Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT

DOSEN PENGAMPUH :

Aguslinar, S.Sos., M.I.Kom.

PENULIS

Asyiatun Rodhiah

(1903110220)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
T.A. 2019 / 2020
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan segala
rahmat-Nyalah akhirnya saya bisa menyusun makalah ini dengan tema “ Stratifikasi Sosial dalam
Masyrakat ”. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aguslinar, S.Sos., M.I.Kom.
Selaku dosen pengampuh saya dengan mata kuliah Pengantar Sosiologi, yang telah memberikan
tugas ini kepada saya sehingga saya mendapatkan banyak tambahan ilmu pengetahuan khususnya
dalam startifikasi sosial (kelas sosial).
saya selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah saya susun ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam hal masyrakat dan cara berperilaku
terhadap masyarakat satu dan lainnya tanpa melihat kelas sosialnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan
perbaikan, sehingga saya sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca.

Hormat saya

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………….. 4


1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Konsep Dasar Stratifikasi Sosial ………………………………………………… 5


1. Pengertian stratifikasi sosial …………………………………………………. 5
2. Unsur – unsur dalam stratifikasi sosial ………………………………………. 5
3. Bentuk – bentuk stratifikasi sosial …………………………………………… 7
4. Sifat sistem stratifikasi dan kelas sosial ……………………………………… 9
2.2. Faktor – factor pembentuk terjadinya Startifikasi Sosial………………………... 11
1. Startifikasi sosial dalam proses pertumbuhan masyarakat …………………..11
2. Stratifikasi sosial untuk mengejar tujuan bersama …………………………. 12
3. Stratifikasi sosial sebagai sesuatu yang dibanggakan ……………………….12
2.3.Dasar Ukuran Stratifikasi Sosial……………………………………………….....12
1. Kekyaan……………………………………………………………………...12
2. Kehormatan…………………………………………………………………..12
3. Kekuasaan…………………………………………………………………....13
4. Keturunan………………………………………………………………….....13
5. Kepamdaian atau ilmu pengetahuan…………………………………………13
2.4. Dampak, Pengaruh, dan Analisis dari Stratifikasi Sosial………………………..13
1. Danpak stratifikasi sosial…………………………………………………….13
2. Pengaruh stratifikasi sosial……………………………………………..........13
3. Analisis mengenai stratifikasi sosial……………………………………… ..14

BAB III SIMPULAN dan SARAN

3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 16
3.2. Saran………………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

3
BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang masalah

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam realitanya hal
tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala
universal (menyeluruh) yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Akan tetapi,
pada kenyataanya terdapat penghargaan yang berbeda terhadap kelompok individu
berdasarkan kelebihan yang di milikinya. Kelebihan tersebut dapat berupa kekayaan,
kekuasaan, keturunan (kehormatan), dan pendidikan. Adanya penilaian yang berbeda dari satu
kelompok terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu yang dianggap lebih, mengakibatkan
suatu pola pengelompokkan masyarakat yang disebut sebagai STRATIFIKASI SOSIAL atau
PELAPISAN SOSIAL. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa stratifikasi sosial adalah
pembedaan atau pengelompokkan masyarakat dalam lapisan – lapisan sosial secara bertingkat.
Stratifikasi sosial dapat muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi
dalam masyarakat. Factor – factor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur,
fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Contoh, seseorang
yang memiliki fisik yang kuat dapat melindungi orang yang lemah, dan orang yang pandai dan
bijaksana akan dijadikan pemimpin dalam masyarakat. Dengan demikian, terbentuk lapipsan
masyarakat berdasarkan kemampuan tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar stratifikasi sosial ?
2. Apa saja faktor – faktor pembentuk terjadinya stratifikasi sosial ?
3. Apa dasar ukuran stratifikasi sosial ?
4. Bagaimana dampak, pengaruh dan Analisis dari stratifikasi sosial ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami stratifikasi sosial.
2. Mengetahui keadaan masyarakat pada lapisan-lapisan yang berbeda-beda
3. Menjelaskan fungsi dan dampak stratifikasi sosial

4
BAB II
Pembahasan

2.1. Konsep Dasar Stratifikasi Sosial


A. Pengertian Stratifikasi Sosial
Dalam sosiologi, pengelompokan masyrakat berdasarkan tingkatan tertentu disebut
dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umu dapat diartikan
sebagai pembedaan atau pengelompokkan anggota masyarakat secara vertical, yang
merupakan gejala umum sosial yang sifatnya umu pada setiap masyarakat.
Stratifikasi sosial dari Bahasa latin, statum, artinya lapisan atau pelapisan. Dalam
kaitannya dengan masyarakat, stratifikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di
masyrakat dalam tingkat yang vertical, perbedaan yang secara vertical menyatakan bahwa
dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/rendah status (kedudukan) seseorang.
Pitrim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam kelas – kelas yang tersusun secara bertingkat (HIerarki), perwujudannya
dalam masyarakat adalah terbentuknya kelas tinggi dan kelas rendah. Inti lapisan sosial adalah
tidak adnya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban.
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang
dimilikinya. Stratifikasi soail merupakan hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur
dan tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan
orang secara vertical ataupun horizontal dalam masyarakat.
B. Unsur – unsur dalam Stratifikasi Sosial
Unsur – unsur yang mewujudkan sistem lapisan masyarakat dalam teori sosiologi adalah
:a. Kedudukan (Status) Sosial
Kedudkan dibedakan pengertiannya dengan kedudukan sosial (status social). Kedudkan
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial. Kedudukan sosial,
artinya tempat seseorang secara umu dalam masyarakat berkaitan dengan orang 0 orang lain,
dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, dan hak – hak serta kewajibannya. Secara abstark,
kedudukan bearti tempat seseorang dalam pola tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai
beberapa kedudukan karena ia ikut dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut
tempatnya sehubungan dengan kerangka msayarakat secara menyeluruh.

5
Masyarakat pada umumnya mengembangkan 2 macam kedudukan, yaitu :
1. Ascribed – status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyrakat tanpa memperhatikan
perbedaan rohaniah dan kemampuan. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan
adalah bangsawan
2. Achived – status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha – usaha
yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat
terbuka bagi siapa saja bergantung pada kemampuan personal. Misalnya, setiap orang
dapat menjadi hakim asalkan mempunyai persyaratan tertentu.
Dengan penggunaannya, dubedakan lagi satu macam kedudukan yaitu :
3. Assigned – status, yaitu kedudukan yang diberikan, assigned status mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan achived status. Artinya, sutu kelompok atau
golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada orang yang lebih berjasa,
yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
a. Peranan sosial
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia dianggap telah menjalankan suatu
peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu dan
pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau tidak
ada kedudukan tanpa peranan.
Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang yang bersangkutan
dapatt menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan
sosial yang ada pada masyarakat merupakan hubungan antara peranan- peranan individu dalam
masyarakat yang diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan
menghendaki agar seseorang laki-laki berjalan bersama seseorang wanita.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan
tempat orang pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi,
penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.

6
Menurut levison peranan mencakup 3 hal berikut :
1. Norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat .
merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
2. Konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
3. Perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
C. Bentuk – bentuk Stratifikasi Sosial
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang
dihargaoi dan dianggap bernilai. Pada dasrnya yang dihargai selalu berubah – ubah sesuai
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Keadaan ini menyebabkan bentuk – bentuk
stratifikasi sosial semakin beragam. Bentuk konkret dari stratifikasi sosial dalam masyarakat
pada prinsipnya dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Stratifikasi ini leboh dikenal dengan kelas sosial dalam ekonomi, didasarkan pada jumlah
pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umu, klasifikasi kelas sosil terdiri atas tiga
kelompok berikut :
a. kelas sosial atas, yaitu kelompok orang yang memiliki kekayaan banyak, yang dapat
memenuhi segala kebutuhan hidup, bahkan secra berlebihan. Golongan kelas ini dapat
dilihat dari pakaian yang dikenakan, bentuk rumah, gaya hidup, dan lain-lainya.
b. Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang berkecukupan yang sudah dapat kebutuhan
pokok (primer). Misalnya, sandang, pangan, papan. kedaaan golongan kelas ini secara
umum tidak akan sama dengan keadaan kelas atas
c. Kelas sosial bawah, yaitu kelompok orang miskin yang belum dapat memenuhi kebutuhan
primer. Golongan kelas bawah terdiri atas pengangguran, buruh kecil, dan buruh tani.
2. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat
dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota
masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menempati kelompok lapisan
tertinggi, misalnya seorang tokoh agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi
dalam pelapisan sosial

7
3. Startifikasi sosial berdasarkan kriteria politik
Dalam stratifikasi sosial, media politik dapat diajadikan sebagai salah satu kriteria
penggolongan. Orang – orang yang menduduki jabatan di dunia politik atau pemerintahan akan
menempati strata tertinggi. Mereka di hormati, disegani bahkan disanjung-sanjung oleh warga
negara. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi
dua kelompok besar.
 Kelompok lapisan atas, yaitu elite kekuasaan di sebut juga kelompok dominan
(menguasai)
 Kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang dikuasai yang
disebut massa atau kelompok terdominasi (terkuasai).
4. Stratifikasi sosial berdasarkan sistem nilai yang berlaku dan berkembang
Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan sebagai dasar pembedaan
dalam masyarakat. Penggolongan masyarakat didasarkan pada mata pencaharian atau
pekerjaaan sebagai berikut :
 Elite, yaitu orang kaya dan orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan yang dinilai
tinggi oleh masyrakat
 Professional, yaitu orang yang berijazah dan bergelar kesarjanaan serta orang dari dunia
perrdagangan yang berhasil
 Semipropesional, yaitu para pegawai kantor, pedagang, teknisiberpendidikan menengah
dan mereka yang tidak berhasil mencapai gelar,dsb
 Tenaga terampil, yaitu orang – orang yang mempunyai keterampilan teknk mekanik
seperti pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris,dsb
 Tenaga tidak terdidik, yaitu pembantu rumah tangga dan tukang kebun, dsb
5. Startifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk mencapai
pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak..oleh karena itu, tinggi rendahnya
pendidikan berpengaruh pada jenjang kelas sosial.
6. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria budaya dan suku bangsa
Pada dasarnya, setiap suku bangsa memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda.
Misalnya, pada suku jawa terdapat startifikasi sosial berdasrkan kepemilikan tanah.

8
D. Sifat Sistem Stratifikasi dan Kelas sosial
1. Sistem stratifikasi
Menurut Soekanto, dalam sosiologi terdapat tiga sistem stratifikasi sosial, yaitu sebagai
berikut :
a. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
sistem tertup ini membatasi atau tidak memberi kemungkinan seseorang untuk pindah
dari sutu lapisan ke lapisan sosial yang lainnya, baik keatas maupun kebawah. Dalam
sisiem ini satu-satunya jalan menjadi anggota suatu strata tertentu dalam masyrakat adalah
kriteria kelhiran. Dengan kata lain, anggota kelompok dalam suatu starata tidak mudah
untukmelakukan mobilitas atau gerak sosial yang bersifat vertical, baik naik maupun turun.
Misalnya sistem kasta pada masyarakat Bali, yaitu Brahmana (tertinggi); ksatria, waisya,
sudra dan paria.
b. Stratifikasi sosial terbuka (opened social stratification)
Terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota starata
bebas melakukan mobilitas sosial. Baik vertical maupun horizontal. Pada umumnya
pelapisan ini memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk naik ke strata yang
lebih tinggi, atau turun ke starata yang lebih rendah. Contohnya, seorang yang miskin
karena usaha dan kerja keras dapat menjadi kaya, atau sebaliknya.
c. Stratifikasi campuran
Campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan
berpindah starta pada bidang tertentu, tetapi memberiarkan untuk melakukan
perpindahakn lapisan pada bidang lain. Contohnya, seseorang raden mempunyai
kedudukan terhormat di tanah Jawa, tetapi karena sesuatu hal, ia pindah ke Jakarta dan
menjadi buruh.
Sistem stratifikasi yang pernah di gunakan Di Indonesia :
 Sistem stratifikasi masyarakat dalam masyrakat pertanian
Masyarakat pertanian pada umunya masih menghargai peran pembuka tanah, yaitu
orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan
pertanian, golongan kedua setelah pembuka tanah adlah pemilik tanah atau orang kaya,
tetapi bukan keturan cikal bakal.mereka banyak tanah karena keuletan dan kemampuan,
disebut kelompok kuil kenceng.

 Sitem stratifikasi sosial dalam masyarakat feodal


Contoh – contoh lapisan sosial pada masyarakat feodal di Indonesia :

9
1. Strata sosial pada masyrakat feodal Surakarta dan Yogyakarta
- Kaum bangsawan, terdiri atas raja dan keluarga
- Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan terdiri atas orang-orang yang
berpendidikan atau memiliki kemampuan khusus di kerajaan
- Golongan wong cilik, yaitu rakyat jelata yang hidup mengabdi untuk raja.
2. Lapisan sosial masyarakat feodal Aceh
Sebagai daerah bekas kerajaan memiliki sisa-sisa feodalisme yang kuat hingga saat
ini. Adapun strata sosial masyrakat Aceh :
- Keturunan raja atau bangswan sebagai golongan atas. Penghargaan terhadap
keturan ini berupa gelar tertentu, seperti cut untuk perempuan dan tengku atau
teungku untuk laki-laki
- Golongan kedua meliputi ole baling (pegawai / pengawal raja), dan golongan
bawah atau rakyat jelata.
3. Lapisan sosial masyarakat feodal di Sulawesi Selatan
Banyak kerajaan besar pernah berkuasa disana, seperti kerajaan Gowa, Bone, dan
Mandar. Strata sosial di Sulawesi Selatan :
- Golongan bangsawan atau keturanan Raja-raja yang disebut anakurung pada
lapisan atas. Ggolongan ini memilki gelar andi atau karaeng
- Lapisan kedua diduduki oleh orang merdeka atau bukan budak yang disebut to-
maradeka
- Golongan ketiga disebut ata, yang terdiri atas para budak yang meliputi orang-
orang yang tidak mampu membayar hutang atau orang yang kalah perang.
2. Kelas sosial
Adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya didalm suatu lapisan,
dan kedudukan mereka diketahui serta diakui oleh masyrakat umu. Kelas ini bisa disadari oleh
ukuran kekayaan, ukuran kekuassan, kehormatan, dan pengusaan terhadap ilmu pengetahuan.
Adapun lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (satatus
group)
Menurut Joseph Schumpeter, kelas-kelas dalam masyrakat terbentuk karena diperlukan
untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan yang nyata. Berdasarkan hal tersebut, kelas
sosial meliputi :
1. Kelas sosial memberikan fasilitas hidup yang tertentu bagi anggotanya, misalnya
keselamtan atas hidup dan harta benda

10
2. Kelas sosial juga memengaruhi gaya dan tingkah laku hidup tiap warganya karena kelas
yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam kesempatan menjalani jenus
pendidikan atau reaksi tertentu
3. Kelas sosial sebgai suatu strata (lapisan) orang yang berkedudukan sama dalam kontinum
(rangkaian kesatuan). Definisi ini menjelaskan bahwa dalam masyrakat terdapat orang
yang secara sendi dan bersama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama.
4. Kelas sosial sebagai pembagian anggota msyarakat dalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relative mempunyai status yang sama,
sedangkan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah.
2.2. Faktor - faktor Pembentukan Terjadinya Stratifikasi Sosial
Menurut Soekanto, ada dua tipe stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut
bentuknya, yaitu :
1.stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyrakat
Faktor – factor terbentuknya pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya, seperti
kepandaian, tingkat umur, keaslian didalam masyarakat serta pemilikan harta antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya sebagai bentuk pelapisan sosial. Misalnya, pada
masyarakat yang hidup berburu binatang, alasan utama seseorang menempati kelas sosial yang
tinggi adalah kepandaian berburu hewan. Perbedaan antara yang dipimpin dengan yang
memimpin, golongan budak atau bukan budak, dapat juga dibedakan karena kekayaan atau
usia.
Sunanto (2000), memerinci stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya, yaitu :
a. Stratifikasi sosial berdasarkan usia, yaitu dalam sistem anggota masyarakat yang lebih
muda mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda dengan anggota masyarakat yang
lebih tua.
b. Stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin, yaitu pandangan bahwa jenis kelamin
tertentu lebih utama dibandingkan yang lainnya, seperti laki-laki lebih tinggi
dibandingkan wanita.
c. Stratifikasi berdasarkan hubungan kekerabatan, terjadinyaterjadi perbedaan hak dan
kewajiban antara anak, ayah, kakek, dsb
d. Stratifikasi berdasrkan keagamaan, etnik, dan ras, pekerjaan, ekonomi, pendidikan.

11
2. Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mengejar sutu tujuan bersama
Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu berkaitan dengan
pembagian kekuasaan dan wewenang resmidalam organisasi formal. Misalnya, pemerintahan,
badan usaha, partai politik,dsb
Menurut Soerjono Soekanto, beberapa hal pokok yang mendasari terjadinya stratifikasi
sosial dalam masyarakat sebagai berikut :
a. Sistem stratifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat
b. Sisitem stratifikasi sosial dianalisis dalam ruang lingkup unsur – unsur sebagai berikut:
- Sistem pertetanggaan yang diciptakan para warga, dan kriteria sistem
pertetangga
- Distribusi hak – hak isitimewa yang objektif
- Mudah tidaknya bertukar kedudukan
- Solidaritas diantara indovidu – individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial masyarakat.
3. Ada sesuatu yang dibanggakan
Secara sosiologis, terjadinya pelapisan sosial karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh
setiap orang atau kelompok dalam kehidupan masyrakat. Pada masyarakat modern orang
berobat cenderung pergi ke dokter, dikarenakan tingkat ekonomi dan pengetahuannya lebih
tinggi daripada masyarakat sederhana, masyarakat sederhana cenderung meminta pertolongan
kepada paranormal.
2.3. Dasar ukuran Stratifikasi Sosial
selo soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya, Setangkai Bunga Sosiologi,
menyatakan Ukuran atau Kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
stratifikasi sosial adalah :
a. Kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan sebagai ukuran penempatan status seseorang dalam lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih
dihormati dan dihargai daripada orang miskin. Ukuran kekayaan ini dapat dilihat dari bentuk
rumah, jenis pakaian, pemilikan sarana transportasi, serta kebiasaan mengonsumsi barang-
barang mewah.
b. Kehormatan
Ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan.ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional.

12
c. Kekuasaan
Ukuran kekuasaan, yaitu orang yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar,
menempati lapisan atasan. Seseorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan
menempati lapisan sosial atas, sebaliknya. Misalnya, pimpinan perusahaan dengan
karyawannya
d. Keturunan
Ukuran keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Contoh: gelar
Andi di masyrakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa,dsb
e. Kepandaian atau ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, digunakan oleh masyrakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-
akibat yang negative. Hal ini karena bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran,
tetapi gelar kesarjanaan.
Kepandaian serta kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dapat pula menjadi dasar
pelapisan sosial. Seseorang yang berpendidikan tinggi atau bergelar sarjana mempunyai status
yang lebih tinggi. Contohnya : professor, dokter, dan lain-lain
2.4. Dampak, Pengaruh, dan Analisis dari Stratifikasi Sosial
1. Dampak Stratifikasi Sosial
Perbedaan stratifikasi sosial memberikan dampak dalam cara menyapa, Bahasa, dan
gaya bicara. Gaya bicara orang kaya kepada orang miskin, atau orang yang berkuasa kepada
bawahan akan berbeda cara berbicaranya. Melalui stratifikasi sosial, setiap masyarakat harus
menempatkan individu pada tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka
untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan
demikian, masyarakat menghadapi dua persoalan, yaitu menempatkan individu tersebut dan
mendorong agar mereka melaksanakan kewajiban.
2. Pengaruh
Setiap bentuk stratifikasi dalam masyrakat (sistem lapisan sosial) mempunyai
konsekuensi, yaitu :
a. Timbulnya Kelas Sosial
Stratifikasi sosial menggolongkan masyarakat dalam kelompok sosial yang berbeda.
Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan sangat membatasi
anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya, sebaliknya. Kelompok yang berada diatas

13
adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya (mengukur
segala sesuatu dengan uang)
b. Kesenjangan Sosial
Merupakan perbedaan jarak antar kelompok atas dengan kelompok bawah. Kelompok
atas dengan kekayaanya akan semakin kuat untuk bertahan hidup, sebaliknya, kelompok bawah
yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan.
c. Polarisasi Power
Berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang berlawanan, sedangkan power
diartikan sebagai kekuatan. Jadi secara bebas, polarisasi power dapat didefinisikan sebagai
pembagian kekuatan.
Dalam hal ini, pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas
bawah tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan, tetapi lebih pada unsur kepentingan dan
kekuatan darii dua kelompok masyarakat yang saling berlawanan
3. Analisis Mengenai Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan masalah yang pelik dalam hubungan sosialisasi
masyarakat. Stratifikasi sosial sering menimbulkan konflik sosial. Stratifikasi sosial ini
memberikan fasilitas hidup tertentu (life chance) dan membentuk gaya tingkah laku hidup (life
style) bagi masing-masing anggota. Seseorang atau sekelompok masyarakat yang berada di
lapisan atas dan memiliki status yang lebih tinggi lebih mudah berkembang dan terbuka dalam
hubungan sosialnya. Sulitnya memasuki lapisan atas dalam status sosial oleh masyarakat
lapisan bawah juga merupakan masalah tersendiri yang sulit untuk dipecahkan. Misalnya, rasa
tidak adil, merasa tidak mendapatkan hak yang semestinya ataupun kesenjangan sosial yang
akhirnya akan menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan
berpengaruh. Hal ini dikarenakan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan
hal-hal yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut
seperti piramida. Hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah
yang menempatinya.

14
Adapun dampak stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Eklusivitas
Stratifikasi sosial yang membentuk lapisan sosial juga merupakan subculture, dapat
berupa gaya hidup, perilaku, dan kebiasaan mereka yang sering berbeda antar satu dan lainnya.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan antar kelas sosial tertentu. Misalnya, lapisan
atas yang enggan bergaul dengan lapisan bawah dan membatasi diri hanya bergaul dengan
kelas yang sama.

b. Etnosentrisme
Pola perilaku kelas sosial atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas
sosial dibawahnya. Sebaliknya, kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang
boros dan konsumtif dan menganggap yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak
memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita.
c. Konflik Sosial
Perbedaan kelas sosial dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial. Kesenjangan
dan perbedaan tersebut tajam sehingga menyebabkan konflik sosial antara kelas sosial satu
dengan kelas sosial lainnya. Misalnya, demokrasi buruh menuntut kenaikan upah atau
peningkatan kesejahteraan dari perusahaan tempat mereka bekerja merupakan salah satu
konflik yang terjadi karena stratifikasi sosial di masyarakat.

15
Bab III
Penutup

3.1. Kesimpulan
Stratifikasi sosial merupakan karakteristik universal pada masyarakat. Dalam kehiduapan
sosial masyarakat terdapat difrensi sosial, pembagian dan pembedaan atas berbagai peranan
dan fungsi berdasrakan pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Stratifikasi
sosial juga memiliki bentuk kriteria di bidang ekonomi (kelas sosial), politik (kedudukan
masyrakat di pemerintahan), pendidikan (intelektual masyarakat), suku dan budaya
(kepemilikan tanah dan pemberian gelar). Selaian memiliki karakteristik stratifikasi sosial juga
memeliki dampak positif dari stratifikasi sosial “orang akan berusaha untuk berprestasi atau
berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata (kelas), selain dampak
positif stratifikasi sosial juga mempunya dampak negative “ pembedaan kelas sosial atas dan
kelas sosial bawah” maksudnya, karenakan perbedaan kelas sosial banyak masyarakat yang
merasa dibeda-bedakan karena kelas sosial tersebut, misalnya masyarakat kelas sosial atas
lebih memilih bergaul dengan masyarakat sosial kelas atas juga, dan lebih menjaga jarak
dengan kelas sosial bawah. Tetapi dengan adanya stratifikasi sosial memicu masyarakat yang
dulunya pemalas dan melihat seseorang yang berkecukapan akan memicu keingan masyarakat
kelas sosial bawah tersebut agar bisa menyerupai kelas sosial atas.
3.2. Saran
Masyarakat diharapkan lebih membuka diri dan tidak terlalu menampilakan ataupun
menunjukkan kelas sosial antar masyrakat agar tidak memunculkan kesengajangan sosial
pada masyarakat, agar tercipta masyrakat yang harmonis dan damai tanpa ada perbedaan
kelas atas dan kelas bawah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Herabudin, 2015. Pengantar Sosiologi. Bandung : Pustaka Detia.

17

Anda mungkin juga menyukai