Anda di halaman 1dari 11

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MODUL 2

PROSES BISNIS SCM


TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan Proses Bisnis
Manajemen Rantai Pasok (C2)

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Menjelaskan (C2) mengenai Manajemen Rantai Pasok, Customer Relationship


Management, Customer Service Management, Demand Management, Order Fulfillment,
Manufacturing Flow Management, Supplier Relationship Management, Returns
Management, Product Development and Comercialization, Implementing Integrated SCM,
Supply Chain Management Framework: Elements and Key Decisions, dan Supply Chain
Management: Implementation

POKOK BAHASAN

Proses Bisnis Manajemen Rantai Pasok

SUB POKOK BAHASAN

1. Manajemen Rantai Pasok

2. Customer Relationship & Service Management

3. Demand Management

4. Order Fulfillment

5. Manufacturing Flow Management

6. Supplier Relationship Management

7. Returns Management

8. Product Development and Comercialization

9. Implementing Integrated SCM

i
10. Supply Chain Management Framework: Elements and Key Decisions

11. Supply Chain Management: Implementation

ii
PROSES BISNIS SCM

1. Pengantar SCM (Supply Chain Management)

E-business adalah sebuah ilmu untuk membawa proses kepada orang yang tepat dan
mengajak orang untuk tertarik pada produk itu sehingga membelinya.

Fungsi dari e-business yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi,
accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online
memegang peranan yang sangat penting pada e-business.

E-business dibagi menjadi 4 bagian:


 Customer Relationship Management (CRM): sistem kustomisasi real time yang
memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis
berdasarkan keinginan customer.
 Enterprise Resource Planning (ERP): sistem informasi pendukung e-business, yang
menyediakan berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM,
marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi
proses bisnis atau menyangkut hubungan dalam-internal perusahaan.
 Enterprise Aplication Program (EAI): merupakan konsep integrasi berbagai proses
bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. EAI
berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.
 Supply Chain Management (SCM): manajemen rantai supply secara otomatis
terkomputerisasi. SCM menyangkut hubungan antara perusahaan dengan supplier.

Supply chain management adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara
tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply
chain.

Apa yang dimaksud dengan Supply Chain?


 Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara
bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen
akhir.

1
 Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian
hulu) sampai retailer/toko (pada bagian hilir).

Fungsi SCM
 SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
menghantarkannya ke pemakai akhir
 SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai
supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut

Tujuan SCM adalah untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan resiko dalam
supply chain.

Supply Chain mencakup 3 bagian:

1. Upstream Supply Chain


Bagian ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan
manufaktur atau asembling) dan suppliernya, yang di dalamnya telah terbina suatu
hubungan/relasi.

2. Internal Supply Chain


Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam
mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu
material tersebut masuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut
didistribusikan, di luar perusahaan tersebut.

3. Downstream Supply Chain


Bagian ini mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada
customer akhir.

2. Manajemen Rantai Pasok

Rantai pasok atau supply chain didefinisikan sebagai jaringan global yang digunakan
untuk mengirimkan produk dan jasa dari bahan baku ke pelanggan akhir melalui aliran
informasi, distribusi fisik, dan uang (APICS Dictionary, 11 th ed.).

Gambar di bawah ini menunjukkan ilustrasi rantai pasok.

2
Gambar 1 Ilustrasi Rantai Pasok

Rantai pasok perlu dikelola agar dapat menghasilkan kinerja yang baik melalui
manajemen rantai pasok. Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management
(SCM) ini didefinisikan sebagai perancangan, perencanaan, eksekusi, pengendalian,
dan pemantauan aktivitas-aktivitas supply chain dengan tujuan untuk menciptakan net
value, membangun infrastruktur yang bersaing, leveraging maintenance logistics,
melakukan sinkronisasi pasokan dengan permintaan, dan mengukur kinerja secara
global (APICS).

Definisi SCM yang lain adalah:


“Supply Chain Management is the integration of key business processes from end user
through original suppliers that provides products, services, and information that add
value for customers and other stakeholders”.

Menurut definisi itu, terdapat delapan proses bisnis dalam SCM, yaitu: manajemen
hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan, manajemen permintaan,
pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur, manajemen hubungan pemasok,
pengembangan dan komersialisasi produk, dan returns management.

Di bawah ini diilustrasikan ruang lingkup SCM beserta proses-proses bisnis yang ada
di dalamnya.

3
Gambar 2 Proses-proses Bisnis dalam Rantai Pasok

Salah satu fenomena penting dalam rantai pasok adalah masalah amplifikasi
permintaan (demand amplification) atau bullwhip effect. Ke arah hulu dalam rantai
pasok, amplifikasi permintaan akan semakin meningkat pada setiap tingkatnya.

Amplifikasi ini disebabkan oleh adanya waktu tunda (delay time) dan ketidak-akuratan
data dan informasi. Waktu tunda mencakup penundaan untuk operasi penciptaan nilai
tambah (value-added) maupun penundaan karena idle.

Amplifikasi dan distorsi permintaan mengakibatkan tingkat produksi pada matarantai


pabrik seringkali berfluktuasi jauh lebih besar dibandingkan yang terjadi pada tingkat
penjualan aktual. Dengan adanya amplifikasi permintaan, pengaturan tingkat produksi
atau pasokan menjadi suatu masalah sulit. Pada kondisi ini, produksi dan persediaan
mengalami kelebihan (overshoot) dan kekurangan (undershoot) dari tingkat yang
seharusnya.

3. Customer Relationship & Service Management

Proses manajemen hubungan antara pelanggan dan layanan dimana dalam hal ini
menyediakan struktur tentang bagaimana mengelola, menjaga, dan memberikan
layanan terbaik kepada pelanggan sehingga hubungan dengan pelanggan semakin
terjalin baik.

4
Evaluasi kinerja dilakukan untuk menganalisis tingkat layanan yang diberikan kepada
pelanggan serta profitabilitas pelanggan.

Manajemen layanan pelanggan adalah wajah perusahaan kepada pelanggan. Ini


menjadi titik kontak utama untuk mengelola perjanjian produk/layanan.

Layanan pelanggan menyediakan satu sumber informasi pelanggan, seperti


ketersediaan produk, tanggal pengiriman, dan status pesanan.

4. Demand Management

Manajemen permintaan memerlukan proses penyeimbangan antara kebutuhan


pelanggan dengan kapabilitas pasokan perusahaan.

Bagian dari pengelolaan permintaan melibatkan upaya untuk menentukan apa dan
kapan pelanggan akan membeli.

Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data pelanggan point-of-sale


dan "kunci" untuk mengurangi ketidakpastian dan menyediakan aliran yang efisien di
seluruh rantai pasokan.

5. Order Fulfillment

Kunci untuk SCM yang efektif adalah memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
waktu pesanan serta produk yang sesuai dengan kondisi yang bagus. Pemenuhan
pesanan yang efektif membutuhkan integrasi dari manufaktur perusahaan, logistik dan
rencana pemasaran.

Desain dan pengoperasian jaringan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
dan kinerja sistem.

6. Manufacturing Flow Management

Perusahaan yang menggunakan make-to-stock tradisional:


 Proses manufaktur menghasilkan dan memasok produk ke saluran distribusi
berdasarkan prakiraan historis.
 Produk didorong melalui pabrik untuk memenuhi jadwal.
 Seringkali campuran produk yang salah dihasilkan.

5
Melalui SCM:
 Produk ditarik melalui pabrik berdasarkan kebutuhan pelanggan.
 Proses manufaktur harus fleksibel untuk merespon perubahan pasar.
 Perubahan dalam proses aliran manufaktur menyebabkan waktu siklus yang
lebih pendek yang berarti meningkatkan respons terhadap pelanggan.

Proses aliran manufaktur berkaitan dengan pembuatan produk dan menetapkan


fleksibilitas manufaktur yang diperlukan untuk melayani pasar sasaran. Aliran
manufaktur di tingkat operasional terlihat seperti manajemen operasi internal
perusahaan. Namun, karakteristik proses tertentu dirancang untuk mengintegrasikan
manajemen operasi internal dengan aktivitas dalam rantai pasokan.

7. Supplier Relationship Management

Mengelola hubungan dengan pemasok merupakan proses yang menentukan bagaimana


perusahaan berinteraksi dengan pemasoknya. Kemitraan jangka panjang
dikembangkan dengan sekelompok kecil pemasok inti.

Fungsi pembelian mengembangkan mekanisme komunikasi yang cepat seperti EDI


dan hubungan internet untuk mentransfer persyaratan dengan cepat. Hubungan
pemasok harus saling menguntungkan. Jika kedua belah pihak tidak mendapatkan
keuntungan dari hubungan tersebut, insentif untuk berada dalam hubungan tersebut
berkurang dan kemungkinan besar akan bubar.

8. Returns Management

Sementara banyak perusahaan mengabaikan proses pengembalian karena manajemen


tidak percaya itu penting, proses ini dapat membantu perusahaan dalam mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari sub proses ini, tim mengembangkan prosedur untuk menganalisis
tingkat pengembalian dan menelusuri kembali ke akar penyebab.

9. Product Development and Commercialization

Manajemen rantai pasok termasuk pada mengintegrasikan pelanggan dan pemasok ke


dalam proses pengembangan produk untuk mengurangi waktu ke pasar.

6
Sangat penting untuk memiliki orang yang tepat dari silo fungsional internal bersama
dengan pelanggan utama dan pemasok yang terlibat dalam pengembangan produk dan
proses komersialisasi.

10. Implementing Integrated SCM

Implementasi SCM meliputi:

- mengidentifikasi anggota rantai pasokan yang sangat penting untuk dihubungkan,

- proses yang akan dihubungkan dengan masing-masing anggota kunci ini,

- dan jenis/tingkat integrasi yang berlaku untuk setiap tautan proses.

Jika mekanisme koordinasi yang tepat tidak tersedia di berbagai fungsi, proses rantai
pasokan tidak akan efektif atau efisien.

11. Supply Chain Management Framework: Elements and Key Decisions

Gambar 3 Supply Chain Management Framework: Elements and Key Decisions

7
12. Supply Chain Management: Implementation

Gambar 4 Supply Chain Management Framework: Implementation

Sumber: Diadaptasi dari Douglas M. Lambert, Martha C. Cooper and Janus D. Pagh, "Supply Chain
Management: Implementation Issues and Research Opportunities,” The International Journal of Logistics
Management, Vol. 9, No. 2 (1998), p. 2.

Anda mungkin juga menyukai