Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEORI PARADIGMA DASAR MARXISME, KAPITALISME DAN


SOSIALISME

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Peserta Intermediate Training


(LKII) HMI Cabang Cianjur Tahun 2019

Disusun Oleh :
Yogie Yaditra Yasir

HMI KOMISARIAT FEB UI


HMI CABANG DEPOK
HMI BADKO JABODETABEKA-BANTEN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya
penulis dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat
untu dapat mengikuti Latihan Kader II Himpunan Mahasiswa Islam di Cianjur.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang tercinta, yang penuh
kerelaan hati dan pengertian yang mendalam kepada penulis untuk melanjutkan
jenjang training di HMI.
2. Seluruh Keluarga Besar HMI Korkom UI dan HMI Cabang Depok yang telah
banyak memberikan dorongan serta masukan yang bermanfaat bagi penulis
selama studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.
3. Terkhusus untuk senior saya yang begitu saya hormati, kanda Asad, Master
Irsyad, dan juga kanda Bagas yang telah membantu mengarahkan saya serta
meminjamkan buku-buku referensi yang saya perlukan dalam penyelesaian
makalah ini
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sebagai bahan penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi semua pihak yang membutuhkan.

Depok, 20 Juni 2019

Penulis,

Yogie Yaditra Yasir

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................................ 3
1.6 Metode Penulisan .............................................................................................. 3
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5

2.1 Pengertian Teori Marxisme,Kapitalisme dan Sosialisme.................................. 5


2.1.1 Pengertian Marxisme.....................................................................................5
2.1.2 Pengertian Kapitalisme..................................................................................7
2.1.3 Pengertian Sosialisme....................................................................................8
2.2 Sejarah dan Perkembangan Teori Marxisme,Kapitalisme dan Sosialisme....... 10
2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Marxisme.........................................................10
2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Kapitalisme.....................................................13
2.2.3 Sejarah dan Perkembangan Sosialisme........................................................16
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Marxisme,Kapitalisme dan Sosialisme....... 17
2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Teori Marxisme...............................................17
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Teori Kapitalisme............................................19
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Sosialisme..............................................20
BAB III KESIMPULAN......................................................................................23

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................23


3.2 Saran................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................25

CURICULUM VITAE.......................................................................................26

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT....................................................................27


ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perubahan sosial pada dasarnya adalah salah satu elemen penting dalam transformasi
masyarakat yang terjadinya dapat ditandai dengan perubahan komposisi, struktur, fungsi, batas
dan lingkungan dalam suatu sistem sosial masyarakat. Selain itu beberapa tokoh juga
berpendapat bahwa gerakan sosial adalah salah satu cara utama untuk menata ulang masyarakat
kearah yang lebih baik. Salah satu bagian yang paling penting dalam lingkup perubahan sosial
yakni adanya agen perubahan itu sendiri. Menurut Adamson dan Borgos, 1984 dalam buku
Sosiologi Perubahan Sosial, agen utama perubahan sosial itu diartikan sebagai gerakan massa
serta konflik yang ditimbulkannya.

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destus de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti
sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi
ideologi Marxisme).

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja
Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani
logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar. Dalam pengertian seharihari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya
dengan cita-cita.

Ideologi adalah satu istilah penting yang menjadi salah satu fokus pembicaraan dalam
perbincangan tentang politik, atau dalam perbincangan yang terkait dengan kehidupan
kenegaraan. Hal ini tidak lain disebabkan karena ideologi merupakan salah satu faktor penting
dan sekaligus bersifat mutlak dalam rangka menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup satu
bangsa atau negara. Ideologi, singkatnya, menjadi sumber nilai yang menjadi acuan dalam
kehidupan masyarakat, yang pada gilirannya menjadi pedoman tingkah laku warga negara

1
melalui penjabaran dalam bentuk peraturan hukum. Ideologi, dapat juga difungsikan sebagai
kepribadian suatu bangsa dan atau negara karena ideologi juga menunjukkan orientasi suatu
masyarakat, yaitu terkait dengan nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakat tersebut.

Berbicara tentang ideologi, ada berbagai macam ideologi yang berkembang dalam
sejarah manusia. Liberalisme, sosialisme, komunisme, fasisme, adalah beberapa nama ideologi
yang berkembang dalam sejarah umat manusia. Di antara ideologi-ideologi tersebut, ada
ideologi yang berkembang menjadi ideologi besar dan dianut oleh banyak negara, namun ada
juga ideologi yang tidak dianut oleh banyak negara sehingga tidak mampu bertahan dalam
perkembangan dunia saat ini.

Kehadiran HMI sebagai organisasi Islam dan perjuangan di tengah-tengah perguruan


tinggi dan dunia kemahasiswaan menuntut kader-kadernya untuk menjadi oase di tengah post-
truth era. Kader HMI harus mampu menjamin kontinuitas (keberlanjutan) pergerakan
mahasiswa dan mampu membantu masyarakat dalam menghadapi dampak buruk dari
dinamikan perubahan sosial.

Sebagai organisasi mahasiswa eksternal kampus, HMI sudah seharusnya mengambil


posisi sebagai organisasi perjuangan yang memiliki peran dan fungsi dalam mengontrol
kebijakan-kebijakan serta setiap perubahan sosial yang dapat merugikan masyarakat serta
menjaga iklim intelektual dan akademis yang menghormati segala macam pandangan ataupun
teori, tidak lupa melakukan usaha-usaha pengabdian kepada masyarakat dalam rangka untuk
menjaga stabilitas Negara.

1.2 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang serta beberapa teori diatas penulis merumuskan
beberapa masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Marxisme, Kapitalisme, dan Sosialisme?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan Teori Marxisme, Kapitalisme dan
Sosialisme?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari Teori Marxisme,Kapitalisme, dan
Sosialisme?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori Marxisme, Kapitalisme, dan
Sosialisme.
2. Untuk menggambarkan sejarah dan perkembangan Teori Marxisme, Kapitalisme
dan Sosialisme.
3. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari Teori Marxisme,
Kapitalisme, dan Sosialisme.
1.4 Manfaat Peneltian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari isi makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis makalah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti Latihan
Kader II Himpunan Mahasiswa Islam.
2. Makalah ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan akan peran dan fungsi
kader-kader HMI didalam perubahan sosial masyarakat.
3. Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi kader-kader HMI dalam
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai agen perubahan didalam masyarakat.

1.5 Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembahasan agar masalah yang dibahas tidak melebar dan
terlalu luas sehingga dapat mengaburkan topik permasalahan yang utama maka penulis
menganggap perlunya dibuat batasan masalah pada makalah ini. Adapun masalah yang dibahas
dalam makalah ini antara lain:

1. Definisi dari Teori Marxisme, Kapitalisme dan Sosialisme.


2. Sejarah dan perkembangan Teori Marxisme, Kapitalisme dan Sosialisme.
3. Kelebihan dan Kekurangan Teori Marxisme, Kapitalisme, dan Sosialisme.
1.6 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan dalam penyelesaian makalah ini adalah metode
deskriptif yang bersifat studi literatur yang dilakukan untuk mendukung jalannya penulisan
mulai dari awal hingga penyusunan akhir makalah ini. Selain itu studi literatur dilaksanakan
guna mendapatkan dasar teori yang kuat berkaitan dengan makalah ini sehingga dapat menjadi
acuan dalam melaksanakan pembahasan. Studi literatur meliputi pengumpulan data dan

3
informasi dari buku dan jurnal-jurnal yang mempunyai relevan dengan bahasan dalam makalah
ini, serta masukan dari senioran dan kawan-kawan seperjuangan di HMI.

1.7 Sistematika Penulisan

1. Pendahuluan (berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat


penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan).
2. Pembahasan (isi masalah yang akan di bahas)
3. Penutup (berisikan kesimpulan dari pembahasan dan saran atau solusi untuk masalah
yang di bahas).

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Marxisme, Kapitalisme, dan Sosialisme.


2.1.1 Pengertian Marxisme
Marxisme adalah teori dan metode pembebasan diri kelas pekerja. Sebagai sebuah
teori, teori ini bergantung pada metode analisis sosial ekonomi yang memandang hubungan
kelas dan konflik sosial menggunakan interpretasi materialis tentang perkembangan sejarah
dan mengambil pandangan dialektis tentang transformasi sosial. Itu berasal dari karya filsuf
Jerman abad ke-19 Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme menggunakan metodologi,
yang sekarang dikenal sebagai materialisme historis, untuk menganalisis dan mengkritik
perkembangan masyarakat kelas dan terutama kapitalisme serta peran perjuangan kelas
dalam perubahan ekonomi, sosial, dan politik sistemik.
Menurut teori Marxis, dalam masyarakat kapitalis, konflik kelas timbul karena
kontradiksi antara kepentingan material kaum proletar yang tertindas dan yang
dieksploitasi (suatu kelas buruh upahan yang dipekerjakan untuk menghasilkan barang dan
jasa) dan kaum borjuis (kelas penguasa yang memiliki sarana untuk produksi dan ekstrak
kekayaannya melalui penggunaan produk surplus yang diproduksi oleh proletariat dalam
bentuk laba).
Menurut Marx, tekanan penduduk yang terdapat di sebuah negara bukanlah tekanan
penduduk terhadap bahan makanan namun tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja.
Kemelaratan terjadi karena bukan disebabkan oleh petumbuhan penduduk yang terlalu
cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat di negara-negara
kapitalis. Kaum-kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh sehingga
mengakibatkan kemelaratan buruh tersebut. Sebagai contoh, seorang buruh yang bekerja
di bengkel kendaraan bermotor 8 jam, tetapi buruh tersebut hanya dibayar hanya untuk
kerja 6 jam karena upah selama 2 jam digunakan untuk mambayar sewa alat-alat bengkel
yang dipunyai oleh bengkel kendaraan bermotor tersebut. Semakin banyak kaum kapitalis
memotong gaji buruh yang menyebabkan mereka semakin rendah pendapatan yang
diterima oleh buruh yang menyebabkan meeka semakin melarat.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk
menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh para buruh. Jadi, penduduk yang
melarat bukan disebabkan karena kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis
mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem
kapitalislah yang menyebabkan kemelaratan tersebut, dimana kaum kapitalis menguasai
5
alat-alat produksi. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah
dari sistem kapitalis menjadi sistem sosialis.
Menurut Marx dalam sistem sosialis alat-alat produksi dikuasai oleh buruh,
sehingga gaji buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka
dan oleh karena itu masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Selanjutnya Marx
berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produksi yang
dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pertumbuhan penduduk. Marx dan
Engels menentang usaha-usaha moral restraint seperti penundaan perkawinan dan segala
usaha mengekang nafsu seksual yang disarankan oleh Malthus (Weeks,1992).
Menyangkut solusi yang ditawarkan oleh Marx, dia berpendapat bahwa sistem
kapitalis harus diubah menjadi sistem sosialis. Implikasinya seperti alat-alat produksi
dikuasai buruh, serta gaji buruh tidak dipotong. Solusi tersebut menurut beberapa tokoh
sendiri kurang tepat. Memang pada saat itu kaum buruh menjadi kaum yang tertindas,
namun memberikan alat produksi kepada buruh adalah tindakan yang belum bisa dijadikan
solusi. Sebagian besar buruh belum memiliki pengetahuan dan ilmu yang cukup untuk
mengelola itu semua. Selain itu, biaya perawatan dan pembiayaan alat-alat produksi juga
lumayan mahal. Jika itu semua diserahkan kepada buruh, dikhawatirkan itu akan
menambah beban ekonomi mereka karena sebagian penghasilan digunakan untuk
membiayai perawatan alat-alat produksi.
Menurut Franz Magnis-Suseno (2003:5), Marxisme tidak sama dengan
Komunisme. Komunisme, sejak Revolusi Oktober 1917 dibawah kepemimpinan V.I Lenin,
adalah gerakan dan kekuatan politis-ideologis internasional partai-partai Komunis yang
menggunakan “Marxisme-Leninisme” sebagai doktrin dan ideologi formal mereka. Jadi,
Marxisme hanyalah salah satu komponen dalam sistem ideologi Komunisme, meski kaum
Komunis memang selalu mengklaim merekalah pewaris resmi konsepsi Marx tersebut.
Namun, istilah Komunisme sendiri, sebelum Lenin memonopoli istilah tersebut, telah
digunakan untuk mengacu pada cita-cita utopis masyarakat, dimana semua kepemilikan
pribadi (private ownership) dihapus dan dianggap sebagai milik umum (public property)
guna mengeliminasi gap antara kaum borjuis dan proletar serta membantu dalam
menciptakan kemakmuran bersama.

6
2.1.2 Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak
milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai
laba dalam kondisi yang sangat kompetitif (Milton H. Spencer;1990). Menurut Karl Marx,
arti kapitalisme adalah suatu sistem dimana harga barang dan kebijakan pasar ditentukan
oleh para pemilik modal untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme,
sebagaimana yang diperkenalkan oleh Karl Marx adalah suatu sistem produksi yang
didasarkan pada hubungan antara kapital dengan tenaga kerja. Pemilik modal (kapital)
memiliki hak penuh terhadap apa yang dimiliki. Maka dalam kapitalisme ada individual
ownership, market economy, competition, and profit.1 Sedangkan menurut Adam Smith
kapitalisme adalah suatu sistem yang dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
bila pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap mekanisme dan kebijakan pasar.
Menurut Ir. Soekarno, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem sosial masyarakat yang
timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.
Selanjutnya pengertian sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem yang
memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan
kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi
atau faktor-faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat keleluasaan bagi perorangan
untuk memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup, persaingan antar badan usaha dalam ekonomi kapitalis adalah setiap orang
menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal ini campur tangan pemerintah
sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai “Pengamat” dan “Pelindung dalam
perekonomian (Subandi;2005).
Menurut Ayn Rand, kapitalisme adalah a social system based on the recognition of
individual rights, including property rights, in which all property is privately owned (suatu
sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik
di mana semua pemilikan adalah milik privat).2
Dari beberapa pengertian tersebut diatas tidak ada yang luput dari yang diajarkan
oleh Adam Smith melalui bukunya yang terbit pada tahun 1776 dengan judul An Inquiry
the nature and Cause of the wealth of nation yang menghendaki setiap orang diberi

1
W. Ebenstein, Isme-Isme Dewasa Ini, (terj), Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 148-151.
2
Ayn Rand, Capitalism: The Unknown Ideal, A Signet Book, New York: 1970.
7
kebebasan untuk bekerja dan berusaha dalam persaingan sempurna meniadakan sama
sekali intervensi pemerintah.
Adam Smith selain terkenal karena pemikirannya mengenai filsafat dan ilmu
ekonomi, ia juga mempunyai kepribadian yang menakjuban. Mengajar kuliah logika di
Universitas Glasgow pada tahun 1751 dan pada tahun 1759 ia menerbitkan buku yang
berjudul: the Theory of Moral Sentimens, buku inilah awal ditempatkannya Adam Smith
di barisan terdepan ahli-ahli pikir Inggris. 3 Sejarah mencatat, Adam Smith merupakan
orang pertama yang dikenal mengumpulkan ide dan gagasan yang berserak dari para
pemikir ekonomi sebelumnya ke dalam sebuah buku: the Wealth of the Nations. Di
kemudian hari, Karl Marx-lah yang memberi julukan mazhab klasik bagi ide-ide Adam
Smith yang merupakan ide para pemikir sebelumnya, bukan ide murninya. Buku ini
merupakan buku keduanya dan dijadikan sebagai buku utama dalam mazhab klasik. Buku
pertama Adam Smith yang menempatkan moral sebagai pijakan dalam kegiatan ekonomi,
dilupakan banyak orang.
2.1.3 Pengertian Sosialisme
Sosialisme adalah salah satu ideologi yang berpengaruh besar dalam dunia politik
internasional di sekitar abad ke-19. Menguraikan sosialisme ini, namun demikian bukanlah
perkara yang mudah. Ian Adams, dalam bukunya yang berjudul Ideologi Politik Mutakhir,
menuliskan bahwa dari semua ideologi, sosialisme mungkin yang paling sulit untuk
diuraikan (Adams, 1993: 157). Kesulitan tersebut muncul karena sulitnya menentukan
sosialisme yang 'sejati' karena pada perkembangannya ada banyak ragam sosialisme,
termasuk di dalamnya sosialisme Marx-ian yang memiliki pengaruh sangat besar, bahkan
hingga saat ini (Adams, 1993: 157). Guna mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang ideologi ini, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian sosialisme dari tiga sudut
pandang, yaitu sudut pandang etimologis, historis dan terminologis.
Secara etimologi, istilah sosialisme atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
istilah socialism berasal dari bahasa Perancis, yaitu “sosial” yang berarti
“kemasyarakatan”. Secara historis, istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis
sekitar tahun 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran atau pandangan yang
masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan pada hak milik bersama
terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh

3
Bachrawi Sanusi. (2004). Tokoh Pemikir dalam Mazhab Ekonomi, Cet pertama( Jakarta: Rineka Cipta)
8
orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba, semata-
mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Secara historis atau dari segi sejarahnya, istilah sosialisme bukanlah istilah yang
mudah untuk dilacak dalam sejarah. Ebenstein, dalam bukunya Today's Isms, Communism,
Fascism, Socialism, Capitalism, menulis bahwa sebenarnya sulit untuk menentukan waktu
yang tepat, kapan ide atau gagasan tentang sosialisme tersebut muncul. Ada yang
menganggap bahwa ide tentang sosialisme sebenarnya sudah muncul dalam gagasan Plato
sebagaimana tertulis dalam Republic; dan ada juga yang mengatakan bahwa ide sosialisme
sebenarnya berasal dari Bibel, khususnya dari Kitab Perjanjian Lama. Cita-cita yang
sekarang disebut dengan “sosialisme” itu sudah ditemukan dalam budaya Yunani kuno.
Kasta para filosof yang menurut Plato harus memimpin negara, tidak boleh
mempunyai hak milik pribadi dan tidak berkeluarga, memiliki segalanya bersama dan
hidup menurut aturan yang sama. Namun sosialisme ini terbatas pada kasta calon
pemimpin. Masyarakat sendiri tertata secara hierarkis dan tentu saja bebas mempunyai hak
milik (Magnis Suseno, 2001:14). Selain itu contoh masyarakat dalam kepemilikan bersama
sudah dilakukan pada masa awal penganut Kristen, sistem seperti itu disebut “komunisme
purba”. Hingga abad pertengahan para teolog Kristen pun sependapat bahwa pemilikan
bersama merupakan cara hidup yang paling baik.
Mulai dari zaman Stoa hingga abad pertengahan pemilikan bersama merupakan
suatu kodrat dan keadaan alamiah, sedangkan pemilikan pribadi dianggap kemerosotan
kehidupan manusia karena menurut filosof stoa, pada zaman emas semula hanya ada milik
bersama. Pada awalnya munculnya motif kaum sosialis di abad pertengahan sangat
berkaitan dengan religiusitas. Paham religius tidak dapat dipisahkan dari motif munculnya
kaum sosialis abad pertengahan karena berkaitan erat dengan pertimbangan bahwa untuk
menyambut kerajaan Allah, manusia harus bebas dari segala keterikatan. Motif tersebut
mulai mengalami pergeseran saat memasuki zaman Renaissance. Pergeseran itu diawali
dengan munculnya tulisan yang disebut “utopi” atau “utopis”.
Secara terminologi, istilah sosialisme dipahami secara bermacam-macam oleh para
tokoh. Franz Magnis-Suseno misalnya, menulis bahwa sosialisme merupakan, (1) ajaran
dan gerakan yang menganutnya bahwa keadaan sosial tercapai melalui penghapusan hak
milik pribadi atas alat-alat produksi, (2) Keadaan masyarakat di mana hak milik pribadi
atas alat-alat produksi telah dihapus (Franz Magnis Suseno, 2001: 270).

9
Selain itu ada juga Sosialisme Ilmiah yang diklaim oleh Karl Marx. Marx
mengklaim bahwa sosialismenya adalah sosialisme ilmiah. Sosialisme ilmiah, sosialisme
(dalam arti (1) yang mau memperlihatkan dengan meniliti hukum-hukum perkembangan
masyarakat bahwa sosialisme (dalam arti (2)) pasti akan datang (Magnis Suseno, 2001:
270-271).
Sosialisme menentang keadaan yang pincang dan tidak adil itu dan ia
mengkehendaki serta menuntut suatu pembagian rezeki yang lebih merata dan oleh
karena itu adil.4 Dalam pandangan Marx, Sosialime Negara adalah produk kontradiksi
kelas dan perjuangan kelas, dan secara ekonomis semua itu dikontrol oleh kelas yang
dominan. Negara borjuis itu kemudian dijadikan alat kontrol dan pemaksaan bagi
pembagian kelas yang memiliki sarana-sarana produksi untuk menjalankan kekuasaan
atas kelas-kelas yang tereksploitasi dalam masyarakat. Nampak luar, negara borjuis ini
seakan-akan berbentuk demokrasi, namun sistem politiknya sangat terstruktur sehingga
malah menjamin dominasi para borjuis borjuis selanjutnya.5
Marx beranggapan bahwa tingkat produksi tinggi yang dijamin sistem kapitalis,
dikarenakan mungkin karena adanya kemiskinan orang banyak atau karena hanya sedikit
orang yang mempunyai kekayaan. Namun jika semua ini di satukan kemudian diberi jalan
bagi masyarakat komunis yang kita ketahui mengusung sistem pemerataan ekonomi dan
memuaskan kebutuhan setiap orang. Maka lanjut Marx, dalam situasi tanpa kelas itu maka
tidak akan ada oposisi, terus masyarakat tidak ada kebutuhan terhadap aparat negara yang
suka menindas.6
2.2 Sejarah dan Perkembangan Teori Marxisme, Kapitalisme, Sosialisme

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Sosialisme

Karl Heinrich Marx nama asli dari Karl Marx lahir di Trier, Prussia (sekarang
Jerman), pada tanggal 5 Mei 1818. Ibunya berasal dari keluarga Rabbi Yahudi,
sedangkan ayahnya berpendidikan sekuler dan pengacara yang sukses. Namun, ketika
suasana politik tidak menguntungkan bagi pengacara Yahudi, ayah dan keluarganya
pindah menjadi pemeluk agama Protestan. 7Dia dikenal juga sebagai seorang filosof dan

4
LEPPENAS, Kumpulan Tulisan, Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan : Danau Singkarak Offset,
1982., 1982. Hal.60.
5
Listiyono Santoso dkk. Epistemologi kiri. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2007.Hal. 16
6
Joseph Losco dan leonard Williams. Political Theory. 2003. Raja Grafindo persada. Jakarta Hal. 547
7
Herman Arisandi, 2015, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik sampai Modern,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hlm. 46.
10
ahli ekonomi Jerman. Imajinasi sosialisme Marx untuk mewujudkan masyarakat tanpa
kelas, tanpa penindasan, dan tanpa alienasi masih selalu diperdebatkan. Menurut Marx,
sosialisme adalah produk materialisme dialektis dan materialisme historis.8

Teori Marx berakar dari suasana intelektual abad ke19. Menurutnya sejarah
manusia adalah proses alamiah. Seperti realitas yang lain, sejarah dapat menjadi sasaran
studi ilmiah. Dengan studi ilmiah dimungkinkan menentukan makna, pola, dan
kecenderungan dalam kejadian sejarah, bahkan dalam skala sejarah dunia. Pada dasarnya
pernyataan Marx tentang sejarah ada kesamaan dengan pemikiran evolusi, namun
keunikan materialisme-historis menganut konsep dialektika Hegel. Gagasan idealistik
Hegel tentang semangat sebagai substratum dan agen penggerak sejarah sesungguhnya.
Marx menerima ajaran Hegel secara selektif. Marx menerima gagasan formal dialektika,
tetapi menolak kadar idealistis dalam teorinya. Marx juga mengikuti filosof Jerman yang
sezaman dengannya, yaitu Feuerbach dengan membangun filsafat materialistisnya sendiri
yang berbeda dari Hegelianisme.9

Marx juga diilhami oleh sosialisme dan revolusi Prancis. Ia sangat terkesan dengan
aliran sosialis Saint-Simon dari Prancis yang berkembang di Jerman. Ketika tamat sekolah
di Trier, Marx kagum akan pamflet yang disebarkan oleh seorang beraliran SaintSimon,
Ludwig Gall yang berjudul “The Privileged Classes and the Working Classes” (Kelas
Istimewa dan Kelas Pekerja). Lalu, ia pun mulai mempelajari sosialisme Prancis sampai
akhirnya ia bisa mengkritik kaum sosialis yang ia sebut “utopis”. Ia mengkritik Saint-
Simon, kemudian mengkritik Fourier, Proudhon, bahkan sosialis Inggris, seperti Robert
Owen. Ada tiga isu sentral yang dijelaskan oleh Marx, yaitu (1) teori perjuangan kelas (2)
teori materialisme dialektika/historis dan (3) teori nilai lebih.10

Marx dalam bukunya “The German Ideology” yang ditulisnya bersama Engels,
menjelaskan beberapa tahap perubahan perubahan utama pada kondisi material dan cara-
cara produksi di satu pihak dan hubungan-hubungan sosial serta norma-norma pemilikan
di lain pihak. Dari sinilah muncul pandangan, bahwa semua sejarah adalah sejarah

8
Ana Mariani, “Karl Marx dan Imajinasi Sosialisme”, dalam Filsafat Sosial (Yogyakarta: Aditya Media, 2013),
hlm. 171.
9
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, diterjemahkan oleh Alimandan, dari The Sociology of Social
Change (Jakarta: Prenada, 2014), hlm. 181-182
10
I.B. Wiraman, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Jakarta: Prenadamedia, 2014), hlm. 9.
11
perjuangan kelas. Bagi marx muda, perjuangan kelas adalah porosnya, sedangkan bagi
Marx akhir, adalah struktur kelas, kerja, dan modal yang menjadi kategorikategori
formalnya. Di sini Marx mengembangkan model dua kelas yang menjadi konsep sentral
dalam kapital. Sejarah tidak hanya sekedar kelas-kelas yang berjuang, namun sejarah
modern adalah peperangan besar antara dua kelas fundamental: borjuis dan proletar.11

Pada dasarnya ada tiga komponen penting dari pemikiran Marx, yaitu filsafat
klasik Jerman, sosialisme Prancis, dan ekonomi Inggris. Marx adalah orang yang paling
reduksionis dalam melihat kehidupan sosial, yaitu bahwa kehidupan itu digerakkan oleh
motif ekonomi. Dalam filsafat, dia beraliran bahwa manusia itu makhluk ekonomi: homo
economicus. Menurut Marx hubungan antarmanusia, pada dasarnya adalah hubungan
ekonomi (tepatnya, hubungan produksi). Dalam hubungan produksi di antara manusia,
Marx selalu melihat ada yang tertindas. Ada dua posisi yang saling bertentangan (bipolar
opposition), yaitu majikan-budak, pemilik tanah-penggarap, dan seterusnya. Hal itu
berlanjut sampai di hari kehidupanya ketika demam kapitalisme industrial merambah
Eropa, yaitu kaum borjuis dan kaum proletar.

Marx setelah era Karl Marx masih terus mengalami perkembangan. Banyak
pemikir lain yang berusaha mengembangkan ide –ide Marxisme ini dengan dibumbui
aneka ide lain demi menyempurkan sistem yang telah ditawarkan oleh Karl Marx. Salah
satunya, ada Lenin. Dari pemikiran Marx dan Engels, Lenin mengemukakan teori Negara
yang diungkapkannya dalam buku State and Revolution pada 1932. Lenin berpendapat
bahwa negara pada masa tersebut adalah bentuk perwujudan antagonisme kelas yang tidak
dapat dipersatukan atau irreconcibility. Adaptasi manusia terhadap lingkungan materiilnya
selalu melalui hubungan-hubungan ekonomi tertentu, dan hubungan ini sangatlah dekat,
sehingga semua hubungan-hubungan sosial lainnya juga dibentuk oleh hubungan
ekonomi.12

Oleh karena itu, kekuasaan negara harus dihapuskan dengan revolusi yang kasar.
Suatu bentuk upaya melalui kompromi dan solusi-solusi reformis dianggap tidak mampu
memecahkan antagonisme-antagonisme kelas ini (Chilcote, 2010: 259). Kaum proletar

11
Peter Beilharz, Teori-Teori Sosial, diterjemahkan oleh Sigit Jatmiko, dari Social Theory: A Guide to Central
Thinkers (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 272.
12
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, diterjemahkan oleh Robert M. Z. Lawang, dari
Sociological Theory Classical Founders and Contemporary Perspectives (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1994), hlm. 134-135.
12
bertugas untuk melaksanakan perjuangan melawan negara beserta instrument-instrumen
kekuasaannya. Kekuasaan selanjutnya dipegang oleh kaum proletar. Cara-cara produksi
lantas ditransformasikan dari kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan negara.

Transisi kekuasaan kapitalisme inilah yang kemudian akan memunculkan adanya


bentuk pemerintahan proletariat atau kediktaktoran proletariat. Demokrasi borjuis berubah
menjadi demokrasi proletariat. Sehingga pada intinya, reformasi bertujuan untuk
membentuk kesejahteraan bagi kaum proletar. Fungsi-fungsi negara pada akhirnya akan
kembali diserahkan kepada masyarakat, hingga tidak ada lagi kebutuhan akan kekuasaan
semacam ini. Setelah perkembangan produksi mencapai tataran tertinggi, maka
keberadaan kelas pun tidak diperlukan lagi. Begitu pula dengan negara juga harus
dihapuskan. Fungsi negara akan digantikan dengan penguasaan oleh seluruh masyarakat.
Hasilnya, orang akan bekerja secara sukarela sesuai kemampuan dan menerima sesuai
kebutuhan mereka. Di sinilah, sosialisme tercipta (Chilcote, 2010: 260).

2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Kapitalisme

Kapitalisme muncul di Eropa pada abad ke-16. Secara sosiologis paham


kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal. Kapitalisme di Eropa muncul
dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berfikir untuk mensejahterakan kaum
buruh. Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit Capitalism,
mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat religius
terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang
mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat
menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin
Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia
hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan. Menurut Dudley Dillard, Sejarah
kapitalisme melewati tiga fase, yaitu kapitalisme awal, kapitalisme klasik, dan kapitalisme
lanjut.13

Kapitalisme Awal (1500-1750) Kapitalisme awal dimulai dengan lahirnya institusi


pasar (market) pada abad ke-16 dan dilanjutkan dengan perkembangan perdagangan jarak
jauh antar pusat-pusat kapitalisme dunia. Pada akhir abad pertengahan (abad 16 sampai
18), Industri di Inggris sedang terkonsentrasi pada industri sandang. Industri sandang di

13
RH. Tawney, Religion and The Rise of Capitalism, 1922.
13
Inggris menjadi industri sandang terbesar di Eropa. Meskipun banyak masalah yang di
hadapi akan tetapi industri sandang di Ingris menjadi industri yang sangat pesat. Industri
sandang inilah yang menjadi pelopor lahirnya kapitalisme di Eropa sebagai suatu sistem
sosial dan ekonomi. Kemudian industri ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan,
bahanbahan mentah, barang-barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan
kemudian berubah menjadi perluasan kapasitas produksi.

Dari beberapa kejadian dan juga faktor lingkungan historis mempengaruhi


pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme antara lain: 1)
dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat; 2) pengaruh logam-logam mulia dari
dunia baru terhadap perkembangan relatif pendapatan atas upah, laba, dan sewa; 3)
peranan negara dalam membantu dansecara langsung melakukan pembentukan modal
dalam bentuk benda-benda modal aneka guna. Etika ekonomi yang diajarkan katolisme
abad pertengahan menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan
ideologi kapitalis.10 Di perkotaan, para pedagang kapitalis menjual barang-barang
produksi mereka selama mereka melakukan satu perjalanan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Awalnya mereka menjual barang pada teman sesama pedagang seperjalanan, lalu
berkembang menjadi perdagangan umum. Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih
cenderung feodalistik.

Dalam hal ini Russel mengemukakan adanya tiga faktor yang menghambat
kapitalisme di pedesaan dan berbagai wilayah lain. Kendala itu adalah : a. Tanah yang ada
hanya digunakan untuk bercocok tanam, sehingga hasil produksinya sangat terbatas.
Russel mengusulkan untuk mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan
(profitable). Atau dengan pengertian lain tanah bisa diperjual belikan seperti barang
lainnya. b. Para petani atau buruh tani yang masih terikat pada sistem ekonomi subsistensi.
Komentar Russel untuk hal ini adalah mereka siap untuk dipekerjakan dengan upah
tertentu. c. Hasil produksi yang diperoleh petani saat itu hanya sekedar digunakan untuk
mencukupi kebutuhan pribadi. Menurut Russel, produksi hasil petani harus ditawarkan ke
pasar dan siap dikonsumsi oleh publik. Evolusi harga di dunia baru membawa dampak
mendalam pada kapitalisme Eropa, pada kelas-kelas ekonomis dan distribusi pendapatan
di Mexico, Peru dan Bolivia. Tingginya harga dan rendahnya upah mengakibatkan inflasi
keuntungan, yang pada akhirnya menyumbang pada membesarnya akumulasi modal.

14
Kapitalisme Klasik (1750 – 1914) Fase di mana kapitalisme mulai masuk dan
merupakan pergeseran dari perdagangan publik ke bidang industri. Fase ini ditandai
dengan adanya Revolusi Industri di Inggris. Di Inggris mulai banyak diciptakan mesin-
mesin besar yang sangat berguna untuk menunjang industri. Revolusi Industri dapat
didefinisikan sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagangan atas modal
industri ke dominasi modal industri atas modal perdagangan.11 Kapitalisme mulai menjadi
penggerak kuat bagi perubahan teknologi karena akumulasi modal memungkinkan
penggunaan penemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat miskin. Di fase
inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam
Smith bersama dengan bukunya yang sangat tekenal yaitu The Wealth Of Nations (1776).
Buku ini mencerminkan ideologi kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez
faire” 14dengan invisible hand-nya (mekanisme pasar). Kebijaksanaan laissez faire
mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja seimbang,
bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi baru pun tentang masyarakat yang
dapat menandingi peradaban kapitalisme.

Kapitalisme Lanjut (1914 – Sekarang) Peristiwa besar yang menandai fase ini
adalah terjadinya Perang Dunia I. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai
paling tidak oleh tiga momentum. Pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke
Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebagai akses
dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan
perlawanan. Ketiga, revolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluhlantakkan institusi
fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana
produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Dari sana
muncul ideologi tandingan yaitu komunisme.

Ayn Rand dalam Capitalism (1970) menyebutkan tiga asumsi dasar kapitalisme,
yaitu: (a) kebebasan individu, (b) kepentingan diri (selfishness), dan (c) pasar bebas.
Menurut Rand, kebebasan individu merupakan tiang pokok kapitalisme, karena dengan
pengakuan hak alami tersebut individu bebas berpikir, berkarya dan berproduksi untuk
keberlangsungan hidupnya. Pada gilirannya, pengakuan institusi hak individu
memungkinkan individu untuk memenuhi kepentingan dirinya. Menurut Rand, manusia

14
Istilah “Laissez Faire” berasal dari bahasa Perancis laissez faire la nature (let nature take its course); dapat
diartikan sebagai sikap pembiaran kebebasan semaunya tanpa pengaturan dan kontrol.
15
hidup pertama-tama untuk dirinya sendiri, bukan untuk kesejahteraan orang lain. Rand
menolak keras kolektivisme, altruisme, mistisisme. Konsep dasar bebas Rand merupakan
aplikasi sosial dan pandangan epistemologisnya yang natural mekanistik. Terpengaruh
oleh gagasan the invisible hand dari Smith, pasar bebas dilihat oleh Rand sebagai proses
yang senantiasa berkembang dan selalu menuntut yang terbaik atau paling rasional. Smith
pernah berkata: ...free marker forces is allowed to balance equitably the distribution of
wealth15.

Yang pertama menerapkan kapitalisme adalah AS dan Prancis. Pada abad 19,
mulai banyak negara-negara yang menerapkan kapitalisme seperti Inggris, Belanda,
Jerman, dan Belgia. Pada 1868, Jepang menjadi negara kapitalis. Pada 1900, sudah ada 13
negara yang menerapkan kapitalisme. Setelah perang dunia ke dua, AS mucul sebagai
negara kapitalis nomor 1 di dunia.16

2.2.3 Sejarah dan Perkembangan Sosialisme

Sejak awal kemunculannya, orientasi utama Sosialisme adalah pada aspek ekonomi
dari kehidupan sosial manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, muncul pemikiran
bahwa untuk mengatasi eksploitasi manusia atas manusia harus juga member perhatian
lebih besar kepada aspek politik. Sosialisme sebagai kekuatan politik yang berkembang
dalam masyarakat-masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas disebut
Sosialisme Demokratis.

Konsep sosialisme demokarasi yang didasarkan pada penyelesaian industrialisasi


menimbulkan paham Eropa-sentris yang menonjol di dalam gerakan sosialis yang
mendominasi pikiran sosialis hingga sekarang. Asas-asas sosialis demokrasi tentang
pemilihan umum dan produksi untuk dan oleh masyarakat tidak dirumuskan sebagai
sebuah rencana yang dapat dipraktikan oleh masyarakat. Di dalam gerakan sosialis asas-
asas ini cenderung lebih banyak dipandang sebagai lambing yang menunjukan arah
reorganisasi ekonomi dan sebagai landasan bagi suatu perekonomian sosialis. Satu satunya
kesempatan bagi para anggota masyarakat ekonomi lemah untuk mencapai kebebasan

15
Robert. E. Lerner, Western Civilization, Volume 2, W.W. Norton & Company, New York: 1988.
16
Taufik Adi Susilo. (2009). Mengenal Amerika Serikat, Cet 1. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media). p. 89.

16
yang sama adalah mengembangkan semangat solidaritas dan menghimpun diri ke dalam
perserikatan.17

Sosialisme modern berkembang pada awal abad ke-19 sebagai respon tehadap
pengaruh sosialis industrialisasi. Pabrik-pabrik menghancurkan mata pencharian banyak
orang, memaksa mereka bekerja dalam waktu yang sangat lama demi memperoleh gaji
kecil dan hidup dalam kondisi yang buruk sekali di kota-kota industri baru. Pada saat yang
sama, usaha kaum buruh untuk mengorganisasikan diri guna memperbaiki kondisi
dianggap illegal dan ditekan secara brutal.18

Nada sosialis sejati dibuat oleh para kaum buruh yang menyatakan bahwa yang
membuat menderita bukanlah para majikan dan konspirasi kelas penguasa melainkan
adalah sistem kapitalis itu sendiri. Karena di dalam sistem kapitalis mangandung usur-
unsur untuk mengeksploitasikan sebuah masyarakat pekerja untuk bekerja keras tetapi
tidak mendapatkan upah selayaknya mereka bekerja. Para buruh menuntut sebuah sistem
yang baru untuk menggantikan sistem kapitalis, dimana sistem yang baru ini adalah sistem
kerjasama, harmoni dan keadilan.

Ketika eropa mengalami masa-masa tenang setelah perang-perang Revolusi dan


Napoleon, tekanan untuk perubahan politik secara prinsip mucul dari kaum liberal dan
nasionalis. Sosialisme mulai berkembang di mana industrialisasi sedang menciptakan
sebuah kelas pekerja yang baru. Ini lebih terjadi di Inggris dibandingkan di tempat lain,
tetapi juga terjadi di Perancis, yang memiliki tradisinya sediri menyangkut partisipasi
revolusioner kelas pekerja di tengah-tengah kaum republican (sans-cullote) untuk
mendukung kelompok Jacobin.19

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Marxisme, Kapitalisme, dan Sosialisme.


2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Marxisme
Dalam buku “Tesis-Tesis Pokok Marxisme” (Ernes Mande:2006) dijelaskan bahwa
Persatuan kelas Proletarian memiliki kelebihan, hal ini disebabkan karena kapitalisme
menghidupi proletarian dan mengkonsentrasikannya pada perusahaan yang semakin besar,

17
Thomas Meyer, Dari Partai Kepemimpinan Otoriter ke Partai Massa, Friedrich-Ebert-Stiftung: Jakarta 2008,
Hal, 111.
18
Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya, Yogyakarta: Qalam, 2004.
Hal, 160.
19
Ibid., Hal. 166
17
menanamkan disiplin industri padanya dan sekaligus mendorong kerja sama dan solidaritas
elementer didalam tempat kerja.
Tetapi semua ini ditujukan untuk pencarian keuntungan maksimal untuk setiap
perusahaan kapitalis dan bagi kelas borjuis secara keseluruhan. Kapitalis jelas sadar
ditunjukkan oleh adanya ledakan perjuangan kaum pekerja, bahwa konsentrasi dan
persatuan kelas tersebut menandai adanya ancaman besar bagi dirinya.
Contohnya dalam beberapa waktu ini dalam memperingati hari buruh diikuti oleh
beberapa serikat-serikat buruh. Kaum buruh ini yang sering disebut kaum proletarian
memiliki massa yang sangat banyak, sasaran aksi mereka biasanya adalah pihik pemerintah
ataupun perusahaan tempat mereka bekerja. Banyak tuntutan para buruh yang ingin
dipenuhi antara lain yaitu penghapusan buruh kontrak, memperbanyak jumlah tenaga
pengawas perusahaan.
Dapat dilihat diatas bahwa dengan adanya kekuatan dan persatuan dari kelas buruh
tersebut ataupun kaum proletarian dapat menekan pihak-pihak yang berkuasa agar
memenuhi tuntutan ataupun hak mereka. Dalam hal ini teori marxis mempunyai kelebihan
dalam melakukan penyatuan sosial ataupun adanya kesatuan sebuah gerakan,
pengistimewaan peran proletariat serta wacana yang dibangun akan kuat dan detail serta
mendalam didalam menjelaskan fenomena khusus.
Dirujuk kembali dari buku “Tesis-Tesis Pokok Marxisme” (Ernes Mande:2006) bahwa
kaum proletar tidak memiliki kebebasan memilih kecuali pilihan antara menjual tenaga
kerjanya dan hidup dalam kelaparan permanen, maka ia diwajibkan untuk menerima harga
yang didiktekan oleh kondisi ” pasar kerja” kapitalis normal sebagai harga tenaga kerjanya
yaitu sejumlah uang yang hanya cukup untuk membeli komoditi yang memuaskan
kebutuhan dasar yang diakui secara sosial.
Kelas proletarian adalah kelas dari mereka yang diwajibkan karena paksaan ekonomi
untuk menjual tenaga kerja mereka dalam suatu cara yang berlangsung secara terus
menerus. Artinya masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kehidupannya, sebahagian
besar masyarakat miskin banyak yang berprofesi sebagai buruh, mereka melakukan itu
karena tuntutan hidup yang cukup tinggi, pendidikan yang sendah serta keahlian yang biasa
saja membuat mereka mendapatkan upah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
primer mereka saja yang di bayar dengan tenaga dan jam kerja yang panjang.
Dalam hal ini ajaran Marxis tidak mampu melakukan upaya revolusi, seharusnya dapat
melakukan perubahan dengan sewajarnya secara kecil-kecilan melalui reformasi. Karena

18
reformasi adalah realitas dari kondisi ekonomi politik. Sampai dengan saat ini tidak ada
perubahan yang signifikan dalam perjuangan kelas buruh ini, Kehidupan buruh masih saja
belum banyak berubah. Reformasi besar-besaran belum dapat dilakukan, hal ini karena
penguasa ataupun pihak pemilik perusahaan sebagai kaum borjuis dapat menentukan
hukum yang berlaku di tempatnya, pemerintah juga tidak dapat berbuat banyak, karena
setiap keputusan-keputusannya selalu dipengaruhi oleh orang-orang yang berkuasa
ataupun pemilik modal dan pemilik perusahaan.
Marx mengatakan tidak mungkin melakukan perubahan, seharusnya merubah kebijakan
negra dan membubarkan kapitalis negara, karena negaralah yang bisa menentukan cara
pembagian, dalam hal ini negara adalah aktornya karena mempunyai legitimasi. Distibusi
yang tidak adil ataupun tidak rata terjadi juga karena adanya campur tangan pemerintah
ataupun negara, oleh sebab itu negara harus pro kepada kaum kepada kaum proletar
bukannya pro terhadap kaum kapitalis yang dapat dengan mudah melakukan eksploitasi.
Ada beberapa kekuatan dalam teori ini, berikut kekuatan yang terdapat pada teori
Marxisme tersebut :
1. Teori Marxisme membahas dengan lengkap aspek aspek yang terdapat dalam sebuah
fenomena konflik, mulai dari penyebab sebuah konflik, kelompok kelompok yang
berkonflik, perkembangan konflik itu sendiri, penyelesaian konflik, samapi kepada
perkembanagn didalam masyarakat pasca penyelesaian konflik.
2. Keunggulan teori Marxisme terlatak pada kecerdasan marx dalam mengklasifikasikan
kelas kelas sosial dalam masyarakat yang secara prinsip sangat bertentangan.
3. Kekuatan teori Marxisme lainnya adalah mengenai analisisnya dalam menguraikan
penyebab dari pertentang kelas.
4. Teori Marxisme memandang proses perkembangan sebuah konflik sampai kepada
bagaimana konflik itu terselesaikan dan juga merupakan kemampuan teori Marxisme
dalam meramalkan akhir dari sebuah konflik.

Teori Marxisme punya beberapa kelemahan, berikut rincian dari kelemahan teori ini ;
1. Keyakinan akan terciptanya kesadaran kolektif atau kesadaran kelas dalam kelas
buruh yang permanen.
2. Tidak mampunnya dalam melihat masalah konflik yang lebih mendetail.
3. analisisnya dalam memandang konflik yang masih terlalu simpel/sempit.

2.3.2 Sejarah dan Perkembangan Kapitalisme


Didalam sistem kapitalis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemilik modal, dimana
dalam perekonomian modern pemilik modal dalam suatu perusahaan merupakan para
pemegang saham.Pemegang saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebuah
perusahaan akan melimpahkan kekuasaan tersebut kepada top manajemen yang diangkat
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tidak jarang dalam suatu perusahaan
19
pemegang saham terbesar atau mayoritas dapat merangkap sebagai top manajemen.Hal ini
secara tidak lansung akan meyebabkan top manajemen bekerja untuk kepentingan
pemegang saham dan bukan untuk kepentingan karyawan atau buruh yang juga merupakan
bagian dari perusahaan, karena mereka diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham
melalui RUPS.
Kapitalisme dapat dikatakan memiliki lima ciri-ciri menonjol dibawah ini:
a) Ia menganggap ekspansi kekayaan yang dipercepat dan produksi yang maksimal serta
pemenuhan “keinginan” (want) menurut preferensi individual sebagai sangat esensial bagi
kesejahteraan manusia.
b) Ia menganggap bahwa kebebasan individu yang tak terhambat dalam mengaktualisasikan
kepentingan diri sendiri dan kepemelikan atau pengelolaan kekayaan pribadi sebagai suatu
hal yang sangat penting bagi inisiatif individu.
c) Ia berasumsi bahwa inisiatif individual ditambah dengan pembuatan keputusan yang
terdesentralisasi dalam suatu pasar kompetitif sebagai syarat untuk mewujudkan efisiensi
optimum dalam alokasi sumber daya.
d) Ia tidak mengakui pentingnya peran pemerintah atau penilaian kolektif, baik dalam efisiensi
alokatif maupun pemerataan distributive.
e) Ia mengklaim bahwa melayani kepentingan diri sendiri (self interest) oleh setiap individu
secara otomatis melayani kepentingan sosial kolektif.
Kelebihan dari sistem kapitalisme :
a) Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b) Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal
yang terbaik dirinya.
c) Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
Kelemahan dari sistem kapitalisme :
a) Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
b) Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
2.3.3 Sejarah dan Perkembangan Sosialisme
Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl
Marx tentang penghapusan kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme
menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas
20
penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan
sebagainya.
Adapun cirri dari sistem sosialis adalah sebagai berikut:
a) Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
b) Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
c) Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
d) Peran pemerintah sangat kuat.
e) Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
f) Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
g) Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi.
h) Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis).
i) Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
Adapun kelebihan serta kelemahan dari sistem sosialis adalah sebagai berikut:
Kelebihan Sistem Sosialis.
a) Disediakannya kebutuhan pokok.
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan
minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain.
Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik
dan mental berada dalam pengawasan Negara.
b) Didasarkan perencanaan Negara.
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna,
diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan
kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak
akan terjadi.
c) Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang
diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
Kelemahan Sistem Sosialis.
a) Sulit melakukan transaksi.
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan
21
makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oelh pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
b) Membatasi kebebasan.
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator.
Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
c) Mengabaikan pendidikan moral.
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi,
sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian
kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pada saat sekarang ini suatu perubahan sosial yang terjadi dialam masyarkat adalah
hal yang paling penting dalam memajukan sistem sosial. Marxisme adalah suatu paham
sosial-ekonomi-politik yang mengacu pada pemikiran utama Karl Marx. Selain itu. Marxisme
juga memiliki sudut pandang yang membedakan dengan pemikiran yang lain. Salah satu
sudut pandang yang digunakan Marxisme adalah memandang alam realitas sebagai fenomena
materi belaka. Segala yang berbau spiritual dan mistik ditolak. Sehingga ide dan gagasan
tentang agama apapun tidak dapat diterima keberadaannya. Pada perkembangannya,
Marxisme berkembang dan berdiaspora mengalami perubahan dan revisi yang signifikan.

Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari
produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem
ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar ini mempunyai ciri-ciri, kelebihan dan
kekurangan. Sistem ekonomi kapitalis memang mendorong masyarakat untuk bekerja dengan
giat bahkan sangat giat. Namun sejatinya pada sistem ini masyarakat dibimbing untuk
memperoleh kekayaan dengan cara apapun seperti persaingan tidak sehat.

Pada awal sejarahnya, Sosialisme dibentuk oleh dua pemikir Jerman yaitu, Karl Marx
dan F. Engels. Kedua perumus dan pemikir ini yang bersama-sama secara kompak
membentuk Sosialisme menjadi aliran utama di segala tempat dan waktu. Marxisme memiliki
corak pemikiran yang khas. Pada gilirannya, Marxisme dibekukan menjadi sosialisme, yang
merupakan perkembangan pemikiran yang berorientasi pada politik dan ekonomi.

5. Saran
HMI sebagai organisasi perjuangan harus tetap memperjuangkan harkat dan martabat
bangsa dan jangan hanya berorientasi kepada kepentingan personal tapi harus kepentingan
umat, yang hanif. HMI harus kembali merefleksikan makna dan alasan dibalik pendirian HMI
di masa lalu dan semangat perjuangan murni untuk umat.
. Seorang kader hmi haruslah berusaha senantiasa meningkatkan kemampuannya
khusunya kesadaran dan rasa tanggap akan kondisi sosial masyarakat, meningkatkan
kematangan berfikir, meningkatkan sikap inteletualitas dan menjadi tauladan yang baik untuk
lingkungannya

23
Diperlukan komitmen dan motif yang benar agar segala sesuatu yang kita dambakan
dapat tercapai. Penguatan basis didalan internal HMI harus mutlak dilakukan, warnai setiap
sudut lingkungan dengan nuansa keislaman, akademis intelektual serta budaya positif lainnya
oleh kader-kader HMI sehingga harapan agar HMI kembali menjadi anak kandung umat dan
bangsa sekali lagi dapat terwujud.

24
DAFTAR PUSTAKA

• Adams,Ian.2004. Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa


Depannya. Yogyakarta: Qalam,
• Agustiati.2009. Sistem Ekonomi Kapitalisme, Jurnal Academica, Volume 1 Nomor. 2,
Palu: Universitas Tadulako.
• Arisandi, Herman. 2015, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik
sampai Modern. Yogyakarta:IRCiSoD
• Beillharz, Peter.2002. Teori-Teori Sosial. Robert M. Z. Lawang, penerjemah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
• Ebenstein, William, Edwin Fogelman dan Alex Jemadu, 1980, Isme-Isme Dewasa Ini.
Jakarta:Erlangga
• Johnson,D.P. Peter.1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Robert M. Z. Lawang,
penerjemah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
• Leppenas. 1982. Kumpulan Tulisan, Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan
: Danau Singkarak Offset. Jakarta : Leppenas
• Lerner,R.E.1988. Western Civilization. New York:W.W. Norton & Company
• Losco, Joseph dan Leonard Williams.2003. Political Theory. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
• Magnis-Suseno, Franz.2003. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke
Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
• Mandel, Ernest.2006. Tesis-tesis pokok Marxisme. Yogyakarta : Resist Book
• Mariani,Ana.2013.Karl Marx dan Imajinasi Sosialisme, dalam Filsafat
Sosial.Yogyakarta: Aditya Media.
• Meyer,Thomas.2008. Dari Partai Kepemimpinan Otoriter ke Partai Massa.Jakarta:
Friedrich-Ebert-Stiftun
• Rand, Ayn. 1970. Capitalism: The Unknown Ideal. New York: A Signet Book
• Santoso, Listiyono. 2007. Epistemologi kiri. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
• Sanusi, Bachrawi.2004. Tokoh Pemikir dalam Mazhab Ekonomi.Jakarta: Rineka Cipta
• Susilo, T.A.2009. Mengenal Amerika Serikat.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
• Sztompka, Piotr.2014. Sosiologi Perubahan Sosial. Alimandan, penerjemah. Jakarta:
Prenada
• Tawney, RH. 1922. Religion and The Rise of Capitalism. London : Pelican Books
• Wiraman, I.B. 2014. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma.Jakarta: Prenadamedia.

25
CURICULLUM VITAE

Nama : Yogie Yaditra Yasir


Tempat / Tanggal Lahir : Batam / 22 Mei 1999
Asal Cabang : HMI Cabang Depok
Fak / Dept. / Angkatan : Ekonomi dan Bisnis / Akuntansi / 2017
Alamat : Jl. Haji Amat No.17 A, Kukusa,Beji, Depok.
No HP dan WhatsApp : 089697587228
Alamat email : yogiyaditra9@gmail.com

Jenjang Pendidikan
1. SD Negeri 006 Nongsa
2. SMPN 42 Batam
3. SMA Negeri 3 Batam
4. Universitas Indonesia
Jenjang Training
Di HMI
1. LK I HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tahun 2017
Pengalaman Organisasi
➢ Di HMI
1. Bendahara Umum HMI Korkom Universitas Indonesia Periode 2018-2019

➢ Di Luar HMI
1. Wakil Ketua Umum Forum PIK Remaja Kota Batam Periode 2014-2015
2. Wakil Ketua Umum Paguyuban Anak Awak UI Periode 2017-2018
3. Ketua Forum Bidikmisi FEB UI Angkatan 2017

Motto hidup : “Apapun yang terjadi hidup harus terus berlanjut”

26
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Yogie Yaditra Yasir
Komisariat asal : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univeristas Indonesia
Judul makalah : Teori Paradigma Dasar Marxisme,Kapitalisme dan Sosialisme.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan makalah ini berdasarkan hasil


pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk kegiatan Latihan Kaderisasi 2
(LK 2) yang diadakan di Cianjur pada 12-21 Juli 2019, maupun sebagai naskah laporan.
Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Depok, 20 Juni 2019

Yogie Yaditra Yasir

27

Anda mungkin juga menyukai