yang
diproklamirkan langsung oleh Bung Karno dan Hatta. Sikap colonial yang tidak mengakui kemerdekaan , bahkan dianggap langkah itu hanya satu
sikap separatis Bung Karno membawa konsekuensi baru bagi masyarakat Indonesia untuk sekali lagi melakukan perang fisik dengan colonial. 1945
masih berlangsung agresi militer dan berakhir pengakuan tahun 1949. Hal ini menegaskan bahwa HMI terlahir sebagai angkatan perang dan terlibat
langsung dalam perang fisik dalam rangka "Mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia".
HMI diusia belia, begitu cepat memperlihatkan ketangkasan dan ketangguhan dengan melewati pelatihan-pelatihan khusus dalam rangka
mencekal kelompok pemberontak secara khusus PKI dalam cerita G30S. Sekarang HMI berada pada usia generasi kedua, yakni 74 tahun. Ditengah
pesimisme atas usia seperti analisa sosiolog Islam Ibnu Khaldun bahwa generasi pertama adalah perintis sementara generasi kedua adalah penikmat
yang kadar kebersyukurannya begitu kecil dan tenggelam dalam genangan kenikmatan sesaat. Itulah hal sekilas yang bisa kita saksikan atas situasi
anak kandung ibu pertiwi. Bahkan tidak jarang, demi kesenangan sesaat begitu mudah memberi ruang kepada colonial untuk menggerayangi dan
mengeksploitasi ibu kandung sendiri.
74 tahun sudah sepatutnya HMI menjadi lebih dewasa. Kedewasaan tidak diletakkan diujung kelamin, sebab semula HMI bukanlah anak
yang terlahir secara biologis. Aqil baliq bukanlah dalam upaya mengkonfirmasi kedewasaan itu setelah 'mimpi basah' dan 'menstruasi' berkali-kali,
melainkan ukuran ukuran kedewasaan menyangkut kewarasan yang terjaga hingga akhir hayat. Kewarasanlah yang bisa membimbing untuk
mendapatkan pengertian bahwa ; HMI adalah anak kandung yang terlahir dari hasil pergumulan ideologis ayah Lafran dengan ibu Pertiwi.
Ada jenis kegelisahan yang sangat ideologis sebagaimana maksud kelahiran HMI. Syarat utama ideologi adalah meletakkan kepribadian
sebagai fondasi untuk berpijak, sehingga dalam keadaan apapun tetap bisa berdiri tegak tanpa meminjam kaki orang lain. Seperti kata Wahib ; "Aku
bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan Budha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku
adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin bahwa orang memandang dan menilaiku sebagai suatu kemutlakan
(absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat.
Nurcholis Majid dalam ceramahnya pernah berucap, manusia terdapat dua kutub dalam dirinya. Kutub kepatuhan (hamba) dan kutub
kreativitas (khalifah). Manusia dalam rangka menjalankan fungsi sebagai khalifah membutuhkan pengetahuan agar bisa mengelola seluruh potensi
yang ada dikehidupan ini. Dimensi kedua ideologi merupakan kekayaan metodologi yang dihasilkan dari kerja keras pikiran manusia. Bahkan
sangatlah mustahil, saat kita mengakukan diri sebagai khalifah tetapi kering secara metodologi (epistem) untuk mengelola segala hal dikehidupan
ini. Warisan kekayaan adalah warisan ibu pertiwi, menjaganya bukan saja pengetahuan dan kesadaran yang diperlukan tetapi prinsip dasar yang tak
gentar menegakkan kebenaran sebagaimana uraian diatas.
Hal lain yang perlu diluruskan adalah sikap inferior manusia dihadapan alam. Sesungguhnya alam hanyalah jagad kecil tempat manusia
sebagai jagad besar bercermin. "Dan kepunyaan Allah-lah timur dam barat, maka kemanapun kamu menghadap, disitulah wajah Allah". (QS. Al-
Baqarah ; 115). Jika cermin itu retak, jangan pernah menyalahkan cermin melainkan kembali pada siapa yang bercermin. Pada semesta hanyalah
wajah-wajah tetapi pada manusia ada Tuhan. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku
adalah dekat. (QS. Al-Baqarah;186). "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (QS. Al-Qaf ; 16)
Tugas manusia menjadi sangat sederhana yakni menjadi manusia. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda: “Man arafa nafsahu faqad
arafa Rabbahu,” Yang artinya : “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal tuhannya”. Sungguh sangat banyak sebutan untuk mahasiswa
yang masuk berkecimpung dalam keluarga HMI. Sebagai anak HMI, sebagai anggota HMI, sebagai kader HMI, sebagai alumni HMI. Hal sangat
jarang didengar bahkan mungkin belum sempat ada dalam pikiran adalah 'Manusia HMI'. untuk itulah program INTERMEDIATE TRAINING
kami selenggarakan sebagai upaya menemukan manusia HMI sebagaimana termaktub dalam tema kegiatan.
Kegiatan ini bernama Intermediate Training ( LK II ) Tingkat Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda
Tema Kegiatan
a. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) & Keislaman a. Teori - Teori Perubahan Sosial
b. Ke-HMI-an b. Ideopolitorstratak
c. NDP HMI c. Studi Gerakan Islam
d. Wawasan Kebangsaan d. Pendalaman Nilai - Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
e. Makalah e. Wawasan Nusantara
f. Kepemimpinan Manajemen Organisasi (KMO)
Bobot penilaian kegatan ini terbagi menjadi:
Evaluasi Peserta
Kegiatan akan diikuti oleh utusan dari HMI Cabang Se-Indonesia sesuai kualifikasi panitia yang memenuhi persyaratan dengan penilaian sebagaimana
terlampir
Dalam kegiatan Intermediate Training (LK II) Tingkat Nasional HMI Cabang Samarinda, kami menggunakan dana yang berasal dari:
1. Kontribusi Peserta
2. Kas HMI Cabang Samarinda
3. Sumber dana yang halal dan baik serta tidak mengikat
4. Sumbangan, simpatisan, dan alumni HMI
Organisasi kerja Intermediate Training (LK II) Tingkat Nasional HMI Cabang Samarinda ini terdiri dari: Master Of Training sebagai pemandu jalan
kegiatan, Streeing Committee (SC) sebagai tim pengarah, dan Organizing Committee (OC) sebagai panitia pelaksana. Terlampir
1. Susunan Kepanitian
2. Susunan Acara
3. Tema Dan Kodefikasi Makalah
4. Persyaratan Peserta
5. Daftar Utusan
6. Informasi
Demikianlah proposal kegiatan ini kami susun sebagai acuan pelaksanan kegiatan Intermediate Training (LK II) Tingkat Nasional HMI Cabang
Samarinda Periode 2021-2022. Saran dan rekomendasi konstruktif sangat dibutuhkan demi terlaksananya kegiatan ini semoga apa yang kita lakukan
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Billahitaufiq Walhidayah
Wasalamu’alikum wr.wb
PANITIA PELAKSANA
INTERMEDIATE TRAINING (LK II)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAMARINDA
MENGETAHUI,
PENGURUS HMI CABANG SAMARINDA
NUR HARIYANI
KETUA UMUM
LAMPIRAN I
ORGANISASI KERJA
INTERMEDIATE TRAINING (LKII) TINGKAT NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAMARINDA
PENANGGUNG JAWAB
”NUR HARIYANI”
(KETUA UMUM HMI CABANG SAMARINDA)
ORGANIZING COMMITTEE Divisi Acara Divisi Konsumsi Divisi Transportasi Divisi Keamanan
Ketua Panitia : M. Alif Rahim D Syahril Saili (co) Indah Feby (co) Makhruful Hasan (co) Meidy (co)
Sekretaris : Recha Armenia Agustina Deni Harianto Asiroh Fahry Irfan Jaya
Bendahara : Salwa Rahmadana Monica Selvia Dany Sepa
Sabrina Sindy Fadli Wiranata
SUSUNAN ACARA
INTERMEDIATE TRAINING (LKII) TINGKAT NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAMARINDA
A. PERSYARATAN PESERTA
Setiap calon peserta yang akan mengikuti Intermediate Training (LK II) Tingakat Nasional HMI Cabang Samarinda diwajibkan membuat makalah
sesuai dengan kode makalah yang telah diberikan panitia
B. KETENTUAN KHUSUS
1. Makalah minimal 15 halaman (diluar cover, daftar isi, kata pengantar, penutup, dan daftar pustaka)
2. Dibuat dengan standar penulisan karya ilmiah, huruf Times New Roman : ukuran huruf 12 : spasi 1,5 : Margin (Top 4 cm, Right, 3 cm, Left 4)
dan diketik pada kertas A4
3. Menggunakan refrensi pendukung minimal 10 buku, jurnal berstandar ISSN/ISBN, dan skripsi. Kutipan dalam buku discan sebagai Lampiran dan
Data Badan Pusat Statistik (BPS)
4. Makalah dijilid dengan cover warna hijau dibuat 3 rangkap dan diserahkan pada saat registrasi
5. Makalah wajib merupakan hasil karya tulis individu yang mampu di pertanggung jawabkan
6. Melampirkan CV (Curiculum Vitae) peserta pada halaman terakhir makalah
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Nb: Apabila ada nama cabang yang belum terdaftar, silahkan menghubungi narahubung yang tertera.
ALAMAT
JALAN PERJUANGAN 1 NO.37 KEL.SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR 75242
CONTACT PERSON