkan
pengorbanan material. Kegiatan produksi tetap harus berlangsung meskipun ia tidak
memberikan keuntungan materi sebab itu akan memberikan keuntungan yang lebih
besar berupa pahala di hari kiamat nanti.
6
Motivasi produsen untuk memaksimumkan keuntungan seringkali merugikan
pihak lain, sekaligus dirinya sendiri. Dalam pandangan ekonomi Islam motivasi
produsen semestinya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen
itu sendiri. Jika tujuan produksi adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual
untuk menciptakan masalah maka motivasi produsen tentu saja juga mencari masalah
acoma dimana hal ini juga sejalan dengan tujuan kehidupan seorang muslim. Dengan
demikian, produsen dalam pandangan ekonomi Islam adalah Maslahah maximizer.
Mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak
dilarang sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam.
7
dalam mencari Maal. Orang yang bekerja tidak akan memiliki kekuatan untuk
menegakkan kebaikan dan keadilan sehingga mendapatkan kedudukan yang
mulia. Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk menghindari perbuatan
meminta-minta Dan menganggap bahwa sikap yang paling mulia adalah
berusaha dengan bekerja sebagaimana dalam hadisnya.
" ini (bekerja) adalah lebih baik bagimu daripada meminta-minta yang akan
mendatangkan titik hitam di wajahmu pada hari kiamat. "
" tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah dan mulailah
dengan menyantuni orang-orang yang kamu asu. "
Sebagian orang juga bersikap sangat fasih dalam bekerja dengan alasan
bertawakal (berserah diri) kepada Allah. Mereka tidak bekerja atau Hanya
bekerja seadanya dengan alasan berserah diri pada pemberian Allah. Kadangkala
mereka juga beralasan bahwa karena rezeki telah diatur oleh Allah maka tidak
diperlukan kerja keras (sebab kalau Allah memberikan rezeki datang dengan
sendirinya.). Umar Bin Khattab Ra pernah menjumpai suatu kaum yang
menganggur, Kemudian beliau bertanya, " apa-apaan kalian ini? " mereka
menjawab, " Kami adalah orang-orang yang bertawakal " Umar kemudian
menjawab, " kalian bohong! Orang bertawakal adalah orang yang menebar
biji-biji di ladang, kemudian Berserah diri kepada Allah. " ketawakalan kepada
Allah seharusnya diwujudkan dalam kerja keras, sebab Allah tidak menurunkan
rezekinya begitu saya dari langit. Keadaan seseorang tidak akan berubah jika
manusia itu sendiri tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.
2.3.2 Kegiatan Produksi pada Masa Rasulullah Muhammad SAW
Pada masa Rasulullah terdapat kurang lebih 178 buah usaha industri dan
barang dan jasa yang menggerakkan perekonomian masyarakat pada masa itu.
Diantara berbagai industri tersebut, terdapat 12 macam yang menonjol yaitu:
8
5) Perusahaan perhiasan dan kosmetik
6) Arsitektur perumahan
7) Perusahaan alat timbangan dan jenis lainnya
8) Pembuatan alat-alat berburu
9) Perusahaan perkapalan
10) Pekerjaan kedokteran dan kebidanan
11) Usaha penerjemahan buku
12) Usaha kesenian dan kebudayaan lainnya.
9
keuntungan maksimal semata. Akibatnya motivasi untuk mencari keuntungan
maksimal seringkali menyebabkan produsen mengabaikan etika dan tanggung
jawab sosialnya, meskipun mungkin tidak melakukan pelanggaran hukum
formal, misalnya dalam rangka menekan biaya dalam pengolahan limbahnya,
suatu pabrik membuang sisa hasil produksinya ke sungai. Atau seorang
pengusaha di bidang perhutanan yang menebang pohon-pohon tanpa
memperhitungkan dampaknya terhadap kelestarian hutan terutama hutan sebagai
penampung air yang pada jangka panjang dapat menyebabkan bencana bagi
manusia. Melihat kejadian ini perlu adanya kesadaran manusia untuk melakukan
pengamplikasian teori ini.
10
kemungkinan juga akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produsen.
Pada akhirnya apresiasi ini dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan produsen. Jadi, upaya mencari
berkah dalam jangka pendek memang dapat menurunkan keuntungan (karena
adanya berkah), tetapi untuk jangka panjang kemungkinan justru akan
meningkatkan keuntungan (karena meningkatkan permintaan).
" Jika harga naik, ceteris paribus, maka jumlah barang yang akan diproduksi
dan ditawarkan ke pasar akan naik, Demikian pula sebaliknya ".
11
Semakin tinggi tingkat harga produk, maka akan semakin banyak output yang
harus dihasilkan oleh produsen agar titik optimum produksi tercapai. Dengan kata
lain, jumlah output yang ditawarkan oleh produsen akan semakin banyak dengan
semakin naiknya harga produk. Sebaliknya Semakin rendah harga produk, akan
semakin sedikit jumlah output yang ditawarkan oleh produsen. Pola hubungan
antara jumlah output yang ditawarkan produsen dengan tingkat produk ini akan
membentuk kurva penawaran Seperti di atas.
Nilai-nilai Islam yang relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga nilai
utama dalam ekonomi Islam, yaitu: Khilafah adil dan Takaful. Secara lebih rinci
nilai-nilai Islam dalam produksi meliputi:
12
9) adil dalam bertransaksi
10) memiliki wawasan sosial
11) pembayaran upah tepat waktu dan layak
12) menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam Islam.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit
dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi seringkali dilakukan oleh seorang
sendiri.
Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen ia menunjukkan respon
produsen dalam memasok outputnya terhadap perkembangan harga produk di pasar.
Kurva penawaran diturunkan dari perilaku produsen yang berorientasi untuk
mencapai tingkat Maslahah maksimum. Semakin tinggi tingkat harga produk, maka
akan semakin banyak output yang harus dihasilkan oleh produsen agar titik optimum
produksi tercapai. Dengan kata lain, jumlah output yang ditawarkan oleh produsen
akan semakin banyak dengan semakin naiknya harga produk. Sebaliknya Semakin
rendah harga produk, akan semakin sedikit jumlah output yang ditawarkan oleh
14
produsen. Pola hubungan antara jumlah output yang ditawarkan produsen dengan
tingkat produk ini akan membentuk kurva penawaran..
15
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2011. Ekonomi Islam.
Rajagfindo Persada. Jakarta
16