Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Mutu merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksessan

suatu proyek konstruksi terutama oleh pemilik proyek (owner) terhadap produk
dan jasa layanan (pengusaha). Dalam konteks ini mutu dianggap sebagai salah
satu elemen kunci dari metode dan teknik manajemen. Sebagai konsekuensinya,
sistem manajemen mutu harus diterapkan baik di tingkat perusahaan (corporate
level) maupun diproyek (project level).
Project Management Institute (PMI, 2000) menyatakan bahwa manajemen
mutu proyek merupakan proses untuk meyakinkan bahwa proyek akan memenuhi
harapan dan kebutuhan, termasuk semua kegiatan dari semua fungsi manajemen
yang

menentukan

kebijakan,

tujuan

dan

tanggung

jawab

mutu,

dan

mengimplementasikannya sedemikian hingga seperti perencanaan mutu (quality


planning), penjaminan mutu(quality assurance), pengendalian mutu (quality
control) dan penyempurnaan mutu (quality improvement). ISO 9000 adalah salah
satu standar sistem manajemen mutu internasional yang dapat diterapkan baik
indumanufaktur maupun jasa konstruksi untuk penyempurnaan mutu prosedur dan
produk. Adapun tahapan yang diperlukan untuk menerapkan standar sistem
manajemen mutu ISO 9000 adalah mulai dari tahap persiapan implementasi
hingga sampai kepada tahap sertifikasi. Sertifikasi ISO 9000 dalam industri
konstruksi telah di percaya secara meluas oleh banyak negara termasuk Indonesia,
dan jumlah sertifikat untuk perusahaan konstruksi bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam lingkungan bisnis yang rumit dan kompetitif secara global sekarang
ini, tujuan-tujuan organisasi, seperti pertumbuhan dan profitabilitas, telah
digabungkan dengan manajemen risiko baru yang tidak dapat dilakukan.
Organisasi-organisasi kini memilih untuk beroperasi dalam kerangka kerja
manajemen risiko yang komprehensif, yang melindungi marjinal keuntungan dan
kepentingan-kepentingan lain stakeholder yang kritis. Banyak organisasi yang
membuahkan sukses dalam mencapai hasil ini dengan mengimplementasikan

suatu pendekatan manajemen terpadu melalui suatu Sistem Manajemen Bisnis,


yang diakui di seluruh dunia sebagai ISO 9000.
Pendekatan

ISO

9000

memberikan

suatu

kerangka

kerja

yang

komprehensif untuk menjadi tempat tumpuan proses-proses yang membantu


untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan utama bisnis. ISO 9000 telah mendapat
pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir sejuta
sertifikat ke seluruh dunia. Sistem-sistem manajemen yang memenuhi persyaratan
bisnis ISO 9000 telah diterapkan di segala macam industri, dari organisasiorganisasi manufaktur sampai ke layanan profesional. Tingkat pengakuan dan
penerimaan ini merupakan cermin dari fleksibilitas dan nilai praktis yang telah
terbukti dan yang telah diberikan kepada berbagai macam bisnis.

1.2

Rumusan Masalah
Banyak organisasi/perusahaan yang diakui di seluruh dunia melalui

prinsip-prinsip dan filosopi sebagai acuan utama organisasi/perusahaan untuk


membuahkan

sukses

dalam

mencapai

hasil

yang

terbaik

dengan

mengimplementasikan suatu pendekatan manajemen terpadu melalui suatu Sistem


Manajemen Bisnis. Kemudian timbul pertanyaan :
1. Bagaimana suatu perusahaan menjalani prinsip yang telah di tetapkannya?
2. Apa saja filosopi yang dapat dijadikan acuan utama untuk membuahkan
hasil yang terbaik?

1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Azas Azas manajemen
2. Menjelaskan bagaimana manajemen mutu yang efektif yang baik di suatu
perusahaan

BAB II
KASUS
Pada tahun 1930 an salah satu negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik
mobil yang bermerk Toyota. Yang didirikan oleh Kichiro Toyota. Mobil pabrikan
Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai puncaknya pada
tahun 1970 an hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.
Kini Toyota telah menjelma menjadi perusahaan mobil terbesar di dunia,
melibas pabrikan raksasa seperti General Motor, Volkswagen ataupun Peugeot.
Salah satu dimensi kunci yang membuat nama Toyota menjadi demikian harum
barangkali adalah kualitas produk yang dihasilkannya.
Darinya kita mengenal konsep seperti Toyota Lean Manufacturing, Kaizen
(perbaikan berkelanjutan) ataupun juga just in time inventory. Dari sinilah
kemudian, kita juga mengenal beragam merk mobil dengan kualitas kelas dunia,
mulai dari sang legenda Toyota Camry, Toyota Fortuner hingga Lexus.
Tentunya perusahaan toyota mempunyai beberapa prinsip dan manajemen
mutu yang baik sebagai kunci yang menjadikan toyota seperti apa yang kita kenal
saat ini.
Dengan penerapan suatu sistem mutu prinsip dan filosofi, tentunya akan
membawa dampak positif bagi bisnis, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu
dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang di
sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis
akan

berusaha

mengontrol

dan

mencegah

setiap

potensi

timbulnya

ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini
juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan
terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalkan biaya-biaya, dan pada
akhirnya adalah meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan.

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Mutu
Pengertian Mutu/Kualitas menurut para ahli sebagai berikut :
1. Philip B. Crosby
Kualitas adalah kesesuaian terhadap persyaratan (conformance to
requirement of spesification), seperti jam yang tahan air atau sepatu
yang tahan lama.
Pendekatan Crosby adalah proses top-down.
2. W. Edwards Deming
Kualitas

adalah

pemecahan

masalah

untuk

mencapai

penyempurnaan terus-menerus.
Pendekatan Deming adalah bottom-up.
3. Joseph M. Juran
Kualitas adalah kesesuaian dengan penggunaan (fitness for use),
seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga.
Pendekatan

Juran

adalah

orientasi

pada

pemenuhan

harapan

pelanggan.
4. Westinghouse
Kualitas adalah performa kerja yang dapat memenuhi keinginan
customer secara cepat dan tepat.

Mutu/Kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah derajat atau tingkat


karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau
keinginan. Secara konvensional Kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung suatu produk,seperti: penampilan, keandalan, kemudahan penggunaan,
estetika, dan sebagainya. Definisi strategik menyatakan bahwa kualitas adalah
segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
(Gasperz, p.4)

3.2 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU


Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang
diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota organisasi,
sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak. Untuk
melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan,
diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu
terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Prinsip Manajemen Mutu sebagaimana yang dikemukakan Masaake Imae (
1971) yang ditulis dalam bukunya berjudul 10 QC Maxims yang kemudian
juga menjadi acuan dalam standar ISO 9001. Instisari dari sepuluh prinsip itu
dapat dijelaskan secara singkat sbb :
1. Terapkan PDCA dalam Setiap Tindakan
Pengendalian dan perbaikan mutu merupakan kegiatan yang
berkelanjutan yang harus dijalankan secara sistematis dengan menerapkan
pendekatan manajemen (PDCA) PLAN, DO, CHECK and ACTION (
Urutan Prioritas) dari setiap Karakteristik. Setelah memahami ekspektasi
pelanggan terhadap karakteristik mutu produk, kita dapat melanjutkan
pertanyaan ketiga tentang bagaimana kepentingan relatif ( urutan prioritas
) dari setiap karakteristik itu. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat
menggunakan suatu alat yang populer dewasa ini, yaitu: Penyebaran
Fungsi Mutu ( Quality Function Deployment = QFD ).

Dalam kenyataan, karakteristik mutu yang diinginkan oleh


pelanggan, tingkat ekspektasi pelanggan dan kepentingan relatif dari setiap
kreteria dapat saling bertentangan, sebagai misal : Mobil dengan akselerasi
cepat dan hemat dalam penggunaan bahan bakar merupakan karakteristik
yang diinginkan pelanggan, namun memiliki trade off di antara kedua
karakteristik itu. Restoran dengan pelayanan prima, makanan yang enak,
dan harga yang rendah, merupakan karakteristik mutu yang dinginkan oleh
pelanggan, namun saling bertentangan dengan satu dan lainnya. Sistem
komputer dengan keamaman tinggi dan akses yang mudah, merupakan
karakteristik mutu yangdiinginkan pelanggan, namun saling bertentangan
antara satu dengan yang lainnya engineering design yang aman , andal,
efesien, dan tidak mahal merupakan karakteristik mutu yang dinginkan
pelanggan, namun).

2. Kendalikan kegiatan sejak awal


Pengendalian mutu hendaknya dilakukan sejak awal atau sedini
mungkin pada setiap proses, sebab keterlambatan pengendalian akan
menjadi penerobosan yang tidak perlu yang sebenarnya dicegah.

3. Jangan menyalahkan orang lain


Sikap menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah.
Sebaliknya akan menimbulkan masalah baru. Bila ditemukan masalah,
jangan mencari siapa yang bersalah.Tetapi pikirkanlah penyebab
terjadinya masalah dan temukan langkah-langkah perbaikannya.

4. Bertindak berdasarkan prinsip prioritas


Prinsip prioritas adalah prinsip mengutamakan yang utama, atau
mendahulukan yang penting dalam melakukan suatu tindakan. Sebelum
bertindak, pertimbangkan tingkat kepentingan dari apa yang akan
dilakukan. Bila tindakan itu terkait dengan pemecahan masalah, prioritas
hendaknya diberikan pada masalah yang paling penting atau paling besar
pengaruhnya dalam pencapaian tujuan. Biasanya dalam pemecahan

masalah juga berlaku prinsip pareto atau prinsip 20:80, artinya dalam
pemecahan suatu masalah, hendaknya prioritas diberikan pada 20%
penyebab utamanya yang menimbulakn dampak perbaikan 80%.

5. Proses berikutnya adalah Pelanggan


Pelanggan adalah proses berikutnya yang menerima atau
menggunakan jasa atau produk dari proses sebelumnya. Dalam rangkaian
diagram diatas, A sampai L adalah pelanggan. Konsep hubungan
pelanggan-pemasok ini bisa diaplikasikan secara internal maupun secara
eksternal.Secara internal, setiap proses adalah pelanggan saat menerima
hasil kerja dari unit lain. Secara eksternal semua mata rantai produk, mulai
dari distributor, agen, pengecer sampai pembeli atau pemakai langsung
suatu produk atau jasa adalah termasuk dalam pengertian hubungan
pelanggan-pemasok.
Setiap proses berikutnya memiliki empat hal pokok yang sangat
penting dan menjadi fokus pemikiran bagi proses sebelumnya.Empat hal
pokok itu adalah kebutuhan, persyratan, harapan, dan persepsi.Kedua
pihak hendaknya sebelumnya harus memikirkan apa yang dibutuhkan,
diisyaratkan, diharapakan dan dipersepsikan oleh proses berikutnya.
Upaya sistematis untuk mengidentifikasi dan memenuhi empat hal pokok
itu dinamakan fokus pelanggan.

6. Setiap Tindakan Perbaikan Diikuti Pencegahan


Tindakan koneksi adalah tindakan awal untuk menghilangkan
fenomena dari suatu kondisi yang tidak diinginkan. Kondisi yang tidak
diinginkan adalah masalah. Misalnya terjadi penyimpangan berat produk.
Setelah penyimpanagan dikoreksi, selanjutnya perlu dianalisa secara lebih
teliti sampai ditemukan akar penyebab yang paling dalam. Bila akar
penyebab telah dapat diidentifikasi, maka selanjutnya dipikirkan alternatif
cara yang paling efektif untuk mencegah terulangnya masalah yang
sama.Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan idealnya dilakukan
bersamaan terhadap suatu maslah.Contoh tindakan pencegahan pada

contoh kasus di atas misalnya melakukan kalibrasi secara berkala terhadap


mesin pengantongan dan menyediakan prosedur untuk pemeliharaan
preventif.
Apa yang dikatakan standar ISO 9001 tentang perbaikan?
Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mengeliminasi
penyebab terjadinya ketidak sesuaian agar masalah yang sama tidak
terulang kembali.Tindakan yang diambil haruslah dengan dampak yang
ditimbulkan.
Apa yang dikatakan standar tentang pencegahan? Perusahaan harus
memastikan

langkah-langkah

yang

diambil

untuk

menghilangkan

penyebab-penyebab ketidak sesuaian untuk pencegahan yang diambil


haruslah

sesuai

dengan

dampak

potensi

yang

ditimbulkan.

Fokus sistem manajemen mutu pada hakekatnya adalah mencegah


terjadinya kegagalan pada seluruh tahapan mulai input,proses sampai
outpru akhir dengan pendekatan sistematik holistik, sinergistik dan
antisipatif.

7.

Berbicara berdasarkan Data


Data adalah dasar untuk melakukan suatu tinadakan. Dalam
penyelesaian masalah data menjadi landasan bertindak agar keputusan
yang diambil tepat dan benar. Agar pemanfaatan data dapat tepat dan
benar maka pendekatan statistik sangat dianjurkan dalam sistem
manajemen mutu industri otomotif ISO / TS 16949 penerapan statistik
merupakan keharusan.

8. Perbaikan Diawali dengan Penetapan Sasaran


Tujuan dari suatu tindakan haruslah jelas dan ditentukan sejak awal
agar efektivitas tindakan dapat dinilai secara objektif. Sistem manajemen
mutu ISO 9001 mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan.
Dikatakan : sasaran-sasaran muttu, termasuk sasaran lainnya yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian produk ditetapkan pada unit-unit

fungsional pada berbagai tingkatan dalam perusahaan.Sasaran mutu dibuat


spesifik dan sejalan dengan kebijakan mutu.
Sasaran perlu ditetapkan agar evaluasi keberhasilan dapat
dilakukakn

setelah

perbaikan.Dalam

penetapan

sasaran

biasanya

digunakan prinsip SMART.


S = Spesific

: sasaran harus jelas dan spesifik

M= Measurable : sasaran harus dapat diukur


A= Attainable : sasaran harus realistis dan mungkin dicapai
R= Reasonable : harus ada alasan terhadap pemilihan sasaran.
T= Time : sasaran harus dicapai dalam waktu yang telah ditentukan.

9. Market in Concept
Konsep dasar merupakan suatu pendekatan dalam pengembangan
produk dengan memfokusakan perhatian pada kebutuhan pasar, bukan
pada apa yang mampu diproduksi atau dibuat oleh perusahaan. Hampir
sama dengan konsep fokus pelanggan, konsep pasar lebih menekankan
pada kebutuhan pasar.Sebelum memproduksi secara massal sebaiknya
prusahaan meliti kebutuhan pasar.Secara lebih fokus kebutuhan pasar
berarti melihat kebutuhan,persyratan, harapan, calon pelanggan pad
segmen yang menjadi terget.

10. Biasakan Mencatat, Membuat Prosedur dan Menetapkan Standar


Menyediakan prosedur tertuilis dan penetapan standar mutu/hasil
kerja harus selalu dijadikan kebiasaan dalam setiap kegiatan, sehingga
tidakan pengendalian dan penungkatan mutu dapat lebih konsisten dan
mudah dilakukan.

3.3 SISTEM MANAJEMEN MUTU


Sistem Manajemen Mutu juga berarti:
Suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran
mutu yang direncanakan.

Sistem manajemen mutu, tatanan yang menjamin kualitas output dan


proses pelayanan/produksi.
2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan standar yang
digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai
3. Mutu
Pengertian Mutu
Arti konvensional mutu adalah: gambaran karakteristik langsung dari
suatu produk (dari segi performa, reabilitas, mudah digunakan, estetis,dll).
Arti stratejik : segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Pengertian MUTU (ISO 9000:2000)
Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi
persyaratan.
Derajat : Kategori / peringkat yang diberikan pada persyaratan mutu,
yang dapat berbeda pada suatu produk / proses / sistem yang memiliki
kegunaan fungsional yang sama.
Karakteristik : bisa diberikan pada produk/ proses / sistem dalam wujud
kualitatif atau kuantitatif.
Inheren : sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sesuai persyaratan.
Persyaratan : kebutuhan atau harapan yang dinyatakan.

4. Persepsi salah tentang Mutu


Bermutu adalah standar tinggi yang sulit dicapai
Mutu hanya dapat dilihat dari hasil kerja
Mutu hanya menjadi tanggungjawab bagian tertentu
Mutu terbatas pada produk barang atau produk fisik
Bermutu berarti mahal

3.4 STANDARISASI SISTEM MUTU


1. Manfaat Penerapan Sistem Mutu
ISO

9001:

2000

menetapkan

persyaratan-persyaratan

dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen

10

kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan


memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat
merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung Jawab untuk menjamin kualitas dari produkproduk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu,
sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
ISO 9001: 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak
menyatakan persyaratan-persyaratan yang hams dipenuhi oleh produk
(barang dan atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO
9001: 2000, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap
standar-standar produk. ISO 9001: 2000 hanya merupakan standar sistem
manajemen kualitas. Dengan demikian apabila ada perusahaan yang
mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu
merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya manajemen
perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya
yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar
internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001:
2000.
Bagaimanapun diharapkan, biasanya tidak selalu bahwa produk
yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan
berkualitas baik (standar).

2. Yang perlu diperhatikan dalam sertifikasi sistem manajemen ISO


9001:2000
a. Audit Internal
Audit Internal merupakan kegiatan yang sangat penting dan
merupakan keharusan dalam penerapan standar ISO 9001:2000, yang
bertujuan untuk memantau sistem mutu dengan melakukan verifikasi
kesesuaian dan keefektifitan kegiatan penerapan standar acuan serta
kebijakan-kebijakan yang sudah ditentukan. Kegiatan audit internal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab wakil manajemen (WM).

11

b. Surveilen
Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak
lembaga sertifikasi, kegiatan surveilen diprogramkan akan dilakukan
setidaknya dua kali dalam setahun oleh lembaga sertifikasi.
c. Evaluasi Kerja
Evaluasi kerja ini dilakukan sebagai wahana bagi organisasi dalam
memperoleh masukkan dari mitra kerja dalam memberikan pelayanannya.
Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
1. Wawancara langsung dengan mitra kerja.
2. Mengirimkan daftar isian (kuesioner) kepada mitra kerja yang telah
mendapatkan pelayanan.
d. Tinjauan Manajemen
Tinjauan Manajemen ini dilakukan dalam bentuk rapat lengkap
yang dipimpin langsung oleh pimpinan puncak.
Materi-materi pokok yang untuk dilakukan pengkajian antara lain :
1. Kegiatan audit internal
2. Tindakan perbaikan
3. Hasil evaluasi kerja
4. Isue-isue lain yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2000

Standarisasi menjadi sangat penting, karena sebagai pembeli atau


pengguna suatu produk ,tentunya kita akan kecewa bila produk yang telah dibeli
tersebut ternyata memiliki kualitas yang buruk,tidak layak pakai. Sebaliknya bila
produk yang dibeli telah memenuhi keinginan dan harapan, kita akan merasakan
kenyamanan tersebut sebagai hal yang wajar.
Sistem mutu seperti ISO 9000,TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan
Malcolm Baldridge adalah suatu sistem yang teruji dan terbukti luas di dunia.
Salah satu keuntungan penerapan suatu sistem mutu tersebut yaitu tidak perlu lagi
membuat suatu standar sistem mutu yang baru, yang perlu dilakukan hanyalah
mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi
perusahaan.

12

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Prinsip perusahaan
Setiap perusahaan pastinya mempunyai prinsip-prinsip yang khusus yang
dimasukkan dalam visi dan misi dalam mengembangkan usahanya, sehingga dari
pencapaian visi dan misi tersebut dapat membuahkan sukses dalam mencapai
hasil yang terbaik.
Seperti kasus diatas yaitu tentang bagaimana perusahaan toyota dapat
meraup untuk yang besar serta meraih kesuksesan tidak hanya di Asia melainkan
Dunia. Tentu saja kasus diatas mempunyai prinsip-prinsip yang menjadi acuannya
dalam mengembangkan visi dan misi perusahaan.
Dikutip dari buku yang ditulis Jeffrey Liker The Toyota Way : 14
Management Principles from the Worlds GreatestManufacturer. Dalam buku ini
jeffrey membentangkan sejumlah prinsip kunci yang membuat Toyota menjadi
apa yang seperti kita kenal saat ini. Berikut adalah 14 prinsipnya :
Prinsip 1: Dasarkan keputusan manajemen anda pada filosofi jangka panjang,
bahkan bila harus mengorbankan tujuan keuangan jangka pendek
Prinsip 2: Buat alur proses yang kontinue untuk mengangkat permasalahan ke
permukaan.
Prinsip 3: Gunakan sistem "tarik" (pull) untuk menghindari produksi yang
berlebihan.
Prinsip 4: Ratakan beban kerja (heijunka). (Bekerjalah seperti kura-kura,
bukan seperti kelinci).
Prinsip 5: Bangun budaya agar berhenti untuk memperbaiki masalah,
sehingga kualitas yang tepat diperoleh sejak pertama kali.
Prinsip 6: Tugas dan proses yang terstandar merupakan dasar untuk
perbaikan secara terus-menerus dan pemberdayaan karyawan.

13

Prinsip 7: Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah yang


tersembunyi.
Prinsip 8: Gunakan hanya teknologi yang dapat dipercaya dan benar-benar
teruji untuk melayani orang-orang dan proses.
Prinsip 9: Kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami
pekerjaannya, menjiwai filosofinya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
Prinsip 10: Kembangkan orang-orang dan tim yang luar biasa, yang bersedia
mengikuti filosofi perusahaan Anda.
Prinsip 11: Hormati jaringan mitra dan pemasok dengan cara terus
menantang mereka dan membantu mereka memperbaiki diri.
Prinsip 12: Pergi dan melihat sendiri untuk dapat benar-benar memahami
situasi (genchi genbutsu).
Prinsip 13: Ambil keputusan secara perlahan-lahan dengan konsensus,
seksama dalam mempertimbangkan semua pilihan; mengimplementasikan
keputusan dengan cepat (nemawashi).
Prinsip 14: Menjadi organisasi pembelajar melalui refleksi yang terusmenerus (hansei) dan perbaikan yang berkesinambungan (kaizen).
Dalam kesempatan ini kita akan mencoba melihat empat prinsip diantaranya.
Prinsip pertama yang membuat Toyota menjadi legenda adalah: long term
philosophy. Atau sebuah prinsip yang senantiasa disandarkan pada filosofi jangka
panjang. Mereka selalu mencoba mengambil keputusan manajemen berdasarkan
perspektif jangka panjang, dan bukan sekedar demi keuntungan finansial jangka
pendek semata. Kisah riset mereka untuk menghasilkan mobil hibrid pertama didunia dengan merk Toyota Prius misalnya; dibangun dengan pemikiran jangaka
panjang akan masa depan bumi. Meski mungkin upaya ini tidak menghasilkan
banyak profit, namun mereka dengan intens melakukan ikhtiar untuk mampu
menghasilkan mobil dengan emisi gas buang nol (zerro emission). Sebuah impian
yang tentu saja didasarkan akan long term perspective.
Prinsip kedua yang juga mereka jalankan adalah : The Right Process Will
Produce the Right Results. Inilah sebuah filosofi yang banyak mendasari proses
produksi (manufacturing) Toyota yang legendaris. Dalam prinsip ini mereka
selalu mencoba membangun sebuah proses produksi yang sempurna demi
14

menghasilkan

beragam

produk

mobil

dengan

mutu

yang

tak

terkalahkan. Disinilah lalu dikenal sejumlah pendekatan semacam heijunka atau


sebuah ikhtiar untuk membangun proses produksi yang mampu meminimalkan
waste; serta tidak memberikan beban berlebihan kepada mesin ataupun tenaga
manusia (overburden process). Pendekatan lain yang juga muncul adalah kaizen
atau sebuah upaya terus menerus untuk melakukan perbaikan (constant
improvement) melalui standarisasi proses yang sistematis dan mudah diobservasi.
Prinsip ketiga Toyota Way adalah : Add Value to the Organization by
Developing Your People. Melalui prinsip ini Toyota senantiasa mendedikasikan
sumber daya yang melimpah untuk pengembangan kompetensi para karyawannya.
Para leader dan teknisi terus digodok hingga tingkat master. Para master inilah
yang kemudian akan memastikan bahwa setiap Lexus atau Camry yang
diproduksi, semuanya sesuai dengan acuan standar mutu yang telah ditetapkan.
Yang menarik, proses pengembangan SDM ini juga dilakukan secara intensif
kepada para mitra (supplier) Toyota. Mereka mengenalnya sebagai Toyota Supply
Chain Network. Setiap supplier yang ada dalam alur ini selalu mendapatkan
semacam intervensi pelatihan dan pengembangan dari Toyota untuk
memastikan semua mitra tersebut memiliki mutu SDM dan produk yang sejajar
dengan standar Toyota.
Prinsip keempat atau terakhir yang diuraikan dalam buku ini adalah
tentang: Continuously Solving Root Problems to Drive Organizational Learning.
Dalam prinsip ini kita dikenalkan dengan pendekatan Toyota yang berbunyi
:Genchi Gebutsu (atau sebuah prinsip yang mengajak kita untuk selalu turun ke
lapangan dan melihat proses secara menyeluruh demi memahami situasi/akar
masalah dengan lebih komprehensif). Melacak akar masalah dan bukan sekedar
gejala atau simptom adalah kunci bagi terbangunnya sebuah proses operasi yang
ekselen, dan juga keunggulan kinerja.

4.2 filosofi yang membangun perusahaan Toyota


14 Prinsip dari The Toyota Way adalah menjadi sebuah filosofi
manajemen yang digunakan oleh korporasi Toyota, yang meliputi Toyota

15

Production System. Ide-ide utamanya adalah agar mendasarkan keputusan


manajemen pada "pemahaman filosofis atas tujuan (perusahaan)", berpikir jangka
panjang, memiliki proses untuk memecahkan masalah, penambahan nilai bagi
organisasi dengan cara mengembangkan orang-orangnya, dan menyadari bahwa
memecahan masalah secara terus-menurus mendorong proses belajar organisasi.
Sejak tahun 1980-an, Toyota dan Lexus telah mendapatkan pengakuan
atas kualitas kendaraan-kendaraan mereka dan secara konsisten memperoleh
peringkat yang lebih tinggi dari para produsen mobil lain di dalam survei
kepuasan pemilik kendaraan. Hal ini menurut Jeffrey Liker, seorang
profesor teknik industri University of Michigan, sebagian besar adalah karena
filosofi bisnis yang mendasari sistem produksi mereka.

a. Penerapan Lean Manufacturing dengan Menggunakan Metode Kaizen Di


Toyota
Lean

Manufacturing

atau

dikenal

juga

dengan

sebutan

Lean

Enterprise, Lean Production, atau sederhananya hanya disebut Lean saja


merupakan sebuah metodologi praktek produksi yang memfokuskan penggunaan
dan pemberdayaan sumber daya untuk menciptakan value bagi pelanggan;
caranya adalah dengan menhilangkan waste (pemborosan) yang terjadi pada
proses sehingga terjadi proses yang lebih efektif dan efisien, dengan kualitas
output yang lebih baik.
Prinsip dasar Lean adalah:
1. Berikan VALUE sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan.
2.
3.
4.
5.

Identifikasi VALUE STREAM untuk setiap produk / jasa.


Buat aliran proses menjadi sebuah tahapan yang rutin dan berkelanjutan.
Terapkan sistem tarik (PULL system) dalam proses.
Lakukan secara konsisten hingga tercapai proses yang sempurna.

Yang perlu ditekankan sebelum memulai inisiatif Lean dalam organisasi


adalah bahwa Lean bukanlah sebuah program perbaikan yang instan. Dibutuhkan
usaha yang berkelanjutan untuk menyempurnakan hasil dari penerapan Lean
dalam organisasi. Lean harus dijalankan dengan rutin serta utuh, dan sebaiknya
menjadi bagian dari budaya perusahaan.

16

Waste dalam Lean

Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka
dalam konsepnya terdapat 7 macam waste yang umumnya terjadi, yang harus
dihilangkan. 7 Waste tersebut diantaranya:

Waste Transportasi (Waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan


yang tidak diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan
kembali, perpindahan barang)

Waste Kelebihan Persediaan (Inventory, stok atau persediaan yang


berlebihan)

Waste Gerakan (Motion, waste ini berupa waktu yang digunakan untuk
mencari, kemudian gerakan yang tidak efisien dan tidak ergonomis)

Waste Menunggu (Waiting, waste ini termasuk antara lain aktivitas


menunggui mesin otomatis, menunggu barang datang dsb)

Waste Kelebihan Produksi (Over Production, menghasil produk melebihi


permintaan, ataupun lebih awal dari jadwal)

Waste Proses Berlebih (Over Processing, penambahan proses yang tidak


diperlukan bagi barang produk hanya akan menambah biaya produksi

Waste Defect (Rework, kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan
tidak membayar).

Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap
sebagai sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan,
khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang
seharusanya bisa dihindari. Karena itu, penerapan Lean dapat membantu
organisasi memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus meningkatkan revenue.
Lean

Manufacturing

mengidentifikasikan

dan

adalah

suatu

mengeliminasi

pendekatan

pemborosan

di

sistematis

untuk

dalam

pabrik.

Pemborosan adalah, segala kegiatan yang tidak memberi nilai tambah, tetapi
malah menambah waktu, upaya dan biaya.Implementasi Lean Manufacturing
dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu melaluiaktifitas peningkatan terus-

17

menerus

pada

masing-masing

area

kerja

(Point

Kaizen)

dan

denganmengoptimalkan Value Stream (ProcessKaizen).Praktek kaizen berakar


dari ide Sakichi Toyoda (1867-1930), pendiri grup Toyota. Pada1890, tanpa
bantuan pihak ketiga melakukan upaya penyempurnaan mesin pintal varian
darisistem flying shuttle hasil penemuan 150 tahun sebelumnya di Lancashire,
Inggris.
Filosopi yang digunakan perusahaan toyota yang lainnya adalah kaizen.
Kaizen adalah sebuah sistem perbaikan terus menerus pada kualitas, teknologi,
proses, budaya perusahaan, produktifitas, keamanan, dan kepemimpinan. Kata
kaizen itu sendiri berasal dari bahasa Jepang yang artinya continuous
improvement. Dalam sistem ini, semua pegawai terlibat, dari manajemen tingkat
atas sampai OB. Sistem ini mendorong semua orang untuk memberikan masukan
secara berkala, tidak terbatas sekali dalam periode waktu tertentu, tapi terus
menerus, seperti yang telah diterapkan oleh perusahaan besar seperti Toyota dan
Canon. Filosofi yang indah terdapat pada Kaizen :
do it better, make it better, improve it even if it isnt broken, because if we
dont, we cant compete with those who do.
Kaizen merupakan sebuah proses yang, jika dilakukan dengan benar, akan
memanusiakan tempat

kerja, menghilangkan tekanan

kerja

keras,

dan

mengajarkan orang bagaimana melakukan eksperimen pada pekerjaan mereka


dengan menggunakan metode ilmiah dan cara belajar untuk menemukan dan
menghilangkan pemborosan dalam proses bisnis.
Kaizen berarti perbaikan .kata kaizen merupakan kombinasi karakter huruf
jepang kaiyang berarti perubahan dengan zen yang berarti baik. Kaizen adalah
continous improvement atau perbaikan terus menerus," yang melibatkan semua
anggota dalam hirarkhi perusahaan, baik manajemen maupun karyawan untuk
meningkatkan apa yang telah dicapai kearah yang lebih baik. Intinya: kesadaran
bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhikebutuhan
pelanggan,

jika

perusahaan

ingin

tetap

eksis,

memperoleh

laba,

dan berkembang.Tujuannya: menyempurnakan mutu, proses, sistem, biaya, dan


penjadwalan demikepuasan pelanggan. Di barat kata kaizen sebagai konsep
18

manajemen,berarti perbaikan terus-menerus. setahap demi setahap defenisi lain


dari kaizen adalah:
1. Filoosofi sikap, cara berpikir dan cara berperilaku serta berpusat pada
kultur kebudayaan.
2.

Suatu kabudayaan yang fokus terhadap perbaikan secara terus-menerus


dengan menghilangkan waste disemua sistem dan proses.

3.

Mind set
Menurut kaizen, kamajuan yang diraih bukanlah bukanlah hasil satu
atau dua lompatan besar. Kemajuan menurut kaizen dapat diraih karena
perbaikan kecil tanpa henti dalam berates-ratus bahkan beribu-ribu kali
perubahan dalam menghasilkan produk atau jasa,idetentang perbaikan
biasanya berasal dari karyawan. asumsi yang mendasari perubahandalam
kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada, artinya tidak
adakemajuan produk,hubungan,sistem atau struktur yang sempurna.
Kaizen selalu berusaha meningkatkan apa yang pernah dicapai dan pasti
selalu ada orang lain yang manamukan ruang untuk mangadakan
peningkatan.

19

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat, perusahaan harus memiliki
produk atau layanan dengan mutu yang baik dan tinggi agar tetap dapat
meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Mutu yang baik hanya bisa
dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sistem manajemen mutu yang handal.
Tapi sistem manajemen mutu hanyalah sebuah alat yang membantu untuk
bekerja secara lebih efektif dan efisien. Ukurlah keberhasilan perusahaan
dengan tingkat kepuasan konsumen pada produk atau layanan yang diberikan,
bukan dari keberhasilan untuk mendapatkan sertifikasi suatu standar sistem
mutu tertentu. Dan perlu diingat, produk dan layanan perusahaan yang akan
menciptakan konsumen dan pendapatan, bukan sistem manajemen mutu yang
dipergunakan.

5.2SARAN
Karena manajemen mutu bergerak di bidang ekonomi untuk kesejahteraan
anggota, maka penulis dapat memberikan saran kepada pengantar manajemen
mutu sebagai berikut :
1.

Perencanaan (planning)

2.

Pengorganisasian (organizing)

3.

Pengendalian (controlling)

4.

Pengawasan (controlling)

DAFTAR PUSTAKA

20

http://innoshop25.blogspot.com/2012/05/manajemen-mutu-studi-kasustoyota.html
Iso 9001:2000 And Continual Quality Improvement
Ismail solihin, pengantar manajemen
http://dwgwisnu.wordpress.com/2013/05/05/apa-itu-kaizen/
http://shiftindonesia.com/lean-six-sigma-lean-manufacturing/

21

Anda mungkin juga menyukai