Anda di halaman 1dari 10

ORBITH VOL. 10 NO.

1 MARET 2014 : 95 – 104

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG


DARI ASPEK BIAYA
Oleh : Parhadi
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto SH. Tembalang Semarang 50275

Abstrak
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan untuk membangun atau mendirikan suatu bangunan
pada lokasi tertentu dengan waktu dan biaya yang terbatas, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Pengendalian mutu merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi. Selain penilaian dari segi
kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi waktu dan biaya. Karena waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan proyek semakin singkat, maka biaya yang dibutuhkan juga
semakin sedikit. Sasaran pengelolaan proyek adalah biaya, jadwal atau waktu, dan mutu; dengan
demikian proses penyelenggaraan proyek harus dilaksanakan secara efektif. Untuk itu diperlukan suatu
manajemen mutu dalam mengelola kegiatan proyek supaya efektif dan efisien, sehingga proyek yang
dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan tujuan. Pada setiap penyelenggaraan proyek konstruksi
terdapat saling ketergantungan dan pengaruh yang ada diantara faktor-faktor biaya, waktu dan mutu.
Keadaan ini selalu ditunjukkan untuk menghasilkan suatu bangunan yang bermutu dengan biaya yang
tidak mahal dan kesemuanya harus dapat diwujudkan dalam rentang waktu yang singkat. Kualitas
konstruksi dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukan owner dengan cara
terbaik yang paling memungkinkan. Kualitas konstruksi tidak hanya menyediakan material yang tepat
tetapi juga proyek selesai tepat waktu, aman, berada pada jangkauan biaya yang direncanakan.
Pengendalian mutu, waktu, dan biaya merupakan bagian terpenting dari manajemen proyek konstruksi
secara keseluruhan.
Kata kunci: mutu, waktu, biaya.

1. Pendahuluan seluruh perusahaan yang bergerak dibidang


Era globalisasi yang ditandai dengan konstruksi.
perjanjian AFTA tahun 2003, dan
perjanjian APEC tahun 2010, telah ISO 9000 ini dikeluarkan oleh ISO
mengakibatkan terbukanya perdagangan (Internasional Organization for
bebas. Artinya setiap negara harus Standarization) sebuah organisasi
membuka batas-batas negaranya untuk arus internasional yang berpusat di Jenewa,
barang, jasa dan investasi, sehingga Swiss.
persaingan bisnis makin meningkat tajam,
baik dipasar domestik (nasional) maupun Menurut standar SNI 19-9000 : 2001,
global (internasional). bahwa proyek adalah suatu proses yang
terdiri dari suatu kegiatan yang
Prinsip persaingan bebas tersebut berlaku di terkoordinasi dan terkendali, mempunyai
semua sektor ekonomi, termasuk juga batasan waktu biaya untuk mencapai suatu
disektor industri jasa konstruksi. Sehingga tujuan sesuai persyaratan tertentu dengan
konsekuensinya, para pelaku jasa pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh
konstruksi harus segera berbenah diri untuk adanya kendala waktu, biaya, dan sumber
mengantisipasi hal tersebut. daya. Sasaran pengelolaan proyek adalah
biaya jadwal, atau waktu dan mutu, dengan
ISO 9000 adalah wujud dari upaya suatu demikian proses penyelenggaraan proyek
perusahaan untuk dapat memenangkan harus dilaksanakan secara efektif dan
persaingan dengan peningkatan mutu efisien, sehingga proyek yang dilaksanakan
produk atau jasanya. ISO 9000 merupakan sesuai dengan sasaran dan tujuan.
standar sistem manajemen mutu yang Sistem manajemen mutu (Quality
bersifat umum dan diakui dunia Manajemen System) adalah bagian sistem
internasional dan dapat diterapkan pada manajemen organisasi yang memfokuskan
perhatian (mengarahkan dan

95
Penerapan Manajemen Mutu Dipandang Dari Aspek Biaya………………………………Parhadi

mengendalikan) pada pencapaian hasil rangkaian kegiatan pelaksanaan atau sistem


berkaitan dengan sasaran mutu dalam kerja.
rangka memenuhi persyaratan pelanggan.
Lam Siaw wah (1994) mutu adalah
Sistem mutu menurut ISO-8402 meliputi karakteristik menyeluruh dari barang atau
struktur organisasi, pertanggungjawaban, jasa yang menunjukan kemampuannya
prosedur, proses berbagai sumber daya dalam memuaskan kebutuhan yang
untuk mengimplementasikan manajemen ditentukan atau tersirat.
mutu. Tujuan dari sistem mutu adalah
memberikan pendekatan yang sitematik, ISO 8402 (1986) mutu adalah sifat dan
dalam usaha pencegahan kegagalan dari karakteristik produk atau jasa yang
suatu produk. membuatnya memenuhi kebutuhan
pelanggan atau pemakai (costumer).
Sistem manajemen mutu yang menjadi
standar internasional adalah ISO 9000. Dari beberapa definisi diatas maka, dapat
Sistem ini telah banyak digunakan oleh para diambil kesimpulan bahwa mutu adalah
kontraktor. identitas atau gambaran menyeluruh dari
suatu produk (barang atau jasa) yang dibuat
2. Perumusan Masalah bedasarkan standart atau persyaratan dan
Agar supaya proyek yang dilaksanakan bertujuan untu memenuhi kebutuhan.
dapat efektif serta sesuai dengan sasaran
dan tujuan (fitness for use) diperlukan suatu 4.2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 :
manajemen mutu. Penerapan manajemen 2000
mutu diharapkan dapat meningkatkan Standar ISO 9000 adalah standar
kualitas produk sehingga timbul internasional tentang sistim manajemen
permasalahan : mutu yang penerapannya dimaksudkan
a. Apakan penerapan manajemen mutu untuk meningkatkan mutu produk dan
akan mempengaruhi biaya proyek ? jasa/pelayanan sehingga mampu
b. Aspek-aspek mana dari biaya yang memberikan dan meningkatkan kepuasan
mempengaruhi penerapan manajemen pelanggan dan kinerja organisasi.
mutu ?
ISO 9001:2000 adalah suatu standar
3. Tujuan Penulisan internasional untuk sistem manajemen
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : kualitas yang bertujuan untuk menjamin
1) Untuk mengetahui aspek-aspek biaya bahwa organisasi akan memberikan produk
apa saja yang mempengaruhi penerapan (barang/jasa) yang memenuhi persyaratan
manajemen mutu. yang ditetapkan ( Gasperz,Vincent, 2006).
2) Untuk mengetahui gambaran ISO 9001:2000 berfokus atas kepuasan
perbandingan aspek-aspek biaya pelanggan.
sebelum dan sesudah penerapan
manajemen mutu. Elemen-elemen ISO 9001 : 2000 yang
relevan dengan proses konstruksi tertuang
4. Tinjauan Pustaka pada bagian atau klausul 6,7 dan 8 seperti
4.1 Mutu ditunjukkan sebagai berikut :
Wiryodiningrat (1997) mutu adalah sifat
dari suatu produk baik berupa barang atau
jasa serta rangkaian kerja, jadi mutu selalu
menjadi sifat dan melekat pada produk,

96
ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 95 – 104

Tabel 1 Elemen-elemen ISO 9001 : 2000

Bagian ISO 9001:2000


6 Manajemen sumber daya
6.3 Infrastruktur
6.4 Lingkungan kerja
7 Realisasi produk
7.1 Perencanaan realisasi produk
7.4.3 Verivikasi produk yang dibeli
7.5.1 Pengendalian produk dan pelayanan
7.5.2 Validasi dari proses untuk produksi dan pelayanan
7.5.3 Identifikasi dan kemampuan telusur
7.5.5 Penjagaan, pemeliharaan dan pengawetan produk
7.6 Pengendalian dari peralatan pengukuran
8 Pengukuran, analisis dan peningkatan
8.2.3 Pengukuran dan pemantauan proses
8.2.4 Pengukuran dan pemantauan produk
8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai
8.5.2 Tindakan korektif
8.5.3 Tindakan preventif

4.3 Aspek-aspek dalam biaya 1) Study Literatur


Lam Siaw wah (1994) aspek-aspek dalam Metode penelitian yang penulis
biaya kualitas : lakukan antara lain dengan melakukan
1) Failure cost (biaya kegagalan) adalah Study Literatur yaitu dengan membaca
biaya yang diakibatkan mutu produk yang dari beberapa literatur yaitu buku –
jelek sehingga harus dilakukan buku maupun sumber yang didapat dari
perbaikan/pengerjaan kembali, biaya internet dengan informasi yang up to
kegagalan termasuk biaya keluhan date sehingga dapat menambah data
costumers. untuk penulisan ini.
2) Appraisal cost (biaya penilaian) adalah 2) Diskusi / Wawancara
biaya yang dikeluarkan untuk menentukan Didalam menulis penelitian ini, peneliti
apakah produk yang dihasilkan sesuai melakukan diskusi ataupun wawancara
dengan persyaratan kualitas yang dengan orang-orang yang
ditetapkan seperti : biaya aktivitas melaksanakan pekerjaan dilapangan
pengawasan, biaya pengujian mutu, biaya seperti dengan pelaksana proyek, site
pemeriksaan mutu. manajer, kepala proyek serta orang-
3) Prevention cost (biaya pencegahan) orang yang berkompeten didalam
adalah biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
mencegah terjadinya kegagalan dalam 3) Investigasi
bangunan, biaya pencegahan ini adalah Penulis juga melakukan investigasi
untuk menurunkan kuantitas produk yang yaitu dengan mengunjungi lokasi
tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang pekerjaan yang telah dilaksanakan.
telah ditetapkan, sehingga menurunkan
biaya kegagalan. Biaya kualitas seperti : 6. Pembahasan
biaya program pelatihan, pelaporan. 6.1. Aspek-Aspek dalam Biaya Sistem
Manajemen Mutu
5. Metode Penelitian Untuk mendapatkan produk yang
Metode penulisan yang dipakai oleh penulis berkualitas dan untuk menerapkan system
dalam pembahasan makalah ini adalah : manajemen mutu diatas, diperlukan biaya

97
Penerapan Manajemen Mutu Dipandang Dari Aspek Biaya………………………………Parhadi

yang tidak sedikit. Biaya-biaya tersebut kegagalan dan ketidakefisienan produk,


dibagi dalam empat kelompok, antara lain : diantaranya :
1) Prevention costs - Penggantian, rework dan perbaikan
Prevention costs adalah biaya yang harus - Material sisa dan bekas
dikeluarkan untuk menempuh langkah- - Pengawasan dan pegujian ulang
langkah yang diperlukan agar produk yang - Diagnosa kegagalan
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang - Down-time
ditetapkan. Langkah-langkah tersebut - Penurunan produktifitas
diantaranya : 4) External failure costs
- Project Quality Plan External failure costs adalah biaya-biaya
- Quality planning yang muncul di luar perusahaan, biasanya
- Quality Control Plan diajukan oleh klien, diantaranya :
- Quality auditing - Penerimaan dan penindaklanjutan
- Pengecekan kualitas vendor dan sub- complain
kontraktor - Klaim garansi
- Pengecekan dan pemeriksaaan design - Penolakan dan pengembalian product
- Teknik pengontrolan proses yang - Konsesi
sedang berlangsung - Kehilangan penjualan kedepan
- Perancangan dan pengembangan - Peningkatan pemasaran akibat
manajemen mutu dan peralatan uji kehilangan pelanggan
- Quality training - Biaya penarikan produk
- Data analisa akuisisi dan laporan - Pertanggungjawaban atas produk
kualitas
- Program peningkatan kualitas 6.2. Penerapan Manajemen Mutu
- Jaminan pertanggungjawaban dan Memenuhi persyaratan mutu merupakan
penarikan produk sasaran pengelolaan proyek disamping
- Perencanaan penarikan produk biaya dan jadwal. Material, peralatan dan
2) Appraisal costs metode / cara kerja dianggap memenuhi
Appraisal costs adalah biaya-biaya yang persyaratan mutu apabila terpenuhi semua
muncul akibat pengecekan dan pengawasan persyaratan yang ditentukan dalam criteria
pekerjaan untuk memastikan bahwa produk maupun spesifikasi.
yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, diantaranya : Untuk mencapai tujuan tersebut tidak hanya
- Penaksiran design diperlukan pemeriksaan, tetapi juga
- Munculnya pengawasan diperlukan serangkaian tindakan sepanjang
- Pengawasan dan tes non-destructive siklus proyek mulai dari penyusunan
- Pengadaan pengawasan dan peralatan program, perencanaan, pengawasan,
uji pemeriksaan dan pengendalian mutu. Hal
- Material yang dibutuhkan pada saat tersebut dikenal dengan jaminan mutu atau
pengawasan dan pengujian Quality Assurance – QA.
- Analisa dan laporan hasil pengujian
dan pengawasan Tujuan dari sistem mutu adalah
- Tes kinerja lapangan memberikan pendekatan yang sistematik,
- Persetujuan dan pengesahan dalam usaha pencegahan kegagalan dari
- Evaluasi stok suatu produk.
- Penyimpanan data
3) Internal failure costs Sistem mutu terdiri atas empat tingkatan,
Internal failure costs adalah biaya-biaya yang paling dasar dikenal dengan istilah
yang muncul di dalam perusahaan akibat Inspection (Inspeksi), tingkatan kelanjutan
berturut-turut adalah Quality Control – QC

98
ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 95 – 104

(pengendalian mutu), Quality Assurance – baik untuk prosedur di kantor pusat maupun
QA (jaminan mutu) dan Total Quality di lapangan sebagai berikut:
Management - TQM (manajemen mutu a. Data Teknis.
terpadu). Secara garis besar data teknis proyek
pembangunan Gedung Pendidikan Kampus
Penerapan jaminan mutu – QA dapat IAIN Walisongo Semarang terdiri dari :
memberikan beberapa manfaat / keuntugan 1) Jumlah lantai 3
bagi pihak-pihak yang terkait dan terlibat 2) Pondasi tiang pancang (Minipile )
dalam proyek, misalnya : 3) Konstruksi kolom, balok dan pelat lantai
1) Bagi Pemerintah dengan beton bertulang.
2) Bagi Pemilik 4) Konstruksi rangka atap dari baja.
3) Bagi Konsultan 5) Dinding pasangan batu bata dan lantai
4) Bagi Kontraktor keramik.

6.3. Kasus Pada Proyek Pembangunan Merupakan salah satu pedoman pelaksanaan
Gedung Pendidikan Kampus IAIN untuk menentukan metode pelaksanaan dan
Walisongo. menempatkan SDM yang tercapai serta
Untuk memenuhi tuntutan mutu pada keselamatan kerja, supaya pelaksanaan
pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung proyek dapat berjalan secara efektif dan
Pendidikan Tiga Lantai Seluas 1.829 m2 di efisien guna menghasilkan mutu sesuai
Kampus IAIN Walisongo Semarang akan dengan yang direncakan
dikaji berdasarkan data desain gambar dan b. Spesifikasi Teknis
spesifikasi teknis. Dari kajian data diperoleh Spesifikasi teknis pekerjaan secara umum
gambaran pengelolaan manajemen mutu, dikelompokkan dalam Umum, Pekerjaan
struktur dan Pekerjaan tanah.

Tabel 2. Spesifikasi teknis pekerjaan secara umum

No Spesifiksi Teknis Uraian Aspek Manajemen Mutu


Pekerjaan ISO 9001: 2000
1 Divisi 1 Umum Ringkasan - Lingkup pekerjaan - Operasi kantor pusat
1.1 Pekerjaan - Persiapan dan lapangan
- Survey lapangan - Penaksiran design
kesesuaian design
1.2 Mobilisasi dan - Peralatan - Manajemen sumber
Demobilisasi - Tenaga kerja daya
- Kantor lapangan dan - Infrastruktur
fasilitasnya - Lingkungan kerja
- Fasilitas pengendalian
mutu (laboratorium)
1.3 Kantor Lapangan dan - Bangunan kantor - Infrastruktur
Fasilitas - Peralatan kantor - Lingkungan kerja
- Barak kerja
- Gudang bahan
- Alat komunikasi
1.4 Fasilitas dan Pelayanan - Bangunan laboratorium - Infrastruktur
Pengujian - Peralatan uji - Pengendalian peralatan
- Prosedur pengujian pengukuran
- Personil

99
Penerapan Manajemen Mutu Dipandang Dari Aspek Biaya………………………………Parhadi

1.5 Rekayasa Lapangan - Kesesuaian pekerjaan - Perencanaan realisasi


antara rencana dengan produk
kebutuhan aktual
1.6 Bahan dan Penyimpanan - Pengadaan bahan - Penjagaan, pemeliharaan
- Penyimpanan bahan pengawetan produk
1.7 Prosedur Variasi - Menangani perubahan- - Perencanaan realisasi
perubahan pekerjaan atas produk
usulan pemilik
1.8 Dokumen Rekaman - Membuat dan menjaga - Realisasi produk
Proyek rekaman pelaksanaan
pekerjaan sebagai baban
1.9 Aspek Lingkungan Hidup untuk penutupan
- Memelihara kontrak
dan menjaga - Lingkungan kerja
lingkungan dari dampak
pelaksanaan proyek
2 Divisi 2 Pekerjaan - Mutu bahan - Realisasi produk
2.1 Struktur - Standar rujukan - Pengukuran, analisis
2.2 Beton - Syarat pelaksanaan dan peningkatan
2.3 Baja Tulangan Pondasi - Mutu hasil pekerjaan - Realisasi produk
2.4 Tiang Adukan Semen - Mutu bahan - Pengukuran, analisis
Konstruksi Baja - Standar rujukan dan peningkatan
- Syarat pelaksanaan - Realisasi produk
- Mutu hasil pekerjaan - Pengukuran, analisis
- Mutu bahan dan peningkatan
- Standar ukuran - Realisasi produk
- Syarat pelaksanaan - Pengukuran, analisis
- Mutu hasil pekerjaan dan peningkatan
- Mutu bahan - Realisasi produk
- Standar rujukan - - Pengukuran, analisis
- Syarat pelaksanaan dan peningkatan
- Mutu hasil pekerjaan
- Mutu bahan
- Standar rujukan
- Syarat pelaksanaan
- Mutu hasil pekerjaan

3 Divisi 3 Pekerjaan tanah - Prosedur pekerjaan - Realisasi produk


3.1 Galian - Pengamanan pekerjaan - Pengukuran, analisis
- Mutu hasil pekerjaan dan peningkatan

kemudian dikelompokan kedalam empat Dari hasil indentifikasi tersebut diatas


kelompok aspek-aspek biaya mutu, sebagai kemudian dikelompokan kedalam empat
berikut : (lihat tabel Biaya Mutu/Cost kelompok aspek-aspek biaya mutu, sebagai
quality) berikut : (lihat tabel Biaya Mutu/Cost
quality.

100
ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 95 – 104

Prevention Appraisal costs Internal failure costs External failure costs


1. Pelatihancosts 1. Ringkasan Pekerjaan 1. Biaya perbaikan l. Klaim
2. Pengecekan kualitas (operasi kantor dan survey 2. Biaya menunggu 2. Penolakan hasil pekerjaan
lapangan)
3. K3 2. Mobilisasi dan Biaya-biaya tersebut Biaya-biaya tersebut
Demobilisasi diperlukan untuk diperlukan untuk
3. Kantor Lapangan dan menangani kegagalan pada mengganti kerusakan
Fasilitas pekerjaan : produk.

4. Fasilitas dan Pelayanan 1. Beton


Pengujian
5. Rekayasa Lapangan 2. Baja Tulangan
6. Bahan dan Penyimpanan 3. Pondasi Tiang Pancang
7. Prosedur Variasi 4. Adukan Semen
8. Dokumen Rekaman 5. Konstruksi Baja
Proyek
9. Aspek Lingkungan Hidup 6. Tanah
10. Pengujian beton, tulangan,
pondasi, dan baja

Tabel 3. Analisis aspek biaya mutu sebelum dan sesudah manajemen mutu di terapkan

No. Kelompok Biaya Aspek Biaya No. Kelompok Biaya Aspek Biaya
Mutu Mutu Sebelum Mutu Mutu Sesudah
Manajemen Mutu Manajemen Mutu
1. Prevention costs 1. Prevention costs
a. Pelatihan Perusahaan a. Pelatihan Biaya akan
b. Pengecekan sangat jarang b. Pengecekan meningkat.
kwalitas menyediakan kualitas
pembelian dan anggaran untuk pembelian dan
sub- biaya-biaya sub-
kontraktor tersebut (biaya kontraktor
c. K3 pencegahan), c. K3
karena tidak
didukung oleh
struktur
organisasi.
2 Appraisal costs Appraisal costs
a. Ringkasan Biaya-biaya yang a. Ringkasan Biaya akan
Pekerjaan dikeluarkan oleh Pekerjaan meningkat.
(operasi kantor perusahaan hanya (operasi kantor
dan survey untuk memenuhi dan survey
lapangan) persyaratan yang lapangan)
b. Mobilisasi dan tertuang dalam b. Mobilisasi dan
Demobilisasi spesifikasi teknis. Demobilisasi
c. Kantor Dalam hal ini c. Kantor Lapangan
Lapangan dan tidak ada dan
Fasilitas pengecekan dan Fasilitas
d. Fasilitas dan pengujian terlebih d. Fasilitas dan
Pelayanan dahulu secara Pelayanan
Pengujian detail, untuk Pengujian

101
Penerapan Manajemen Mutu Dipandang Dari Aspek Biaya………………………………Parhadi

e. Rekayasa memastikan e. Rekayasa


Lapangan bahwa proses Lapangan
f. Bahan dan produksi akan f. Bahan dan
Penyimpanan menghasilkan Penyimpanan
g. Prosedur Variasi produk yang g. Prosedur Variasi
h. Dokumen berkualitas. h. Dokumen
Rekaman Proyek Akibatnya akan Rekaman Proyek
i. Aspek berdampak pada i. Aspek Lingkungan
Lingkungan Internal failure Hidup
Hidup costs j. Pengujian beton,
j. Pengujian beton, tulangan, pondasi,
tulangan, dan baja
pondasi, dan
baja
3. Internal failure 3. Internal failure costs
costs Biaya-biaya yang Biaya akan
a. Pekerjaan beton dikeluarkan oleh menurun karena
b. Pekerjaan baja perusahaan dapat produk cacat
tulangan melebihi dari berkurang.
c. Pekerjaan perkiraan, apabila
pondasi tiang terjadi kegagalan
d. Pekerjaan pekerjaan. Biaya
adukan semen tersebut
e. Pekerjaan diperlukan untuk
konstruksi baja melakukan
f. Pekerjaan tanah pengujian dan
perbaikan. Hal ini
terjadi karena
prosedur
pekerjaannya
yang benar tidak
dilakukan sejak
awal
4. External failure 4. External failure Biaya akan
costs costs menurun karena
a. Klaim produk yang
b. Penolakan hasil gagal berkurang.
pekerjaan

102
ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 95 – 104

Eksternal Failure Savings


Cost

Rework Eksternal Failure Rework


Cost

Internal Failure
Cost Internal Failure
Cost

Appraisal costs
Appraisal costs

Prevention Cost
Prevention Cost

Sebelum diterapkan Sesudah diterapkan


Manajemen Mutu Manajemen Mutu

Gambar 1. Perbandingan Penerapan Manajemen Mutu

6. Kesimpulan biaya proyek, tentunya dengan cara


Dari hasil kajian dan pembahasan aplikasi pencegahan secara dini.
manajemen mutu pada proyek. 3) Setelah diterapkannya manajemen
Pembangunan Gedung Pendidikan Tiga mutu biaya total untuk pembuatan
Lantai Seluas 1.829 m2 di Kampus IAIN suatu proyek menjadi lebih
Walisongo dapat disimpulkan sebagai kecil/berkurang.
berikut: 4) Aspek-aspek biaya yang
1) Penerapan system manajemen mutu, mempengaruhi manajemen mutu
pada suatu proyek dapat memberikan terdiri dari empat komponen, antara
beberapa keuntungan antara lain : lain: Biaya pencegahan, Biaya
a. Penyimpangan proyek dapat penaksiran, Kegagalan internal dan
ditekan serendah mungkin. biaya kegagalan eksternal. (prevention
b. Pengadaan material dan cost dan rework )
equipment/peralatan lebih efisien
dan akurat. DAFTAR PUSTAKA
c. Tidak terjadi pengulangan Gaspersz, Vincent, 2006, ISO 9001: 2000
pekerjaan (rework) and Continual Quality Improvement,
d. Biaya proyek dapat di tekan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
serendah mungkin tanpa PT (Persero) Pembangunan Perumahan,
mengabaikan mutu. 2003, Buku Referensi Untuk
2) Penerapan system manajemen mutu Kontraktor Bangunan Gedung dan
didalam suatu proyek bukanlah Sipil, PT Gramedia Pustaka Utama,
merupakan beban didalam proyek. Jakarta.
Bahkan sebaliknya dapat mengurangi Prawirosentono, Suyadi, 2007, Filosofi
Baru Tentang Manajemen Mutu

103
Penerapan Manajemen Mutu Dipandang Dari Aspek Biaya………………………………Parhadi

Terpadu Abad 21, Bumi Aksara,


Bandung.
------------------, Pentingnya ISO 9001 :
2000 Bagi Pelaku Jasa Konstruksi
Nasional,Konstruksi Indonesia,
Desember 2008.
-------------------, Menerapkan QA Dalam
Desain Sudah Waktunya, Konstruksi,
Juli 1994.
-------------------, ISO 9000, Bukan
Keharusan Melainkan Kebutuhan,
Konstruksi, Februari 1996.

104

Anda mungkin juga menyukai