Anda di halaman 1dari 12

Menelah Geneologi Pemikiran HOS ributkan oleh para pemuka agama maupun

TJOKROAMINOTO tokoh elit politik yang mencoba


memisahkan antara Islam dan sosialisme.
(Kajian Komparasi Sosialisme Karl Marx Menurut saya pemisahan islam dan
dan Sosialisme Islam) sosialisme adalah wujud baru dari
Oleh : Risman A.M Djen pemisahan antara agama dan pengetahuan
yang sejatinya merupakan hal yang bodoh
yang perna di lakukan pada abad
pertengahan. Hal ini menandai kefanatikan
Haji Omar Said Tjokroaminoto atau
yang semakin berkembang dan mulai
kerab disapa HOS Tjokroaminoto adalah
mendekati kedangkalan berfikir.
seorang tokoh besar yang pernah di juluki
sebagai Raja Jawa tanpa mahkota. Sikap Perihal sosialisme, Tjokroaminoto
kewibawaannya dan juga prisipnya yang dalam bukunya Islam dan Sosialisme
menjunjung persamaan dan persaudaraan menekankan tentang makna dari kata
adalah hasil dari perenungannya dalam sosialisme awalnya diambil dari kata latin
memahami substansi dari pada ajaran Islam yakni; “socius” yang bisa di artikan dalam
yang menyusun pandangan progresif. bahasa melayu yakni teman, persahabatan,
dll. Makna sosialisme selalu di kaitkan
Melihat realitas problem yang marak
dengan persamaan, persatuan, dan
terjadi saat ini adalah sebuah pergulatan
persaudaraan, yang sangat bertentangan
ideologi yang sedang mempertentangkan
dengan paham Individualisme yang
penerapan formulasi ekonomi dari masing-
cenderung mengutamakan keinginannya
masing bangunan paradigma, sehingga kita
sendiri (HOS Tjokroaminoto, 2010: 15).
terus di sibukan dalam persoalan
membenturkan pancasila dengan Islam, Lewat pendekatan defenisi mengenai
membenturkan pancasila dengan sosialisme dengan makna sosialisme diatas tentunya
bahkan lebih parahnya lagi adalah bersikeras terdepat beberapa persamaan yang sangat
mencari titik temu dengan berbagai melekat pada ajaran nilai-nilai keislaman.
pernjelasan tentang korelasi ekonomi Jika di tinjau dari landasan epistemiknya
pancasila yang lekat dengan Kapitalisme penekanan ajaran sosialisme sangat erat
dan Individualisme. Masing-masing pada unsur materil yang kemudian di
tergantung dari sudut pandang mana yang persoalkan atau di jadikan objek. Hal
kita pijaki. demikian menjadi sebuah pertanyaan besar
bahwa apakah islam juga menghendaki
Sebelum tulisan ini saya lanjutkan
kecenderungan manusia pada materi?
mungkin ada baiknya kita menaruh
Jawabanya tidak, konteks epistemology
kesepakatan untuk tidak bersifat fanatic atas
islam hanya memanfaatkan indra sebagai
kebenaran yang saat ini kita pegang tanpa
pintu masuk atas objek yang di tangkap di
menerima dan menganalisis apa yang di
luar diri manusia namun tidak semata-mata
anggap benar oleh orang lain. Sebab,
menjadikan indra sebagai satu- satunya
pertentangan semacam ini sangat marak di
instrument yang mempunyai wewenang pertentangan yng di perjuangkan oleh para
dalam otoritas kebenaran. sosialis.

Pemikiran sosialisme yang di Bagaimana dengan islam, sejatinya


kemukakan oleh Karl Marx umumnya potensi manusia yang telah di berikan oleh
dianggap sebagai antitesa terhadap tuhan padanya menandakan bahwa iya harus
pemikiran sebelumnya oleh saint simont mengamalkan atau mengfungsikan hasil
yang cenderung utopis dan membangun pemberian dengan cara bersukur, yang
hayalan mengenai masyarakat sosialis. Marx artinya mengamalkan atau memanfaatkan
lebih menguraikan teorinya secara ilmiah potensi instrument pengetahuan yang telah
lewat beberapa rumusan tentang manusia, di berikan dalam aktifitas kerja. Konsepsi
sistem nilai lebih, dan teori Revolusi yang islam juga tidak menghendaki adanya
pernah di ambil dari beberapa pemikir perampasan hasil kerja orang lain untuk di
sebelumnya. Jika sepertihalnya demikian, nikmati sendiri melainkan sebaliknya yaitu
maka pertanyaan yang harus di jawab adalah sebagian dari hasil kerja seseorang adalah
apa perbedaan dari sosialisme Marx dan hak orang lain.
Sosialisme Islam?
Hal seperti ini telah dicontohkan
Konsep Manusia. oleh Nabi kita Rasullulah SAW yang telah
memberikan tauladan yang baik, dimana ia
Jika beberapa pemikiran marx bahwa lebih memilih untuk bersemayam dalam
manusia adalah mahluk pekerja yang keresahan dan kesedihan kaum Mustadafin
sejatinya mempunyai identitas demikian serta membela orang- orang yang tertindas
maka manusia yang tidak menuangkan sebagaimana perlakuan terhadap mereka
perilaku sosialnya dalam bentuk kerja sebelum Rasullulah SAW membawakan
adalah manusia yang tak mampu pesan gembira yakni Islam sebagai rahmat
bereksistensi. Namun yang menjadi bagi seluruh alam.
persoalan adalah ketika manusia bekerja
untuk memproduksikan sesuatu, maka Maka perbedaan antara sosialisme
secara bersamaan juga hasil produksi Marx dan sosialisme HOS Cokroaminoto
tersebut haruslah bisa bermanfaat untuk adalah pada landasan motifnya yang
dirinya. Keenderungan dari sistem kapitalis berbeda, Marx lebih mengutamakan aspek
yang cenderung mengeksploitasi nilai kerja materil sedangkan HOS Cokroaminoto yang
seseorang adalah bagian dari kecenderungan lebih mengutamakan aspek Tauhid.
yang tidak wajar. Artinya apaila seseorang
menghasilkan hasil produksi namun tidak
untuk dirinya, maka ia cenderung teralienasi
dari hasil kerjanya. Hal ini yang menjadi
Epistemologi Kebinekkaan dalam Mengenal NDP HMI
prespektif NDP
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP)
Oleh: Risman A.M Djen Adalah panduan ideologis bagi setiap Kader
HMI, NDP juga dikenal sebagai doktrin
perjuangan maupun filsafat sosial kader
Persoalan Disintegrasi Bangsa selalu HMI yang di pakai untuk menganalisis
menjadi hal yang menarik untuk masalah yang terjadi di bangsa ini. Jika
didiskusikan dalam Negara yang ingin di uraikan NDP ini adalah hasil
mengikrarkan diri sebagai Negara kesatuan. perenungan atas refleksi pengalaman
Belakangan persoalan yang timbul adalah seorang tokoh bangsa ini yakni Nurcholis
kesiagaan Negara terhadap benih Madjid atas perjalanannya ketimur tengah
Radikalisme yang merupakan Akar yang mencoba mengkristalisasikan 103 ayat
terorisme yang ada di Indonesia. dan 2 buah Hadis.

Bukan hanya itu, pertentangan antar Maka tak heran bila NDP menjadi
umat yang berbeda dalam pandangan politik sebuah analisa objektif dan upaya aktualisasi
serta saling menuduh atas kesesatan adalah nilai islam yang menjadi rahmat bagi
persoalan yang lain yang di hadapi oleh seluruh alam. maka sudah sepantasnya
Indonesia sendiri. Pasalnya beberapa dari sebagai kader HMI saya mencoba
kita lebih mengutamakan sikap fanatic dari menawarkan sebuah kecenderungan upaya
pada sikap terbuka terhadap gagasan yang di dalam merawat keberagaman menurut
pertentangkan untuk mencapai mufakat. tafsiran saya tentang Teks NDP.

Hal ini lebih di perparah dengan Epistimologi Kebbinekaan


kejadian terror (Bom bunuh diri) kemarin Kebinekaan ataupun keragaman
yang mengakibatkan sejumlah golongan yang kita pahami adalah hasil dari
masyarakat saling bersikap sinis dan ragu pembentukan paradigma yang berawan dari
terhadap golongan yang lainnya. Sikap konsepsi epistemology yang di susun secra
seperti ini menggambarkan munculnya teratur. Pasalnya hal demikian merupakan
beberapa gejala Disintegrasi yang usaha dalam meminimalisir kecenderungan
berdampak buruk kedepannya. Hal ini pembenaran secara subjektif apalagi sampai
membutuhkan kerja keras oleh seluruh bersifat fanatis.
lapisan masyarakat untuk membangun
kesadaran mengnai pentingnya merawat Perbedaan landasan epistemology
Kebinekaan hingga lahirlah tulisan ini yang telah menuai banyak perdebatan yang
saya beri judul “Epistemologi Kebbinekaan sampai saat ini masih segar untuk di
dalam Prespektif NDP”. perdebatkan. Sebuah kecenderungan
terhadap penggunaan isntrumen
pengetahuan tertentu hingga meyisihkan
yang lainnya adalah persoalan yang penting.
Perdebatan ini marak tejadi pada Era Jika kita melihat dalam perdebatan
Moderen setelah dari masa dimana otoritas epistemology maka pertanyaannya dimana
agama di eropa menjadi prioritas utama posisi islam disini? Menarik jika kita lihat
sehingga menyingkirkan pentingnya peran dari sebuah pernyataan filsof islam yakni
pengetahuan. Murtadha Muthahhari yang mencoba untuk
mensinergikan seluruh isntrumen
Klaim kebenaran dalam setiap pengetahuan dalam sebuah postur kinerja
keyakinan telah menjadi hal yang lumrah di tertentu dan ukuran kebenaran yang lebih
Era Moderen, di mana pergulatan ini telah bersifat Universal.
dimulai sejak timbulnya Renaisains di
Eropa, pergulatan demikin memasuki pada Kuntowijoyo dalam bukunya islam
tahapan pergulatan Mazhab Epistemologi sebagai ilmu menekankan atas pentingnya
yakni Rasionalisme dan Empirisisme. integrasi pengetahuan yang dimulai dari
mensinergikan beberapa isntrumen
Perdebatan yang timbul ialah pengetahuan. Bahwa disini sebagai umat
konsepsi yang lebih mengunggulkan indra islam kita tidak boleh merendahkan bahkan
atas pengalaman yang disebut Empirisme memarjinalkan variabel kebenaran ilmiah
yang tidak memerlukan sebuah peran akal yang cenderung bersifat materi. Hal ini
dalam memilah kebenaran, dan ada juga sering terjadi akibat anggapan yang di
yang menggunakan meyakini bahwa bangun adalah sesuatu variable kebenaran
instrument Rasio atau akallah yang yang bersifat materil adalah bagian dari
mempunyai kewenangan dalam penentuan paradigm yang mengingkari keberadaan
kebenaran. Hal ini sangat beragam dari dalil Allah SWT. Jika aggapan atau presepsi yang
yang di lontarkan. Hingga datanglah Henri di bangun sepertihalnya demikian maka
Bergson (1859-1941) yang menggagas peran aktualisasi spiritual hanya berdasarkan pada
intrumen intuisi sebagain satu- satunya hubungan secara transenden dan tidak
instrument yang mampu menangkap berdampak pada sebuah perbaikan sosial.
kebenaran realitas (Akhyar Y Lubis 2016). Bukankah untuk menelah relevansi tuhan
Hal demikian tentunya melahirkan sebagai pencipta dan alam sebagai ciptaan
prespektif yang cenderung subjektif kita sangat membutuhkan verifikasi indra
terhadap masing-masing pendirian yang sebagai gerbang pengetahuan, jika demikian
saling mengutamakan ego dalam ukuran maka sebuah kualitas dan tikatan setelah
kebenaran tertentu, hingga munculah indra adalah bagian dari kerja akal untuk
Imanuel Kant yang menggagas memilah maupun menjeneralisir kebenaran
penggabungan antara dua mazhab tertentu.
epistemology tersebut yakni rasio dan indra. Sesuai dengan firman Allah SWT
Namun dalam sebuah sistem yang dalam Q.S An Nahl 16:78
cenderung bertahap dalam menangkap
realitas. “Dan Allah telah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui ap-apa
dan dia telah memberimu Tuhannya. Maka bentuk ketundukan itulah
pendengaran, pelihatan dan Hati yang mengonstruk tindakan manusia sesuai
agar kau bersyukur” dengan nilai yang terkandung dalam
keyakinannya. Dalam (QS Adz Dzaariyaat:
Penjelasan diatas menegaskan bahwa 56) Allah berfirman;
instrument penggunaan indra juga adalah
sebuah dimensi penting dalam memahami “dan aku tidak menciptakan Jin dan
kebenaran. Namun menjadi persoalan adalah Manusia melainkan supaya mereka
variable kebenaran yang bersifat materil menyembah kepadaku”
selalu menolak hal yang tidak bersifat
materil namun ungkapan seperti demikian Jika kita melihat dalam tafsiran surat
juga patut di hargai sebagai suatu kebenaran di atas maka ada penekanan dimana kata
sekalipun bersifat relative namun bisa menyembah adalah bagian dari seruan untuk
disebut kebenaran, maka sebuah ukuran menjalankan segala perintah Allah SWT,
kebenaran indrawi maupun rasional dan namun jika kita juga menempatkan Allah
intuisi tetap disebut sebagai “benar” dalam sebagai sumber kebenaran maka kebenaran
sudut pandang yang berbeda. Islam mencoba dapat mengonstruk kebaikan, maka secara
melihat ukuran kebenaran yang lebih otomatis manusia di tugaskan untuk
bersifat universal sehingga mampu menebarkan kebaikan di tempat dimana iya
merangkum kebenaran yang lainnya. berpijak. Maka seruan seperti demikian
tidak berada pada penekanan untuk
Dalam menyusun kerangka berpikir menciptakan kebaikan hanya pada sesama
yang cenderung mengemukakan asas Kaum muslim saja melainkan juga pada
kebinekaan, NDP sendiri menganjurkan setiap manusia. Disitulah nilai kebinekaan
kepada kita agar lebih memandang islam akan tercipta dengan sendirinya.
secara Universal, Islam dapat dilihat sebagai
bentuk ketundukan manusia terhadap
Revitalisasi Sistem Perkaderan dalam agenda kajian, namun di satu sisi
HMI otoritas senior telah menjadi porsi
penghormatan tersendiri yang wajib di ikuti.
Oleh: Risman A.M Djen
Hal seperti ini tentunya sengaja di
ciptakan, hingga dapat di gambarkan bahwa
dalam tubuh HMI sendiri telah membentuk
Melihat perkembangan dari fase ke kelas sosial berdasarkan pada usia berproses
fase sistem perkaderan HMI selalu bukan berdasarkan pada kebenaran terhadap
beriringan dengan masalah yang di hadapi gagasan yang dimilikinya. Jika kita
secara internal maupun eksternal HMI. bandingkan dalam asusmsi marx terhadap
Selain masalah yang kemudian di hadapi, kelas sosial, marx menggambarkan kelas
dinamisnya pemikiran kader HMI yang sosial sebagai unsur kepemilikan pribadi
mengontekskan berbagai macam teori juga dalam sebuah hubungan sosial. Ini artinya
menjadi faktor penunjang dalam menyusun modal merupakan prioritas utama dalam
strategi perkaderan yang di sesuaikan menentukan kelas sosial, sedangkan dalam
dengan konteks zaman. HMI usia proses merupakan prioritas utama
dalam membentuk kelas sosial dalam
HMI sebagai organisasi yang
organisasi. Hal ini akan mengakibatkan
berstatuskan organisasi mahasiswa
ketidak merdekaan pada keder HMI sendiri,
mempunyai fungsi dan peran sebagai wadah
sedangkan wujud dari perkaderan
perkaderan dan perjuangan, hingga wajar
sesungguhnya sebagai usaha membebaskan
saja bila Alm. Prof Sholichin mengatakan
dan menyatukan presepsi serta hubungan
bahwa HMI adalah kawah candra dimuka,
silahturahmi dari masing- masing kadernya.
analogi ini sengaja di jabarkan dengan gaya
pemaknaan terhadap proses seorang putra Melihat dari sejarah perkaderan itu
bima sebelum menjadi pahlawan yakni gatot dimulai, perkaderan di HMI sendiri di mulai
kaca, ia di gemleng dan di godok dalam atas beberapa alasan objektif, yang dimana
kawah candradimuka hingga lahir sebagai waktu itu masa kepemmpinan kakanda
seorang kesatria yang gagah perkasa. Hal ini Ismail Hasan Matereum terdapat gejolak
juga menjadi cerminan terhadap cita-cita perbedaan pemikiran dari masing- masing
organisasi ini yang nantinya memproduksi kader HMI yang di besarkan dari ormas
kader yang siap jadi pemimpin kedepan. yang berbeda. Sehingga dari situlah muncul
gagasan perkaderan yang mencoba untuk
Melihat minimnya kualitas serta
membangun dealektika pengetahuan dari
daya kritis Kader HMI saat ini maka yang
masing- masing prespektif atau cara
perlu di koreksi adalah melemahnya daya
pandang yang berbeda demi mengangkat
penafsiran terhadap sistem perkaderan yang
konflik di kalangan kader pada dimensi yang
saat ini maupun sebelumnya pernah di
lain yakni dimensi gagasan yang tetap
terapkan. Mengapa tidak, orientasi kader
memegang teguh prinsip Indenpendensi.
saat ini selalu di anjurkan untuk memahami
ilmu pengetahuan dan mendiskusikannya
Terlihat dimana dinamika Proses ini harusnya dimaknai sebagai
perkaderan dalam HMI sendiri dipenuhi upaya kritis dalam melahirkan pemimpin
oleh rasa kesadaran dan kemerdekaan dalam baru yang lahir dari Rahim HMI, karna
individu setiap kader, maka tak heran pula tugas perekrutan dalam setiap Basic
dimana sifat kritis akan dibangun dari sikap Training bukanlah agenda untuk
seperti itu. Pendidikan tanpa kelas di menambahkan para pengikut yang siap
maksudkan sebagai bentuk dari perubahan mengikuti anjuran atau seruan dari para
mainset berpikir yang cenderung membatasi senior maupun alumni, melainkan ikhtiar
kemerdekaan berpikir. Karena hal itu sama untuk menghadirkan para calon pemimpin
halnya menjauhi manusia dari fitrahnya baru yang nantinya dapat lahir dalam tubuh
sebagai manusia yang hanif atau cenderung HMI sendiri.
kepada kebenaran. Sikap yang selalu
menjadikan jenjang proses adalah sebuah Sesuai dengan sifatnya sebagai
lebel terhadap kebenaran terrtentu adalah organisasi yang independen HMI seharusnya
sikap yang tidak memerdekakan, artinya mampu memaknai antara independensi
dengan alasan apapun lebel sebagai seorang organisatoris dan independensi etis yang
doctor belum tentu mewakili segala dimana mampu menghargai segala bentuk
kebenaran yang ia ucapkan. Dengan dari sikap maupun pemikiran kader- kader
merevitalisasi sistem perkaderan artinya kita yang lain, hal yang buruk selalu di
mengkontekstualisasikan sistem perkaderan tampilkan oleh beberapa senior yang
yang di mana tidak menjadikan pemateri cenderung tidak memberikan setiap
atau instruktur sebagai subjek kebenaran dan kadernya kemerdekaan berpikir sebagai
peserta sebagai objek. Melainkan masing- upaya pembodohan yang mengekang
masing dari intruktur maupun peserta didik kekritisan kader.
menjadi subjek sebagaimana makna dalam
kata berhimpun.

Anda mungkin juga menyukai