Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
SEBAB AKIBAT TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL

DISUSUN OLEH:
NURHIKMAH

KELAS : XII IIS 1

DIBIMBING OLEH :
“ Pak MUNTASHIR, S.Pd”

SMAS KAE WOHA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
Makalah Mata Kuliah Perubahan Sosial dengan judul “Faktor Pendorong dan
Penghambat Perubahan Sosial”. Tak lupa serta sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta
keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai
sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu sangat diperlukan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah
selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Bima, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Definisi Perubahan Sosial...........................................................................................3
B. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial (Menurut Teori Konflik).....................4

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11


A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial, masyarakat akan dihadapkan dengan realita-realita yang
ada dan akan terus berubah-ubah dalam beberapa periode tertentu. Hal ini karena
pada dasarnya manusia adalah aktor yang memainkan peranan dalam suatu
perubahan yang pernah, sedang dan yang akan terjadi dalam kehidupan sosial. Hal ini
berarti bahwa, pada dasarnya perubahan sosial merupakan hal yang pasti akan
dialami oleh masyarakat sekalipun perubahan itu bersifat kecil dan memakan waktu
yang lama. Meskipun semua masyarakat pasti akan atau sedang mengalami
perubahan, namun perubahan pada masyarakat satu dengan masyarakat lainnya tentu
akan berbeda.
Hal tersebut dikarenakan, terdapat masyarakat yang mengalami perubahan cepat
dan lambat, perubahan menonjol dan yang tidak menonjol, perubahan yang memiliki
pengaruh luas dan terbatas, direncanakan dan tidak direncanakan dan sifat perubahan
sosial lainnya. Hal tersebut terjadi karena, masyarakat semakin lama berkembang
menjadi masyarakat yang kompleks atau terheterogen dengan segudang aktivitas dan
kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat
diterangkan oleh faktor tunggal saja, melainkan harus dikaji dengan melihat faktor-
faktor lainnya yang tentu saling berhubungan.
Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat dikatakan ada yang mewakili
Teori Struktural-Fungsional dan ada pula yang mewakili Teori Konflik. Melihat dari
dua teori yang menaunginya, maka faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
tersebut dapat mempermudah kita dalam menganalisi realita perubahan sosial (social
change). Berangkat dari hal tersebut, dalam makalah ini akan kami bahas mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu meliputi faktor pendukung
dan penghambat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Sosial?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat Perubahan Sosial dilihat dari Teori
Konflik?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi Perubahan Sosial.


2. Mengetahui faktor-faktor Perubahan Sosial dilihat dari Teori Konflik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan Sosial

Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan suatu variasi
dari cara-cara hidup yang diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Sedangkan
secara singkat Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi
tersebut dapat terjadi karena sebab-sebab intern atau ektern.
Dinamika kehidupan manusia selalu membawa konsekuensi pada terjadinya
perubahan sosial (social change). Perubahan sosial ditandai dengan adanya
ketidakseimbangan antar satuan sosial (social units). Perubahan sosial merupakan
dinamika masyarakat yang bersifat mutlak, artinya akan terjadi pada setiap
masyarakat baik berlangsung cepat atau lambat. Selain itu, perubahan sosial tidak
bersifat parsial pada salah satu aspek kehidupan, melainkan saling berkaitan (mutual-
interdependent) dan memiliki pengaruh berantai pada aspek kehidupan lainnya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya.
Perubahan sosial senantiasa akan selalu masyarakat alami dan akan sangat sulit
dicegah sekalipun ada golongan masyarakat tertentu yang mempertahankan
pemikiran konservatif sekalipun. Perubahan sosial akan menyeret masyarakat
sekaligus, mulai dari kelompok kecil sampai dengan kelompok yang besar. Hal ini
karena manusia adalah makhluk terorganisir dalam suatu kesatuan masyarakat yang
didalamnya terdiri dari beragam rantai kerja sosial. Bahkan ilmu sosial tradisional
memperlakukan “sejarah manusia sebagai gerakan maju dan sebagai suatu perubahan
yang tidak mungkin dapat dihindari. Hal ini maksudnya adalah bahwa perubahan
sosial adalah suatu gerak maju sebagai arah dan lintasan yang pasti dilalui dan
dicapai dan memperlakukan perkembangan gerak manusia sebagai sesuatu yang
memiliki berbagai kemungkinan.

B. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial (Menurut Teori Konflik)

Teori Konflik merupakan teori yang lahir untuk menggantikan fungsionalisme-


struktural. Tidak lama setelah memegang posisi memimpin dalam teori sosiologis,
fungsionalisme-struktural segera mendapatkan serangan yang terus meningkat mulai
dari beberapa segi, yaitu: fungsionalisme struktural dituduh secara politis konservatif,
tidak mampu menangani perubahan sosial karena berfokus pada struktur-struktur
yang statis dan tidak mampu menganalisis konflik sosial secara memadai.
Menurut Stephen P. Robbins, konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang
berlaku akibat adanya ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan diantara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing komponen masyarakat memiliki kepentingan
dan tujuan sendiri-sendiri dan tidak mau bekerja sama. Dalam pandangan hubungan
manusia (The Human Relation View), konflik merupakan peristiwa wajar yang terjadi
dimasyarakat. Konflik tidak dapat dihindari, karena pada dasarnya setiap indiviu atau
kelompok memang hidup dalam perbedaan.
Selain pandangan The Human Relation View, juga terdapat pandangan lain, yaitu
pandangan Interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini menyebutkan,
bahwa konflik dapat mendorong dinamika/perubahan sosial. Oleh karena itu,
menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
berkelanjutan sehingga akan terus menyemangati individu dan masyarakat untuk
berkembang, kritis dan kreatif. Berikut beberapa faktor penghambat perubahan sosial
dalam kaitannya dengan teori konflik.
a. Tindakan Kejahatan (Kriminalitas)

Masyarakat saat ini yang hidup serba kompleks telah memunculkan beragam
masalah sosial, salah satunya adalah kriminalitas. Kriminalitas atau tindak kejahatan
adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan norma sosial yang berlaku
dimasyarakat. Bahkan dapat dikatakan kriminalitas adalah muara dari problematika
perubahan sosial yang harus siap ditanggung baik dalam jangka waktu lambat
ataupun cepat. Hal ini kerena terjadinya tindakan kriminal secara sosiologis terkait
dengan masalah jumlah penduduk, industri, pengangguran dan jumlah kemiskinan
dalam masyarakat. Sedangkan Kartini Kartono menjelaskan dalam banyak kasus,
kejahatan terjadi karena banyak faktor seperti faktor biologis, sosiologis, ekonomis,
mental, fisik dan kehidupan pribadi.
Kejahatan akan senantiasa ada dan terus mengikuti perubahan zaman.
Perkembangan masyarakat yang semakin maju, menyebabkan kejahatanpun ikut
mengalami perubahan baik pada sisi bentuk maupun modusnya. Oleh karena itu sulit
bagi suatu negara untuk melenyapkan kejahatan secara total. Emile Durkheim
mengatakan bahwa kejahatan adalah suatu gejala normal didalam setiap masyarakat
yang bercirikan heterogenitas dan perubahan sosial oleh karena itu tidak mungkin
kejahatan dapat dimusnahkan sampai tuntas.
Terdapat banyak pendapat yang menyatakan bahwa perubahan sosial dapat
menyebabkan kriminalitas, hal tersebut karena perubahan tersebut dapat membawa
seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan yang dipengaruhi oleh keinginan-
keinginan yang tidak terpenuhi atau terpaksakan dalam kehidupannya. Namun, disini
juga perlu disadari bahwa perubahan sosial juga merupakan suatu proses menuju ke
suatu keadaan yang lebih baik (harmoni), namun kehidupan harmoni tersebut juga
tidak akan tercapai apabila selalu terjadi kejahatan/kriminalitas dimana-mana. Disini
artinya adalah, kriminalitas adalah salah satu faktor yang juga menghambat
perubahan sosial (menuju kehidupan yang lebih baik) bukan hanya sebagai imbas dari
perubahan sosial. Hal tersebut karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda
mengenai faktor yang mempengaruhi perubahan sosial.
b. Pertentangan

Pertentangan masyarakat berpeluang besar menjadi sebab perubahan sosial.


Pertentangan-pertentangan tersebut mungkin dapat terjadi antara individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok yang dapat menimbulkan perubahan
sosial.16 Pertentangan antara kelompok mungkin dapat terjadi antara generasi tua dan
generasi muda. Pertentangan demikian itu kerap kali terjadi, terutama pada
masyarakat yang tengan berkembang dari tahap tradisional menuju modernitas.
Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya, lebih mudah menerima unsur-
unsur kebudayaan asing yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi.
Berbeda dengan golongan tua yang masih mempertahankan pemikiran konservatifnya
dan cenderung sangat protektif dalam menghadapi segala perubahan. Keadaan
demikian menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat, misalnya
pergaulan yang lebih bebas antara wanita dan pria atau kedudukan mereka yang kian
sederajat didalam masyarakat dan lain sebagainya.

c. Terjadinya Pemberontakan (Revolusi)

Terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam tubuh masyarakat itu sendiri


dapat terjadi karena adanya pemberontakan atau perlawanan besar-besaran dan tiba-
tiba dengan menggunakan kekerasan oleh kekuatan-kekuatan dalam masyarakat
terhadap kondisi yang ada. Terjadinya pemberontakan diawali dengan adanya
ketidakpuasan sebagian masyarakat. Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem
kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong untuk keluar dan
membuat sistem kekuasaan yang berbeda. Rezim yang bertindak despotik atau lalim
menimbulkan ketidakadilan dimasyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat
yang merasa tidak diuntungkan melakukan pemberontakan. Situasi dan kondisi ini
memunculkan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan
membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh masyarakat.
Salah satu contoh dari bentuk revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia
telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar yang mula-mula mempunyai
bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandasakan pada
doktrin Marxis. Dimana segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara
sampai keluarga batih mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.
d. Konflik SARA

Menurut pengertian, SARA, yaitu suatu kekerasan yang dilatarbelakangi


sentimental antar suku, agama, ras atau golongan tertentu. Konflik SARA biasanya
tejadi karena adanya egoisitas seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan
dengan jalan kekerasan. Dalam pengertian lain SARA dapat disebut diskriminasi
yang merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, dimana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat
manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk saling membeda-
bedakan. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku,
antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau
karateristik lain maka hal tersebut yang diduga sebagai dasar utama dari tindakan
diskriminasi
Konflik SARA pada dasarnya lahir dari sikap Primordialisme, yaitu suatu
paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih tinggi dan lebih hebat dari
kelompok lain. Paham tersebut mengakibatkan anggota-anggotanya lebih
menghormati kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kelompok lain.
Primordialisme dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak negative. Dampak
positifnya, lebih mengeratkan hubungan antar anggota-anggotanya, tetapi dampak
negatif dari sikap seperti ini dapat membuat individu atau kelompok melihat
kelompok lain lebih rendah dan hina dihadapan mereka, serta segala halnya harus
seperti yang mereka lakukan.
Konflik yang berbau unsur SARA biasanya diakibatkan oleh permusuhan turun
temurun yag diatur oleh sistem tradisional yang meliputi dendam yang dipelihara
oleh nenek moyang yang lalu diwariskan kepada generasi selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam pembahasan perubahan sosial, definisi perubahan sosial itu sendiri


diambil dari dua tokoh, yaitu Gillin dan Gillin dan Samuel Koenig. Gillin
dan Gillin mengatakan bahwa, perubahan sosial merupakan suatu variasi
dari cara-cara hidup yang diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat. Selanjutnya, Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan
sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.

2. Sedangkan faktor-faktor penghambat perubahan sosial dilihat dari Teori


Konflik yang beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tindakan Kejahatan (Kriminalitas)

b. Pertentangan

c. Pemberontakan (Revolusi), dan

d. Konflik SARA.

B. Saran

Dalam menghadapi perubahan sosial, hendaknya kita memiliki kesadaran


mengenai isu-isu yang sedang terjadi dan mampu menganalisa dengan cermat.
Karena, perubahan sosial tidak hanya menyangkut satu atau dua orang, melainkan
masyarakat luas beserta keragaman atau karakteristik sosialnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5160621/MAKALAH_PERUBAHAN_SOSIAL

https://www.academia.edu/38304032/Faktor_Pendorong_dan_Penghambat_Perubahan_So
sial.pdf

http://perfectgirlz33.blogspot.com/2012/08/tugas-sosiologi-faktor-pendukung-dan.html

Anda mungkin juga menyukai