BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai yang
pembiayaannya baik itu dalam bentuk penyediaan dana maupun barang modal.
prosedur pemberian kredit kepada nasabah agar meyakinkan pihak pegadaian bahwa
mencakup biodata atau latar belakang nasabah, prospek usahanya, jaminan yang
diberikan dan faktor lainnya. Tujuan analisis ini agar perusahaan yakin bahwa kredit
yang fiktif, memberikan jaminan yang tidak layak ataupun palsu salah satunya,
jaminan emas palsu atau perhiasan tiruan yang dilapis emas. Sehingga sebenarnya
kredit tersebut tidak layak untuk diberikan. Akibatnya, jika tidak dilakukan analisis
atau salah dalam menganalisis, maka kredit yang diberikan akan sulit untuk ditagih
1
2
alias macet. Namun, faktor salah analisis ini bukanlah penyebab utama timbulnya
kredit macet walaupun sebagian besar kredit macet terjadi karena salah dalam
analisis. Penyebab lainnya bisa disebabkan oleh bencana alam yang tidak dapat
kredit. Hal ini sangatlah penting dan sudah ada prosedurnya dari pegadaian
dijalankan oleh masing-masing sumber daya manusia pelaksana cabang dan unit
yang berharga kepada orang lain, baik berupa uang, barang ataupun jasa-jasa, dengan
mengandung resiko, untuk itu diperlukan adanya jaminan (agunan) yang menyangkut
harta benda milik nasabah debitur atau dapat juga milik pihak ketiga yang merupakan
adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam
Sebagaimana halnya orang atau badan usaha yang akan menjadi calon debitur, maka
barang yang diserahkan sebagai jaminan harus di analisis mengenai legalitas dan
1
Julius R. Latumaerissa, Manjamen Bank Umum (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), h.
119.
2
Syamsu Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (t.t.: IN MEDIA, t.th.), h. 132.
3
status barang jaminan yang dapat mempengaruhi keputusan kredit tersebut. Dimana
keputusan adalah dianggap sebagai suatu hasil dari proses yang telah
seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
sejak zaman penjajahan suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi menjadi
Salah satu jaminan kredit atas benda bergerak adalah kendaraan bermotor. Yang
dimaksud dengan kendaraan bermotor disini mobil dengan berbagai jenis, tipe, dan
merk. Yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Raya, yang menyebutkan bahwa kendaraan bermotor
adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tekhnik yang berada diatas
yang harus dimintai oleh Kreditor adalah Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor
(BPKB), 3 lembar blanko yang ditandatangani oleh nama yang tertera di BPKB,
Kartu Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan Surat Nikah.4 Adapun perusahaan
Nur Adi Kumaladewi, “Eksekusi Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan Fidusia Yang
4
Berada Pada Pihak Ketiga” , Universitas Sebelas Maret, Vol. II, No. 2 , 2015, h. 61.
4
yang menjadi objek penelitian adalah PT. Pegadaian Persero Cabang Watampone
memiliki berbagai macam produk, dimana produk utamanya terdiri dari KCA,
Krasida, Kreasi, dan masih banyak lagi. Adapun penelitian yang akan di analisis lebih
mengkhusus pada produk Kreasi. Pada produk KREASI memberikan dana kredit
kepada usaha mikro kecil (UMK) dan menengah (UMKM) dengan cara memberikan
dijadikan agunan agar dapat memenuhi syarat pemberian fasilitas kredit. Dengan
mengambil judul tersebut juga peneliti berharap agar dapat membantu pembaca dan
nasabah. Untuk itu dari berbagai uraian diatas maka penulis berkeinginan untuk
meneliti dan menulis skripsi dengan judul “Analisis Keputusan Kredit Agunan
Watampone”.
5
B. Rumusan Masalah
yang dapat dirumuskan untuk membatasi adanya perluasan masalah dan untuk
1. Tujuan
2. Manfaat
a. Manfaat Ilmiah
b. Manfaat Praktis
6
sarjana.
kendaraan motor.
Ruang lingkup penelitian meliputi masalah yang akan diangkat atau diteliti,
penelitian dan menetukan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. 5 Ruang
lingkup penelitian ini bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan
untuk mencegah terjadinya pembahasan yang meluas, maka perlu kiranya diberikan
pembatasan cakupan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini, yaitu hanya
pada lingkup seputar mengenai kredit agunan surat-surat kendaraan motor pada PT.
Pegadaian Persero Cabang Watampone. Ruang lingkup yang akan di teliti dalam
penelitian ini terfokus pada produk Kreasi yang merupakan produk yang paling
E. Sistematika Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini akan disistematika menjadi lima bab yang
saling berkaitan satu sama lain. Sebelum memasuki bab pertama akan didahului
pengantar, daftar isi, daftar tabel , daftar gambar, dan daftar lampiran.
5
Febri Endra, Pedoman Metodologi Penelitian: Statistika Praktis ( Sidoarjo: Sifatama
Jawara, 2017), h. 53.
7
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang kajian penelitian terdahulu, kajian teori, dan
kerangka pikir.
Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, data dan sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian berupa jawaban dari pertanyaan yang
telah diajukan pada bagian rumusan masalah. Dan pada bagian pembahasan, hasil
kajian pustaka yang telah ditentukan pada bab II dan dianalisis dengan menggunakan
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian serta implikasi penelitian yang
bahasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya yang ditulis dengan
kalimat-kalimat yang ringkas, padat, dan tegas. Dalam bab ini dimuat pula implikasi
dari penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk saran-saran yang dipandang perlu,
baik yang bersifat teoritis maupun praktis, berkaitan dengan pokok masalah yang
dibahas.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
tambahan modal kerja dan penentuan strategi yang tepat, diperlukan kerja
sama yang baik dalam prosedur perkreditan agar tidak ada satupun yang
terlewatkan, analisis 2 C pada kredit KCA dan 6 C pada kredit KUMK agar
paling cepat tahun 2014. ROA, BOPO, dan NPM, menunjukkan bahwa laba
dari tahun 2011 sampai 2015, ini berarti pegadaian Kanwil dikota Makassar
PT. Pegadaian (persero) Kanwil diKota Makassar” dalam skripsi penelitian Universitas Negeri
Makassar 2016.
8
9
Adapun perbedaan dengan penelitian penulis adalah pada penelitian ini lebih
Trisna Herawati, dan Gusti Ayu Purnamawati 2017 dengan judul “Analisis
dan 7P ini dinilai sudah sangat efektif guna untuk mengetahui layak atau tidak
yang diterima bank sebagai biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
kendala penyebab utama dari kegagalan PT. BPR. Pasar Umum dalam
7
Gusti Bagus Fradita Anggriawan, Nyoman Trisna Herawati, dan Gusti Ayu Purnamawati,
“Analisis Prinsip 5C dan 7P dalam Pemberian Kredit untuk meminimalisir Kredit Bermasalah dan
Meningkatkan Profitabilitas ( Studi Kasus pada PT. BPR Pasar Umum Denpasar-Bali)”, Universitas
Pendidikan Ganesha,Vol. 8 No. 2 Tahun 2017.
10
fokus ke 5C.
mengutamakan pada tiga poin yaitu: character, capacity, dan collateral dari
porsi yang lebih sedikit dari pada ketiga poin tersebut. Dalam implementasi
5C, pihak BMT juga mempunyai nilai tambah yaitu apabila nasabah tersebut
sudah menjadi mitra yang loyal (setia) di KJKS BMT El Amanah maka pihak
mengutamakan character.
B. Kajian Teori
1. Analisis Kredit
8
Nurul Azizah, “Implementasi 5C Pada Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT El
Amanah Kendal”, dalam Skripsi Penelitian UIN Walisongo Semarang 2015.
11
a. Pengertian Kredit
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam
bahasa latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang
a) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah
pemohon kredit.
b) Kesepakatan
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 85-86.
9
12
c) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut
d) Risiko
semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan
bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang
tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa
e) Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi
kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit. Apabila dengan adanya rasa
percaya antara kedua pihak dan telah sepakat dengan jangka waktu yang telah
10
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 87-88.
13
ditentukan dalam proses pengembalian kredit maka akan mengurangi risiko yang
akan terjadi dan pihak pemberi kredit akan mendapatkan balas jasa dari penerima
kredit.
c. Jenis Kredit
a) Kredit Konsumsi
cara membeli, menyewa atau dengan cara lain. Sebagai contohnya adalah
eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain. Biasanya kredit ini jangka
pendek atau dibawah satu tahun, dan dapat diperpanjang sesuai dengan
3) KMK Industri
c) Kredit Investasi
Dalam hal ini debitur diberi hak untuk menarik dana rekening
pokok kredit dilaksankan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit
bulannya.
2) Installment Loan
menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank dengan debitur,
tahun.
Naasional Produk Syariah”, dalam Skripsi Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana
Hasanuddin Banten 2017.
15
2) Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu
3) Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari
tiga tahun.
d. Tujuan Kredit
Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan lepas dari misi bank tersebut.
nasabah.
usahanya.
disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan semakin baik karena akan
negara.
e. Fungsi Kredit
Secara garis besar, fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan
Dalam pemberian kredit bank mempunyai resiko yang disebut “credit risk”
yang timbul apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang di pinjam dan
kriteria:
melampaui 90 hari.
Naasional Produk Syariah”, dalam Skripsi Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana
Hasanuddin Banten 2017.
17
90 hari,
hari,
180 hari,
pengikatan jaminan.
e) Kredit macet
270 hari,
3) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan
yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan
7P memiliki persamaan yaitu semua yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut
dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan
b) Capacity
c) Capital
13
Samsul Amri, “Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Likuiditas PT. Pegadaian
Naasional Produk Syariah”, dalam Skripsi Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana
Hasanuddin Banten 2017.
14
Dedi Mulyadi, “Analisis Manajemen Kredit Dalam Upaya Meminimalkan Kredit
Bermasalah (Studi Pada PT. BPR Pantura Abadi Karawang)”, Vol, 1 No, 2, 2016.
19
Adalah penggunaan modal yang efektif dapat dilihat dari laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
d) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan
e) Condition
Adalah kondisi ekonomi pada masa sekarang dan yang akan datang harus
dinilai sesuai dengan sektor masing-masing. Prospek usaha dari sektor uang
dijalankan oleh nasabah juga harus dinilai. Penilaian prospek bidang usaha yang
a) Personality
Adalah sifat atau perilaku yang dimiliki calon debitur yang mengajukan
pemberian kredit. Sebaliknya apabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat
diberikan.
Bermasalah (Studi Pada PT. BPR Pantura Abadi Karawang)”, Vol, 1 No, 2, 2016.
20
b) Party
dapat digololngkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang
berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit
untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan
lainnya.
c) Perpose
Adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur, apakah untuk
kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang
d) Prospect
(jelek).
e) Payment
hal ini dapat diketahui jika analisis kredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan
f) Profitability
21
Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau akan semakin
g) Protection
keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti kebenaran dan keaslian Akte
mengkalkulasi jumlah kredit yang diminta apakah relevan apa tidak dan
e. Peninjauan lokasi.
Bermasalah (Studi Pada PT. BPR Pantura Abadi Karawang)”, Vol, 1 No, 2, 2016.
22
6) Realisasi kredit.17
2. Agunan
a. Pengertian Agunan
atau autie, yaitu kemampuan debitur untuk memenuhi atau melunasi utangnya kepada
kreditur yang dilakukan dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai ekonomis
sebagai tanggungan atas pinjaman atau utang yang diterima debitur terhadap
krediturnya. Selain istilah jaminan, dikenal juga dengan agunan. Istilah agunan dapat
agunan adalah : “Jaminan tambahan diserahkan debitur kepada Bank dalam rangka
agunan adalah untuk mendapatkan fasilitas dari bank. Jaminan ini diserahkan oleh
1) Jaminan tambahan;
PT. Pegadaian (Persero)” dalam skripsi penelitian Universitas Negeri Makassar 2016.
23
1988 tentang perbankan, agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah
debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiyaaan
1) Barang Berwujud:
Barang berwujud adalah benda yang secara nyata kelihatan fisiknya dan
b) Barang tidak bergerak yaitu tanah (hak milik, hak guna usaha dan hak
18
Elvira Suzana Ekaputri, Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan Gadai Pada Perum
Pegadaian Cabang Depok, dalam Skripsi Penelitian Universitas Indonesia 2012.
19
Syamsu Iskandar, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 132.
20
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 283.
24
Yang termasuk dalam barang tidak berwujud adalah benda yang secara
nyata tidak kelihatan fisiknya, antara lain hak tagihan atas piutang (cessie), jaminan
yang dibiayai dengan kredit, misalnya barang dagangan, bahan baku dan
sebagainya.
barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah
barang bergerak.
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya
maupun tidak.
Untuk barang gudang, yaitu barang agunan selain emas dan permata
dengan cara:
Sebagaimana halnya orang atau badan usaha yang akan menjadi calon
debitur, maka terhadap barang yang diserahkan sebagai jaminan atas fasilitas kredit
21
Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta: Ekonisia, 2010), h. 175.
26
apakah:
2) Status barang jaminan , bebas atau berada dalam sengketa atau dalam
dilakukan ke BPN sesuai yang tertera di sertifikat, atau dengan melalui jasa Notaris.22
3. Fidusia
a. Sejarah Fidusia
Orang romawi mengenal dua bentuk fidusia, yaitu fidusia cum creditore dan fidusia
cum amino, keduanya timbul dari perjanjian yang disebut pactum fiduciae yang
kemudian diikuti dengan penyerahan hak atau in iure cession. Pada bentuk yang
barang itu kepada debitur apabila debitur sudah memenuhi kewajibannya kepada
debitur.
Selain fidusia cum creditore, orang romawi mengenal fidusia cum amino
yang terjadi bilamana seseorang menyerahkan kewenangannya kepada pihak lain atau
menyerahkan suatu barang kepada pihak lain untuk di urus. Dalam bentuk ini,
22
Syamsu Iskandar, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 133.
27
penerima akan tetapi kepentingannya tetap ada pada pihak pemberi atau dengan
berkembang pula lembaga pand (gadai) dan hipotik (hak tanggungan), sehingga
peranan lembaga fidusia sebagai jaminan hutang mulai berkurang peranannya sampai
kemudian peranan dan eksistensinya lenyap sama sekali sejak zaman sesudah zaman
negara-negara Eropa Kontinental ( seperti Prancis, Belanda) pada saat itu, lembaga
fidusia sudah keburu lenyap. Sehingga, dalam kitab Undang-Undang mereka juga
tidak dikenal lembaga yang disebut dengan fidusia tersebut. Waktu itu, yang ada
hanyalah pand (gadai) untuk benda bergerak, dan hipotik ( hak tanggungan) untuk
di negeri Belanda, dalam praktek hukum dirasakan bahwa eksistensi pand dan hipotik
tersebut belum cukup, khususnya jika ada pembebanan jaminan terhadap barang
bergerak dimana fisik bendanya tidak perlu dialihkan kepada pihak kreditur. Dengan
kembali lembaga fidusia ( dalam bentuknya yang modern) sebagai jaminan hutang
lewat konstruksi yang unsur rekayasa sangat kental. Kemudian, jaminan fidusia
dalam bentuknya yang modern ini diterima dengan baik dalam praktek hukum yang
23
Shifa’ Al-Adawiyah, “ Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Angsuran Sistem
Fidusia (KREASI) Pada Perum Pegadaian (Studi Pada Perum Pegadaian Cabang Teluk Betung)”,
dalam Skripsi Penelitian Universitas Lampung Bandar Lampung, 2010.
28
Dan dewasa ini banyak negara yang bahkan sudah mempunyai Undang-
Undang yang mengatur tentang fiduisa ini, termasuk Indonesia dengan Undang-
praktek terhadap suatu lembaga semacam fidusia ini sangat terasa sejak zaman Hindia
Belanda. Sebab, ada kekurangan dari lembaga gadai atau pun hipotik versi KUH
Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996. Kelemahan dari ketentuan ini yang ada akan
b) Tidak semua barang yang tidak bergerak dapat dibebani dengan hipotik/
c) Walaupun sangat dimungkinkan gadai atas tanah versi hukum adat, tetapi
oleh pihak pemberi gadai yang belum tentu sesuai dengan setiap kasus
rumah diatas tanah milik orang lain) atau fidusia menurut Undang-Undang
Tentang Rumah Susun No. 16 Tahun 1985 ( atas satuan rumah susun jika
tanahnya adalah hak pakai atas tanah negara), akan tetapi pengaturan
diakui oleh yurisprudensi Indonesia denga putusan HGH tanggal 18 Agustus 1932
jaminannya, Clignett menyerahkan hak milik atas sebuah mobil secara kepercayaan.
Clignett tetap menguasai mobil itu atas dasar perjanjian pinjam pakai dengan BPM.
Perjanjian pinjam pakai itu akan diakhiri bilamana clignett lalai membayar utangnya
telah ditentukan. BPM menuntut penyerahan mobil dari Clignett. Clignett menolak
untuk menyerahkannya dengan alasan bahwa perjanjian yang dibuat itu tidak sah.
Menurut Clignett jaminan yang ada adalah gadai, akan tetapi karena barang gadai
dibiarkan tetap berada dalam kekuasaan debitur maka gadai tersebut tidak sah.
berpendapat bahwa jaminan yang dibuat antara BPM dan Clignett bukanlah gadai,
24
Shifa’ Al-Adawiyah, “ Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Angsuran Sistem
Fidusia (KREASI) Pada Perum Pegadaian (Studi Pada Perum Pegadaian Cabang Teluk Betung)”,
dalam Skripsi Penelitian Universitas Lampung Bandar Lampung, 2010.
30
melainkan penyerahan hak milik secara kepercayaan atau fiducia yang telah diakui
oleh Hoge Raad dalam Bierbrouwerij Arrest. Sehingga akhirnya HGH menyatakan
bahwa perjanjian penyerahan hak milik secara kepercayaan itu sah dan Clignett
merupakan suatu bentuk penyerahan dimana barang yang diserahkan dibiarkan tetap
berada dalam penguasaan pihak yang menyerahkan, jadi yang diserahkan hanya hak
milik saja.
dengan penyerahan yang nyata (Pasal 612 KUH perdata). Jadi, jelas bahwa Undang-
Undang, dalam hal ini KUH Perdata, tidak mengenal penyerahan secara constitutum
dapat dilakukan secara sah oleh karena pada dasarnya para pihak bebas
tempat pertama dalam urutan pemberian jaminan terhadap kredit dari Bank Rakyat
b. Pengertian Fidusia
Istilah fidusia berasal dari Hukum Romawi, dikenal sebagai gadai barang
hak atas benda berdasarkan kepercayaan yang disepakati sebagai jaminan bagi
“Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud dan benda yang tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
akan tetapi dalam perkembangannya, objek fidusia meliputi benda tidak bergerak.
Hal ini dapat dilihat dari ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia, yang menyebutkan bahwa objek
jaminan fidusia adalah benda berwujud maupun benda tidak berwujud, yang terdaftar
maupun tidak terdaftar dan benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak
dapat menjadi objek jaminan fidusia sekarang ini meliputi: benda bergerak dan benda
tetap tertentu yaitu benda tetap yang tidak bisa dijaminkan melalui lembaga jaminan
hak tanggungan atau hipotik dan dengan syarat benda tetap tersebut dapat dimiliki
1999 tentang jaminan Fidusia menyatakan, bahwa jaminan fidusia tidak berlaku
terhadap:
2) Hipotek atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran 20 (dua puluh)
M3 atau lebih;
4) Gadai.
Dengan demikian, objek jaminan fidusia adalah benda bergerak dan benda
tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak bisa dibebani dengan hak
33
benda bergerak, antara lain kendaraan bermotor, stok barang dagangan (inventory).
Sedangkan jaminan fidusia berupa benda yang tidak bergerak seperti kios jarang
digunakan. Hal ini berkaitan dengan tempat pendaftaran yang dirasakan kurang
kesulitan lebih besar dibandingkan dengan benda bergerak dalam eksekusi benda
jaminan dikemudian hari. Sehingga secara praktis objek jaminan fidusia hanya berupa
pada pasal 5 ayat (1) menentukan, bahwa pembebanan benda dengan jaminan fidusia
dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan
fidusia, selain dicantumkan hari dan tanggal, juga dicantumkan waktu (jam)
pembuatan akta tersebut. Dari ketentuan pasal 5 ayat (1) tersebut, maka pembebanan
jaminan fidusia yang merupakan perjanjian fidusia dibuat dalam bentuk tertulis
Fidusia ayat (1), bahwa pengalihan hak atas piutang yang dijaminkan dengan
jaminan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban
termaksud sesuai ayat (2) didaftarkan oleh kreditur baru kepada kantor Pendaftaran
Fidusia.
Dengan “pengalihan hak atas piutang” dalam ketentuan ini dikenal dengan
istilah “Cessie” yakni pengalihan piutang yang dilakukan dengan akta otentik atau
akta dibawah tangan. Dengan adanya cessie ini, maka segala hak dan kewajiban
penerima fidusia lama beralih kepada penerima fidusia baru dan pengalihan hak atas
menurut pasal 20 akan tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan fidusia
dalam tangan siapapun benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas benda
persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia. Hal tersebut sesuai dengan prinsip
menyatakan:
jaminan fidusia dengan cara dan prosedur yang lazim dilakukan dalam
usaha perdagangan;
2) Pengalihan tidak berlaku apabila telah terjadi cidera janji oleh debitur atau
pemberi fidusia;
3) Benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang telah dialihkan wajib
28
M.Yasir, “Aspek Hukum Jaminan Fidusia”, Vol. 3 No. 1, 2016, h. 87.
35
4) Dalam hal pemberi fidusia cidera janji, maka hasil pengalihan dan atau
tagihan yang timbul karena pengalihan demi hukum menjadi objek jaminan
dapat mengalihkan benda persediaan untuk menjadi objek jaminan fidusia. Namun
demikian untuk menjaga kepentingan penerima fidusia, maka benda yang dialihkan
tersebut wajib diganti dengan objek yang setara. Yang dimaksud dengan
kegiatan usahanya. Selanjutnya yang dimaksud “setara” tidak hanya nilainya tetapi
juga jenisnya. Yang dimaksud dengan “cidera janji” adalah tidak memenuhi prestasi,
jaminan fidusia yang merupakan benda persediaan menurut pasal 22 UUJF, bebas
dari tuntutan meskipun pembeli tersebut mengetahui tentang adanya jaminan fidusia
itu, dengan ketentuan bahwa pembeli telah membayar lunas harga penjualan benda
tersebut sesuai dengan harga pasar. Yang dimaksud dengan “harga pasar” adalah
harga yang wajar yang berlaku dipasar pada saat penjualan benda tersebut, sehingga
tidak mengesankan adanya penipuan dari pihak pemberi fidusia dalam melakukan
29
M.Yasir, “Aspek Hukum Jaminan Fidusia”, Vol. 3 No. 1, 2016, h. 87-88.
36
2) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia atau musnahnya
lagi dan sertifikat dicoret dan disimpan dalam arsip Kantor Pendaftaran
Fidusia.
ayat (2) tidak akan menghapuskan klaim asuransinya. Dengan hapusnya jaminan
fidusia penerima fidusia sesuai ayat (3) pasal 25 UUJF harus memberitahukan kepada
benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Bahwa sesuai dengan sifat ikutan dari
jaminan fidusia, maka adanya jaminan fidusia tergantung pada adanya piutang yang
dijamin pelunasannya. Apabila piutang tersebut hapus karena hapusnya utang atau
menjadi hapus. Yang dimaksud dengan “hapusnya utang” antara lain Karena
37
pelunasan dan bukti hapusnya utang berupa keterangan yang dibuat oleh kreditur.
Selanjutnya dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia musnah dan benda
tersebut diasuransikan, maka klaim asuransi akan menjadi pengganti objek jaminan
fidusia tersebut.
Dengan hapusnya jaminan fidusia, maka sesuai pasal 26 ayat (1) Kantor
Pendaftaran Fidusia mencoret pencatatan jaminan fidusia dari Buku Daftar Fidusia.
Selanjutnya Kantor Pendaftaran Fidusia sesuai ayat (2) menerbitkan surat keterangan
yang menyatakan sertifikat jaminan fidusia yang bersangkutan tidak berlaku lagi.30
internasional saat ini mengaku pada sistem bunga dalam proses pembayarannya.
Maka perspektif islam terhadap perkreditan yang dilakukan masyarakat luas saat ini,
pendapat kedua mengharamkan , hal itu bergantung pada beberapa faktor seperti
Pemikiran karangan Prof. Dr. H. Umar Shihab dijelaskan bahwa bunga bank yang
dipungut dan diberikan kepada nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
bunga atau riba yang diperlakukan pada masa jahiliyah. Sementara pemungut riba
waktu itu selalu mendapat keuntungan besar karena melipat gandakan pembayaran.
Sekarang ini pemungutan bunga bank tidak akan membuat bank dan nasabah itu
sendiri memperoleh keuntungan besar dan sebaliknya bank dan nasabah sama-sama
30
M.Yasir, “Aspek Hukum Jaminan Fidusia”, Vol. 3 No. 1, 2016, h. 88-89.
38
tidak dirugikan atas adanya bunga tersebut. Oleh sebab itu tidak sepantasnya bunga
bank diharamkan. Sebab meskipun diidentikkan dengan riba, namun tujuan dan
metode pelaksanaannya sama sekali jauh dari yang pernah dipraktekkan di jahiliyah
yang di haramkan dalam al-Qur’an itu, dan bunga bank lebih tepat dianalogikan
bogor bahwa bunga bank sepanjang dipergunakan dalam kondisi darurat dan
kepentingan umum, maka status hukumnya adalah mubah, tetapi jika syarat yang
diajukan tersebut tidak terpenuhi, maka bunga bank secara otomatis berstatus hukum
haram.31 Hal tersebut diperkuat dengan adanya penjelasan dalam Al-Qur’an dan
Hadist yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata
yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
karena Nabi Muhammad saw membolehkan jual beli As-Salam, yaitu membeli secara
Kredit dibolehkan dalam hukum jual beli secara Islami. Kredit adalah
membeli barang dengan harga yang berbeda antara pembayaran dalam bentuk tunai
bila dengan tenggang waktu. Ini dikenal dengan istilah: bai’bit taqshid atau bai’ bits-
tsaman ‘ajil. Gambaran umumnya adalah penjual dan pembeli sepakat bertransaksi
atas suatu barang (x) dengan harga yang sudah dipastikan nilainya (y) dengan masa
31
Ahmad Abdullah, “Pinjaman Kredit Dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Vol. 3, No. 1,
2019, h. 48.
39
pembayaran (pelunasan) (z) bulan. Harga harus disepakati di awal transaksi meskipun
menaikkan harga karena temponya, sebagaimana yang kini biasa dilakukan oleh para
pedagang yang menjual dengan kredit, maka haram hukumnya dengan dasar bahwa
tambahan harga itu berhubung masalah waktu dan semua itu sama dengan riba.
Jumhur ulama membolehkan jual beli kredit ini, karena pada asalnya boleh dan nash
yang mengharamkannya tidak ada. Jual beli kredit tidak bisa dipersamakan dengan
riba dari segi manapun. Oleh karena itu seorang pedagang boleh menaikkan harga
menurut yang pantas, selama tidak sampai kepada batas pemerkosaan dan kezaliman.
bergerak, yang berwujud atau tidak berwujud sistem jaminan fidusia ini belum pernah
terjadi masa Rasulullah, karena pada masa Rasulullah barang jaminan tersebut harus
diserahkan setelah pemilik barang menerima utang sedangkan pada jaminan fidusia
ini yang dijadikan jaminan bukan barang/bendanya tetapi hanya hak kepemilikan
melakukan wansprestasi. Adapun hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut adalah
sebagai berikut:
32
Ahmad Abdullah, “Pinjaman Kredit Dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Vol. 3, No. 1,
2019, h. 50-51.
40
termasuk barang bergerak yang berupa baju besi karena pada zaman Nabi baju besi
mempunyai nilai yang sangat besar yaitu sebagai baju besi di medan pertempuran,
barang-barang tersebut untuk melakukan kegiatan usahanya karena hak miliknya saja
yang di simpan oleh kreditur selama hutangnya belum lunas, itu berarti fidusia adalah
Sedang dalam hukum Islam, dalam hal gadai, bahwa gadai tetap berhak
mengambil manfaat dari barangnya yang digadaikan, bahwa semua manfaatnya tetap
milik debitur juga kerusakan atas barang gadainya menjadi tanggungannya, walaupun
tidak seizin orang yang menerima gadai, tetapi usahanya untuk menghilangkan
miliknya dari barang itu/menguranginya tidak dibolehkan melainkan dengan izin
yang menerima gadai. Maka tidaklah sah bagi orang yang menggadaikan/menjual
barang yang telah digadaikan itu, begitu juga menyewakannya apabila masa sewa-
menyewa itu melewati masa gadaian yang memegang gadai boleh mengambil
manfaat barang yang digadaikan dengan sekedar ganti kerugiannya untuk menjaga
barang itu.33
33
Lisa Indah Purwitasari, “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jaminan Dalam
Perjanjian Kredit (Studi Kasus di BMT Al-Amanah Tarub Tegal)”, dalam Skripsi Penelitian
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016.
41
C. Kerangka Pikir
Keterangan:
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana prosedur pemberian kredit
42
agunan dan keputusan kredit agunan surat-surat kendaraan motor pada PT. Pegadaian
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan. Penelitian
lapangan (field research) adalah dengan melakukan penelitian langsung pada PT.
2. Pendekatan penelitian
menggunakan berbagai metode untuk penelitian dengan latar alamiah agar tujuan
penelitian ini dapat dicapai, yang mana dalam fenomena yang diteliti terdapat unsur
43
pihak yang terkait sehingga dapat menghasilkan data berupa tertulis ataupun lisan dan
B. Lokasi Penelitian
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
43
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh secara langsung dari
pihak responden dan informasi melalui wawancara serta observasi secara langsung
menggali dan memperoleh jenis data ini dari sumber pertama, apakah respondennya
2. Data Sekunder
34
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 30.
44
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui media perantara
atau secara tidak langsung baik berupa buku, jurnal, dan arsip yang sudah
dipublikasikan dan maupun belum dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain,
1. Subjek penelitian
sedangkan penelitian adalah orang atau sesuatu yang diteliti. Subjek dalam konsep
penelitian merujuk pada responden disebut dengan istilah informan, yaitu orang
memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkatan dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek penelitian dalam tulisan ini adalah
barang.
2. Objek penelitian
Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian. Menurut
Supanto memaparkan bahwa objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat
berupa orang , organisasi, atau barang yang akan diteliti. 36 Adapun objek penelitian
dalam tulisan ini adalah keputusan kredit agunan surat-surat kendaraan motor dengan
35
Akmal, Basri, Nilai Agunan Terhadap Pemberian Kredit Bank BRI Unit Hasanuddin
Parepare (Analisis Ekonomi Islam), dalam Skripsi Penelitian Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare 2018.
36
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas dan Studi Kasus, (Cet. I; Jawa Barat: CV Jejak, 2017), h. 152.
45
berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.37 Pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah penulis atau peneliti
sebagai interviewer dan pemimpin cabang, manajer operasional, pegawai, kasir dan
pemegang gudang barang sebagai interview jumlah yang akan di interview yaitu
sekitar 5 orang .
Tabel 1.1
PEDOMAN WAWANCARA
2. Dokumentasi
berbagai bukti atau referensi lain. Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data
yaitu kamera, telpon genggam untuk recorder, pulpen, dan buku.
dipahami oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian
tersebut. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis data adalah proses penyerderhanaan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Data yang diperoleh kemudian
48
dianalisis secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis yang
dilakukan merupakan suatu proses yang cukup panjang. Data dari hasil wawancara
BAB IV
A. Hasil Penelitian
memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di
(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
metode liecintie stelse diganti menjadi pacth stelse yaitu pendirian pegadaian
diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada
pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelse tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata
pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan “cultuur stelse”
dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya
perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil
monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama
di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor
Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak
perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan
Jepang disebut “Sitji Eigeikyuku”, pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang
50
Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya prang pribumi yang bernama M.
Saubari.
Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang
kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan
Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan pegadaian kembali dikelola
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini pegadaian sudah beberapa kali
berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961,
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas
Visi dan misi dalam sebuah perusahaan diciptakan untuk memberi arahan
serta batasan dalam proses pencapaian suatu tujuan. Adapun visi dsn misi pegadaian
yaitu:
b. Misi
51
pemangku kepentingan;
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem
Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga
kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. KREASI merupakan solusi terpercaya
Fidusia yaitu:
a. Kreasi Ultra Mikro adalah pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu
dan atau jaminan gadai, yang diberikan kepada pengusaha mikro dan
usaha dengan uang pinjaman 10 juta ke bawah dengan sewa modal yang
52
lebih ringan. Syarat produk ini adalah tidak sedang dalam pembiayaan
b. Kreasi Fleksi adalah pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu dengan
c. Kartu Keluarga.
B. Pembahasan
prosedur yang harus dipenuhi oleh calon nasabah yang mengajukan permohonan
38
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
53
Tahap-tahap dalam memberikan kredit mikro ini kita kenal dengan prosedur
pemberian kredit. Tujuan prosedur kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu
kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam
tiap cabang atau pun unit. Namun proses kredit ini dikelola oleh bagian Tim Mikro
dimana sudah ditetapkan dalam manajemen. Menurut Abdul Samad selaku Kepala
Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone prosedur yang harus dipenuhi oleh calon
Watampone yaitu:
dokumen pendukung seperti : ( KTP suami dan istri, BPKB, STNK, Surat
nasabah dengan cara melakukan kunjungan ke lokasi usaha (on the spot),
analisis kredit berdasarkan data yang sudah di peroleh dan hasil kunjungan
rekomendasi kredit.
d. Apabila usaha dinilai layak oleh analis kredit setelah dianalisis, maka
appraisal kredit akan diajukan untuk disetujui oleh pimpinan cabang atau
sebagai saksi.
Seperti yang telah jelaskan diatas dibenarkan pula oleh nasabah bapak
Umar Dani yang mengatakan syarat permohonan kredit yaitu KTP Suami-istri, KK,
fotocopy BPKB, fotocopy STNK, Surat keterangan Usaha, dan rekening listrik (jika
ada). 40
Berikut ini adalah prosedur dari pemberian kredit usaha Mikro pada PT.
Kredit Usaha Mikro. Setelah itu, calon nasabah terlebih dahulu harus mengisi
39
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
40
Umar Dani, Nasabah Kredit Usaha Mikro, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di
jalan Durian, 02 September 2020.
55
formulir aplikasi pembiayaan kredit usaha mikro. Disertai dengan itu, calon nasabah
d. Blanko dari samsat yang menerangkan No. Fisik dan No. Mesin
f. Fotocopy keluarga
g. Fotocopy PBB
i. Fotocopy STNK
Pada tahap ini petugas perum Pegadaian yaitu bagian penaksir melakukan
survey ketempat usaha dan tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk menganalisa
hasil analisis menunjukkan usaha calon nasabah layak diberikan kredit, dengan
catatan memenuhi ketentuan Kredit Usaha Mikro dan menunjukkan bahwa usaha
calon nasabah sesuai dengan informasi yang diberikan, maka permohonan kredit
56
Kepala Manajer Kantor Cabang untuk mengetahui apakah kredit disetujui atau tidak.
Pada tahap ini Kepala Manajer Kantor Cabang menerima dokumen atas
hasil analisa yang telah dilakukan penaksir. Dari data yang diperoleh tersebut, maka
Usaha Mikro yang diajukan calon nasabah, apakah kredit diterima atau ditolak.
hasil wawancara dengan bapak Abdul Samad keputusan kredit tidak akan diterima
atau dicairkan ketika salah satu dari analisis prinsip 5C tidak dipenuhi oleh nasabah,
karena apabila dicairkan tidak akan sesuai dengan peruntukannya. Namun pihak
pegadaian dapat memberikan kebijakan jika syarat tersebut dilakukan perbaikan dari
nasabah.41
yang akan disalurkan kepada nasabah dengan cara menaksir barang jaminan BPKB
Motor. Dari hasil wawancara dengan bapak Abdul Samad cara penaksiran barang
(Harga Pasar Setempat) yang memiliki tabel harga dari setiap jenis motor dan mobil
disetiap 3 bulan diperbaharui.42 Tabel harga dari setiap motor dan mobil yang ada di
Tabel 2.1
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
41
KONDISI
Berdasarkan tabel diatas mengenai Harga Pasar setempat (HPS) dapat dilihat bahwa
harga motor tergantung pada merk, type serta tahun dan kondisi motor tersebut
sehingga dapat menentukan berapa besar jumlah kredit yang dapat diberikan kepada
nasabah.
dengan harga 10 juta dengan tenor 3 tahun x 70% atau tenor 1 tahun bisa sampai
80%- 85% tergantung berapa tenor yang diminta oleh nasabah mulai dari 12, 18, 24,
36 dan 48 bulan. Semakin lama tenor yang diminta oleh nasabah akan berpengaruh
59
dengan taksiran harga barang jaminan karna terkait dengan resiko, yang setiap
tahunnya harga motor atau mobil menurun dan untuk meminimalisirkan resiko
4. Tahap Pelaksanaan
kredit Usaha Mikro yang diajukan calon nasabah maka calon nasabah
kewajibannya setalah batas waktu yang ditentukan, maka agunan akan dilelang.
Setelah akad atau perjanjian disetujui oleh kedua belah pihak, maka Kepala Manajer
pencairan dana pinjaman sesuai dengan nilai yang agunan yang telah diperhitungkan.
Tabel 3.1
Berdasarkan tabel diatas bahwa dalam kreasi reguler pola angsuran bulanan terdapat
4 unsur yaitu uang pinjaman (UP), dimana pada bagian ini mencantumkan jumlah
60
atau besaran pinjaman yang disediakan oleh pihak pegadaian dan nasabah hanya
memilih dari jumlah-jumlah yang disediakan tersebut. Jangka waktu kredit (bulan),
pada bagian ini mencantumkan jangka waktu berlakunya pinjaman atau kredit
nasabah yang diinginkan serta berapa lama pihak nasabah melakukan pembayaran
angsuran. Biaya administrasi kredit (BAK), pada bagian ini mencamtukan berapa
total biaya administrasi yang harus dibayarkan oleh nasabah pada saat pengambilan
kredit, total tersebut diperoleh dari besaran jumlah pinjaman dikali dengan persen
biaya administrasi kredit. Persen biaya administrasi kredit ditentukan oleh pihak
kantor pegadaian. Sewa modal, pada bagian ini diperoleh dari besaran uang pinjaman
dikali dengan besaran persen sewa modal. Besaran persen sewa modal ditentukan
juga dari pihak kantor pegadaian. Reguler bulanan ini biasanya diperuntukkan untuk
Tabel 3.2
Biaya
Sewa Modal (SM)
Uang Pinjaman Administrasi
No
(UP) Kreasi
Tenor Tenor Tenor
( BAK x UP)
(3 bulan) (4 bulan) (6 bulan)
1.000.000 s.d
1 1% 6.80% 9.20% 14.10%
10.000.000
10.100.000 s.d
2 1% 6.30% 8.50% 13.00%
50.000.000
50.100.000 s.d
3 1% 5.60% 7.60% 11.60%
100.000.000
100.100.000 s.d
4 0% 5.50% 7.40% 11.30%
500.000.000
. Sumber: Arsip Dokumen Pegadaian Cabang Watampone
61
Berdasarkan tabel diatas mengenai kreasi reguler pola angsuran sekali bayar ada
beberapa persamaan dan perbedaan dengan tabel pertama yaitu pada bagian uang
pinjaman dan biaya administrasi kredit sama dengan kreasi reguler pola angsuran
bulanan. Hal ini mencantumkan besaran atau total uang yang akan dipinjam oleh
nasabah dan BAK ditentukan oleh pegadaian. Namun, pola bagian sewa modal tetap
jumlahnya diperoleh dari total uang pinjaman dikali dengan besaran persen dari sewa
modal yang ditentukan oleh pihak pegadaian. Akan tetapi, pembayarannya dilakukan
sekali bayar sesuai dengan tenor yang dipilih oleh nasabah dimana pihak nasabah
pembayaran dengan jangka waktu yang dipilih oleh nasabah dengan melakukan
pembayaran sekali bayar atau langsung lunas. Pola ini diperuntukkan nasabah petani,
Tabel 3.3
Biaya
Uang Pinjaman Administrasi Tenor Tenor Tenor
No (bulan) (bulan) (bulan)
(UP) Kredit
(BAK x UP) 12, 18, 24, 12, 24, 36 12, 18, 24,
36 36
Pola Pola Pola
Angsuran Angsuran Angsuran
3 Bulanan 4 Bulanan 6 Bulanan
1 1.000.000 s.d 1% 4.40% 6.30% 10.80%
10.000.000
2 10.100.000 s.d 1% 4.05% 5.80% 10.00%
50.000.000
3 50.100.000 s.d 1% 3.60% 5.20% 9.00%
100.000.000
62
Berdasarkan tabel diatas mengenai kreasi reguler pola angsuran berjangka memiliki
persamaan pada tabel sebelumnya. Hanya saja yang membedakan pada sewa modal
dimana tabel ini memberikan tenor dengan jangka waktu 12, 18, 24, dan 36 bulan,
disertai pula tenor pola angsuran 3 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Dalam hal ini nasabah
dipilihnya.
a. Character
Penilaian ini merupakan hal yang paling penting bagi pegadaian karena
menyangkut tentang kepribadian dan watak calon nasabah. Titik perhatian bagi
pegadaian adalah mengenai kejujuran dan iktikad baik calon nasabah. Oleh karena
itu, pihak pegadaian harus mengetahui tentang karakter calon nasabah, karenanya
Untuk itu dari data-data yang disampaikan oleh calon nasabah dapat diketahui sejauh
tersebut dengan cara melakukan survey terhadap nasabah baru dengan mewawancarai
63
lingkungan sekitar nasabah tanpa sepengetahuannya. Selain itu, pihak PT. Pegadaian
Persero Cabang Watampone juga menilai Character dari calon nasabah saat
tersebut dapat dilihat dari sikap dan cara menjawab calon nasabah yang akhirnya
Menurut bapak Abdul Samad dari 5C, karakter yang paling penting karena
adanya nasabah yang memiliki sifat yang tidak baik dalam penilaiannya Tim Analisis
melakukan survey awal yang tidak langsung on the spot tetapi kita melakukan survey
lingkungan misalnya mensurvey tetangga nasabah dan bisa juga mensurvey kepala
RT. Setelah ambil data dari tetangga kita juga melakukan survey ke kerabat nasabah
yang tidak serumah. Setelah itu kita melakukan perbandingan dengan apa yang
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penilaian character. Dalam hal ini
Tim Analisis telah dapat mengetahui dan menyimpulkan dari sifat atau character dari
nasabah, penilaian karakter juga dapat dilakukan pihak pegadaian dengan pengecekan
BI Checking. BI Checking ini adalah suatu proses lembaga keuangan baik bank
maupun non bank melalui suatu sistem yang dikelola oleh Bank Indonesia. Sistem ini
didalamnya berisi data tentang reputasi calon nasabah yang berkaitan dengan kondisi
pembayaran nasabah di masa lampau atau sekarang ketika calon nasabah memiliki
43
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
64
Adapun tujuan lain dalam melakukan pemilihan karakter sebagai salah satu
penilaian dalam pemberian kreditnya guna untuk meminimalisir resiko kredit yang
akan muncul pada saat kredit yang diberikannya berjalan. Hal ini dapat dilihat dari
contoh ketika usaha nasabah lancar dan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya tetapi nasabah tersebut tidak memiliki iktikad yang baik untuk
pernah dinyatakan calon nasabah baik secara tertulis maupun secara lisan. Tidak ada
keraguan tentang identitas diri, usaha dan aspek legalitasnya. Tidak ada cacat dari
dokumen yang menyertai identitas dan bisnisnya. Tidak terdapat atau terdengar suara
miring tentang reputasi, tidak ada catatan dipengadilan baik pengadilan negeri,
pengadilan tinggi, maupun mahkamah agung. Tidak terdapat catatan kriminal dan
catatan lain dari kepolisian, bahkan sebaliknya bila terdapat catatan positif tentang
penghargaan yang pernah diterima calon nasabah, sumbangan dan hasil karya yang
Artinya :
Milik Allah-lah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. Jika
kamu menyatakan apa yang ada didalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
65
tentang perbuatan itu. Dian mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki
dan menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.44
Berdasarkan ayat diatas dapat diketahui bahwasannya seluruh yang ada di
langit dan di bumi ini adalah milik Allah. Allah yang menciptakan, memiliki dan
mengaturnya. Oleh karena itu siapa yang menampakkan atau menyembunyikan apa
yang ada di dalam dirinya, baik berupa kebaikan maupun keburukan, maka semua itu
akan di hisab oleh Allah. Allah akan mengampuni siapa saja yang dikehendaki dari
kalangan orang-orang beriman dan bertaqwa, dan Allah juga akan menyiksa siapa
saja uang dikehendaki dari kalangan orang-orang yang berbuat syirik dan maksiat.
Adapun kaitan ayat diatas dengan karakter adalah bahwa Allah akan
menghisab semua yang disembunyikan seseorang didalam dirinya baik itu berupa
kebaikan maupun keburukan. Hal ini sangat jelas menerangkan kaitannya dengan
karakter, dimana karakter sendiri adalah sifat-sifat, akhlak atau budi pekerti
seseorang. Oleh karena itu, sifat seseorang yang dimilikinya baik ataupun buruk
Allah akan tetap mengetahuinya dan Allah akan menghisabnya. Pada ayat tersebut
juga Allah menerangkan bahwasannya Dia akan mengampuni siapa saja yang
dikehendaki dan juga menyiksa siapa saja yang di kehendaki. Hal ini
memberitahukan kepada setiap orang agar selalu memiliki sifat yang baik agar dapat
b. Capacity
mengembalikan pinjaman. Pengukuran untuk hal ini dapat dilakukan kreditur dengan
meneliti keahlian calon nasabah dalam mengelola bidang usaha dan kemampuan
44
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 284.
66
manajerial. Pihak PT. Pegadaian Persero Cabang Watampone sendiri juga melihat
kemampuan calon nasabah dalam menjalankan usaha dan sebaik apa prospek usaha
bahwa Capacity dapat dilihat dari besarnya omset usahanya kita bandingkan dan
pegadaian mengambil nilai terendah. Adapun tahapan yang dilakukan dalam menilai
Capacity yaitu :
2. Laba
c. Capital
dimiliki oleh nasabah sebelum mendapat tambahan dana. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan melihat akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya nasabah
yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang
dikelola oleh nasabah dengan melihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
45
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
67
dalam mengamati prinsip ini adalah dengan melihat keadaan rumah calon nasabah itu
sendiri dan aset-aset yang ia miliki. Menurut bapak Abdul Samad untuk menentukan
besar jumlah pinjaman dilihat dari laba bersihnya dari suatu usaha nasabah yang
dimana laba bersih di bagi 3 itulah yang menjadi angsuran maksimal nasabah. 46
d. Collateral
pinjaman pada pegadaian yaitu seorang debitur diperlukan sebuah jaminan untuk
pegadaian atas resiko yang mungkin akan terjadi atau wanprestasi dikemudian hari.
Seperti halnya kredit macet yang dimana jaminan yang dijaminkan harus memiliki
kualitas tinggi sebesar pinjaman yang diberikan agar dapat menutupi pinjaman yang
langsung terhadap jaminan yang diajukan oleh nasabah. Bila jaminan berupa
dan informasi penting lainnya tentang keadaan kendaraan bermotor tersebut. Dalam
hal ini pihak pegadaian akan selalu memperhatikan setiap tahapan yang dilakukannya
guna meminimalisir akan terjadinya suatu resiko yang akan terjadi nantinya. Kredit
bermasalah adalah kredit yang tergolong kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan
kredit macet. Dalam keadaan ini dapat mengganggu kelancaran pengembalian kredit
46
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
68
Apabila suatu resiko telah terjadi yang dimana disebut kredit macet atau
angsuran diatas 2 bulan. Pada kondisi ini kepada nasabah harap mulai dikunjungi dan
demikian, apabila ternyata melewati hingga bulan ketiga atau sampai dengan jatuh
tempo, maka pihak pegadaian memberikan teguran resmi berupa somasi dengan
Isi dari surat peringatan, selain memuat jumlah yang harus dibayar nasabah,
juga berisi pemberitahuan dilakukannya upaya penyitaan dan pasal eksekusi terhadap
barang jaminan. Surat peringatan dibuat rangkap dua, asli untuk nasabah dan lembar
kedua sebagai arsip cabang yang disimpan dalam map dokumen kredit nasabah yang
bersangkutan. Surat peringatan dikirim dengan pos tercatat atau diantar langsung dan
menangani hal tersebut kredit macet, kita tetap melakukan penagihan, kita lakukan
somasi pertama dengan surat peringatan dan melakukan penagihan secara langsung.
Jika belum dibayar, berselang 7 hari kita lanjutkan somasi kedua dengan memberikan
surat peringatan kedua. Jika tidak dapat di bayar lagi dari penagihan tersebut
berselang 7 hari masih belum bayar, kita kirimkan lagi surat peringatan ketiga, jika
surat peringatan ketiga masih belum dibulatkan berarti tidak bayar-bayar berselang 7
hari kemudian, kita melakukan penarikan barang jaminan. Nanti jika peralihan
jaminan telah sukses dilakukan maka akan dilakukan penjualan barang jaminan yang
69
sudah ditarik untuk menutupi sisa hutang dari nasabah. Adapun yang akan menjadi
uang kelebihan atau uang sisa akan menjadi hak nasabah atau di kembalikan kepada
nasabah. 47
keterlambatan:
angsuran pokok kredit berikut sewa modal kreditnya yang melebihi tanggal
jatuh tempo angsuran dan atau jatuh tempo kredit dikenakan denda.
perbulannya dan atau sisa tunggakan pokok pinjaman ( jika terdapat kurang
angsuran).48
47
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
48
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
70
penguat kepercayaan dalam hal hutang piutang. Jaminan boleh dijual jika hutangnya
tidak dapat dibayar, hanya penjualannya itu harus dengan adil dan harus
sepengatahuan si pemilik jaminan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Q.S Al-
Artinya :
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak mendapat seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan
yang di pegang (oleh yang berpiutang). Tetapi, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah Tuhannya. Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya,maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.49
Berdasarkan penjelasan ayat diatas dapat dipahami bahwa jika seseorang
melakukan mu’amalah sedang dalam perjalanan dan tidak diikuti oleh seorang
tanggungan berupa barang, sehingga barang tersebut dapat dijadikan jaminan. Yang
mana fungsi jaminan itu gunanya untuk menjaga kepercayaan bersama dan pegangan
bagi yang memberi utang dari yang berutang. Ayat diatas juga menjelaskan jika
kedua belah pihak saling mempercayai, boleh saja keduanya bersepakat untuk tidak
memerlukan jaminan. Namun jangan ada yang berkhianat kepada sesamanya dan
49
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 283.
71
pemberi pinjaman untuk selalu waspada dan memberi bimbingan kepada peminjam
agar disiplin dalam membayar pinjaman. Apabila ada orang yang mengetahuinya
hendaklah orang tersebut selalu siap menjadi saksi, dan memberi kesaksian yang
benar. Namun, apabila ada yang mengetahuinya tetapi tidak mau bersaksi maka itu
terang-terangan maupun yang disembunyikan. Oleh karena itu para saksi jangan
e. Condition
yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat
tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi
ekonomi dengan usaha calon nasabah. Dengan demikian pihak pegadaian juga dapat
diketahui sehingga kredit yang telah diberikan akan benar-benar bermanfaat untuk
perkembangan usahanya.
debitur atau nasabah bukan semata-mata untuk memastikan nasabah tersebut dapat
mengembalikan uang pinjaman yang diberikan tetapi, pihak pegadaian juga membina
dan mengawasi perkembangan usaha nasabah apakah usaha tersebut berjalan dengan
lancar atau uang pinjaman yang diberikan oleh pihak pegadaian tidak sesuai dengan
72
peruntukannya. Sehingga hal tersebut dapat memicu adanya suatu permasalahan bagi
penurunan omset atau terjadinya suatu masalah yang tidak terduga yang sangat
mempengaruhi pendapatan usaha nasabah yang pada akhirnya nasabah tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam kata lain mogok angsuran. Dalam kondisi ini, pihak
pegadaian akan mengatasi masalah yang terjadi kepada nasabah yang tidak dapat
memenuhi kewajibannya.50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
keputusan kredit agunan surat-surat kendaraan motor pada PT. Pegadaian Persero
50
Abdul Samad, Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone, Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian, 02 September 2020.
73
Kredit Usaha Mikro. Setelah itu, calon nasabah terlebih dahulu harus
Pada tahap ini petugas perum Pegadaian yaitu bagian penaksir melakukan
survey ketempat usaha dan tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk
5C.
c. Tahap Keputusan
Kredit Pada tahap ini Kepala Manajer Kantor Cabang menerima dokumen
atas hasil analisa yang telah dilakukan penaksir. Dari data yang diperoleh
d. Tahap Pelaksanaan
ini akan diketahui keputusan pemberian kredit akan diterima atau ditolak oleh Kepala
yaitu karena pelunasan hutang (prestasi) dan wanprestasi. Apabila terjadi wanprestasi,
maka pihak pegadaian terlebih dahulu akan melakukan somasi (peringatan) dan
terakhir melakukan penarikan barang jaminan jika tidak dapat melunasi hutang
kepada kreditur.
B. Saran
permohonan kredit. Dari prinsip 5C Character yang paling penting karena Tim
Analisis harus lebih teliti dan mengamati lebih mendalam mengenai watak calon
nasabah karena ini akan memicu munculnya permasalahan bagi Pegadaian yang
DAFTAR PUSTAKA
Purwitasari, Lisa Indah. “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jaminan Dalam
Perjanjian Kredit (Studi Kasus di BMT Al-Amanah Tarub Tegal)”. dalam
Skripsi Penelitian Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. 2016.
Rosdiana. “Peranan PT. Pegadaian (persero) Cab. Takalar dalam Meningkatkan
Ekonomi Ummat di Kab. Takalar”. dalam Skripsi Penelitian Universitas
Islam Negeri Makassar 2012.
Samad, Abdul. Kepala Cabang Bisnis Mikro (CBM) Watampone. Kab. Bone, Sulsel,
wawancara oleh penulis di jalan Durian. 02 September 2020.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2012.
Yasir, M. “Aspek Hukum Jaminan F idusia”. Vol. 3 No. 1. 2016.