TEMA:
KODE J : ESENSI AJARAN ISLAM TENTANG KEMASYARAKATAN
PENYUSUN:
YUSDAR SUBANDARI
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga kita
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam selalu terhatur
kepada Nabi dan Rasul kita, Rasul yang menjadi panutan semua ummat, yakni
Nabi Besar Muhammad serta keluarga dan sahabat beliau yang telah membawa
kita dari jurang yang penuh kesesataan menuju sebuah kehidupan yang penuh
kebahagiaan dan kedamaian.
Billahittaufiq Walhidayah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Palu, 08 Rajab 1440 H
15 Maret 2019 M
Penulis
YUSDAR SUBANDARI
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
2.3.1 Peran Dan Fungsi HMI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
akan dihasilkan HMI adalah berkualitas ilmu dan iman yang mampu
melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan
yang sejahtera baik secara materiil dan spiritual adil makmur serta bahagia.
Olehnya masa depan HMI luas dan gemilang sesuai status fungsi dan perannya
dimasa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk benar-benar
dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang.
Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna, mengatur umat manusia
mewariskan nilai sekaligus tugas (khalifah fil ardh) untuk merekayasa suatu
peradaban yang luhur dan rangkaian perubahan yang kompleks dan dinamis suatu
peradaban dunia. Hal ini tentu menjadi cambuk bagi kita sebagai umat islam
agar tidak boleh bermalas-malasan, duduk manis menunggu hasil temuan Barat,
melainkan sudah sepantasnya umat Islam sendiri terus melakukan kajian-kajian,
sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Sejarah telah
membuktikan, kita pernah menjadi agama yang menjadi kiblat peradaban dunia.
Dan itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk kita kembalikan lagi kejayaannya
dimasa sekarang ini maupun masa depan nanti.
Sampai sekarang, perubahan itu menginjak era baru. Dan inilah yang terus
diperbincangkan pada saat ini di Indonesia yang berkompetensi dengan Negara-
negara kawasan dan global. Salah satu modal Indonesia adalah kekuatan
masuknya Era Milineal yakni adalah orang-orang dengan usia produktif sekaligus
konsumen yang mendominasi pasar saat ini. Ciri dari generasi ini adalah
kemampuan menggunakan teknologi dengan baik, lebih mudah mencari
informasi, lebih kreatif dan inovatif. Generasi ini tentunya bisa eksis karena
adanya kemajuan teknologi informasi dan lainnya. Generasi ini juga bebas dalam
menentukan ingin menjadi seperti apa nantinya, namun kebebasan yang dimaksud
adalah masih dalam koridor yang postif. Menurut data BPS, bonus demografi atau
proporsi penduduk lebih besar dibandingkan proporsi tidak produktif di Indonesia
akan mencapai puncaknya ditahun 2045. Namun usia produktif ini akan menjadi
kurang maksimal bahkan tidak berguna jika tidak dipersiapkan dengan baik yakni
melalui upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti
pendidikan. Pendidikan pun tidak bisa dilihat dalam prespektif peningkatan
2
intelektual saja tapi bagaimana intelektual dipadukan dengan ketinggian budi
sehingga dapat mencapai kualitas insan yang paripurna.
Fenomena ini akan membuka pandangan optimisme kita dalam melihat
harapan cerah dari bonus demografi. HMI akan membantu bangsa dalam
mencetak manusia-manusia unggul dengan segala potensi yang dimilikinya.
Melalui pengalaman kaderisasi dan sejarah panjangnya, organisasi ini semakin
memainkan perannya secara signifikan dalam sejarah peradaban Indonesia yang
terus bergerak. Tantangan saat ini bagaimana mengelola potensi demografi
menjadi berkah (bonus demografi). Jika pengelolaan itu buruk, kita akan
mengalami titik balik demografi dimana ledakan penduduk terjadi tapi tanpa
kualitas manusia yang mumpuni.
Maka HMI sebagai organisasi pejuangan dengan segala kiprahnya akan
menjadi kekuatan tangguh untuk mewujudkan generasi terbaik di era milineal
tersebut. Sekilas tujuan HMI terlihat global. “Terbina nya insan, akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang di-ridhoi Allah Subhanahu
wata’ala”(Pasal 4 AD HMI)1. Bahwa tujuan HMI sebagaimana dirumuskan dalam
pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap anggota
HMI. Insan Cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya seorang
anggota HMI dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia
telah mencapai tujuan HMI.
Disamping sebagai tujuan HMI secara spesifik mesti menyebutkan “apa”
perubahan atau pencapaian yang diinginkan terjadi di masa depan, sehingga
sebuah visi juga harus menentukan “dimana” perubahan itu terjadi. Dari
pernyataan visinya, HMI memang mrnyebutkan “apa” perubahan yang
diinginkan, namun tidak menuliskan “di negara mana” perubahan ingin dicapai.
Tidak seperti organisasi kemahasiswaan lainnya, HMI bahkan tidak menyebut
“Indonesia” sebagai bagian dari namanya. HMI adalah “Himpunan Mahasiswa
Islam”, bukan “Himpunan Mahasiswa Indonesia”. Juga bukan “Himpunan
Mahasiswa Islam Indonesia”. Dari nama dan visinya, HMI berkarakter global.
Memang demikian spirit Islam, tidak boleh terpenjara dalam sekat-sekat lokal.
3
Dalam cita-cita Islam, yang dibangun adalah “ummah”, sebuah model masyarakat
universal yang adil dan makmur.2
Sebab dibalik tegaknya pilar peradaban Islam, maka umat Islam akan
menjadi umat terbaik. Tentu segala kekurangan yang memasuki sendi kehidupan
memiliki harapan kehidupan yang lebih baik selalu ada. Terutama cara berfikir
generasi penerus bangsa karena untuk menghadapi masalah-masalah yang ada
dibutuhkan pemikiran yang kritis dan bernafaskan Islam. Olehnya itu, Nilai-Nilai
Dasar Perjuangan (NDP) HMI masih dianggap relevan dan mampu menjadi
landasan utama dalam berfikir.
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) sebagai spirit HMI yang merupakan
kitab atau buku yang berisi kumpulan nilai dasar perjungan yang harus
diterinternalisasikan ke dalam diri seorang kader. Nilai-nilai tersebut akan
menjelma ke dalam perilaku dan aktivitas keseharian kader, baik dalam aras
kehambaan maupun kekhalifaan.3 Nilai-nilai yang dimaksud sebagai sesuatu yang
tidak bisa berubah, meskipun perubahan zaman dari masa ke masa nilai akan tetap
sama. Hal yang mungkin akan berubah adalah pengungkapan, penekanan, dan
implikasinya terhadap kondisi masyarakat. Dan salah satu hal terpenting yang
harus kita ketahui bagaimana menganalisa karakteristik dan kebiasaan saat ini
yang di kenal dengan generasi Era Milineal.
1
PB HMI. 2018 “Tujuan HMI”, dalam Hasil-Hasil Keputusan Kongres XXX di
Ambon. PB HMI: Jakarta, Hlm. 44.
2
Muniruddin Said, Bintang Arasy Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI, (Banda Aceh:
Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2017), Hlm. 261.
3
Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI; Teks, Interpretasi, dan
kontektualisasi, (Bandung : Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2018), Hlm. 3.
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ridal, Muhammad, HMI Milineal Religius-Nasionalis-Modern (Jakarta: 2017).
Hlm. 5.
6
2.1.2 Karakteristik Generasi
Ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia kedua dan berhubungan
dengan masa kini menurut teori generasi, yaitu:
Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan
Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak
belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya dengan sedikit.
Melihat dari banyaknya pimpinan baik itu negara maupun perusahaan, generasi X
masih mendominasi. Sementara itu generasi Y masih menggeliat, mencari
kemapanan dalam bidang pekerjaan maupun pribadi, tidak dipungkiri beberapa
sudah menjadi pimpinan sebuah perusahaan sejak usia muda. Generasi Z yang
merupakan keturunan dari generasi X dan Y, sekarang ini merupakan anak-anak
muda yanag rata-rata masih mencari jati diri, beberapa di antaranya sudah
mempunyai penghasilan sendiri yang cukup besar terutama dari bidang seni.5
5
Di akses dari https://dosen.perbanas.id/teori-generasi/, pada 14 Maret 2019, Pukul
16:54 WITA.
8
melihat jauh kebelakang sejarah perjalanan bangsa dan menyambut cita-cita dari
generasi milenial dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Milenial
dihadapan dengan tantangan yang berbeda di masanya.
Maka dari itu, generasi ini kalau dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi
keuntungan bagi Indonesia, jika sumber daya yang dimiliki bisa berkonstribusi
bagi bangsa Indonesia, begitu pula sebaliknya, jika tidak bisa bekonstribusi maka
bisa menjadi beban bagi Indonesia. Generasi Milineal adalah generasi emas
bangsa Indonesia, tinggal bagaimana kita menumbuh-kembangkan apa yang kita
punya ini. Milineal sebagai aset bangsa dan setia elemen kebangsaan
bertanggungjawab untuk menumbuh kembangkannya, merupakan suatu
kewajiban/keharusan Himpunan Mahasiswa Islam turut andil dan berperan serta
dalam cita-cita besar bangsa ini dengan menjadikan generasi milineal pionir
dalam setiap masalah-masalah ummat dan keummatan bangsa ini. Dan pada
9
akhirnya apa yang kita cita-cita besar bangsa ini. Dan pada akhirnya apa yang kita
cita-citakan bersama tercapai, HMI pada khsusunya dan bangsa/Negara ini pada
umumnya.6
“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf an mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah … “
(QS Ali Imran : 110)
Sebagai ummat muslim, maksud dari ayat tersebut perlu kita pahami
bersama-sama. Ayat tersebut menyampaikan sanjungan kepada ‘khairu ummah’
atau ummat terbaik manusia pada waktu itu. Yang dimaksud ‘khairu ummah’
pada waktu itu adalah generasi para sahabat nabi. Generasi yang dibangun oleh
dakwah Rosululloh dan sahabat sampai pada kwalitas keimanan yang sangat baik,
bahkan terbaik. Pertanyaan apa yang membuat generasi tersebut mendapatkan
predikat ‘khairu ummah’ menjadi menarik untuk dikaji.
Keterangan dari ayat tersebut bisa kita peroleh, bahwa ummat terbaik
adalah ummat yang selalu menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kepada
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Dalam ayat tersebut mendahulukan
6.
Ridal, Muhammad, HMI Milineal Religius-Nasionalis-Modern (Jakarta: 2017).
Hlm. 5.
10
amar makruf nahi munkar baru kemudian keimanan kita kepada Allah,
mempunyai arti bahwa keimanan atau ketaatan kita kepada Allah sejatinya
dibangun oleh kemauan amar makruf nahi munkar itu sendiri. Begitupun
sebalikanya kelemahan kita dalam dakwah amar makruf nahi munkar
menunjukkan kelemahan iman kita. disini kadar keimanan bisa diukur dari kadar
kemauan dan kemampuan dakwah amar makruf nahi munkar.
11
3. Tidak mau terlibat dalam segala bentuk kejahiliyahan baik dalam
keyakinan, ritual ibadah, akhlaq perilaku. Para sahabat berani berputus
dengan kejahiliyahan bahkan memeranginya demi kesucian keimanan
mereka.7
Maka menjadi khairah ummah itu jawaban yang benar untuk meraih
kebahagiaan menghindari celaka, dan seharusnya seperti inilah diperlukan dalam
kehidupan kita, bukan selainnya. Tentunya ini diperlukan keikhlasan kita
menjalaninya sehingga bisa tercipta khairah ummah sejati, bukan tiruan apalagi
karbitan. Dengan demikian maka menjadi pribadi yang khairah ummah adalah
satu keharusan (It must) bagi kita semua melalui bidang tugas kita masing-masing.
Karenanya seluruh aktivitas hidup kita harus pula bermuatan dakwah didalamnya
untuk pencerahan dan pencerdasan umat menuju kemajuan yang beradab secara
totalitas kendatipun tidak semua orang mau melakukannya karena kepentingan
yang berbeda. Akan tetapi yang pasti adalah menjadi khaira ummah itu suatu
kepribadian yang mulia dan pekerjaan untuk meraih khaira ummah juga termasuk
pekerjaan yang mulia pula.
NDP HMI sebagai tafsir asas Islam, tidaklah lahir begitu saja dalam
ruang yang hampa cultural. Ia lahir didasarkan pada suatu realitas historis
berkenaan dengan kondisi komunitas HMI sendiri yang sampai tahun 1970 belum
7
Di akses darihttps://badkotkatpasrandakan.wordpress.com/2012/04/05/siapakah-
khairu-ummah-itu/14 Maret 2019, Pukul 17:30 WITA.
12
memiliki buku tentang Islam yang dijadikan pegangan dan landasan perjuangan
bagi kader-kadernya, sebagaimana dari kerpihatinan inilah Nurcholish Madjid,
merasa perlu untuk merumuskan apa yang pada akhirnya disebut dengan Nilai-
Nilai Dasar Perjuangan yang disingkat NDP.
8
Azhari Akmal Tarigan, Islam Mazhab HMI tafsir Tema besar Nilai Dasar Perjuangan
Dasar Perjuangan (NDP), (Jakarta : Kultura GP Press Grop, 2007). Halm 3
9
Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI; Teks, Interpretasi, dan
kontektualisasi, (Bandung : Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2018), Hlm. 19
13
Cara berpikir yang dituju oleh NDP HMI adalah pola berfikir kritis dan
tidak terjebak pada pola berpikir hitam-putih. Pola berpikir hitam-putih membuat
orang tidak mampu melihat pemikiran alternatif lainnya. Kesannya menjadi
dogmatis, jika tidak hitam, putih; jika tidak benar, salah. Padahal, kebenaran yang
dimaksud kerapkali merupakan hasil konstruksi pemikiran sendiri yang relatif
walaupun dikatakan bersumber dari teks suci, jadi kerapkali orang yang berikirnya
hitam-putih cenderung membenarkan, bahkan memutlakkan kebenaran yang
dicapainya sendiri juga sering mengklaim pemikiran orang lain salah dan
menyesatkan.
Relevansi NDP HMI yang sangat terasa dengan kondisi hari ini adalah
model keberagaman kita yang cenderung bising dan penuh hiruk-pikuk. Ironi
memang, keberagaman kita akhir-akhir ini berpotensi menimbulkan konflik
ditengah-tengah masyarakat. Setidaknya melahirkan keresahan social. Sebagian
kecil materi-materi cenderung kasar, penuh kebencian, bahkan saling
mengkafirkan, saling menyesatkan kelompok dan aliran tertentu, sangat tidak
sesuai dengan (Islam Rahmatan Lil Al-Alamin). Mengingat kuatnya relevansi
NDP dengan kondisi kekinian kita, penggalian, pengkajian dan pendalaman NDP
menjadi keniscayaan, terutama dikalangan kader-kader HMI.
10
Ibid. Hlm 19.
14
sangat dinamis dan progresif juga peka terhadap lingkungan sosialnya. Memiliki
kecenderungan mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka adalah
kader-kader yang tersadar tugas-tugas kekhalifaan akan sukses dijalankan jika
diiringi dengan penguasaan ilmu dan teknologi. Tanpa iptek, umat Islam tidak
mungkin mengejar ketertinggalannya yang semakin jauh dari bangsa-bangsa yang
terlebih dahulu maju. Tidak diragukan lagi, lewat NDP akan terbentuk kader yang
tangguh dengan lima kulaitas insan cita.
15
anggota HMI di masa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang
sesuai dengan bakat dan profesinya.
Oleh karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan
perannya di masa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk
benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang
gemilang. Dengan sifat dan garis independensi yang menjadi watak organisasi
berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar
keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas
fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan
dalam kualitas insane cita HMI. Soal mutu dan kualitas andalan konsekuensi logis
dalam garis independen HMI harus didasari oleh setiap pimpinan dan seluruh
anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk selalu
meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa
yang akan datang.12
11
Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2008). Hlm. 6.
12
Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persadatama Foundation,
2010). Hlm. 212.
13
Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2008). Hlm. 109.
16
Memasuki milinenium baru, semua bangsa didunia, tidak terkecuali
bangsa Indonesia, sedang mengalami transformasi besar-besaran dan amat
mendasar dalam semua dimensi kehidupan, ekonomi, social budaya, dan politik.
Pada millineum baru ini, akan tumbuh masyarakat dunia baru dengan cirri yang
berbeda dengan cirri-ciri masyarakat lama. Dalam konteks ini, bangsa Indonesia
sedang membangun masyarakat baru.14 Oleh karena itu secara mendasar, bahwa
proses transformasi itu, yaitu proses pembangunan masyarakat baru adalah sebuah
proses kebudayaan, baik itu aspek social, ekonomi maupun politik. Semua
tantangan ini menuntut semakin diperlakukannya sumber daaya manusia (SDM)
yang berkualitas.
Dan berakhirlah abad ke-20, Abad tersebut menyaksikan banyak gejolak.
Namun, abad itu juga menyaksikan munculnya teknologi-teknologi baru,
kemajuan medis yang dramatis, ledakan informasi, dan ekonomi global yang
berkembang pesat. Oleh karena itu, banyak orang telah menyambut milenium
baru sebagai lambang harapan dan perubahan. Demikianlah harapan banyak
orang. Namun, seberapa besar kemungkinannya bahwa milenium baru akan
menghasilkan perubahan-perubahan yang membawa manfaat bagi umat manusia.
Perubahan yang akan membuat kehidupan aman dan tenteram bagi ruang lingkup
yang sangat besar berkenaan dengan problem-problem yang kita hadapi.
14
Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2008). Hlm. 7 .
17
2.3.4 Konseb Mewujudkan Generasi Khaira Ummah Di Era Milineal
15
Sitompul, Agussalim, Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1974-1975,
(Jakarta: CV Misaka Galiza, 2008). Hlm. 01
18
1969 hingga sekarang, meliputi (a) partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi
dan iklim, yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, (b) partisipasi
dalam pemberian konsep-konsep dlam berbagai aspek pemikiran, (c) partisipasi
dalam pelaksanaa langsung dari pembangunan. 16
Maka melalui peran insan dan model pembangunan tersebut, diharapkan
memberi dampak terhadap perubahan pola pikir dan perilaku bangsa. Bangsa kita
menjadi masyarakat intelek yang kritis dan rasional. Masyarakat mampu
membedakan antara kebenaran dengan kesalahan, kebaikan dengan keburukan,
dan cenderung bersikap positif dan berjiwa optimis, bertindak benar dan adil, serta
memiliki rasa tanggungjawab untuk membangun agama, ummat dan bangsa.
Tentu peran insan yang dimaksud adalah peran masyarakat yang mampu ikut
andil dalam mengambil peran pembangunan bangsa Indonesia menuju masyarakat
adil makmur.
Peranan cendekiawan dalam membangun masyarakat terletak dalam
usahanya, dalam kehidupannya yang selalu dinamik, jika tidak demikian pasti ia
akan menyerah pada determinisme historis yang akan melenyapkan kepribadian
dan komitmennya. Perbedaan antara determinisme historis dan determinisme
Tuhan adalah bahwa kita diciptakan oleh tuhan, bukan oleh kekuatan-kekuatan
sejarah, sehingga semestinya kita harus lebih baik dan lebih unggul daripada
determinisme historis.17
Tujuan perubahan masyarakat yang menjadi cita-cita HMI berada dalam
dua konteks, “Lokal” dan “Global”. Sehingga tujuan HMI dapat dipahami
menjadi : “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan
islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
(masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia) yang di ridhai Allah Subhanahu
Wa ta’ala”.
16
Sitompul, Agussalim, Pemikiran HMI Dan Relevansinya Dengan Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia, (Jakarta Pusat: PT. Integrita Dinamika Press, 1986). Hlm. 260
17
Syariati, Ali, Tugas Cendekiawan Muslim, (Jakarta Utara: PT. Raja Grafindo Persada,
1994). Hlm. 260.
19
Dan dari pemahaman tersebut memunculkan implikasi dari perluasan
penekanan konteks perjuangan :
1. Pertama, Sprit perjuangan HMI, selain berada pada dimensi nasional,
juga mengarah kepada scope global. Dari segi mana, HMI mengandung
sprit yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Organisasi ini mempunya
misi ke-Islam-an yang universal. Sementara Indonesia hanyalah sebuah
tempat dimana ia lahir, sehingga misi “ke-Islam-an” dalam konteks “ke-
Indonesia-an” merupakan sebuah pilihan perjuangan rasional, sesuai
tantangan masa itu.
Sementara misi ke-Islam-an universal yang bersifat “global” menjadi
pilihan sekarang yang sangat kontekstual. Artinya, berjuang membangun
Indonesia, kemudian menyuarakan dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan
dan kebenaran universal keberbagai belahan dunia mesti menjadi
paradigm baru perjuangan bangsa pada era arus informasi dan komunikasi
ini.
3. Ketiga, ketika memilih visi dan misi yang lebih global, maka proses
perkaderan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga melahirkan “insan
berkelas dunia”. Penguasaan bahasa asing menjadi keniscayaan dalam
kurikulum perkaderan formal dan informal. Ikhtiar ini akan
mentransformasikan wujud HMI yang hari ini hanya berputar-putar pada
persepektif local, kepada wawasan dan kompetensi internasional. Ini dapat
20
menjadi kuantum perkaderan, lompatan baru untuk menjadikan organisasi
ini kembali berada pada garis terdepan. Selama ini hanya forum advance
training (LK-III) saja yang memberi wawasan internasional. Ke depan
wawasan global dapat menjadi paradigma sejak basic training (LK-I).18
21
Dari ayat di atas sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di
antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDM-nya
dibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam
Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.
19
Di akses pada https://prasetiorumondor.wordpress.com/2015/05/13/karakteristik-
masyarakat-madani/, pada tanggal 14 Maret 2019, Pukul 20:17 WITA.
22
yang digunakan pada (basic training) HMI, melainkan NDP telah mampu/harus
menyesuaikan diri dalam era milineal ini. Menddebatkan NDP lama dan NDP
baru kita singkirkan, saatnya hmpunan mahasiswa Islam merumuskan formulasi
baru NDP yang sesuai dalam era milineal, saattnya himpunan mahasiswa Islam
melangkah maju kedepan, jangna mundur kebelakang.
20.
Ridal, Muhammad, HMI Milineal Religius-Nasionalis-Modern (Jakarta: 2017).
Hlm. 8.
23
Hanya manusia unggul (Khairah Ummah) sajalah yang dapat menciptakan
perubahan tersebut melalui gerakan dakwah amar ma’ruf, nahi mungkar. Disebut
demikian karena khairah ummah manusia elit dakwah yang bisa membersikan
kotoran masyarakat dengan perilaku unggul karena keteladanan mereka. Mereka
ini dihadirkan secara khusus membawa misi dakwah untuk manusia dan
kemanusiaan semesta, dan mereka terpanggil melakukan misi tersebut yang
seharusnya bersama kita.
21
Muniruddin Said, Bintang Arasy Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI, (Banda Aceh:
Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2017), Hlm. 36
22
PB HMI. 2018 “Tujuan HMI”, dalam Hasil-Hasil Keputusan Kongres XXX di
Ambon. PB HMI: Jakarta, Hlm. 45.
23
Muniruddin Said, Bintang Arasy Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI, (Banda Aceh:
Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2017), Hlm. 37.
24
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam mewujudkan khairah ummah atau mas umat terbaik melalui era
milineal. Maka dipandang perlu untuk menyiapkan sumber daya yang dimiliki
bisa berkonstribusi bagi bangsa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Merupakan
suatu keharusan/kewajiban Himpunan Mahasiswa islam (HMI) sebagai elemen
kebangsaan ikut serta turut andil dalam menumbuhkembangkannya serta berperan
dengan menjadikan generasi selanjutnya sebagai pionir dalam setiap masalah-
masalah ummat dan keummatan bangsa ini. Pandangan optimisme kita dalam
melihat harapan cerah dari bonus demografi, HMI akan membantu bangsa dalam
mencetak manusia-manusia unggul dengan segala potensi yang dimilikinya.
Melalui kaderisasi dan sejarah perjuangannya. Tentu tantangan saat ini bagaimana
mengelola potensi milineal menjadi berkah generasi terbaik.
1.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku
Azhari Akmal Tarigan, Islam Mazhab HMI tafsir Tema besar Nilai Dasar
Perjuangan Dasar Perjuangan (NDP), (Jakarta : Kultura GP Press
Group, 2007).
Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI; Teks,
Interpretasi, dan kontektualisasi, (Bandung : Syiah Kuala
Universty Press Darussalam, 2018).
Muniruddin Said, Bintang Arasy Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI,
(Banda Aceh: Syiah Kuala Universty Press Darussalam, 2017).
Ridal, Muhammad, HMI Milineal Religius-Nasionalis-Modern (Jakarta:
2017)
Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: CV
Misaka Galiza, 2008).
Sitompul, Agussalim, Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam
1974-1975, (Jakarta: CV Misaka Galiza, 2008).
Sitompul, Agussalim, Pemikiran HMI Dan Relevansinya Dengan Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia, (Jakarta Pusat: PT. Integrita
Dinamika Press, 1986).
Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persadatama
Foundation, 2010).
Syariati, Ali, Tugas Cendekiawan Muslim, (Jakarta Utara: PT. Raja
Grafindo Persada, 1994).
2. Dokumen-Dokumen
PB HMI. 2018 “Tujuan HMI”, dalam Hasil-Hasil Keputusan Kongres
XXX di Ambon. PB HMI:Jakarta.
3. Website
https://dosen.perbanas.id/teori-generasi/
https://badkotkatpasrandakan.wordpress.com/2012/04/05/siapakah-khairu-
ummah-itu/
https://prasetiorumondor.wordpress.com/2015/05/13/karakteristik-
masyarakat-madani
CURICCULUM VITAE
I. BIODATA
Nama : Yusdar Subandari
Tempat/Tanggal lahir : Tolitoli, 15 Desember 1997
Jenis Kelamin : Lakilaki
Status : Mahasiswa
Alamat Rumah : Jl. Teluk Palu Permai, Mantikulore
Asal Cabang : HMI Cabang Palu
Asal Komisariat : Hukum Untad
2. Eksternal HMI
a. Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan (LITBANG)
Persatuan Pelajar Mahasiswa Tolitoli (PERPIT) Cabang Palu
Periode 2017-2018
b. Sekretaris Umum Persatuan Pelajar Mahasiswa Tolitoli
(PERPIT) Cabang Palu Periode 2018-2019
c. Sekretaris Umum Komunitas Wasathiyah Periode 2017-Sekarang
d. Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)- Lembaga Studi
Advokasi Mahasiswa (eLSAM) Fakultas Hukum Universitas Tadulako
Periode 2017-2018