Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Pemodelan
Sistem
Sistem dan Pemodelan Sistem

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fakultas Teknik Teknik Industri 190551005 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T.
01
Abstrak Kompetensi
Membahas mengenai pengertian Mahasiswa mampu menjelaskan
sistem dan bagaimana cara konsep pemodelan sebuah sistem
memodelkan sebuah sistem. nyata.
Sistem
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari sistem adalah perangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Dari
pengertian tersebut sistem merupakan kumpulan elemen yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut (Law, 1991) sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari entitas, seperti manusia atau mesin yang saling berinteraksi satu sama lain
sehingga menghasilkan suatu logika tertentu. Beberapa contoh sebuah sistem diantaranya
adalah sistem lalu lintas, sistem manufaktur, sistem pencernaan.
Pendapat lalin mengatakan sistem merupakan kumpulan elemen yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Blanchard, 1991). Sistem dibedakan menjadi dua
tipe yaitu, sistem diskrit dan sistem kontinyu. Dalam sistem diskrit perubahan keadaan
variabel dibedakan setiap titik waktu., sedangkan dalam sistem kontinyu perubahan
keadaan variabel mengikuti perubahan waktu.
Beberapa karakteristik dari sistem adalah:
 Sistem terdiri dari berbagai elemen yang membentuk satu kesatuan
 Adanya interaksi, saling ketergantungan dan Kerjasama antar elemen
 Sebuah sistem ada untuk mencapai tujuan tertentu
 Memiliki mekanisme / transformasi
 Memiliki lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem

Pada prinsipnya setiap sistem memiliki beberapa komponen, diantaranya adalah:


 Elemen adalah bagian dasar sistem yang membentuk sistem tersebut
 Atribut adalah sifat atau perwujudan yang dapat dilihat dari elemen. Atribut ini yang
membentuk ciri suatu sistem
 Relasi adalah keterkaitan antar elemen dan atribut
 Lingkungan adalah tempat dimana sistem berada.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Elemen-
elemen tersebut yang membentuk sebuah sistem. Penjelasan lebih lanjut mengenai elemen-
elemen tersebut adalah:
 Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), baik hanya satu atau terdiri dari banyak tujuan.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tujuan yang dibuat oleh satu sistem dengan
sistem yang lain pasti berbeda.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
 Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).
 Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk,
tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau
limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses
dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
 Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran
bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
 Batas
Pengertian dari batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar
sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau
kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan
keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh
pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja
batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku
sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat
mengurangi keterbatasan dana.
 Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan
balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa
berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan
sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan
supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang
menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan
hidup sistem.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
Contoh model sistem sederhana ditunjukan seperti pada gambar di bawah ini.

Tiap sistem dibentuk oleh elemen, tiap elemen dapat dipecah dalam elemen-elemen yang
lebih kecil. Dalam dua tingkat hirarki suatu sistem, sistem yang lebih rendah disebut
subsistem Contoh: sistem transportasi udara, subsistem-nya adalah: ruang pengendali,
peralatan, pesawat, terminal.
Model merupakan representasi dari sistem aktual. Simulasi merupakan bentuk imitasi dari
operasi-operasi dari kejadian dunia nyata atau sistem sepanjang waktu. Simulasi
memasukkan generasi dari history artifisial (buatan) dari sistem dan observasi untuk
menggambarkan karakteristik sistem riil.
Beberapa permasalahan yang muncul mengenai sistem diantaranya adalah untuk sistem
yang belum ada: strukturnya dirancang agar sesuai dengan tujuan yang
Diharapkan, hal ini disebut dengan sintesis sistem. Untuk sistem yang telah ada dengan
struktur yang diketahui: perilaku ditentukan pada basis struktur yang telah diketahui maka
dikenal sebagai analisis sistem. Untuk sistem yang sudah ada, tapi tidak diketahui
strukturnya: perilaku dan struktur sistem, maka dinamakan sebagai black box.

Pemodelan Sistem
Mempelajari suatu sistem, kadang-kadang memungkinkan seseorang melakukan experimen
dengan sistem itu sendiri. Tujuan dari pembelajaran sistem adalah memprediksikan
bagaimana suatu sistem akan bekerja sebelum sistem dibuat. Salah satu caranya adalah
dengan membuat prototipe (model) sistem dan mengujinya. Sebelum sistem dibuat selalu
didahului dengan pemodelan sistem tersebut. Beberapa tipe model ditunjukan oleh gambar
di bawah ini. Pengertian dari pemodelan sendiri merupakan proses membuat/membangun
sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
Beberapa alasan perlunya membuat sebuah model diantaranya adalah:
1. Sistem nyata terlalu kompleks / masih dalam bentuk hipotesis

Eksperimen langsung terlalu mahal / tidak praktis / tidak layak


2. Model merupakan representasi ideal dari suatu sistem untuk menjelaskan perilaku
system.

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah model diantaranya adalah:


 Mempunyai kegunaan, sebuah model yang baik harus mempunyai kegunaan dalam
pembuatannya.
 Sederhana, sebuah model dibuat untuk menggambarkan atau menyelesaikan
permasalahan yang kompleks sehingga harus dibuat sesederhana mungkin agar dapat
dipahami dan dimengerti oleh seluruh pihak.
 Mewakili persoalan, sebuah model yang dibuat terlalu luas akan menyulitkan pengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut dikarenakan model yang dibuat
tidak cukup untuk mewakili persoalan yang ada.

Beberapa kegunaan model, ditinjau dari:


 Segi akademik
Model berguna untuk menjelaskan fenomenaatau obyek-obyek (sebagai pengganti teori,
atau konfirmasi / koreksi terhadap teori yang sudah ada).
 Segi manajerial
Model sebagai alat Bantu / pendukung pengambil keputusan, komunikasi, belajar dan
memecahkan masalah.
Pengetahuan tentang model dapat dilengkapi beberapa aspek berikut:
1. Kriteria baik buruknya suatu model dapat diukur oleh pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah mengandung semua variabel yang relevan.
b. Cukup sederhana, baik dalam struktur dan suatu hubungan-hubungan yang ada antar
variabel-variabelnya.
2. Suatu model makin bermanfat bila:
a. Model memudahkan pengertian tentang sistem yang diwakilinya.
b. Pengetahuan tentang alternatif keputusan yang dapat diambil dan hasil keputusan itu
makin banyak / meningkat.
3. Jenis-jenisnya model berdasarkan teori keputusan, yaitu:
a. Model Matematik : model yang mewakili sebuah sistem secara simbol matematik.
b. Model Informasi : model yang mewakili sebuah sistem dalam wujud grafik / tabel.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
Karakteristik model yang baik (sebagai pencapaian tujuan pemodelan):
1. Mempunyai tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi derajat generalisasi suatu
model makin baik.
2. Mempunyai mekanisme yang transparan. Dalam memecahkan masalah sesorang bisa
menerangkan kembali tanpa ada yang disembunyikan.
3. Mempunyai potensi untuk dikembangkan. Mampu membangkitkan minat peneliti lain
untuk menyelidiki lebih lanjut.
4. Mempunyai kepekaan terhadap perubahan asumsi. Harus membangkitkan asumsi.
Prinsip Dasar Pengembangan Model:
1. Elaborasi (Perluasan)
Pendekatan mulai dari sederhana: dielaborasi sehingga model lebih representatif
Penyederhanaan: dengan sistem asumsi ketat.
2. Sinektik (ANALOGI)
Metode yang dibuat untuk mengembangkan pengenalan masalah-masalah secara analogis.
Perlu kemampuan kreatif yang tinggi
3. Iteratif (DINAMIK)
Pengembangan model bias dilakukan pengulangan atau peninjauan kembali (Iteratif).
4. Dinamis (Repetitif)

Model harus dilengkapi dengan pemilihan salah satu metodologi. Metodologi merupakan
suatu urutan proses dan prosedur yang disusun secara sistematik dan sebagai suatu
kesatuan yang akan menghasilkan sesuatu (solusi, keputusan, model, dll) yang telah
direncanakan untuk diperoleh.
Macam-macam metodologi antara lain:
a. Penelitian Operasional :
- Programa linier
- Programa dinamis
- Model persediaan, dll
b. Ekonometrik : Analisa ekonomi dengan menggunakan metode statistic.
c. Analytical Hierarchy Process.
d. System Dinamis, dll

Klasifikasi model berdasarkan:


1. Fungsi
 Model Deskriptif.
 Model Prediktif

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
 Model Normatif
2. Struktur
 Model Ikonis
 Model Analog
 Model Simbolik
3. Dimensi waktu
 Model Statis
 Model Dinamis
4. Tingkat Ketidakpastian
 Model Deterministik
 Model Probabilistik
 Model Konflik
 Model Tak Pasti (Uncertainty)
5. Derajat Generalisasi
 Model Umum
 Model Khusus / Spesifik
6. Lingkungan
 Model Terbuka
 Model Tertutup
7. Derajat Kuantifikasi
 Model Kualitatif
 Model Kuantitatif
8. Dimensi
 Model Dua Dimensi
 Model Multi Dimensi

Model Iconic
Model Iconic disebut juga sebagai model fisik statis, akan tampak seperti kejadian nyata.
Contohnya, ketika astronot AS dikirim ke luar angkasa, televisi di rumah dapat melihat apa
yang dilakukan astronot tersebut di ruang kapsul sebagai sebuah film. Dalam pembuatan
kapal, sebelum dibangun dibuat sebuah model dengan bentuk yang sama tapi dengan skala
ukuran lebih kecil.

Model Analog
Model Analog dilakukan seperti kejadian nyata, disebut juga dengan model fisik dinamis.
Contohnya, eksperimen di terowongan udara untuk menguji aerodinamis desain pesawat

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
atau mobil. Contoh lainnya, seperti tampak dalam gambar di bawah, tentang suspensi roda
mobil yaitu suspensi “shock breaker”.

Gambar di atas menggambarkan analogi sistem mekanik dan sistem elektrik. Gambar diatas
merepresentasikan sebuah massa yang merupakan subjek yang akan memberikan gaya
F(t) yang bervariasi terhadap waktu, sebuah pegas K akan berkontraksi dan shock breaker
akan bergerak secara proporsional menyesuaikan dengan kecepatan dan massa. Sistem
mekanik tersebut analog dengan sistem elektrik pada gambar disampingnya. Model elektrik
memperlihatkan adanya muatan (voltase) pada kondensor (penerima dan penyimpan
muatan listrik) yang beosilasi secara berlebihan. Untuk memprediksikan efek perubahan
pada shock breaker akan tampak pada performa mobil, jika diperlukan merubah nilai
resistansi atau kondensor dalam jaringan elektrik untuk menyerap efek dari tegangan yang
bervariasi.

Model matematik dibagi lagi kedalam beberapa jenis model, yaitu model statik dan dinamik
seperti ditunjukan oleh gambar berikut.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
Model Statis Matematis
Model statis memberikan relasi antara atribut sistem ketika sistem dalam keadaan
seimbang. Jika titik kesetimbangan diubah dengan memberikan nilai lain pada atribut
sistem, model akan memberikan nilai baru untuk semua atribut yang diderifasikan tetapi
tidak memperlihatkan cara bagaimana nilai baru tersebut diperoleh. Contoh: model
permintaan dan penawaran pasar. Permintaan untuk suatu komoditi akan rendah ketika
harga tinggi, dan akan naik jika harga turun.

Secara matematis model pada gambar di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Q = a – bP
S = c/dP
S=Q

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id
Permintaan akan turun jika penawaran dan harga naik, b dan d adalah koefisien bernilai
positif, koefisien a juga harus positif. Keseimbangan harga pasar dirumuskan dengan: P =
(a-c)/(b+d).

Model Matematis Dinamis


Model matematis dinamis memungkinkan perubahan atribut sistem untuk diderivasikan
sebagai fungsi waktu. Derivasi dapat dibuat dengan sebuah solusi analitik atau dengan
komputasi numeris tergantung pada kompleksitas model.

Beberapa prinsip-prinsip dalam pemodelan sistem diantaranya adalah:


 Block building (membangun blok)
 Relevance (Relevansi)
 Accuracy (akurasi)
 Aggregation (Pengumpulan koleksi)

Daftar Pustaka

[1] Daellenbach, Hans G., McNickle, Donald C., Management Science Decision Making
Through System Thinking, Palgrave Macmillan, 2005.
[2] Ristono, Agus., Pemodelan Sistem, Graha Ilmu, 2011.

‘20 Pemodelan Sistem Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai