Dosen Pembimbing :
Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
BANDUNG
2021
PENDAHULUAN
Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat
populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah industri untuk mampu
memproduksi barang ataupun jasa dengan biaya terjangkau (Low cost) , kualitas
produk tinggi (High quality) dan Lead time yang kecil, termasuk dalam goal dari
Toyota Production System atau lebih sering disebut dengan Lean manufacturing.
Banyak perusahaan manufaktur maupun industri kecil melakukan perubahan
sistem, baik fisik maupun budaya secara drastis dengan mengadopsi konsep Lean.
A. Lokasi Identifikasi
1. Muda
Muda adalah kegiatan atau proses yang tidak memiliki nilai tambah atau disebut
juga sebagai pemborosan atau waste. Dimana jenis waste nya adalah produk cacat
(Defective product), produksi berlebih (Overproduction), menunggu (Waiting),
Non-Utilized Talent, Transportation, Work in process (Inventory), gerakan yang
tidak efektif (Unnecessery motion), Extra Processing.
Berikut adalah beberapa Waste atau pemborosan di dalam proses produksi katalis
merah putih:
Pada proses pembuatan katalis merah putih ini, perlu adanya tahapan percetakan
katalis, dengan memperhatikan ukuran mesh, diameter serta ketebalan yang
akurat. Proses percetakan ini menggunakan mesin dan disebut sebagai mesin
extrude. Pada mesin Extrude ini, terdapat lubang dengan diameter yang telah
disesuaikan untuk menghasilkan adonan katalis merah putih yang masih basah.
Namun pada proses percetakannya terdapat defect dalam artian katalis yang keluar
dari mesin extrude ini, masih kurang dari diameter nya tidak sesuai dan
ketebalannya pun sangat tipis. Hal ini dikarenakan adonan yang akan dimasukan
ke mesin percetakan masih terlalu basah dan belum siap untuk dicetak. Adanya
defect ini akan menyebabkan pemborosan material, biaya produksi dan
pengecekan ulang (recheck atau rework) atau perbaikan produk (repair) sehingga
dapat dicetak kembali ke mesin extrude.
Waktu tunggu
Proses yang ideal adalah yang bisa berjalan dengan berkesinambungan tanpa
harus menunggu proses sebelumnya yang lebih lambat. Pada proses pembuatan
katalis merah putih, terdapat tahapan yaitu proses kalsinasi. Pada proses kalsinasi
ini yaitu produk katalis yang sudah di cetak dan masih basah dari output mesin
extrude, kemudian dikeringkan dan di kalsinasi menggunakan alat furnace untuk
menghilangkan kandungan karbon serta membentuk partikel atau produk katalis
yang kering dan tidak mudah rapuh. Namun pada proses kalsinasi ini, alat furnace
yang tersedia hanya ada dua, dan kapasitas isi satu furnace nya hanya mencapai ±
6 kg untuk melakukan proses kalsinasi, serta memakan waktu sebanyak sehari,
dari proses kalsinasi ini lah yang menyebabkan adanya pemborosan atau waste
pada waktu menunggu.
Inventory
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk keperluan produksi. Inventory ini harus diukur dan dikendalikan
agar sesuai dan tidak berlebihan, namun juga tidak kurang dari kebutuhan. Proses
pembuatan katalis ini melibatkan dua tahapan yang saling berkaitan, yaitu proses
kalsinasi dan proses pencetakan katalis, pada kasus ini proses kalsinasi yang
memakan waktu selama sehari dengan kapasitas isi furnace sebanyak ± 8kg
perhari nya dengan jumlah alat furnace hanya tersedia dua alat, menyebabkan
produk hasil pencetakandari alat extrude dalam bentuk adonan basah akan
mengantri dan menumpuk untuk melanjutkan proses selanjutnya yaitu proses
kalsinasi yang akan dimasukkan kedalam furnace, dikarenakan jumlah alat
furnace yang tersedia kurang.
Setiap pergerakan yang dilakukan didalam rantai produksi harus dijalankan sesuai
dengan fungsinya, tidak boleh ada pergerakan yang tidak efisien atau sia-sia.
Gerakan yang menjadi waste atau pemborosan sering terjadi pada proses
pembuatan katalis merah putih ini yang dilakukan oleh operator seperti gerakan
mencari alat loyang sebagai penampung hasil pencetakan alat extrude dikarenakan
loyang tidak tertata dengan rapih, serta adanya gerakan mencari alat atau tools
tambahan seperti alat gelas yang berceceran dan tidak rapih karena digunakan
pada proses pembuatan katalis nya. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan
mengenai pergerakan atau motion, dan salah satunya pada pergerakan operator
yang tidak memberikan nilai tambah untuk proses produksi katalis merah putih.
2. Mura
Mura adalah hal-hal yang tidak teratur, tidak seimbang dan tidak merata didalam
proses produksi. Kejadian yang termasuk kategori ini pada proses pembuatan
katalis merah putih ini :
C. Muri
Muri adalah beban yang berlebihan, hal ini bisa terjadi di seluruh sumber daya
perusahaan seperti : mesin, fasilitas dan pekerja. Kejadian yang termasuk pada
kategori ini pada proses pembuatan katalis merah putih yaitu :
Dengan menerapkan seluruh metode Muda, Mura dan Muri tersebut, maka proses
yang tidak memberi nilai tambah dapat dikurangi sehingga proses yang efektif
dan efisien dapat tercapai.
USULAN PERBAIKAN
Usulan solusi yang dapat kami berikan berdasarkan dari identifikasi Muda, Mura,
Muri diatas yaitu:
1. Defect waste
2. Waiting waste
4. Transportation waste
Bahan baku sementara dan barang jadi hendaknya disimpan di ruang terpisah,
maka dari itu hendaknya dilakukan perbaikan tata letak lantai produksi. Selain itu,
agar tidak terjadi proses yang berlebih bagian yang terkait harus melakukan
perencanaan ataupun penjadwalan produksi yang baik agar produk yang diproses
berjalan dengan lancar hingga proses pendistribusian.
Agar tidak terjadi pembebanan yang berlebihan terhadap sumber daya seharusnya
dilakukan analisis beban kerja kembali dengan memperhatikan output yang
dihasilkan setiap waktunya. Kemudian selain itu, jika sumber daya mesin maupun
operator yang ada masih kurang efektif terhadap output yang dihasilkan maka
dilakukan proses penambahan mesin atau pun operator.