Anda di halaman 1dari 11

Alifia Revi Bestari - 1401142333

System
Analysis
Design

Metodologi dalam
pengembangan sistem.

1. Metodologi dalam pengembangan sistem


1.1 SDLC
System Development Life Cycle atau yang biasa kita
kenal dengan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis
sistem untuk mengembangkan sistem informasi mulai dari
perencanaan, penentuan kebutuhan, perancangan, validasi,
sampai pelatihan, dan penyerahan kepada konsumen.
SDLC merupakan alur kerja baku yang biasa dipakai oleh
perusahaan-perusahaan vendor software dalam mengembangkan
software aplikasi produksinya. SDLC tidak hanya penting untuk
proses maintenance software itu sendiri.
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer
dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain
SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental,
bulid & fix, dan synchronize & stabilize. Untuk model waterfall
memerlukan waktu cukup panjang apabila menggunakan SDLC.
Karena apabila pekerjaan pada tahap satu belum selesai maka ia
tidak akan beralih ke tahap dua, ini adalah salah satu kelemahan
menggunakan SDLC.

SDLC model waterfall

Kemudian secara garis besar SDLC dibagi menjadi 5 fase, yaitu:


1) Planning
2) Analysis

3) Design
4) Implementation

5) Support
7)

6)

Sedangkan pada perkuliahan System Analysis Design fase

yang diketahui lebih rinci, yaitu 7 fase pada SDLC dan aktivitas
yang dikerjakan:
1) Identifying
8)
Memulai
kebutuhan

atau

dengan
peluang

sponsor
dan

mengidentifikasi

kesempatan.

Konsep

proposal dibuat.
2) Determining
9)
Mendefinisikan sistem yang akan dikembangkan.
Dan membuat manajemen proyek.
3) Analyzing
10)
Mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan

informasi

terkait dengan sistem yang akan dibangun.


4) Designing
11)
Mendesain tecnical architecture, dan mendesain
model.
5) Developing
12)
Membuat technical architecture, menulis program;
create database
6) Testing and Maintaining
13)
Melakukan berbagai testing terkait dengan sistem
baru.
7) Implementing and Evaluating
14)
Menyiapkan production, documentation, konversi
sistem. Membangun helpdesk (layanan bantuan). Dan
pemeliharaan berkala.
15)
16)
17)
1.2 The Agile
18)

Agile Development Methods adalah sekelompok

metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan


pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem
jangka

pendek

yang

memerlukan

adaptasi

cepat

dari

pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Agile


development methods merupakan salah satu dari Metodologi
pengembangan

perangkat

lunak yang

digunakan

dalam

pengembangan perangkat lunak. Agile memiliki pengertian


bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, dan waspada. Sehingga
saat membuat perangkat lunak dengan menggunakan agile
development methods diperlukan inovasi dan responsibiliti yang
baik antara tim pengembang dan klien agar kualitas dari
perangkat lunak yang dihasilkan bagus dan kelincahan dari tim
seimbang.
19)

The Agile Approach, ada 3 pendekatan dalam

metode Agile; Berdasarkan Nilai (Value), Prinsip (Principles), dan


Praktik Inti (Core Practices).
-

Agile Values
- Communication
20)
Tugas utama developer dalam membangun suatu
sistem

perangkat

lunak

adalah

mengkomunikasikan

kebutuhan sistem kepada pengembang perangkat lunak.


Developer didampingi oleh pihak klien dalam melakukan
coding dan unit testing sehingga klien bisa terlibat langsung
dalam

pemrograman

developer.

Tujuannya

sambil
untuk

berkomunikasi
memberikan

dengan

pandangan

developer sesuai dengan pandangan pengguna sistem.


21)
Simplicity
22)
Perbedaan metode ini dengan metodologi
pengembangan sistem konvensional lainnya terletak pada
proses desain dan coding yang terfokus pada kebutuhan
saat ini daripada kebutuhan esok, seminggu lagi, atau
sebulan lagi. Lebih baik melakukan hal yang sederhana

dan mengembangkannya besok jika diperlukan.


23)
Feedback

24)

Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemajuan dari

proses dan kualitas dari aplikasi yang dibangun. Informasi


ini harus dikumpulkan setiap interval waktu yang singkat
secara konsisten. Ini dimaksudkan agar hal-hal yang
menjadi masalah dalam proses penegmbangan dapat
diketahui sedini mungkin. Setiap feedback ditanggapi

dengan melakukan unit tes.


25)
Courage
26)
Berani mencoba ide baru. Berani mengerjakan
kembali dan setiap kali kesalahan ditemukan, langsung
diperbaiki. Contoh dari courage adalah komitmen untuk
selalu melakukan design dan coding untuk saat ini dan

bukan untuk esok.


27)
1.3 Object Oriented
28)
Object-Oriented Analysis and Design ( Analisis
berorientasi objek dan Desain ) adalah Metodologi berorientasi
objek dikembangkan berdasarkan pada kurangnya sinergi antara
pendekatan

proses-berpusat

dan

data-berpusat

di

SDLC.

Dekomposisi sistem menjadi serangkaian proses (proses sentris)


atau data (data sentris) tidak dapat dengan mudah diperoleh,
karena kedua aspek yang erat terkait satu sama lain. Hal ini sulit
untuk mengembangkan sistem dengan memfokuskan terutama
hanya untuk satu aspek. Akibatnya, sistem yang dihasilkan
cenderung diperpanjang hanya dalam satu dunia.Sebuah sistem
proses yang dikembangkan sentris tidak dapat dengan mudah
diperpanjang ketika ada perubahan dalam jenis data dalam
sistem. Masalah seperti ini juga ada dalam sistem sentris data
yang dikembangkan.
29)
OO masalah metodologi terurai menjadi obyek.
Objek dianggap sebagai bagian dari sistem yang mengandung
baik proses dan data, sebuah objek dapat melakukan beberapa
kegiatan / proses (dipetakan sebagai metode objek), sebuah
objek juga mungkin memiliki negara (dipetakan sebagai atribut

objek). Dengan cara ini, pengembang akan fokus pada entitas


dalam sistem yang benar-benar proses dan membawa data,
daripada fokus terutama hanya untuk satu aspek. OO berbasis
pengembangan sistem ekstensif menggunakan alat yang disebut
UML (Unified Modeling Language), yang merupakan set standar
dalam diagram dan pemodelan teknik diciptakan oleh tiga juara
OO, Grady Booch, Ivar Jacobson, dan James Rumbaugh, ketika
mereka bekerja bersama dalam Rasional perangkat lunak. Pada
tahun 1997 diusulkan untuk UML dan diterima oleh Object
Management Group (OMG)sebagai notasi diagram standar dalam
pengembangan berorientasi objek sistem.

30)
2. Kelebihan dan Kekurangan Metodologi diatas.
2.1) SDLC
31) + Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai
pedoman mengembangkan sistem
32) + Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena
sistem dianalisis dan dirancang secara keseluruhan sebelum
diimplementasikan
-

Hasil dari SDLC tergantung pada hasil analisis, sehingga jika


terdapat kesalahan di tahap analisis akan terbawa terus ke

hasil sistem yang kurang memuaskan.


Dibutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan metode

yang lainnya
Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkannya
karena sebuah sistem harus dikembangkan sampai selesai
terlebih dahulu.

2.2) The Agile


33)

82% Menambah produktivitas tim.

34)

77% Menambah kualitas perangkat lunak.

35)

78% Menambah kepuasan klien.

36)

37% Menghemat biaya.

37)

Meningkatkan kepuasan kepada klien.

38) +

Dapat melakukan review pelanggan mengenai software

yang dibuat lebih awal.


39) +

Pembangunan system dibuat lebih cepat.

Agile tidak akan berjalan dengan baik jika komitmen tim

kurang.
Tidak cocok dalam skala tim yang besar (>20 orang).
Perkiraan waktu release dan harga perangkat lunak sulit

ditentukan.
2.3) Object Oriented
+ Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah
digunakan dalam pembangunan sistem
+ Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis,
sehingga meningkatkan komunikasi antar user dan developer
dari awal hingga akhir pembangunan sistem
+ Analisis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang
dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi
+ Maintainability,
yaitu
tingkat
kemudahan
dalam
mengakomodasi perubahan-perubahan
+ Reusability, kemampuan untuk bisa digunakan kembali
-

sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.


Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simpel
Lebih fokus pada coding dibandingkan dengan SSAD
Tidak menekankan kinerja tim
Tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang

dibutuhkan sistem
Seringkali pemrograman berorientasi obyek digunakan untuk
melakukan analisis terhadap fungsional site, sementara
metode

OOAD

tidak

berbasis

pada

3. Penggunaan masing-masing metodologi


3.1 SDLC
40)
Penggunaan SDLC adalah ketika:

fungsional

sistem

Sistem

telah

dikembangkan

dan

menggunakan SDLC
Pentingnya mendokumentasikan setiap tahap
Rasa nyaman dan aman pada manajemen tingkat atas

ketika menggunakan SDLC


Adanya
sumber
daya

menyelesaikannya menggunakan SDLC


Menyadari pentingnya komunikasi untuk menyelesaikan

yang

didokumentasikan

memadai

untuk

sistem baru
3.2 The Agile
41)
Penggunaan The Agile adalah ketika:
- Adanya proyek yg berhasil yang metodenya menggunakan
-

The Agile
Aplikasi yang perlu dikembangkan dengan cepat dalam

menanggapi lingkungan yang dinamis


- Pelanggan puas tanpa harus ada tambahan perbaikan
3.3 Object-Oriented
42)
Penggunaan Object-Oriented adalah ketika:
- Organisasi yang mendukung adanya pengetahuan
-

mengenai UML
Sistem dapat ditambahkan secara bertahap, satu sub-

sistem pada satu waktu


Kemungkinan adanya penggunaan ulang dari software

yang telah ditulis sebelumnya


43)
4. Agile Modeling dan Prototyping
4.1 Agile Modeling (bagian dari The Agile)
44)Dalam situasi pembangunan software harus membangun
sistem

bisnis

kompleksitas

yang
sistem

besar
harus

dan

penting.

dimodelkan

Jangkauan
sehingga

dan
dapat

dimengerti, masalah dapat dibagi menjadi lebih kecil dan kualitas


dapat dijaga pada tiap langkah pembangunan software.
45)Agile Modeling adalah suatu metodologi yang praktis untuk
dokumentasi dan pemodelan system software. Agile Modeling
adalah kumpulan nilai-nilai, prinsip dan praktik-praktik untuk
memodelkan software agar dapat diaplikasikan pada software
development proyek secara efektif.
46)Prinsip dalam Agile Modeling:

4.2

Membuat model dengan tujuan: tentukan tujuan sebelum

membuat model
Menggunakan multiple models: tiap model mewakili aspek

yang berbeda dari model lain.


Travel light: simpan model-model yang bersifat jangka panjang

saja
Isi lebih penting daripada penampilan: modeling menyajikan

informasi kepada audiens yang tepat


Memahami model dan alat yang digunakan untuk membuat

software
Prototyping (bagian dari SDLC)
47)
Prototyping

merupakan

salah

satu

metode

pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan


metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi
seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang
di kehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja
yang dikeluarkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang
dibutuhkan.

Sebaliknya

disisi

pengembang

kurang

memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi


dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.
Untuk

mengatasi

ketidakserasian

antara

pelanggan

dan

pengembang , maka harus dibutuhkan kerjasama yanga baik


diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui
dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan

segi-segi

teknis

dan

pelanggan

akan

mengetahui proses-proses dalam menyelasaikan sistem yang


diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai
dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci
agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan
mendefinisikan

aturan-aturan

main

pada

saat

awal,

yaitu

pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype


dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan
dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual

direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah


ditentukan.
48)

Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai

berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
49)
Pelanggan dan
mendefinisikan

format

pengembang
seluruh

bersama-sama

perangkat

lunak,

mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar


sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
50)
Membangun
prototyping

dengan

membuat

perancangan sementara yang berfokuspada penyajian


kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan
formatoutput)
3. Evaluasi protoptyping
51)
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4
akan

diambil.Jika

tidak

prototyping

direvisi

dengan

mengulangi langkah 1, 2 , dan 3.


4. Mengkodekan sistem
52)
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai
5. Menguji sistem
53)
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat
lunak yang siap pakai, harus di tes dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box,
Black Box,Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem
54)
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah
jadi sudah sesuai dengan yangdiharapkan . Jika ya,
langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5. 7.
Menggunakan sistemPerangkat lunak yang telah diuji dan
diterima pelanggan siap untuk digunakan .

55)
-

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Diah, 2013 kelebihan dan kekurangan sdlc


56) http://diahayuarista12.blogspot.co.id/2013/05/kelebihandan-kekurangan-sdlc.html
larasati, 2012 SDLC
57) http://miqume-larassati.blogspot.co.id/2012/11/systemdevelopment-life-cycle-sdlc.html
wikipedia, 2014 agile development methods
58) https://id.wikipedia.org/wiki/Agile_Development_Methods
wikipedia, 2015 pemrograman berorientasi objek
59) https://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_berorientasi_o

bjek
jelajahinternet, 2014 konsep object oriented
60) http://www.jelajahinternet.com/2014/10/penertian-

konsep-object-oriented-adala.html
dwijaantara, 2010, agile method
61) https://dwijaantara.wordpress.com/2010/10/25/agile-

method/
reynold, 2014, uml dan sdlc
62) http://onalenol.blogspot.co.id/2014/09/uml-dan-sdlc.html
hendri, 2007 object oriented analysis
63)https://rpl07.wordpress.com/2007/06/20/object-orientedanalysis-oleh-hendri-5105-100-162/
liwa, supriyanto, 2010 Perbandingan Metode Terstruktrur dan
Obyek Oriented Pada Pengembangan Sistem Informasi
64)https://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandinganmetode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangansistem-informasi/
65)
66)
67)
68)
69)

70)
71)

Anda mungkin juga menyukai