“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi karena keadilan. Janganlah karena
kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa
dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah: 8)
Arus globalisasi yang saat ini terasa semakin luas cakupannya dalam penetrasinya dan instan kecepatannya, setiap negara
bukan saja menghadapi potensi ledakan pluralitas dari dalam, melainkan juga tekanan keragaman dari luar. Memasuki awal
milenium baru terjadi berbagai perubahan yang cepat, dinamis dan mendasar dalam tata pergaulan dan kehidupan
antarbangsa dan masyarakat. Anthony Giddens (1990) menuliskan bahwa yang dimaksud dengan globalisasi adalah intersifikasi
relasi-relasi sosial dunia yang menghubungkan lokalitas yang berjauhan sedemikian rupa sehingga peristiwa-peristiwa lokal
dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah-wilayah seberang jauh dan begitupun sebaliknya. Globalisasi
merestrukturisasi cara hidup umat manusia secara mendalam, nyaris pada setiap aspek kehidupan.
Elie Wiesel dalam buku Communicating With Strangers, An Approach to Intercultural Communication memberikan pernyataan
bahwa kebencian yang ditujukan kepada kelompok politik dan ideologi yang berbeda merupakan persoalan utama yang kita
hadapi (hingga sekarang ini). Kebencian dan konflik telah dan tengah terjadi di berbagai belahan dunia tempat kita hidup.
Konflik kebangsaan yang terjadi diberbagai belahan dunia seperti antara Azerbaijan dengan America, konflik etnis yang terjadi
antara warga Serbia, Kroasia dengan Muslim dibekas negara Yugoslavia, konflik antara kelompok Protestan dengan Katholik
yang masih berlangsung di Irlandia Utara serta konflik antara Palestina dengan Israel yang belum berhenti, merupakan realitas
dari teori yang telah diungkapkan oleh Wiesel untuk menyebut beberapa konflik antar kelompok yang terjadi hingga saat ini.
Di Indonesia konflik antar kelompok yang menjadikan perbedaan latar belakang budaya sebagai “alat pemantik” sudah lama
berlangsung dan beberapa diantara konflik itu dilakukan lewat penyerangan fisik yang sudah mengarah pada tataran
prasangka yang paling tinggi, yaitu eksterminasi. Secara konseptual, tindakan eksterminasi diekspresikan dalam wujud
pemusnahan terhadap kelompok etnis tertentu. Konflik antar kelompok yang terjadi di Indonesia, dalam catatan sosiolog
Universitas Indonesia, Imam B. Prasdjo merupakan satu dari banyak persoalan yang dihadapai oleh negara kita. Masalah
keamanan, sosial, ekonomi, politik dan moral saling terkait satu sama lain, sehingga sulit untuk mengurai dan mengatasi
beragam masalah tersebut. Akibat dari situasi ini, pemerintah seperti tidak memiliki cukup kemampuan untuk memberikan
perlindungan kepada warganya, sedangkan masyarakat sendiri telah kehilangan kekuatan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi. Dalam terminologi ilmu sosial, bila berbagai persoalan yang dihadapi tidak segera diatasi, maka suatu negara akan
memasuki situasi yang disebut dengan “darurat kompleks” (complex emergency). Tentu tidak berlebihan bila dikatakan bahwa
Indonesia telah memasuki situasi “darurat kompleks” ini, karena persoalan-persoalan yang dihadapi sudah sedemikian perlu
mendapat penanganan yang sungguh-sungguh. Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud
dari bangsa yang majemuk. Ciri yang menandai sifat kemajemukan ini adalah adanya keragaman budaya yang terlihat dari
perbedaan bahasa, suku bangsa (etnis) dan keyakinan agama serta kebiasaan-kebiasaan kultural lainnya. Pada satu sisi,
kemajemukan budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pada sisi yang lain keragaman kultural
memiliki potensi bagi terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa.
Untuk itu dirasa perlu untuk mendapatkan formula yang tepat guna penerapan gagasan yang telah dibangun para pendiri kita
yakni “bhineka tunggal ika” dapat kembali menjadi pemersatu seluruh elemen masyarakat Indonesia. Dalam perjalanan bangsa
Indonesia keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader selalu diharapkan untuk mampu menjadi
alat perjuangan dalam mentransformasikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang ingin dibangun yakni terbinanya
insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridhoi Allah SWT. HMI sebagia organisasi kader memiliki platform yang jelas dalam menyusun agenda dengan
mendekatkan diri kepada realitas masyarakat dan secara konsisten membangun proses dialektika secara obyektif dalam
pencapaian tujuannya. Daya sorot HMI terhadap persoalan akan tergambar pada penyikapan kader yang memiliki
keberpihakan kepada kaum tertindas (mustadha’afin) dan memperjuangkan kepentingan mereka serta membekalinya dengan
ideologi yang kuat untuk melawan kaum penindas (mustakbirin).
Oleh karena sebagai satu kesatuan dari HMI, HMI Cabang Samarinda dalam pagelaran Latihan Kader II Tingkat Nasional
yang akan dilaksanakan telah mengusung tema “Ihktiar HmI;Menuju Masyarakat Adil Makmur” sebagai upaya dalam
menentukan bentuk baku dari konsep tersebut. Seperti diketahui Latihan Kader II Tingkat Nasional di HMI merupakan sebuah
kegiatan tempat bertemunya kader HMI dari berbagai macam daerah yang memiliki latar belakang pemikiran yang berbeda
pula dan kemudian disatukan dalam sebuah forum guna memberikan pemikirannya dalam menentukan bentuk baku dari
strategi arah kebudayaan bangsa Indonesia. Maka dari itu Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Samarinda sebagai lembaga
struktural HMI yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Latihan Kader II dalam periodesasi ini bertekad menggelar
proses perkaderan sebagai wujud nyata pertanggungjawban pengurus HMI pada proses perkaderan yang terencana, sistematis
dan berkesinambungan
NAMA
Intermediate Training (Latihan Kader II) Nasional Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Samarinda
TARGET
TUJUAN
- Memiliki kesadaran LANDASAN
intelektual yang kritis, “Terbinanya Kader HMI
dinamis, progresif dan Yang Mempunyai - Al-Qur’an dan Hadits
inovatif dalam Kemampuan Intelektual - AD dan ART HMI
memperjuangkan misi Untuk Memetakan Peradaban
HMI Dan Memformulasikan - Pedoman Perkaderan
- Memiliki pengetahuan
Gagasan Dalam Lingkup HMI
tentang peta
Organisasi”
- Program Kerja HMI
peradaban dunia cabang samarinda
- Memiliki kemampuan periode 2018-2019
manajerial dalam
berorganisasi
TEMA
“Ikhtiar HMI; Menuju Masyarakat Adil Makmur”
TIMELINE KEGIATAN
Organizing Committee
(OC)
A. PERSYARATAN PESERTA
1. Mendaftarkan diri kepada panitia pelaksana
2. Anggota HMI yang masa keanggotaanya minimal 6 bulan.
3. Dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
4. Dapat menghafal 20 surah pada juz 30
5. Membawa dan menyerahkan surat rekomendasi atau mandat asli dari masing- masing pengurus
komisariat untuk peserta di lingkungan HMI Cabang Samarinda dan rekomendasi atau mandat asli
dari masing-masing cabang untuk peserta yang dari luar HMI Cabang Samarinda.
6. Seleksi peserta dibagi menjadi 2 (Dua) yaitu tahap pertama seleksai makalah dan tahap kedua
screening.
7. Seleksi tahap pertama (makalah) setiap calon peserta membuat makalah sesuai dengan ketentuan dari
panitia dikirimkan via e-mail hmicbgsamarinda@gmail.com kepada panitia beserta formulir
(terlampir) dan scan mandat dari pengurus cabang paling ;ambat pada tanggal 12 Desember 2019 pukul
23.59 WITA.
8. Peserta yang lulus seleksi tahap pertama wajib membayar dana kontribusi sebesar Rp. 300.000,- (tidak
ada nego) ,Transfer via rekening BANK BRI No. Rek :153501002774500 a.n Rizcy Windi Oktaviani dan
bukti pengiriman dapat di serahkan kepada panitia
9. Peserta yang lulus seleksi tahap pertama dan telah membayar dana kontribusi berhak mengikuti seleksi
tahap kedua (screening) di sekretariat HmI Cabang Samarinda Jl. Perjuangan 1 no.37 Kelurahan
Sempaja selatan Samarinda Utara kota samarinda ,kalimantan timur 75242 pada tanggal 15 Desember
2019
10. Peserta screening WAJIB menyerahkan buku refrensi makalah kepada panitia sebanyak 2 buah buku.
11. Menyerahkan formulir pendaftaran peserta
12. Menyerahkan pas foto warna (background hijau) ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar
13. Wajib mengikuti screening dan calon peserta yang lulus screening adalah peserta yang berhak
mengikuti Forum Latihan Kader II.
14. Calon peserta yang terlambat atau tidak memenuhi persyaratan, dinyatakan tidak diterima sebagai
peserta latihan dan dengan tanpa mengurangi rasa hormat dipersilahkan untuk pulang.
15. Peserta wajib menaati dan mengikuti jalannya Latihan Kader II dari awal sampai akhir sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana.
16. Memakai pakaian kemeja rapi, (rok bagi perempuan) sopan dan memakai sepatu saat berada di forum.
17. Untuk hal-hal yang belum jelas dapat mengkonfirmasi kepihak panitia. Randi Gusmani Putra:0821-
5562-8910 (Koordinator Steering) ricky:0812-5670-5796 (Ketua Panitia)
Mengikuti screening
B. MATERI SCREENING
Adapun materi Screening sebagai berikut:
a. Ke-Islam-an
b. Ke-Bangsa-an
c. Ke-HmI-an
d. NDP HMI
e. Makalah
Evaluasi Peserta
Setiap calon peserta yang akan mengikuti Intermediate Training Panduan sistematika penulisa makalah sebagai berikut:
(Latihan Kader II) HMI Cabang Samarinda diwajibkan membuat
a. COVER
makalah sesuai dengan kode makalah yang telah diberikan panitia.
b. KATA PENGANTAR
Susunan Terlampir
c. DAFTAR ISI
d. BAB I PENDAHULUAN
KETENTUAN KHUSUS: Latar Belakang
Rumusan Masalah
a. Makalah minimal 15 halaman (diluar cover, daftar isi, kata Maksud dan Tujuan
pengantar, penutup, dan daftar pustaka). e. BAB II PEMBAHASAN
b. Dibuat dengan standar penulisan karya ilmiah, huruf f. BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Times New Roman; ukuran huruf 12; spasi 1,5 ; Margin
Saran
(Top 4 cm, Right 4 cm, Bottom 3 cm, Left 3 cm) dan diketik g. DAFTAR PUSTAKA
pada kertas A4. h. LAMPIRAN-LAMPIRAN
c. Menggunakan referensi pendukung minimal 10 buku, i. CV peserta(curiculum vite)
BillahitaufiqWalHidayah
Wassalamu’alaikumWr.Wb
PANITIA PELAKSANA
LATIHAN KADER II
INTERMEDIATE TRAINING NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAMARINDA
MUHAMMAD AGUS
KETUA UMUM
LAMPIRAN I
ORGANISASI KERJA
LATIHAN KADER II (INTERMEDIATE TRAINING)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAMARINDA
PENANGGUNG JAWAB
“MUHAMMAD AGUS”
(KETUA UMUM HMI CABANG SAMARINDA)
Anggota : Aris Nur Huda Anggota : Ricky Laurie (Ex-Officio) Agung Anugrah S Muhammad Adha
Ahmad Sirojuddin Nurhariyani Muhammad Ikram Ilhamsyah
HMI Cabang Bangka Belitung 1 Orang F HMI Cabang Jatinangor- Sumedang 1 Orang E
HMI Cabang Jakarta Timur 1 Orang R HMI Cabang Kisaran Asahan 1 Orang O
HMI Cabang Cilegon 1 Orang S HMI Cabang Pematang Siantar 1 Orang P
HMI Cabang Karawang 1 Orang T HMI Cabang Labuhan Batu 1 Orang Q
HMI Cabang Ciputat 1 Orang U HMI Cabang Padang Sidempuan 1 Orang R
HMI Cabang Bogor 1 Orang A
HMI Cabang Mandailing Natal 1 Orang S
HMI Cabang Kota Bogor 1 Orang B
HMI Cabang Deli Serdang 1 Orang T
HMI Cabang Bekasi 1 Orang C
HMI Cabang Depok 1 Orang D
HMI Cabang Serang 1 Orang E
HMI Cabang Pandeglang 1 Orang F BADKO HMI JAMBI
BADKO HMI KALIMANTAN BARAT HMI Cabang Tanjung Jabung Barat 1 Orang J
SUSUNAN ACARA
LATIHAN KADER II (INTERMEDIATE TRAINING)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG SAMARINDA
ALAMAT
JALAN PERJUANGAN 1 NO.37 KEL.SEMPAJA SELATAN KEC.SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR 75242
CONTACT PERSON