F risiko pasar
F jenis-jenis instrumen trading beserta fitur-fitur keuangannya
F jenis-jenis kegiatan trading bank
F prosedur pricing dan mark-to-market untuk instrumen trading
F risiko treasury dan asset-liability management
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga
pasar atas posisi yang diambil oleh bank baik pada sisi on maupun off
balance-sheet. Bank yang memiliki posisi dalam instrumen keuangan pada
neracanya memiliki eskposur risiko pasar yang besarnya ditentukan oleh
posisi tersebut. Sedangkan bank yang berperan sebagai intermediary
dalam sebuah transaksi yang tidak tercatat dalam neracanya tidak akan
ter-ekspos kepada risiko pasar atas transaksi tersebut.
© Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko B:3
Bagian B: Pengantar risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional
Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga. Risiko ini diperhitungkan untuk seluruh instrumen yang
menggunakan satu yield curve atau lebih untuk menghitung nilai pasar
(lihat Bagian 4.4.2).
Pada bulan Desember 1994 Orange County, yang berada pada negara bagian
California-AS, mengejutkan pasar dengan mengumumkan bahwa pooling
investasinya menderita kerugian sebesar USD 1,6 miliar, kerugian terbesar yang
pernah dicatat otoritas pemerintahan setempat. Kerugian itu diakibatkan oleh
aktivitas investasi yang dilakukan oleh bendaharawan wilayah yang mengelola
portfolio sebesar USD 7,5 miliar milik sekolah wilayah, kota dan wilayah itu
sendiri.1
Tidak lama setelah likuidasi tersebut tingkat suku bunga turun 2,5 persen yang
berarti jika investasi yang sama tidak dilikuidasi maka kerugian dapat dikurangi.
Sangat jarang pelaku pasar yang memperkirakan tingkat suku bunga akan turun
sangat cepat pada tahun 1995.
1
Orange County Case: Using Value at Risk to Control Financial Risk.
Professor Philippe Jorion, www.gsm.uci.edu/~jorion/oc/case.html, April 2005.
B:4 © Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko
Bab 4: Karakteristik risiko pasar dan risiko treasury
Pada bulan Februari 2001 Financial Times melaporkan bahwa Morgan Grenfell
Private Equity (MGPE) mengalami kerugian sebesar GBP 150 juta atas saham
EM TV yang dimilikinya.2 EM TV adalah sebuah perusahaan media Jerman
yang sedang mengalami kesulitan bisnis dan pembelian saham EM TV oleh
MGPE adalah merupakan bagian dari transaksi tukar guling untuk melepas
kepemilikan MGPE atas Formula One. Nilai saham EM TV turun hingga 90%.
Risiko valuta asing (foreign exchange risk) adalah potensi kerugian yang
timbul karena perubahan nilai tukar. Risiko ini berlaku bagi produk yang
terkait dengan nilai tukar dan posisi yang dinilai menggunakan valuta asing
dalam pelaporan bank.
Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corporation menemukan bahwa seorang trader
seniornya telah melakukan trading tembaga diluar otorisasinya selama periode
10 tahun. Selama periode tersebut diperkirakan trader diatas telah merugikan
Sumitomo Corporation sebesar USD2,6 miliar.4 Diperkirakan pada saat itu
seluruh investment bank yang mengambil bagian dalam transaksi derivatif
komoditi mengalami kerugian secara kolektif sebesar USD 100 juta akibat
2
Lihat Financial Times,12 Februari 2001.
3
Peachey, Alan. Great Financial Disasters of Our Time. Berlin: BERLIN
VERLAG Arno Spitz GmbH, 2002.
4
Lihat Financial Times, 25 Mei 2000.
© Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko B:5
Bagian B: Pengantar risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional
B:6 © Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko
Bab 4: Karakteristik risiko pasar dan risiko treasury
Strategi ketiga adalah bank berperan sebagai ‘market maker’. Hal ini berarti
traders akan meng-quote harga beli/jual instrumen keuangan kepada
nasabah atau bank lain dan kemudian memperdagangkannya pada harga
tertentu, baik jual maupun beli, kepada counterparty. Strategi ini tergantung
pada tingkat likuiditas pasar dan jumlah ‘market maker’ lain yang dapat
digunakan oleh trader untuk meng-cover risikonya.
© Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko B:7
Bagian B: Pengantar risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional
Ritel exchange rate adalah nilai tukar yang diberikan oleh bank kepada
nasabah (terutama nasabah korporasi) yang telah termasuk marjin atas
wholesale rate dari pasar antarbank. Marjin tersebut cukup besar pada
saat tahap awal perkembangan pasar. Hal ini mengakibatkan income
bank tumbuh pesat sejalan dengan berkembangnya kegiatan pasar
walaupun secara relatif posisi yang diambil oleh bank kecil. Seiring
dengan berkembangnya volume transaksi dan kemampuan bank untuk
mengelola posisi valas, konsentrasi kegiatan trading bank berubah dari
customer driven menjadi wholesale trading operation.
B:8 © Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko
Bab 4: Karakteristik risiko pasar dan risiko treasury
Nasabah meminta Bank A untuk membeli USD dan menjual JPY Bank untuk
keperluan pembayaran supplier sebesar JPY 100 juta.
Bank A tidak memiliki JPY sehingga Bank A meminta quote beli JPY dari pasar.
Market rate adalah 100. Bank memberikan quote jual kepada nasabah sebesar
99, kemudian menjual JPY dan menerima USD 1,010,101
Bank segera membeli JPY 100 dari pasar dan membayar USD 1,000,000.
Dalam hal ini bank tidak menghadapi risiko pasar dan mengambil keuntungan
sebesar USD 10,101
© Global Association of Risk Professionals & Badan Sertifikasi Manajemen Risiko B:9
Bagian B: Pengantar risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional
Sebuah bank membeli 25 ton tembaga untuk jangka waktu delivery empat
bulan. Satu bulan setelah transaksi terdapat kemungkinan bahwa harga
tembaga akan turun. Untuk meng-cover risiko tersebut bank menjual tembaga
dengan kontrak future. Hal ini merupakan offset atas risiko dari pembelian future
tembaga karena harga jual tembaga untuk tiga bulan mendatang telah
ditetapkan. Dalam hal ini bank telah melakukan hedging atas perubahan harga
tembaga menggunakan liquid future contract.
Basis risk adalah salah satu residual risk yang paling signifikan yang
dijumpai dalam portofolio transaksi serupa. Basis risk adalah risiko akibat
perubahan hubungan antara harga risk position dengan harga instrumen
yang digunakan untuk hedging atas posisi tersebut. Basis risk muncul
pada situasi dimana harga pasar underlying instrument berbeda-beda
untuk tiap-tiap jenis instrumen tetapi masing-masing memiliki keterkaitan.
Bank cenderung untuk melakukan hedging atas pergerakan harga secara
umum dan mengelola basis risk secara terpisah.
Dengan prediksi suku bunga akan turun, Bank A berupaya untuk membuat suku
bunga pinjaman tersebut menjadi suku bunga tetap (fixed rate). Bank A
kemudian melakukan transaksi interest rate swap dengan Bank B untuk
memperoleh bunga tetap LIBOR 6-bulan. Transaksi tersebut bertujuan untuk
offset antara bunga prime rate yang diterima dari pinjaman dengan bunga
LIBOR 6-bulan yang dibayarkan untuk transaksi swap. Bank A berkeyakinan
bahwa perbedaan antara suku bunga mengambang (floating rate) dapat
dikompensasikan dengan fixed rate sebagai hasil dari transaksi swap.
Hal tersebut akan menimbulkan basis risk karena perbedaan antara prime rate
dengan LIBOR 6-bulan akan berfluktuasi selama masa kontrak swap. Setiap
perubahan atas beda kedua tingkat suku bunga tersebut akam berpengaruh
pada pendapatan Bank A. Grafik di bawah menunjukkan hubungan antar kedua
tingkat suku bunga dalam jangka waktu 3 tahun:
Contoh Gambar 4.1 Perbedaan antara Prime rate dengan LIBOR 6-Bulan
% 3.50
3.00
2.50
2.00
2002 2003 2004 2005
4.3.1 Pendahuluan
Terdapat berbagai jenis Instrumen trading. Produk-produk yang lazim
dijumpai adalah merupakan instrumen utama yang diperdagangkan
secara global berdasarkan volumenya. Instrumen tersebut sering
disebut dengan istilah ‘produk vanilla’ karena merupakan instrumen
yang sederhana. Namun demikian untuk setiap produk standar memiliki
versi yang lebih kompleks sejalan dengan perkembangan produk-produk
baru untuk memenuhi permintaan nasabah. Untuk seluruh jenis
instrumen yang akan dibahas berikut ini diperdagangkan dalam valuta
utama yaitu USD, EUR, JPY dan GBP.
Pasar forward pada umumnya memilki maturity sampai dengan satu tahun
walaupun terdapat beberapa bank memberikan quote harga untuk periode
yang lebih lama. Transaksi forward valas menimbulkan risiko valas dan
risiko suku bunga. Hal ini disebabkan karena forward exchange rate
ditentukan berdasarkan tingkat bunga relatif antara dua valuta
dikombinasikan dengan spot exchange rate.
Swap valas
Swap valas adalah gabungan antara transaksi spot dan transaksi forward.
Kedua belah pihak secara bersamaan melakukan transaksi spot dengan
spot rate dan transaksi forward dengan forward rate untuk jumlah dan
valuta dasar yang sama. Perbendaan antara dua rate tersebut
menggambarkan perbedaan tingkat suku bunga antar dua valuta pada
periode transaksi. Swap valas menimbulkan risiko suku bunga. Contoh
berikut menjelaskan bagaimana transaksi valas dengan tanggal valuta
mendatang akan menimbulkan risiko valas.
Contoh Bank A dapat membeli USD dan menjual JPY untuk 90 hari mendatang pada
rate USD/JPY sebesar 99.5. Sebagai alternatif Bank A juga dapat membeli USD
spot date dengan rate sebesar 100.
Jika Bank A membeli USD 10 juta dan menjual JPY 1,000 juta untuk pengiriman
spot date dan mengambil posisi untuk hold untuk jangka waktu 90 hari, maka
Bank A harus meminjam JPY 1,000 juta dan meminjamkan USD 10 juta untuk
jangka waktu 90 hari
Jika rate USD adalah 3% dan rate JPY adalah 1%, maka perhitungan bunga
menjadi sbb:
Lanjutan contoh
Nilai tukar efektif sebesar 99.5 diperoleh dengan perhitungan posisi JPY dibagi
dengan posisi USD.
Ini adalah merupakan forward rate yang dapat diambil oleh bank dibandingkan
dengan jika bank melakukan transaksi spot digabung dengan pinjaman dan
simpanan.
Obligasi
Harga obligasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga umum dan kinerja
keuangan penerbit obligasi tersebut. Lembaga pemeringkat seperti
Moody’s Investor Service dan Standard & Poor’s menerbitkan berbagai
peringkat yang menunjukkan risiko kredit obligasi. Kisaran peringkat
tersebut dimulai dari AAA (penerbit obligasi sangat mampu membayar
bunga dan pokok) sampai dengan D (obligasi default). Seringkali
pemeringkatan semacam ini ini disebut sebagai peringkat kredit (credit
rating) obligasi. Obligasi menimbulkan risiko suku bunga dan risiko
spesifik. Sementara investor obligasi ‘non-vanila’ terekspos pada jenis
risiko lain yaitu risiko likuiditas.
Trading ekuitas
Trading ekuitas (equity trading) adalah jual beli saham perusahaan
yang terdaftar di bursa saham seluruh dunia. Saham biasa mewakili
kepemilikan sebuah perusahaan. Pemegang saham memiliki ekspektasi
untuk memperoleh pembayaran dividen yang diperoleh dari laba
perusahaan. Pemegang saham juga akan memperoleh gain dari
peningkatan nilai saham tersebut. Oleh karena itu semakin baik kinerja
perusahaan, semakin besar pula return yang diperlleh oleh pemegang
saham. Harga saham menunjukkan persepsi pasar terhadap nilai
perusahaan saat ini dan nilai dari proyeksi pendapat perusahaan
tersebut. Harga saham berfluktuasi sejalan dengan penyesuaian
penilaian pasar terhadap perusahaan tersebut berdasarkan informasi
yang diterima. Pemegang saham sebuah perusahaan akan terekspos
pada risiko ekuitas dan risiko spesifik.
Trading komoditas
Contoh fitur khusus tersebut dapat dilihat pada pasar minyak. Sebagai
tambahan dari minyak mentah (crude oil), beberapa produk hasil
refinery minyak mentah juga diperdagangkan di pasar minyak dan
masing-masing produk tambahan tersebut memiliki harga dan pasar
tersendiri. Lokasi juga merupakan faktor penting dalam perdagangan
Salah satu jenis derivatif yang terpenting adalah kontrak future (futures
contract). Kontrak tersebut diperdagangkan melalui bursa yang bertindak
sebagai clearing house bagi semua counterparty. Hal ini berarti bank tidak
terekspos pada risiko kredit terhadap beberapa counterpary, tetapi hanya
terbatas dengan bursa tersebut. Kontrak future membentuk posisi
berdasarkan instrumen underlying pada tanggal tertentu di kemudian hari.
Kontrak future tersedia untuk sebagian besar instrumen cash dari obligasi
hingga komoditas.
F exchange traded
F jumlah tetap untuk tiap kontrak (fixed amount per contract)
F tanggal tetap untuk delivery (fixed dates for delivery)
Contoh Sebuah obligasi future yang diperdagangkan untuk delivery pada bulan
Desember 2005 akan menggunakan dasar harga forward dari obligasi
underlying untuk delivery date pada bulan Desember.
Jika buyer memegang posisi tersebut sampai dengan delivery date, maka seller
berkewajiban men-deliver obligasi sesuai dengan spesifikasi kontrak kepada
buyer. Dalam prakteknya delivery secara fisik jarang terjadi. Hal ini dikarenakan
cash settlement dilakukan untuk perbedaan yang timbul antara harga kontrak
awal future dengan harga pada saat delivery date.
Swap bunga
Swap bunga (interest rate swaps) adalah derivatif OTC yang
memungkinkan bank dan nasabah untuk memperoleh suku buka jangka
panjang tanpa harus menggunakan dana jangka panjang. Risiko kredit dan
persyaratan likuiditas merupakan kendala utama bagi bank untuk
menyediakan dana jangka panjang bagi nasabah. Sebaliknya, banyak
nasabah yang memiliki proyek jangka panjang yang memerlukan
pendanaan jangka panjang dengan bunga tetap (fixed rate). Swap bunga
menyediakan solusi dengan memberikan kemungkinan bagi kedua belah
pihak untuk swap bunga tanpa harus melakukan swap pokok pinjaman.
Swap ’vanila’ memiliki bunga tetap yang di-swap dengan indeks floating
rate misalnya LIBOR 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Hal ini berarti semua
pihak sepakat untuk memperdagangkan perbedaan antara dua tingkat
bunga tersebut. Mengingat LIBOR selalu berubah maka net exchange
juga akan berbeda dari waktu ke waktu.
Contoh PT XYZ memperoleh pinjaman dari Bank A untuk jangka waktu 2 tahun dengan
suku bunga floating 6 bulan LIBOR. Perusahaan memprediksikan bahwa bunga
akan naik dalam jangka waktu dua tahun dan berniat untuk ‘lock’ pinjaman
menjadi bunga tetap (fixed rate). Namun demikian Bank A tidak dapat
memberikan bunga tetap kepada perusahaan tersebut. Kemudian PT XYZ
melakukan swap bunga dengan Bank B dan bersedia membayar bunga tetap
sebesar 5% kepada Bank B tiap 6 bulan atas jumlah yang sama dengan pokok
pinjaman. Bank B selanjutnya akan membayar suku bunga floating LIBOR tiap 6
bulan kepada perusahaan tersebut.
Gambar 4.2
Bank A
Swap valuta
Swap valuta (currency swap) memiliki fitur yang sama dengan swap
suku bunga, hanya saja terdapat flow bunga dalam valuta yang berbeda.
Produk ini digunakan untuk swap, misalnya, flow bunga dalam USD
menjadi EUR. Perbedaan utama antara swap bunga dengan swap valuta
adalah bahwa untuk swap valuta jumlah pokok diperdagangkan pada spot
rate. Swap valuta menimbulkan risiko suku bunga dalam dua valuta dan
risiko valas.
Option
Option contract memberikan hak kepada pembeli, namun bukan
kewajiban, sesuai kontrak underlying pada tingkat harga yang disepakati.
Dalam hal ini berarti transaksi underlying hanya akan dilaksanakan jika
rate dianggap menguntungkan bagi buyer. Penjual memiliki risiko open-
ended dalam kontrak tersebut dan menerima premi sebagai
kompensasinya. Kontrak option menimbulkan risiko baru diluar risiko
inherent pada instrumen underlying. Option dapat dibuat berdasarkan
hampir semua instrumen cash maupun derivatif. Bahkan terdapat kontrak
option berdasarkan option.
Contoh Sebuah perusahaan Jepang membutuhkan USD 10 juta dalam jangka waktu
tiga bulan jika perusahaan tersebut hendak membeli sebuah pabrik Amerika.
Perusahaan Jepang tersebut tidak bersedia membuat komitmen untuk membeli
sebesar USD 10 juta tetapi memerlukan perlindungan atas kemungkinan
menguatnya USD sehingga perusahaan Jepang tersebut memutuksan untuk
membeli option.
Gambar 4.3 memberikan ilustrasi berapa variasi harga pabrik dalam JPY tanpa
kontrak option. Gambar tersebut menunjukkan bahwa perusahaan akan
mengalami kerugian JPY 100 juta jika spot rate bergerak naik ke 110.
150
100
JPY (m)
50
0
90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110
-50
-100
-150
Spot rate
Perusahaan tersebut membeli European USD call option dengan expiry date
tiga bulan mendatang dengan strike price 100 terhadap JPY. Harga spot
USD/JPY adalah 100. Premi option sebesar JPY 30 juta
Pada saat expiry date perusahaan setuju untuk membeli pabrik tersebut dan
membutuhkan USD dengan menjual JPY. Spot rate bergerak menjadi 108 dan
perusahaan melakukan exercise atas option tersebut dan membeli USD dari
seller pada strike price sebesar 100. Jika spot rate bergerak turun dibawah 100
maka perusahaan akan membiarkan option tersebut sampai dengan expiry date
dan membeli USD di pasar dengan rate yang lebih rendah.
Kemungkinan hasilnya dapat dilihat di Gambar 4.4. yang menunjukkan jika spot
rate turun hingga 90 maka perusahaan akan save sebesar JPY 70 juta.
Lanjutan contoh Gambar 4.4 Kemungkinan hasil jika terjadi pembelian pabrik
80
60
40
JPY (m)
20
0
90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110
-20
-40
Spot rate
Jika pembelian pabrik tidak terjadi, perusahaan tersebut masih memiliki option.
Gambar 4.5. menunjukkan kemungkinan nilai option untuk berbagai spot rate
pada expiry date. Jika rate turun pada expiry date maka perusahaan akan
mengalami kerugian pembayaran premi. Jika rate naik lebih dari 103 maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan.
80
60
40
JPY (m)
20
0
90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110
-20
-40
Spot rate
4.4.1 Pricing
Salah satu pengendalian penting yang dimiliki oleh bank dalam mengelola
operasional trading adalah dengan memastikan bahwa posisi trading open
dinilai harian menggunakan harga pasar terkini. Proses penilaian kembali
posisi menggunakan harga pasar dikenal dengan istilah ‘marking-to-market’.
Untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan untuk melakukan penilaian
Input yang digunakan untuk model yang telah kita simplifikasi ini adalah
tingkat bunga pasar untuk periode tertentu. Periode tersebut adalah 1, 2,
3, 6, dan 12 bulan serta 2, 3, 5 dan 10 tahun. Grafik dibawah ini
menunjukkan bentuk kurva tersebut:
Rates
8
7.5
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
1m 2m 3m 6m 12m 2y 3y 5y 10y
Maturity
tanggal lainnya harus dihitung dari input rates. Proses ini dikenal dengan
istilah ‘interpolasi’.
Nilai dari produk yang berkaitan dengan tingkat bunga (interest rate-related
products) serta produk dengan aliran kas pada waktu mendatang bersifat
sensitif terhadap perubahan pada yield curve. Sebuah nilai dari produk
tertentu kemungkinan sensitif terhadap perubahan satu atau lebih tingkat
bunga pada yield curve tergantung pada maturity dan karakteristik finansial
dari instrumen tersebut.
Nilai tukar forward valas dihitung dengan menyesuaikan spot rate terkini
dengan forward margin terkait. Approximate margin dapat dihitung
dengan menggunakan formula:
Contoh USD/JPY merupakan quote yang digunakan untuk menunjukkan harga JPY per
1 USD. Hal ini berarti JPY merupakan valuta asing dan USD sebagai valuta
dasar.
Asumsi:
4.4.4 Option
Penentuan harga option merupakan topik rumit yang berada di luar
cakupan Program Sertifikasi. Penjelasan berikut telah disederhanakan
F tingkat strike price relatif terhadap harga pasar saat ini. Jika strike
price tersebut sama dengan harga pasar saat ini, option tersebut
memiliki peluang sebesar 50% akan bernilai saat jatuh tempo,
karena dianggap terdapat kemungkinan yang sama nilai tukar dapat
naik atau turun
F waktu sebelum jatuh tempo. Makin panjang waktu sebelum jatuh
tempo maka makin tinggi preminya karena option memiliki lebih
banyak waktu untuk menjadi bernilai
F suku bunga yang berlaku pada saat jatuh tempo
F besar-kecilnya volatilitas (gejolak) harga pasar. Makin bergejolak
harganya maka preminya makin tinggi.
Exchange
rate
115
110
105
100
95
90
85
0 2 4 6 8 10 12
Months
Strike price dan waktu jatuh tempo dipilih oleh pembeli option. Volatilitas
adalah ukuran statistik yang dapat diperoleh dari pergerakan harga
Annual
volatility
10.60
10.20
9.80
9.40
9.00
1 week 1 month 3 months 6 months 1 year 2 years
Option maturity
Pada umumnya proses ini adalah proses yang dilakukan setiap hari
dimana sebuah unit kerja yang independen terhadap trader, akan
mendapatkan dan mem-verifikasi harga pasar untuk semua instrumen
yang ada dalam trading book. Untuk pasar dimana perdagangan
dilakukan secara langsung dengan counterparty, closing price akan
diperoleh dari broker yang aktif dalam pasar. Broker bersifat independen
dari bank, dan karena sifat pekerjaannya broker akan mengetahui harga
pasar saat ini.
Beberapa harga dapat diperoleh dari tingkat suku bunga resmi yang
ditetapkan secara harian. Sebagai contoh adalah penetapan suku bunga
harian LIBOR oleh British Bankers’ Association di London. Suku bunga
ini digunakan untuk menyelesaikan berbagai kontrak derivatif dan juga
untuk analisa historis. ‘Penetapan’ resmi terjadi juga di banyak pusat-
pusat keuangan dunia untuk jenis suku bunga berbeda-beda.
Nilai saat ini dari sebuah transaksi dapat digunakan untuk berbagai
keperluan sebagai berikut:
F risiko tingkat suku bunga dalam banking book, yaitu risiko pasar
yang paling umum dalam pembukuan perbankan
F risiko likuiditas, dan
F manajemen modal.
Pada umumnya ALM memiliki sasaran utama mengelola risiko tingkat suku
bunga dalam neraca bank dan memastikan bahwa risiko tingkat suku
bunga yang melekat pada bisnis bank tidak mengganggu kestabilan aliran
pendapatan bank.
Risiko suku bunga dalam banking book pada umumnya terjadi akibat
bisnis yang dilaksanakan sebuah bank dengan para nasabah korporasi
dan ritel-nya.
Contoh Bank H menawarkan mortgage dengan suku bunga tetap setiap lima tahun
kepada nasabah ritel-nya. Dengan tawaran tersebut, nasabah menikmati
mortgage dengan suku bunga pembayaran kembali yang tetap untuk periode
tertentu sehingga program inipun kemudian menjadi populer.
Bank H tidak menerima deposito nasabah dengan termin yang sama karena
kebanyakan depositonya hanya memiliki jatuh tempo yang sangat singkat.
Sebagai contoh, deposito yang dapat dicairkan atas permintaan atau setelah
pemberitahuan 30 hari adalah produk deposito yang paling umum di bank ini.
Akibatnya bank membayarkan suku bunga pasar satu bulan untuk deposito ini.
Dengan kondisi di atas, Bank H menjalankan bisnis yang memiliki risiko tingkat
suku bunga yang besar. Bank tersebut menerima bunga tetap lima tahun dari
para nasabah mortgagenya dan membayarkan bunga satu bulan kepada para
deposannya. Jika tingkat suku bunga naik di atas yield curve, bank harus
membayar lebih banyak bagi para deposannya di dalam periode maksimal 30
hari, tetapi tidak dapat menaikkan semua bunga mortgagenya hingga lima
tahun, kecuali treasury Bank H mengelola risiko ini dalam pasar keuangan
wholesale.
Biaya yang timbul bagi Bank H akan tergantung pada waktu yang diperlukan
untuk melakukan repricing atas mortgage. Misalnya, kredit yang diberikan bank
sudah berjalan empat tahun dan 364 hari dan bank hanya perlu menunggu satu
hari untuk menaikkan suku bunga. Tetapi, ada kemungkinan bank baru saja
kemarin memberikan kredit sehingga harus menunggu empat tahun dan 364
hari lagi untuk dapat menaikkan suku bunga atas kredit tersebut.
Contoh Risiko pasar banking book – American savings and loan associations
Hingga tahun 1980-an asosiasi tersebut merupakan asosiasi yang dimiliki oleh
para anggotanya, tetapi akibat bencana risiko pasar banking book (dijelaskan di
bawah) yang menimpa industri itu, kini sebagian besar asosiasi-asosiasi dimiliki
oleh pemerintah federal atau pemegang saham.
Pertama, dana dikeluarkan untuk membeli properti dengan harga di atas harga
pasar. Saat semua ini jatuh, jaminan atas sebagian mortgage menjadi tidak
bernilai. Kedua, walaupun tingkat suku bunga atas sebagian mortgage
merupakan suku bunga tetap, kurangnya klausul cost recovery atas pelunasan
dipercepat membuat para peminjam mampu mendanai kembali mortgagenya
dengan biaya yang lebih rendah saat tingkat suku bunga mulai turun. Namun
demikian, sebagian besar S&L masih terikat peminjaman dengan suku bunga
lebih tinggi dan tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka dari pasar
wholesale tanpa memberikan kompensasi kepada pemberi pinjaman.
Posisi mis-match yang terjadi karena adanya pemberian kredit dengan bunga
rendah sementara asosiasi terikat pada pinjaman dengan bunga yang lebih
tinggi menyebabkan banyak S&L jatuh dengan kerugian mencapai miliaran
dolar.
Risiko tingkat suku bunga dalam banking book tidak dicakup secara rinci
dalam Basel II Accord. Namun pada bulan Juli 2004, sebulan setelah
Basel Committee menerbitkan “International Convergence of Capital
Measurement and Capital Standards: a Revised Framework”, Basel
Committe menerbitkan "Principles for the Management and Supervision
of Interest Rate Risk”. Sebagaimana tersirat dalam judulnya, dokumen
tersebut membahas manajemen risiko tingkat suku bunga termasuk
yang ada dalam banking book.
F laba saat ini dan saat yang akan datang dari operasi di luar negeri
bisa bergejolak saat ditranslasikan ke dalam mata uang domestik
karena perubahan dalam nilai tukar
F modal mata uang domestik yang dialokasikan pada operasi luar
negeri mendukung struktur aktiva mata uang asing. Ini dapat
mengakibatkan gejolak pada rasio modal terhadap aktiva saat nilai
tukar berubah.
Contoh soal
Ringkasan
Bab ini telah membahas sejumlah konsep penting dan isu yang terkait
dengan sifat risiko pasar dan risiko treasury. Pembaca disarankan
mempelajari kembali ringkasan ini sebelum melanjutkan pada materi
berikutnya.
Kegiatan trading
F Strategi trading yang memiliki tingkat risiko pasar terendah adalah
“matched book”.
F Strategi kedua adalah menjaga posisi trading melalui transaksi
hedging dengan diskresi (discretion) tertentu yang diberikan kepada
trading desk
F market maker akan meng-quote harga beli/jual instrumen keuangan
kepada nasabah atau bank lain dan kemudian
memperdagangkannya pada harga tertentu, baik jual maupun beli,
kepada counterparty.
F Untuk mencegah risiko posisi mereka, trader akan mengambil posisi
dalam instrumen berbeda. Instrumen itu bisa memiliki karakteristik
berbeda, tetapi perubahan dalam nilai pasarnya akan mencerminkan
karakteristik transaksi aslinya.
F Hedging menawarkan beberapa keunggulan namun demikian
memerlukan pengelolaan yang cermat mengingat instrumen hedging
tidak identik dengan transaksi awal. Pada umumnya hal tersebut
akan menimbulkan residual risk yang perlu diukur dan dikontrol
dengan baik.
F Peluncuran produk baru memerlukan persetujuan dari seluruh unit
kerja yang terkait didalamnya.
Instrumen perdagangan
F Transaksi spot valuta asing menimbulkan risiko nilai tukar. Transaksi
forward valuta asing menimbulkan risiko nilai tukar dan risiko suku
bunga. Transaksi swap valuta asing menimbulkan risiko suku bunga.
F Pinjaman dan deposito menghasilkan risiko tingkat suku bunga.
F Obligasi ‘vanila’ menghasilkan risiko tingkat suku bunga.
F Posisi saham menghasilkan risiko ekuitas umum dan risiko spesifik.
F Posisi komoditas menghasilkan risiko komoditas dan posisi
berjangka memiliki tambahan risiko tingkat suku bunga
F Swap suku bunga menghasilkan risiko tingkat suku bunga.
F Swap valuta menghasilkan risiko nilai tukar dan risiko tingkat suku
bunga.
F Forward rate agreement menghasilkan risiko tingkat suku bunga.
F Option menghasilkan risiko inheren pada instrumen underlying yang
harus diserahkan jika option tersebut dieksekusi. Selain itu, option
memiliki risiko volatilitas dan risiko tingkat suku bunga karena
tanggal penyerahan mendatang dari instrumen underlying.