Anda di halaman 1dari 17

IDEOPOLSTRAKTAK

Strategi dan Taktik HMI dalam menyokong Indonesia Emas 2045

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengkuti Latihan Kader II


( Intermediate Training ) Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Langkat – Sumatera Utara
Kode Makalah: E

Disusun

MUHAMMAD JUNAIDI

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Langkat


Komisariat Fak Syariah
STAI Jama’iyah Mahmudiyah
Tanjung Pura 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan
karunia nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul
IDEOPOLITORSTRATAK, Shalawat beriring salam senantiasa kita sanjungkan kepada
Muhammad SAW sang Revolusioner Sejati, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada
umatnya hingga akhir zaman.

Makalah IDEOPOLITORSTRATAK (Ideologi Politik Organisasi dan Taktik


Strategi) disusun sebagai syarat dalam Latihan Kader II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Langkat.

Semoga Makalah ini dapat menjadi bahan evaluasi kritis dan diharapkan mampu
memberikan solusi yang solutif untuk Himpunan tercinta ini. Akhirnya Penyusun mohon
maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan makalah ini.

Billahittafik wal hidayah

Wassalamu'alaikumm wr. wb

Langkat, 19 September 2023

MUHAMMAD JUNAIDI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB 1 ........................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4

BAB II ....................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A. Pengertian ideopolitor-stratak .......................................................................................... 6

B. Hubungan Taktik dengan Strategi .................................................................................... 9

C. Peran stratak sebagai alat perjuangan orgminasi............................................................ 12

D. Strategi dan Taktik HMI Dalam menyokong Indonesia Emas 2045 ............................ 13

BAB III .................................................................................................................................... 16

PENUTUP ........................................................................................................................... 1616

A. Simpulan ........................................................................................................................ 16

B. Saran ............................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki kecenderungan untuk memimpin, karena mereka diciptakan oleh Allah
sebagai khalifah di bumi. Untuk dapat mendapatkan posisi sebagai khalifah, maka diperlukan
pengetahuan serta penerapan usaha dalam meraihnya. Karena pada hakikatnya, kekuasaan
tidak dapat datang dengan sendirinya, melainkan harus ada usaha dalam memperebutkannya.
Termasuk wilayah pengetahuan yang akan bersama-sama kita kaji untuk meraih kekuasaan
tersebut adalah; ideologi, politik serta strategi dan taktik Sebelum lebih jauh bahasan yang
akan kita kaji, penulis akan menggaris bawahi satu pernyatan, pengetahuan politik praktis
berbeda dengan politik praktis. Yang akan kita kaji adalah sebagai pengetahuan kita
mengenai politik, bukan supaya kita tahu serta akan mempraktekan politik praktis. Sebab
HMI adalah organisasi mahasiswa, bukan partai politik atau kelompok yang memiliki
kepentingan secara mutlak demi kekuasan.

Sebagai media dalam mencapai tujuan, politik bukan lagi merupakan istilah yang asing
atau bahkan tabu bagi kalangan mahasiswa Namun hal penting yang harus difahami terkait
dalam perjuangan politik adalah landasan gerak (epistemologi, pandangan dunia dan
ideologi), manusianya (kader), serta strategi dan taktik. Beberapa hal penting itulah yang
akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Penulis berpikir kita semua pernah mendengar dan menyaksikan bagaimana setiap
individu maupun kelompok berusaha mencapai tujuan serta cita-cita politiknya melalui
perjuangan politik. Namun tidak sedikit kita temui beberapa kecelakaan yang terjadi di
dalamnya, baik dalam proses perjuangan politik itu sendiri maupun hasil-hasil yang dicapai
dari perjuangan politik tersebut. Tentu saja terdapat beberapa alasan mendasar mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Alasan mendasar tersebut tidak lain adalah syarat ideal dari perjuangan
politik itu sendiri, bahwa perjuangan politik setidaknya memiliki beberapa

Kandungan signifikan yang menjadi landasan bagi "gerakan yang akan dilakukan, yaitu;

1. Iman atau keyakinan yang teguh

2. Ilmu yang cukup


3. Ideologi yang jelas

4. Organisasi yang baik, rapi dan disiplin

5. Strategi dan taktik yang tepat, serta

6. Kemampuan teknis dan teknologis yang memadai.

Salah satu strategi politik yang harus kita hadapi bersama adalah taktik dan strategi HMI
dalam menyokong Indonesia Emas 2045. Banyak hal yang perlu kita lakukan untuk
menyokong Indonesia Emas 2045 salah satu nya adalah penempaan ilmu pengetahuan dan
intelektualitas juga harus difungsikan sebagai laboratorium sosial untuk mengawal
pemikiran-pemikiran produktif bagi pembangunan SDM yang berkualitas bersama-sama kita
fahami Mengingat pentingnya bekal bagi seorang kader HMI dalam melaksanakan
perjuangan politiknya kelak. Sebab proses dalam perkaderan serta perjuangan untuk
mewujudkan cita-cita profetik belumlah cukup hanya dilakukan dalam ruang sempit HMI.
Karna nanti nya kita sebagai kader HMI harus mengambil peran itu untuk mendukung dan
menyambut Indonesia emas 2045 nanti nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ideopolitorstratak?

2. Bagaimana hubungan taktik dengan strategi?

3. Bagaimana peran stratak sebagai alat perjuangan?

4. Bagaimana strategi dan taktik HMI dalam menyokong Indonesia Emas 2045?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ideoolitorstratak

2 Untuk mengetahui hubungan antara taktik dan strategi

3. Untuk dapat mengetahui peran stratak sebagai alat perjuangan organisasi

4. Untuk mengetahui strategi dan taktik HMI dalam menyokong Indonesia Emas 2045.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ideopolitor-stratak

1. Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata, yakni ideo artinya pemikiran
dan logis yang artinya logika, ilmu, atau pengetahuan Jadi, dapatlah didefinisikan ideologi
merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita.

Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat hidup di antara
manusia terutama kaum muda, khususnya di antara cendekiawan atau intelektual dalam suatu
masyarakat Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ideologi merupakan rumusan alam
pikiran yang terdapat di berbagai subjek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar
untuk direalisasikannya.1

Ideologi meyangkut cita-cita bersama, yang ingin ditegakkan menjadi kenyataan, dan
selanjutnya dipertahankan la bisa timbul dari perseorangan, kelompok masyarakat, yang bila
berkembang bisa didukung oleh golongan dari masyarakat secara banyak Pada mulanya,
citacita itu diperjuangkan oleh kelompok yang jumlahnya kecil, tetapi kemudian membesar. 2

Ideologi secara lebih luas dikemukakan oleh sejumlah pemikir, ilmuwan, maupun tokoh
pergerakan politik Alfian, seorang ilmuan politik di Indonesia mengemukakan bahwa
ideologi adalah pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai
dan dipegang oleh suatu masyarakat. 3

Ciri dari suatu ideologi adalah cita-cita yang dalam dan luas dan bersifat jangka panjang
la dirasakan milik dari suatu kelompok manusia yang dapat mengidentifikasikan dirinya
dengan ajaran tersebut la juga mengikat kelompok, sering pula membenarkan dan
mempertahankan sikap perbuatan kelompok.

Pada wilayah ideologi, tauhid jelas haruslah menjadi dasar utamanya (sumber).
Bagaimana pemahaman kader maupun manusia secara umum tentang tauhid menjadi dasar

1 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) him.238
2 Deliar Noer, Islam & Politik (Jakarta: Yayasan Risalah, 2003) him. 17
3 Alfian Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1981) hlm. 187
dari epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang bersumber dari tauhid tersebut
akan dapat menghasilkan pandangan dunia yang objektif. Selanjutnya pandangan dunia atau
cara memahami realitas tersebut yang nantinya sebagai perangkat ideologi. Jika lebih
disederhanakan lagi, ideologi sangatlah penting dalam perjuangan politik, sebab ideologi
sebagai landasan setiap gerak yang akan diaktualisasikan.

Ideologi bagi pengikutnya memiliki fungsi positif, yaitu :

a. Memberikan legitimasi dan rasionalisasi terhadap perilaku dan hubungan-hubungan


sosial dalam masyarakat
b. Sebagai dasar atau acuan pokok bagi solidaritas social dalam kehidupan kelompok
atau masyarakat
c. Memberikan motivasi bagi para individu mengenai pola-pola tindakan yang pasti dan
harus dilakukan.4

2. Politik

Politik berasal dari Bahasa Inggris, yaitu polite yang berarti having orshowing good
manner, maksudnya adalah mempunyai atau menunjukkan kelakuan yang baik atau dengan
kata lain dapat diartikan dengan arti sopan Kemudian term tersebut berkembang menjadi
politic yang berarti sensible atau wise. Jika dilihat dari akar kata politik yaitu polite, dapat
disimpulkan bahwa aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang politikus adalah adanya
moral yang baik, sebagai suatu upaya untuk membangun citra serta dapat menjadi uswah
hasanah bagi yang dipimpin.5

Politik secara sederhana dapat kita artikan sebagai suatu media untuk mencapai maksud
atau tujuan Politik merupakan pengetahuan terapan, di mana dengan pengetahuan politik
maksud serta tujuan yang akan dicapai dapat diperjuangkan melalui perjuangan politik
dengan menggunakan ilmu pengetahuan politik. Tentu saja di dalam politik tersebut masih
membutuhkan banyak pengetahuan terapan yang lain, yaitu strategi dan taktik

Pada masa Yunani kuno, politik mencakup semua soal yang berkaitan dengan masyarakat,
termasuk pendidikan dan agama. Dengan terpilahnya bidang-bidang kehidupan ini di Barat,
terutama dengan tumbuhnya pemikiran tentang Negara sekuler di satu pihak dan Negara

4 Haidar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, (Yogyakarta Suara Muhammadiyah, 2001) him. 32
5 Oxford Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2008) him. 340
agama di pihak lain, politik yang menguasai kehidupan di Barat terpisah dari soal dan ajaran
agama. Perkembangan ini diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terpisah dari
agama Sebenarnya agama yang dimaksud disisni adalah agama Kristen, karena memang
pertentangan antara akal dan gereja, antara raja dengan gereja. Baik raja, maupun gereja
mengenai hierarki kekuasaan. Gereja dengan pendetanya, yang berpuncak pada Paus, dan raja
dengan menteri dan hulubalangnya. Gereja dan raja seperti itulah yang memperebutkan
kekuasaan.6

Di dalam Islam, sistem politik terdiri atas tiga prinsip pokok, Tauhid, Risalah dan
Khilafah Prinsip yang pertama termanifestasikan dalam pembahasan kita yang pertama
mengenai ideologi Begitu juga dengan prinsip yang ke dua, selain termanifestasikan dalam
ideologi, juga termanifestasikan melalui aturan- aturan serta tuntunan-tuntunan yang
membatasi kekuasan seorang khilafah Sedangkan sebagai khilafah, setidaknya manusia
memiliki beberapa syarat sebagai berikut :

1. Pemilik dari bumi sepenuhnya adalah tetap Tuhan, bukan wakil-Nya yang bertugas
mengelola.

2. Pengelola itu akan mengelola milik Tuhan sesuai dengan instruksi-instruksinya


(pemahaman kita terhadap tauhid yang termanifestasikan sebagai ideologi).

3. Pengelola milik Tuhan akan akan melaksanakan kekuasannya dalam batas-batas yang
telah ditetapkan Tuhan atas dirinya

4. Dalam mengelola itu, ia akan melaksanakan melaksanakan kehendak Tuhan, bukan


kehendaknya sendiri (kemerdekaan individu, keharusan universal dan tetap bertitik tolak dari
Tauhid).

Secara singkat politik adalah untuk kekuasaan, sebab hanya dengan kekuasanlah tujuan
dapat terwujud. Namun dengan kekuasan yang telah didapatkan nantinya, kekuasan tersebut
tetap harus dijalankan berdasarkan atas ideologi yang sudah dipilihnya. Dalam kaitanya
dengan ini, politik tidak terlepas dan 4 hal; order (susunan/pembagian,perintah), virtue
(kebajikan), freedom (kebebasan atau kemerdekaan) dan happiness welfare (kebahagiaan dan
kesejahteraan) Kekuasaan yang diperoleh melalui politik haruslah dapat mewujudkan empat
hal tersebut di atas, jika tidak maka kekuasaan yang ada bertentangan dengan fithrah dan

6 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) him. 330
tujuan kekuasaan yang murni, tentu saja jalan yang dilalui oleh perjuangan politik adalah
tidak benar, sebab akibatnya pun tak selaras dengan tujuan idealnya.

"Ilmu tanpa amal adalah dosa, demikian pula amal tanpa ilmu."

Pernyataan tersebut adalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, jika kita
kaitkan dengan perjuangan politik, maka politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak
disertai dengan ilmu maka akan sia-sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi dan taktik
adalah ilmunya, selain landasan tauhid sebagai dasar ideologi dan juga pengetahuan
mengenai ilmu politik itu sendiri.

3. Strategi dan Taktik

Mengambil istilah "sebuah peperangan", strategi adalah memanfaatkan pertempuran


untuk mengakhiri peperangan. Sedangkan taktik adalah penggunaan kekuatan untuk
memenangkan suatu pertempuran. Dalam pandangan HMI, seperti yang diungkapkan oleh
Dahlan Ranuwiharjo sebagai tokoh pendidik politik di HMI bahwa strategi adalah Bagaimana
menggunakan peristiwa-peristiwa politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai
rencana perjuangan, sedangkan taktik adalah bagaiman menentukan sikap atau menggunakan
kekuatan dalam menghadapi peristiwa politik tertentu pada saat tertentu.

B. Hubungan Taktik dengan Strategi

Taktik merupakan bagian dari strategi Maka dalam hal ini, taktik harus tunduk kepada
strategi yang ada. Berikut adalah prinsip-prinsip taktik dan strategi :

a. Jika semua taktik berhasil maka strateginya berhasil

b. Jika Semua taktik gagal maka strateginya gagal.

c. Jika salah satu taktik gagal, maka strategi masih bias berhasil dengan syarat taktik yang
lainnya berhasil, dan bersifat strategis.
d. Jika sebagian taktik berhasil namun sebagian taktik strategis yang lain gagal, maka stratgi
gagal
Taktik adalah kegiatan dari strategi. Taktik karenanya harus tunduk dan mengabdi kepada
strategi. Rencana perjuangan (strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh baik dalam
hubungan nasional, internasional dan daerah/lokal, maupun mengenai semua segi
penghidupan dan kehidupan masyarakat atau negara, ekonomi, hankam, pendidikan, dan
lainlain.
Mula-mula kita berideologi yang merupakan tujuan perjuangan. Lalu kekuatan disusun
dalam organisasi, organisasi bergerak dalam arena politik, karenanya harus selalu diikuti
perkembangan politik. Karena politik mempunyai hukum-hukum sendiri, maka cara berpikir
harus politis, tidak normatif dan tidak yuridis formal. Setelah secara berpikir politis kita
menanggapi setiap persoalan politik, maka disusunlah garis strategis untuk jangka waktu
tertentu dan di tentukanlah langkah-langkah taktis untuk setiap persoalan politik tertentu pada
saat tertentu.

Berpolitik tanpa ideologi adalah opportunisme, berpolitik tanpa organisasi disebut


avonturisme, sedangkan berpolitik tanpa stratak adalah nekat.

Adapun oportunisme, avonturisme, dan sikap nekat adalah sikap-sikap yang berbahaya
bagi kepentingan perjuangan.

Dalam menyusun suatu strategi untuk mencapai tujuan tertentu ada beberapa hal
mendasar yang perlu diperhatikan, diantaranya:

1. Menetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Sasaran disesuaikan dengan kemampuan oranisasi.
2. Jangka waktu ditentukan sebagai jangka waktu sekarang (jangka pendek) dan jangka
waktu beberapa tahun ke depan (jangka panjang).
3. Harus terdapat rencana atau strategi alternatif.
4. Harus dapat menambah kekuatan serta memperkuat posisi.
5. Harus mampu membentuk opini publik (subyektivitas menjadi objektivitas)

Taktik merupakan bagian dari strategi, berikut adalah beberapa dasar dalam membentuk
sebuah taktik:

1. Fleksibilitas

Yaitu sikap dan langkah yang dapat berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi.

2. Orientatif, evaluative dan estimatif.

3. Perjuangan politik tidak mampu melihat hasil atau keberhasilan yang dicapai nanti, sebab
hal tersebut belum terjadi. Namun dengan menentukan langkah, mengira-ngira
(mengorientasikan) serta mengevaluasi keadaan dan kemungkinan yang akan terjadi,
disertai dengan memperhitungkan beberapa hal maka kita akan dapat melihat bayangan
aka nada dan tidaknya kesempatan untuk berhasil.
4. Kerahasian
Strategi harus dirahasiakan, biarlah lawan meraba apa langkah perjuangan yang akan

kita lalui.

5. Gerak tipu mengelabuhi.

6. Lima S; (Sasaran, Sarana, Sandaran, Sistem, Saat).

7. Perpaduan antara Kondisi Objektif dan Kondisi Objektif, kondisi subjektif mematangkan
kondisi objektif, begitu juga sebaliknya. Antara kedua kondisi ini memiliki hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi

Stratak mempunyai hukum-hukum, yaitu

1. Kuantitas

Jumlah yang besar akan mengalahkan jumlah yang kecil. Pihak yang berjumlah kecil
tidak boleh menyerang musuh yang berjumlah besar. Jika musuh yang berjumlah besar
menyerang pihak yang berjumlah kecil hendaknya menyingkir. Musuh yang berjumlah besar
tidak dapat dihancurkan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit dan secara terus menerus.

2. Perpaduan antara kualitas dan kuantitas.

Kurang dalam kuantitas harus diimbangi dengan kelebihan dalam kualitas. Kurang dalam
kualitas harus diimbangi dengan kelebihan kuantitas.

3. Posisi.

Posisi yang baik adalah separuh kekuatan Posisi yang tidak baik memerlukan dua kali
kekuatan.

4. Cadangan.

Pihak yang mempunyai cadangan, walaupun telah mundur dan kalah akan dapat maju
kembali. Jika musuh sedang kalah dan mundur, kejarlah Hancurkan cadangan musuh sebelum
musuh maju dan bangkit kembali dengan cadangannya.
5. Kawan, Sekutu dan Lawan.

Secara ideologis, kawan adalah yang seideologi Secara strategis sekutu harus selalu
diperbanyak dan pihak-pihak lawan harus dikurangi. Musuh nomor satu adalah golongan
terbesar yang ideologinya membahayakan kehidupan ideologi sendiri. Sekutu dan musuh
nomor satu adalah lawan. Lawan dan sekutu nomor satu adalah musuh. Antara sekutu dan
musuh terdapat golongan-golongan yang bukan musuh dan bukan sekutu. Golongan ini pada
suatu saat dapat menjadi musuh,

pada saat lain menjadi sekutu dan pada satu ketika dapat pula sekaligus menjadi sekutu dan
musuh.

6. "Divide et impera" Pecah belah musuh dan hancurkan dulu yang besar.

7. Menyerang

Menyerang adalah pertahanan yang terbaik, yang menang salah yang selalu memegang
inisiatif Biarkan lawan bergerak menurut inisiatif kita pada saat dan tempat kita pilih. Biarkan
lawan beraksi terus terhadap isu-isu yang kita lontarkan. Tujuan membenarkan setiap cara
sepanjang tidak bertentangan dengan kekuatan ideologi serta tidak membawa akibat yang
dapat merugikan sendiri.

C. Peran stratak sebagai alat perjuangan organisasi

Stratak adalah cara digunakan organisasi untuk mencapai sasaran perjuangan. Garis dari
setiap stratak harus disesuaikan dengan kondisi organisasi. Kesuksesan stratak akan semakin
memperkuat organisasi, begitu juga sebaliknya. Semakin berkurang kekuatan organisasi,
semakin tidak mampu organisasi itu melaksankan stratak yang besar, semakin kecil stratak
yang dapat dilaksanakan oleh organisasi semakin jauh organisasi tersebut dari tujuan
perjuangan politiknya. Stratak tidak mampu berdiri sendiri, melainkan dia hanya alat
pelaksana bagi tujuan ideologi, yaitu untuk mempertahankan dan menambah kekuatan serta
posisi sendiri, di samping itu juga untuk menghancurkan dan mengurangi kekuatan serta
posisi lawan.

Stratak hanya boleh dipelajari oleh kader HMI yang militan dan bermental pelopor, kader
yang telah memiliki kesadaran ideologi dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis.
Seorang yang penakut, menghindari resiko dan lebih mengedepankan kepentingan pribadi
dari pada kepentingan perjuangan "haram" mempelajari stratak Stratak adalah modal untuk
bergerak dengan "elegan" dan penuh perhitungan yang matang, tidak sembrono, anarkis dan
nyelonong "offside" serta tidak bertindak radikal ekstrem yang ngawur dan nekad.

D. Strategi dan Taktik HMI dalam menyokong Indonesia Emas 2045

Indonesia merupakan sebuah bangsa dan negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945. 350 tahun lamanya nasib hidup rakyat Indonesia ditentukan oleh bangsa lain yang
membuat rakyatnya sengsara. Hal ini dilatarbelakangi dengan kekayaan alam Indonesia yang
memiliki 17.504 pulau dengan 6 pulau besar serta 3 pulau terbesar di dunia yaitu Pulau
Kalimantan, Sumatera dan Papua. Beraneka ragam kekayaan yang dimiliki Indonesia apabila
tidak dikekola dengan baik dan bersih dari kepentingan golongan tertentu bisa menjadi
bencana untuk Indonesia dikarenakan sumber-sumber kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia
harus digunakan untuk kebermanfaatan rakyat Indonesia itu sendiri. Ketika berbicara
mengenai latar belakang perjuangan rakyat Indonesia, maka harus berbicara juga tentang
perjuangan organisasi mahasiswa yang ada di Indonesia. Organisasi mahasiswa yang
memiliki kontribusi dalam upaya memperjuangkan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkatnya HMI. HMI merupakan
sebuah organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang berdiri sejak tanggal 5 Februari 1947,
didirikan oleh Lafran Pane DKK serta pada awal masa pendiriannya mengalami pergolakan
yang luar biasa dalam pergerakannya, dengan tujuan awalnya yaitu mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia serta Menegakkan
dan mengembangkan ajaran agama islam.

Berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia
diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada kurun 2030-2040, artinya bahwa pada
kurun waktu tersebut kondisi masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (usia
15-64 tahun) dibandingkan dengan usia non produktif. Dengan adanya bonus demografi
tersebut bisa menaikkan taraf perekonomian suatu bangsa. Hal yang perlu dipersiapkan oleh
pemerintah salah satunya dengan menyiapkan SDM yang unggul dan diharapkan mampu
bersaing dengan SDM negara lainnya yang ada di dunia. Ketika berbicara tentang
pembangunan SDM yang ada di Indonesia, maka dalam lingkup organisasi HMI dalam upaya
pembangunan SDM untuk setiap kadernya, HMI mempunyai pola perkaderannya sendiri.
Menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga HMI pasal 9 bahwasanya HMI
merupakan organisasi kader yang dimana organisasi HMI merupakan organisasi yang
memfokuskan diri terhadap perkaderan sebagai jantung kehidupan yang ada di organisasi
HMI itu sendiri. Perkaderan HMI termaktub didalam pedoman perkaderan yang dimana
landasan perkaderan HMI memiliki 4 Landasan sebagai pondasi dalam membangun keutuhan
organisasi HMI itu sendiri yaitu landasan teologi, ideologis, sosio historis dan konstitusi. 4
landasan inilah yang awal menjadi pondasi dalam pembangunan perkaderan yang ada di HMI
dalam mewujudkan pasal 4 tujuan HMI, yaitu "Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT.

Tolak ukur suksesnya perkaderan yang ada di HMI dicermati sejauh mana kualitas
pengader dan kualitas kader yang dibentuk, bukan dalam kuantitas kaddder itu sendiri.
Mengulas perkaderan HMI selama ini, terdapat semacam kenyataan pola rekrutmen kader
yang dilakukan secara akbar, baik pada jenjang pendidikan LK 1, jenjang pendidikan LK 2,
dan juga jenjang pendidikan LK 3, tetapi tidak diikuti dengan kualitas kader menjadi kader
HMI. Artinya adalah ada yang lemah dalam perkaderan HMI, yaitu kualitas pengkader &
seleksi kader yang tidak diperketat. Mengingat kader HMI merupakan calon pemimpin masa
depan. Dengan demikian intelektualitas & integritas kader-kader HMI harus menjadi pondasi
yang kokoh dengan diimbangi dengan spiritualitas keislamannya sehingga kader-kader HMI
siap untuk menjadi pemimpin-pemimpin besar untuk Indonesia di masa depan. Disinilah
bagaimana relevansi antara perkaderan yang ada di HMI dalam mewujudkan Indonesia emas
2045.

Dalam mewujudkan Indonesia emas 2045, maka kita harus memahami tentang empat
pilar dalam membangun dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Empat pilar pembangunan
Indonesia 2045 adalah yang pertama pembangunan manusia serta penguasaan imu
pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan,
pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Dalam konteks ini harus
melihat tentang perkaderan yang ada HMI harus sesuai dan relevan dengan visi empat pilar
Indonesia emas 2045. Pokok pertama adalah pembangunan manusia serta penguasaan ilmu
pengetahuan, dalam hal ini perkaderan di HMI harus mampu membuat kader HMI untuk bisa
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana di perkaderan HMI dituntut juga
harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang terwujudkan di dalam lima materi wajib
HMI serta dituntut untuk adaptif dalam penguasaan teknologi di era distrupsi saat ini.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam konteks perkaderan HMI juga para kader HMI
juga harus menyelesaikan permasalahan di bidang ekonomi, hal ini sesuai dengan pokok nilai
dasar perjuangan HMI bab 6 tentang keadilan sosial dan keadilan ekonomi. Dalam hal
pemerataan pembangunan disinilah esensi dari perkaderan itu sendiri yang dimana kader
HMI dituntut harus mampu menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebeneran sehingga
bisa terwujudkan pemerataan pembangunan di setiap daerahnya. Lalu yang terakhir yaitu
pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan, disini kader HMI dituntut
untuk dapat menciptakan serta memformulasikan gagasan dalam upaya pemantapan
ketahanan nnasional serta tata kelola pemerintahan juga disini kader HMI dituntut juga
sebagai seorang pemimpin harus mampu mewujudkan kesejahteraan di dalam masyarakat
dengan terjun langsung di dalam pemerintahan.

Perkaderan yang ada di HMI itu sendiri memang dalam implementasinya sudah sesuai
dengan pembangunan dalam mewujudkan Indonesia emas 2045, hal ini bisa terwujud apabila
para kader HMI bisa mewujudkan 4 kualitas insan cita yang termaktub di dalam tujuan HMI
di pasal 4 yaitu “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan
bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

7
Ramadhan, Sahrul Muhammad. Kompasiana.com, ( 2023, Agustus 17 )
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Sebagai catatan akhir, penulis perlu menyampaikan beberapa kesimpulan dari uraian di
atas. Penerapan ideopolitorstratak sangat penting untuk menjalankan karir politik. Karena
berpolitik tanpa didasari pengetahuan tentang taktik dan strategi akan menghasilkan langkah
yang tidak efisien. Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 HMI kita harus memahami
tentang empat pilar dalam membangun dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Empat pilar
pembangunan Indonesia 2045 adalah yang pertama pembangunan manusia serta penguasaan
imu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan
pembangunan, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Strategi
dalam menyokong Indonesia Emas Perkaderan yang ada HMI harus sesuai dan relevan
dengan visi empat pilar Indonesia emas 2045. Pokok pertama adalah pembangunan manusia
serta penguasaan ilmu pengetahuan, dalam hal ini perkaderan di HMI harus mampu membuat
kader HMI untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana di perkaderan
HMI dituntut juga harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang terwujudkan di dalam
lima materi wajib HMI serta dituntut untuk adaptif dalam penguasaan teknologi di era
distrupsi saat ini.

B. Saran

HMI merupakan kawah candradimuka untuk mengkader calon-calon pemimpin bangsa


yang akan menjalankan percaturan politik di negeri ini. Kehidupan politik Indonesia
sangatlah penuh tantangan, apabila tidak didasari oleh strategi dan taktik yang matang, maka
akan dengan mudah dikalahkan oleh lawan politik. Sedangkan strategi dan taktik yang
matang tanpa didasari oleh ideologi ketauhidan akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang
tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, sebagai kader HMI harapan umat
dan bangsa alangkah lebih baiknya menjadikan strategi politik yang baik untuk menyokong
Indonesia Emas 2045 sesuai dengan tujuan HMI “Terbina nya insan akademis pencipta
pengabdi yang bernafaskan Islam dan terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah SWT”.
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat (Jakarta Bumi Aksara, 2010) hlm 238

Deliar Noer, Islam & Politik (Jakarta Yayasan Risalah, 2003) hlm. 17

Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, (Jakarta Gramedia, 1981) hlm 187

Haidar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, (Yogyakarta Suara

Muhammadiyah, 2001) hlm. 32

Oxford Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2008) hlm. 340

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat (Jakarta Bumi Aksara, 2010) hlm. 330

Ramadhan, Sahrul Muhammad. Kompasiana.com, ( 2023, Agustus 17 )

Anda mungkin juga menyukai