Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI SOSIAL

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Miftakhur Riski, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Khoirul Insani (201949011791)


2. Nendi Setiyawan (201949011795)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH


BOJONEGORO PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER IV
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya


izin,rahmat, dan kuasanya kami masih diberikan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Interaksi Sosial.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutam kepada Dosen Pengajar Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita, khususnya mengenai interaksi
sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh apa
yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap kritik, saran, usulan demi perbaikan makalah
ini dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
kritik saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.

Bojonegoro, 17 februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..............................................................................4

BAB II RUMUSAN MASALAH

1. Rumusan Masalah.........................................................................5
2. Tujuan Penulisan..........................................................................5

BAB III PEMBAHASAN

1. Pengertian Interaksi Sosial...........................................................6


2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial................................................7
3. Pola Interaksi Sosial.....................................................................9
4. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi sosial...............................11
5. Proses Interaksi Sosial................................................................13

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................19
2. Saran...........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok
dengan kelompok. Guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak
sosial dan komunikasi sosial, Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan
kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung
maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa
melalui perantara, Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh
Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat
B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial
tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati, motivasi dan empati.Interaksi sosial
mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikusi sosial. Kemudian
membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan
disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, asimilasi, akulturasi,amalgamasi
kooperasi atau kerjasama (Intinya interaksi sosial yang baik-baik,
kerjasama, rukun,harmonis, serasa, dan lain-lain). Disasosiatif meliputi
konflik. kontravensi, dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak
baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar, dan lain-lain).

4
BAB II

RUMUSAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Interaksi Sosial ?


2. Apa Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ?
3. Apa saja Pola Interaksi Sosial ?
4. Apa Faktor yang Mempengaruhi Interaksi sosial ?
5. Bagaimana Proses Interaksi Sosial ?

2. Tujuan penulisan

Setiap penulisan sesuatu pasti punya mempunyai tujuan tertentu, dengan


demikian juga penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud denganInteraksi Sosial.
2. Untuk mengetahui Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.
3. Untuk mengetahui Pola Interaksi Sosial.
4. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Interaksi sosial.
5. Untuk mengetahui Proses Interaksi Sosial.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan hal penting dalam kehidupan bersama di
dalam masyarakat. Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok
lainya. Kemudin mereka saling berbicara, bekerja sama, dan seterusnya
untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai
proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial.
Dengan demikian dapat disebutkan bahwa interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok manusia,
atau antara orang perorangan dan kelompok manusia.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik
dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya, kedua belah harus saling
merespon, jika ditanya dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu,
jika diajak bermain dia ikut bermain. Jika itu dilakukan sebenarnya telah
terjadi interaksi sosial. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa interaksi
sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pelaku lebih dari jumlah satu orang.
2. Ada komunikasi antar pelakudengan simbol-simbol.
3. Ada dimensi waktu (dahulu, sekarang, dan akan datang) yang
menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
4. Ada tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
yang diperkirakan pengamat.1

1
Sudariyanto, Interaksi Sosial, (Semarang:Alprin, 2019), hlm 20.

6
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Proses terjadinya interaksi sosial akan berlangsung jika diantara pihak yang
berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial.
1. Kontak Sosial
Istilah kontak sosial berasal dari kata latin, yaitu crun atau con yang
berarti ‘bersama-sama’ dan tango yang berarti ‘menyentuh’. Secara
harfiah berarti bersama-sama menyentuh. Kontak sosial dapat terbentuk
apabila terdapat respons dari pihak lain. Saling berjabat tangan,
melempar senyuman, dan saling bertatap muka menunjukkan contoh
kontak sosial. Oleh karena itu, kontak sosial tidak dapat dikatakan
sebagai tindakan individual.
Jika dilihat dari bentuknya, kontak sosial di bagi menjadi dua yaitu
kontak sosial positif dan negatif (Elly M. setiadi dan Usman Kolip,
2015:74). Sebagai berikut.
a. Kontak sosial yan positif, artinya bentuk hubungan sosial yang
mengarah pada pola-pola kerja sama.
b. Kontak sosial yang negatif, artinya bentuk hubungan yang mengarah
pada pertentangan. Akibatnya terjadi putusnya interaksi sosial
contohnya, retaknya hubungan dua orang akibat perselisihan.
Menurut Soejarno soekanto (2014:60), dalam kehidupan sehari-hari
individu melakukkan kontak sosial. Adapun kontak sosial dibedakan
menjadi berikut.
1. Kontak sosial primer, artinya pihak komunikator menyampaikan
secara langsung kepada pihak komunikan. Kontak sosial langsung
dapat terjadi secara tatap muka atau bertemu secara langsung.
Contoh kontak primer yaitu, apabila orang yang yang melakukan
kontak itu berjabat tangan, saling tersenyum, dan semacamnya.

7
2. Kontak sosial sekunder, artinya komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikan melalui pihak ketiga (orang) atau alat
komunikasi. Kontak sosial sekunder dapat bersifat langsung dan
tidak langsung. Contok secara langsung yaitu berkomunikasi
melalui telepon saluler atau menyaksikkan siaran langsung di
televise. Adapaun scontoh secara tidak langsung yaitu, kamu
mengirimkan paket barang kepada temanmu melalui jasa
pengiriman.
2. Komunikasi sosial
Komunikasi merupakan aksi antara dua pihak atau lebih yang
melakukkan hubungan dalam bentuk saling memberikan tafsiran atau
pesan yang disampaikan setiap pihak. Contoh komunikasi ialah saat
kamu mengajukkan pertanyaan dalam diskusi kemudian temanmu
menjawab pertanyaan tersebut.
Komunikasi dan kontak sosial relatif mirip. Dalam komunikasi
diperlukan pemahaman atas pesan dan tujuan yang disampaikan oleh
pihak yang melakukan komunikasi (Elly M. dan Usman kolip, 2015:
76). Proses komunikasi dapat terjadi melalui unsur-unsur berikut.
a. Sumber informasi
Sumber informasi adalah orang yang mengirimkan pesan
(komunikator). Pesan yang dikirim berbagai pertimbangan hingga
membentuk interaksi melalui saluran tertentu.
b. Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat disampaikan secara langsung atau
tidak langsung. Pesan dapat berbentuk simbol verbal dan non verbal
yang menunjukkan isi komunikasi.
c. Saluran komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Saluran komunikasi sering disebut media
komunikasi.

8
d. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Pesan yang
disampaikan komunikator diterima melalui proses iterpretasi atau
pemaknaan. Proses pemaknaan dilakukan untuk mengartikan makna
simbol verbal dan nonverbal yang disampaikan.
e. Umpan balik
Umpan balik merupakan bentuk respon atau tanggapan yang
disampaikan komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.2

C. Pola Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Sitorus (2001) menjelaskan bentuk-bentuk interaksi
sosial dalam masyarakat sebagai berikut.
1. Interaksi Antar Individu
Interaksi antar individu adalah hubungan yang dilakukan oleh dua
individu. Berbicara dengan teman, berjabat tangan dengan orang lain,
dan menelepon orang lain merupakan contoh interaksi sosial
antarindividu. Berbicara dengan teman atau berjabat dengan teman
merupakan interaksi secara langsung. Artinya, interaksi sosial tersebut
dilakukan dengan bertemu langsung atau melalui kontak sosial secara
langsung. Adapun menelepon seseorang merupakan interak si sosial
secara tidak angsung karena dilakukan melalui alat perantara yaitu
telepon. Interaksi sosial antar individu memiliki ciri-ciri berikut.
a. Dilakukan oleh dua individu.
b. Terdapat pihak yang menyampaikan pesan dan pihak yang
memberikan respons.
c. Cenderung membentuk komunikasi dua arah yang bersifat
antarpribadi.

2
Farida Rahmawati, Dinamika Interaksi Sosial, (Klaten:Cempaka Putih, 2019), hlm 3.

9
2. Interaksi antara Individu dan Kelompok
Interaksi sosial antara individu dan kelompok merupakan hubungan
timbal balik yang melibatkan individu dan suatu kelompok dalam
masyarakat. Interaksi antara individu dan kelompok di bagi menjadi dua
bentuk berikut.
a. Interaksi antara Individu dan Kelompoknya
Interaksi sosial antara individu dan kelompok cenderung
membentuk interaksi sosial yang lebih tinggi daripada interaksi
sosial antarindividu. Contohnya yaitu dalam kampanye pemilihan
ketua OSIS, setiap kandidat menyampaikan visi dan misinya.
Sementara itu, teman-teman yang lain memperhatikan dengan
seksama dan memberikan tanggapan mengenai orasi tersebut. Dalam
aktivitas tersebut terdapat interaksi sosial antara individu dan
kelompoknya.
Ciri-ciri interaksi antara individu dan kelompoknya sebagai berikut.
1. Dilakukan oleh individu dan kelompok.
2. Melibatkan organisasi atau kelompok sosial.
3. Membentuk komunikasi dua arah antara individu dan kelompok.
4. Terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh individu kepada
kelompok atau sebaliknya.
b. Interaksi antara Individu dengan Kelompok lain
Konsepenya sama dengan interaksi antara individu dan kelomponya.
Perbedaanya terdapat pada kelompok yang melakukan interaksi
sosial. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok di luar
keanggotaan individu. Contohnya adalah polisi memberikan
pengarahan kepada peserta didik di sekolah.
3. Interaksi antara Kelompok dan Individu

10
Interaksi sosial antara kelompok dan individu merupakan hubungan
yang terjadi antara kelompok dengan individu. Kelompok memiliki
peran menyampaikan pesan/informasi kepada individu. Contohnya
adalah presentasi kerja bebrapa karyawan di depan seorang manajer.
4. Interaksi Antarkelompok dalam Masyarakat
Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok merupakan hubungan
sosial yang terjalin antara dua kelompok atau lebih. Artinya, kelompok-
kelompok tersebut saling menyamoaikan dan menerima pesan. Interaksi
sosial antarkelompok dapat terjadi secara formal dan tidak formal.
Interaksi antar kelompok secara formal akan terjadi apabila berkaitan
dengan pencapaian lembaga atau organisasi sosial. Contohnya, studi
banding dan perlombaan antar lembaga , misalnya sekolah dan
perusahaan. Sementara itu, interaksi sosial antar kelompok secara tidak
formal cenderung terbentuk karena hubungan tersebut dilakukan oleh
kelompok yang tidak memiliki struktur dan kelembagaan. Contohnya,
adalah keterlibatan bebrapa kelompok masyarakat di desa untuk
melaksanakan kerja bakti desa atau gotong royong. Berdasarkan uraian
tersebut , dapat disumpulkan interaksi sosial antar kelompok secara
umum memiliki ciri sebgai berikut.
a. Melibatkan dua anggota ataulebih.
b. Membentuk komunikasi dua arah antarkelompok.
c. Melibatkan organisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.3

D. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi sosial


Interaksi sosial tidak terjadi tanpa ada faktor yang
melatarbelakanginya. Basrowi (2005) menjelaskan faktor yang menjelaskan
faktor yang melatarbelakangi interaksi sosial sebagai berikut.
1. Imitasi

3
Hanif Irawan, seri pengayaan pembelajaran sosiologi:interaksi sosial, (Surakarta:Aksarra
sinergi media, 2019), hlm 9.

11
Imitasi merupakan peniruan terhadap kebudayaan atau perilaku
seseorang atau kelompok lain. Seorang yang melakukan imatasi
cenderung meniru sikap, tingkah laku, dan penampilan fisik individu
atau suatu kelompok lain. Seseorang akan meniru tokoh yang dianggap
memiliki daya pesona yang lebih tinggi danpantas untuk ditiru. Contoh
seseorang memiliki daya pesona, misalnya dalam menggunakan
pakaian, cara berdandan dan cara berbicara.
2. Sugesti
Sugesti adalah sikap, pandangan, dan pendapat orang lain yang diterima
tanpa dipikir ulang. Sugesti dapat terbentuk akibat pengaruh pihak lain.
Contohnya adalah ketika seseorang merasa cantik apabila menggunakan
produk kecantikan tertentu. Sugesti tersebut tercipta karena pengaruh
iklan penjualan produk kecantikan.
3. Simpati
Simpati merupakan proses ketertarikan seseorang terhadap pihak lain
terkait perilaku, penampilan dan prestasinya. Perasaan seseorang
memegang peranan cukup penting dalam proses simpati. Perasaan orang
lain akan melahirkan dorongan-dorongan ketertarikan kepada pihak lain
dengan tujuan memberikan apresiasi. Oleh kerana itu, proses simpati
yang berkembang secara mendalam dapat mengarahkan perasaan
seseorang pada ekspresi kekaguman,kesenangan, dan kedekatan.
4. Identifikasi
Merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi berlangsung dengan
sendirinya atau tidak disengaja.proses identifikasi di dorong oleh
keinginan belajar dari pihak lain yang patut di teladan. Biasanya subyek
identifikasi memiliki kekuatan personal terhadap objek identifikasi
sehingga kaidah-kaidah perilaku terinternalisasi dalam diri individu.
Oleh karena itu, identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi.

12
5. Empati
Merupakan kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan atau emosi
seakan-akan mengalami kondisi yang dirasakan orsng lain. Tidak hanya
itu, empati melibatkan aktivitas fisik dari seseorang yang merasakanya,
oleh kerena perasaan yang tinggi muncul dorongan untuk meng
aktualisasi dalam bentuk lebih nyata yaitu perbutan langsung seperti
memberikan pertolongan.
6. Motivasi
Merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu. Motivasi dapat muncul dalam diri sendiri atau dari orang lain.
Motivasi yang muncul dari orang lain menunjukan bahwa orang lain
memberikan dorongan atau semangat agar seseorang mampu mencapai
tujuan.4

E. Proses Interaksi Sosial


A. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi siosial asosiatif merupakan proses sosial yang mengarah pada
penyatuan. Bentuk-bentuk proses asosiatif dapat dibedakan sebagai
berikut.
1. Kerja Sama
Kehidupan manusia cenderung diwarnai kerja sama sebagai upaya
mempertahankan hidupnya. Adapun bentuk-bentuk kerja sama
menurut James D. Thompson (dalam Soekanto,2014) sebagai
berikut:
a. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong
menolong.

4
Hanif Irawan, seri pengayaan pembelajaran sosiologi:interaksi sosial, (Surakarta:Aksarra
sinergi media, 2019), hlm 13.

13
b. Tawar-menawar (bargaining) merupakan bentuk perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa atau kesepakatan antar dua
pihak atau lebih.
c. Kooptasi merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan
jalan menyepakati pimpinan yang di tunjuk untuk
mengendalikan jalanya organisasi/kelompok.
d. Koalisi merupakan kerjasama dua organisasi politik atau lebih
untuk mencapai tujuan yang sama dengan cara bergabung
menjadi satu.
e. Patungan merupakan kerja sam dua badan uasaha atau lebih
untuk meraih keuntungan dalam bidang ekonomi.

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial menyebabkan manusia


mempunyai keinginan atau naluri selalu hidup bersama dalam suatu
kelompok atau masyarakat.

2. Akomodasi
Akomodasi adalah hubungan sosial yang dilakukan untuk
menyelesaikan pertentangan antara dua belah pihak yang
bersengketa. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai berikut.
a. Koersi merupakan upaya penyelesaian masalah dengan proses
paksaan. Baik dalam bentuk fisik maupun psikis seseorang.
Contohnya, pembubaran demostran yang anarkis dengan cara
menyemprotkan gas air mata.
b. Kompromi merupakan bentuk akomodasi yang tercipta ketika
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi
tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian. Dengan melakukan
negosiasi antar pihak yang terlibat konflik.
c. Arbitrase merupakan cara mencapai kompromi melalui pihak
ketiga (pihak arbitrator) karena pihak-pihak yang bertikai tidak
mampu menyelesaikan masalah sendiri

14
d. Mediasi merupakan akomodasi yang melibatkan pihak ketiga.
Pihak ketiga dalam mediasi terbatas sebagai penasihat. Dan
bersifat netral dan tidak berwenang memberikan keputusan.
e. Konsialiasi merupalakan upaya mengendalikan konflik dengan
menggunakan lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
bagi tiap-tiap pihak yang bertikai dapat duduk bersama
mendiskusikan permasalahan yang di pertentangkan.
f. Tolorensi merupakan suatu akomodasi yang ditandai dengan
kesediaan kedua belah pihak yang berkonflik untuk saling
memahami.
g. Stalemate merupakan proses akomodasi yang terjadi karena dua
belah pihak memiliki kekuatan yang seimbang sehingga
pertikaian berhenti dengan sendirinya.
h. Adjudikasi merupakan penyelesaian konflik melalui pengadilan.
3. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses penerimaan dan pengolahan unsur-
unsur kebudayaan asing (Rahmawati dan Kusumantoro, 2016).
Dalam akulturasi kebudayaan asing diterima dan menjadi bagian
dari kebudayaan asli tanpa menghilangkan ciri khas tiap-tiap
kebudayaan asli
Beberapa hal yang mendukung terjadinya proses akulturasi sebagai
berikut.
a. Kontak sosial yang terjadi antar kelompok masyarakat.
b. Kontak budaya dalam hubungan antar kelompok masyarakat.
c. Kontak antara penguasa dengan pihak yang dikuasai melalui
unsur budaya, ekonomi, bahasa, ilmu pengetahuan teknologi,
sosial, agama dan kesenian.
d. Kontak budaya antara masyarakat mayoritas dan masyarakat
minoritas.

15
e. Kontak budaya antarsistem sosial budaya yang berbentuk nilai
dan norma.
4. Asimilasi
Asimilasi meupakan proses peleburan dua atau lebih kebudayaan
yang berbeda menjadi satu kebudayaan tunggal (Setiadi dan
Kolip,2011). Kebudayaan tunggal tersebut merupakan kebudayaan
baru yang dirasakan sebagai kebudayaan milik bersama. Contoh
asimilasi adalah percampuran kebudayaan Tionghoa dan Jawa
dalam bentuk makanan lontong cap go meh. Lontong cap go me
merupakan makanan yang disajikan oleh etnik tionghoa di Indonesia
ketika merayakan cap go meh. Meskipun demikian, makanan
lontong cap go meh tidak terdapat di Tiongkok.
5. Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses meleburnya dua kelompok budaya
menjadi satu dan mlahirkan budaya baru. Proses amalgamasi
mempertegas hilangnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
Amalgamasi salah satunya terbentuk melalui pernikahan
campuran.proses amalgamasi memiliki fungsi positif yaitu dapat
menghindarkan masyarakat dari perpecahan dan pertentangan akibat
perbedaan secara horizontal.

B. Interaksi Sosial Disosiatif


Proses disosiatif merupakan proses sosial yang mengarah pada
perpecahan. Yang cenderung bersifat negatif seperti perselisihan dan
pertentangan. Proses disisiatif dibedakan menjadi tiga bentuk berikut.
1. Persaingan atau Kompetisi
Persaingan atau kompetisi merupakan suatu proses sosial yang
dilakukan individu atau kelompok untuk mewujudkan keinginan
melalui bidang-bidang tertentu. Contoh bentuk persaingan atau

16
kompetisi adalah upaya untuk memperoleh nilai tertinggi atau
peringkat pertama dikelas.
Persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan dampak positif dan
negatif. Dampak negatifnya adalah terjadinya pertentangan atau
konflik. Sementara dampak positifnya sebagai berikut.
a. Mewujudkan tujuan hidup individu/kelompok.
b. Mendorong individu/ kelompok untuk bersaing secara sehat.
c. Menjadi sarana seleksi dan penilaian untuk meraih prestasi.
2. Pertentangan atau Konflik
Pertentangan atau konflik merupakan proses yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat. Konflik terjadi ketika seseorng atau
kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain untuk
mewujudkan tujuanya. Secara umum factor penyebab pertentangan
atau konflik sebagai berikut (Narwoko dan Suyatno,2005).
a. Perbedaan individu. Perbedaan individu mengacu pada
perbedaan kareteristik tiap individu. Kondisi kesempurnaan
biologis atau kondisi fisik intelegensi, berkaitan denagan bakat,
minat, tingkat kecerdasan. Perbedaan-perbedaan seperti ini dapat
memicu konflik dalam masyarakat.
b. Perbedaan kebudayaan dalam masyarakat.perbedaan kebudayaan
dalam masyarakat mengacu pada berkembangnya pola
kehidupan yang biasanya digunakan oleh suatu kelompok
masyarakat.
c. Perbedaan kepentingan antar individu. Setiap individu memiliki
kepentingan-kepentingan untuk mewujudkan tujuanya.
serangkaian perencanaan kadang di buat oleh seseorang untuk
menyelesaikan suatu misi. Misi setiap orang dapat menunjukkan
hal berbeda, bahkan bertentangan.kondisi ini dapat terjadi karena
setiap orang memiliki kepentingan dan tujuan berbeda.

17
d. Perubahan sosial. Perubahan-perubhan yang berlangsung secara
cepat akan berpengaruh pada tatanan kehidupan sosial.
kecepatan dalam penyesuaian terhadap perubahanjuga tidak
sama dengan kelompok masyarakat. Genrasi modern lebih
mudah meneriama suatu perubahan. Akan tetapi masyarakat
generasi tradisional akan menunjukan keadaan sebaliknya.
Akibatnya, terjadi kesenjangan pada lapisan-lapisan masyarakat
dan berpotensi melahirkan konflik.
3. Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial
yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi
ditandai gejala ketidakpastian terhadap seseorang .
Leopold von Wiese dan Howard Becker dalam soekanto(2014)
menjelaskan terdapat lima bentuk kontravensi sebagai berikut.
a. Kontravensi umum. Merupakan perbuatan yang ditandai adanya
penolakan, keengganan, menghalangi,protes, dan mengacaukan
rencana pihak lain.
b. Kontravensi sederhana. Ditandai dengan perbuatan menyangkal
peryataan orang lain di muka umum dan melemparkan beban
pikiran kepada pihak lain.
c. Kontravensi intensif. Ditandai adanya penghasutan,
menyebarkan desas-desus, serta sikap mengecewakan pihak lain.
d. Kontravensi rahasia. Ditandai adanya pembocoran rahasia lawan
dan pengkhianatan.
e. Kontravensi taktis. Ditandai adanya perilaku yang mengejutkan
pihak lawan dan membingungkan pihak lain.5

5
Hanif Irawan, seri pengayaan pembelajaran sosiologi:interaksi sosial, (Surakarta:Aksarra
sinergi media, 2019), hlm 21.

18
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dapat
disimpulkan sebagai berikut.
a. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau
lebih dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan
peran secara aktif. Terdapat stimulus dan tanggapan manusia.
b. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan
komunikasi sosial.
c. Pola interaksi sosial yaitu, interaksi antar individu, individu dengan
kelompok, antarkelompok dengan individu, dan interaksi antar
kelompok.
d. Faktor-faktor yang mempengarulhi terjadinya interaksi sosial antara
lain, sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, empati, motivasi.
e. Proses interaksi sosial yaitu proses interaksi sosial asosiatif diantaranya
kerja sama, akomodasi, akulturasi, asimilasi, dan amalgamasi sedangkan
interaksi sosial disosiatif diantaranya, yaitu persaingan/kompetisi,
pertentangan/konflik dan kontaravensi.

2. Saran

Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus
menyadari bahwa kitä hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah
kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu
dengan individu lain, antarindividu dengan kelompok, bahkan kelompok
dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sudariyanto. 2019. Interaksi Sosial. Semarang: Alprin.

Rahmawati, Farida. 2019. Dinamika Interaksi Sosial. Klaten: Cempaka Putih.

Irawan, Hanif. 2019. Seri Pengayaan Pembelajaran Sosiologi: Interaksi Sosial.


Surakarta: PT. Aksarra Sinegi Media.

20

Anda mungkin juga menyukai