Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Disusun oleh kelompok 6 :
Mia Hammidah
Nuzul Citra Dewanti
Putri Widiawati
Qorry Afifah
Raihan Walid Ramadhan
Rohmah Saniyah
TINGKAT 1 D-IIIB
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mempermudah kami dalam pembuatan makalah
Ekologi ini yang berjudul “Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat”, hingga akhirnya terselesaikan
dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih pada teman-teman, dan keluarga yang
telah mendukung kami.
Makalah ini telah kami susun dan kami selesaikan semaksimal mungkin, untuk itu apabila
kami masih terdapat banyak kesalahan dari segi penyusunan dan tata bahasa yang kami gunakan,
kami memohon maaf sebesar – besarnya. Untuk itu apabila teman– teman sekalian memiliki saran
dan kritik kami akan menerima dengan tangan terbuka.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia
yang sempurna, kecuali Allah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat..........................................................................6
2.2 Stratifikasi Sosial dan Status Sosial..................................................................................................7
2.3 Elit dan Massa.................................................................................................................................15
2.4 Pembagian Pendapatan...................................................................................................................19
2.5 Strategi Mengatasi Kesenjangan Sosial..........................................................................................21
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
memiliki uang, tanah ataupun berpendidikan tinggi akan menempati lapisan atas suatu
masyarakat. Golongan lapisan tertinggi dalam suatu masyarakat tertentu, dalam istilah
sehari-hari juga dinamakan “elite”. Dengan demikian pelapisan berarti bahwa dalam
masyarakat ada sejumlah kelompok masyarakat yang mempunyai posisi berbeda-beda
dalam tata tertib sosial masyarakat, dimana golongan-golongan itu mendapat atau
menikmati hakhak tertentu.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pelapisan sosial dan kesamaan derajat
2. Untuk mengetahui bagaimana stratifikasi sosial dan status sosial dan pembagian dalam
pendapatan
5. Untuk mengetahui apa saja strategi yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sosial?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kesamaan derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan
lingkungan masyarakat umumnya timbale balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat
memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan
Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau
Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua
orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang
diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama
lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas
tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana
semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memilikihak
yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan
kalangan bawah.
1. Stratifikasi Sosial
7
Menurut Pitirim A. Sorokin
Terlebih lagi bahwa stratifikasi sosial adalah ciri yang tetap dalam setiap
kelompok sosial yang teratur.
8
Terdapat dua proses terjadinya stratifikasi sosial, yakni secara otomatis
atau dengan sendirinya dan secara sengaja, berikut penjelasannya untuk
kalian semua:
Stratifikasi sosial bisa saja terjadi dengan sengaja, hal ini bermaksud
karena memiliki tujuan tentu atau untuk kepentingan bersama.
Penentuan dalam sistem dengan adanya wewenang sekaligus kekuasaan
yang diberikan oleh seseorang ataupun organisasi. Sebagai contoh
diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja, atau
pemerintahan dan lain sebagainya.
a. Adanya perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis seperti warna kulit
dan juga latar belakang etnis
9
b. Pembagian tugas yang terspesialisai yang berhubungan dengan fungsi
kekuasaan dan juga status dalam stratifikasi sosial.
c. Kelangkaan yakni stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan
alokasi hak serta kekuasaan yang jarang atau langka.
Fungsi
1. Sebagai suatu alat yang digunakan untuk penditribusian hak dan juga
kewajiaban, sebagai contoh dalam menentukan kedudukan, jabatan,
penghasilan seseorang dan lain sebagainya.
2. Sebagai alat untuk mempersatukan dengan pola menkoordinasikan
terhadap bagian-bagian yang ada dalam struktur sosial yang berfungsi
untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya.
3. Sebagai alat untuk penempatan individu ataupun seseorang dalam
suatu strata (lapisan) tertentu di dalam struktur sosial.
4. Sebagai penentu tingkatan mudah atau tidaknnya dalam bertukar
status ataupun kedudukan di dalam struktur sosial.
5. Untuk memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di dalam
lingkungan masyarakat.
6. Serta untuk mendorong masyarakat agar dappat bergerak sesuai
fungsinya.
2. Status Sosial
Pengertian
Kata ”status” berasal dari bahasa Latin yang berarti suatu kondisi
seseorang berdasarkan aturan hukum. Pada perkembangannya, istilah
status diadopsi oleh sosiologi untuk menjelaskan mengapa interaksi
sosial antar individu atau kelompok berbeda dan apa yang menentukan
setiap individu menjalankan peran sosialnya yang berbeda. Status sosial
adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis,
yang sekaligus menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi
dalam strata sosial berbeda-beda, tergantung pada hak dan kewajiban,
10
serta biasanya ditentukan pula oleh gaya hidup dan pola konsumsi
seseorang.
2. Ralph Linton
3. Soerjono Soekanto
4. Pitirim Sorokin
a. Jabatan / pekerjaan
b. Ilmu pengetahuan
c. Kekayaan
d. Agama
e. Politis , keturunan
Cara menentukan status sosial
11
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menentukan status sosial
seseorang atau individu dalam suatu kelompok masyarakat, diantaranya
ialah:
1. Golongan Sosial
12
berdasarkan aspek-aspek tertentu. Bisa berdasarkan keturunan, kondisi
ekonomi maupun berdasarkan kelas politik dan pekerjaan.
1. Tingkat Pendidikan
2. Pendapatan
13
nilai yang sama dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau
disertai dengan transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa
tersebut.
b. Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang dapat dibagi menjadi pendapatan sektor
formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sektor formal
ialah segala bentuk penghasilan yang bersifat regular dan
diterimakan biasanya karena balas jasa atau kontrasepsi di sektor
formal yang meliputi pendapatan berupa uang, contohnya adalah
gaji, upah dan hasil investasi dan maupun pendapatan lainnya.
Sedangkan pendapatan sektor informal merupakan segala
penghasilan baik berupa barang ataupun uang yang diterima karena
balas jasa atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari
pendapatan dari hasil investasi, dari keuntungan sosial, maupun
pendapatan dari usaha sendiri atau usaha yang dilakukan sendiri,
komisi dan penjualan dari hasil kerajinan rumah.
3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas.
a. Barang-barang berharga.
Barang-barang berharga merupakan Pemilikan kekayaan yang
bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk maupun ukuran
b. Jenis-jenis kendaraan pribadi
Selain barang berharga, status sosial juga dapat dipengaruhi oleh
kepemilikan kendaraan-kendaraan pribadi individu. Umumnya
seseorang dengan status sosial yang tinggi dipengaruhi karena
kepemilikan kendaraan pribadi yang lebih bernilai.
14
4. Jenis tempat tinggal
Status sosial dalam suatu masyarakat juga dapat dipengaruhi oleh jenis
tempat tinggal seseorang. Untuk mengukur tingkat sosial ekonomi
seseorang berdasarkan rumahnya, dapat diketahui melalui 1), status
rumah yang ditempati, apakah rumah sendiri, rumah dinas, rumah
sewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain. 2) kondisi fisik
bangunan itu sendiri apakah berupa rumah permanen, dari kayu dan
bambu. 3) besarnya rumah yang ditempati. Semakin besar dan luas
rumah yang ditempati, maka akan semakin tinggi tingkat sosial
ekonominya.
5. Jenis Pekerjaan
Faktor lain yang dapat menentukan status sosial seseorang dalam suatu
kelompok atau masyarakat ialah tingkat partisipasinya dalam aktifitas
kelompok. Seseorang yang sering berpartisipasi dalam aktifitas
kelompoknya akan memiliki status sosial yang lebih tinggi, begitu pula
sebaliknya.
Pengertian
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan
15
sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang
memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakainnya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam
masyarakat di puncak struktur-struktur social yang terpenting ,yaitu posisi tinggi didalam
ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-
pekerjaan dinas”. Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sengat menentukan watak elite.
Dalam masyarakat industry elitenya berbeda sama sekali dengan elite didalam masyarakat
primitive.
Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai
posisi kunci atau mereka yang memeliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai
kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang
kaya, pension dan lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada
umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan
elite masyarakat.
Dalam suatu kehidupan social yang teratur, bak dalam konteks luas maupun yang
lebih sempit. Dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan unuk
menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki
kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa.
Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap
peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan
dasar-dasar kehidupan pada masa-masa yang akan datang. Golongan minoritas yang
berbeda pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam
studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat
untuk melayani suatu koletivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Kelompok minoritas yang mempunyai nilai secara sosial ini berkembang sejalan
dengan perkembangan fungsional dalam suatu masyarakat. Pengembangan elite sebagai
suatu kelompok minor yang berpengaruh dan menentukan dalam masyarakat tetap beranjak
dari fungsi sosialnya di samping adanya pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan
16
latar belakang sosial budaya masyarakat. Ada dua kecenderungan yang digunakan untuk
menentukan elite dalam masyarakat yaitu :
Pertama, menitik beratkan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-
pertimbangan yang bersifa moral. Kedua kecenderungan penilaian ini menurut Parson
melahirkan dua macam elite, yaitu : Elite eksternal.
Elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan
dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan Elite
eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi, berhubungan dengan problem-
problem yang memperlihatkan sifat yang keras, masyarakat lain atau masa depan yang tak
tentu.
Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk
penampilan antara lain :
a) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan
masyarakat secara keseluruhan.
b) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan
yang dilandasi oleh kemampuan baik yang bersifat fisik maupun psikhis, material maupun
immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika
dibandingkan dengan masyarakat lain.
d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan
yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
Sejalan dengan cirri-ciri (yang walaupun tidak selalu tampak secara eksoplisit) ini
dan berdasarkan tata nilai dan norma yang melahirkan stratifikasi sosial maka kita akan
mengenal berbagai macam elite. Kelompok inti sosial akan melahirkan elite sesuai dengan
kecenderungan masyarakat menentukan golongan yang memiliki fungsi sosial terbesar atau
kelompok-kelompok terkemuka dalam masyarakat. Kelompok inti sosial itu mungkin para
pendeta, atau pemuka agama lainnya, mungkin para pemegang kekuasaan, militer dan lain-
lain yang dapat dijadikan perantara bagi kesejahteraan masyarakat.
17
Di dalam masyarakat yang heterogen tentu banyak nilai yang dijadikan anutan
karena setiap golongan atau suku bangsa tentu memiliki kebiasaaan, kebudayaan maupun
adat-istiadat sendiri-sendiri. Di sini para elite harus dapat menyesuaikan dirinya dalam
menguasai masyarakat. Dalam hal ini mereka harus memperhatikan beberapa fungsi dalam
pengambilan kebijaksanaan untuk memimpin masyarakatnya agar terjadi kerjasama yang
baik dalam mencapai tujuan. Apa yang harus diperhaikan yaitu antara lain : tujuan yang
hendak dicapai, penyesuaian diri, integrasi, memperhatikan serta memelihara norma yang
berlaku dan memperhatikan kepemimpinan.
Tujuan yang hendak dicapai haruslah terikat dan merupakan tujuan bersama kepandaian
dalam menyesuaikan diri terutama bagi elite baru dapat membantunya secara efektif dalam
mengarahkan masyarakat untuk mencapai tujuannya. Sehubung dengan fungsi yang harus
dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat mengatur strategi yang
tepat. Dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar
sebagai berikut:
a) Elite politik (Elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan. Yang paling berkuasa biasanya
disebut elite segala elite).
b) Elit ekonomi, militer, diplomatic dan cendekiawan, (mereka yang berkuasa atau
mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
d) Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikilogis, seperti : artis, penulis, tokoh film,
olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.
Elite dari segala elite dapatlah menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite
pemegang strategi di tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya.
Kecuali itu di manapun juga para elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip
yang sama dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti
memberikan contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta
menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan;
meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyaraktnya terhadap
sebagai bahaya dari luar.
18
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat bagaimanapun juga menjadi
tanggung jawab mereka untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan
masyarakat. Mungkin di dalam suatu masyarakat biasanya tindak-tanduk elite merupakan
contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang
multi dimensi walaupun kadang-kadang hal itu sulit dilaksanakan.
Pengertian Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain
yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya
mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang
menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhn sebagai
diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi Dalam Arti
Luas.
Ciri-Ciri Massa
1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi
orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat
kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai
massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang
pembunuhan misalnya melalui pers.
2. Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-
individu yang anonim.
4. Very loosely organized, serta tidak bisa bertindak secara bulat atau sebagai suatu
kesatuan seperti halnya/crowd.
19
2.4 Pembagian Pendapatan
1. Komponen Pendapatan
Terdapat dua kelompok dasar dalam kehidupan ekonomi, yakni rumah tangga
produsen dan rumah tangga konsumen. Rumah tangga produsen memberikan jasa berupa
penjualan atas hasil produksinya kepada konsumen dan atas jasanya tersebut ia
mendapatkan balas jasa berupa keuntungan atau upah. Rumah tangga produsen juga bisa
mendapatkan balas jasa berupa bunga dari modal yang ditanam. Untuk besar kecilnya
bergantung pada kepentingan dari hasil dan sistem distribusi dan retribusi yang berlaku
2. Perhitungan Pendapatan
Masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya upah atau
sewa tanah, walaupun hasil yang dapat diperolehnya tetap. Namun demikian, tingkat upah
tidak bergerak bebas naik terus-menerus.
a. Sewa tanah
Sewa tanah adalah bagian dari pendapatan nasional yangditerima oleh pemilik tanah
karena ia telah menyewakan tanahnya kepada penggarap. David Ricardo mangatakan bahwa
perbedaan sewa tanah dipengaruhi oleh kesuburannya. Nilai jual total hasil produksi tanah
yang subur lebih besar daripada tanah yang tidak subur. Ada juga selain itu dari Von
Thunen yang mengatakan perbedaan sewa tanah dibedakan berdasarkan letak terhadap
pasar.
b. Upah
Adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh buruh, karena
menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi. Menurut David Ricardo, upah ini
sebagai harga diri tenaga kerja. Sistem pemberian upah pun diatur dalam perjanjian kerja
yang terbagi atas upah harian, upah borongan, upah satuan, upah menurut waktu, upah
dengan premi, dan sebagainya. Yang masih menjadi persoalan adalah bagaimana
menentukan besaran upah tersebut sehingga penentuannya tidak memihak satu kelompok
tertentu.
c. Bunga Modal
20
Adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik modal, karena
telah meminjamkan modalnya dalam proses produksi. Modal yang ikut serta dalam proses
produksi akan memperbesar hasil produksi
d. Laba Pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa berupa keuntungan karena telah mengorganisir
faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi. Pendapatan pengusaha diperoleh
dari beberapa sumber: apabila semua faktor produksi merupakan milik pribadi. Tetapi jika
hanya sebagian saja yang mempunyai hak milik maka balas jasa faktor yang dimiliki saja
3. Distribusi Pendapatan
21
Kesenjangan sosial adalah suatu perbedaan antar individu atau kelompok dalam masyarakat
yang terjadi karena perbedaan status sosial, perbedaan status ekonomi, dan perbedaaan
kedudukan dalam masyarakt. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan cara
mengatasi kesenjangan sosial dalam perlakuan, perbedaan hukum, perbedaaan kesempatan,
dan perbedaan fasilitas umum yang didapatkan.
Masalah Sosial
a. Kemiskinan yang meningkat
b. Pengangguran semakin banyak
c. Angka kriminalitas semakin tinggi
d. Kepadatan penduduk
e. Perilaku masyarakat yang menyimpang
f. Kesenjangan sosial
g. Kenakalan remaja
Faktor Kesenjangan Sosial
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi adalah faktor yang paling banyak menyebabkan masalah sosial. Di antara
faktor ekonomi yang menyebabkan masalah sosial, yaitu kurangnya lapangan pekerjaan dan
pendapatan masyarakat yang tidak layak.
Faktor Budaya
Semakin berkembangnya budaya dan masuknya budaya asing dapat menganggu fungsi
kebudayaan bagi masyarakat yang sudah ada sehingga dapat menimbulkan masalah sosial.
Contoh masalah sosial yang dapat terjadi adalah kenakalan remaja dan meningkatnya
perceraian.
Faktor Biologis
Faktor biologis atau faktor lingkungan yang dapat menimbulkan masalah sosial di antaranya
adalah kurangnya fasilitas kesehatan pada suatu daerah, lingkungan yang rawan bencana
alam, dan pertumbuhan jumlah penduduk.
Faktor Psikolgis
22
Faktor psikologis erat kaitannya dengan stress atau tekanan lingkungan. Umumnya banyak
terjadi di wilayah perkotaan. Misalnya tingginya tuntutan hidup yang tidak diimbangi
pertumbuhan ekonomi.
Faktor Teknologi
Saat ini teknologi berkembang sangat pesat. Media yang ada terus bertambah. Hal ini
memungkinkan semua informasi diterima dengan cepat tanpa diketahui benar atau salahnya.
Masalah sosial dapat terjadi dari sini. Di antara masalah sosial yang dapat terjadi karena
faktor teknologi adalah kriminalitas.
Pada umumnya tingkat pembangunan sebuah daerah dipengaruhi oleh letak dan kondisi
geografisnya. Masyarakat yang terletak di dataran tinggi cenderung lebih sulit butuh waktu
untuk membangun infrastruktur dibanding masyarakat yang berada di dataran rendah. Hal
tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal di dataran rendah cenderung lebih cepat
berkembang. Dan kemudian menimbulkan kesenjangan sosial diantara kedua masyarakat
tersebut.
1. Kemiskinan dan Pengangguran
Kesenjangan sosial biasanya ditandai dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang
semakin naik dari tahun ke tahun. Bila masyarakat miskin dan menganggur mendominasi di
sebuah negara, maka pendapatan mereka pun sangat rendah. Dengan pendapatan yang tidak
pasti dan cenderung sangat rendah membuat daya beli masyarakat pada kebutuhan sekunder
akan menurun. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan keuntungan perusahaan tidak
optimal.
Sesuai dari pengertian kesenjangan sosial dimana terjadi ketimpangan yang signifikan di
antara masyarakat maka akan membuat target pasar perusahaan tidak tepat arahnya. Jika
23
perusahaan mempunyai target pasar untuk kalangan menengah kebawah, maka akan
cenderung merugikan perusahaan karena daya beli mereka cenderung tak stabil.
Akan tetapi meskipun perusahaan mempunyai target pasar untuk kalangan menegah keatas,
tidak menjamin perusahaan akan mengalami keuntungan. Mengingat kalangan elit di negara
Indonesia lebih menyukai belanja produk luar negeri daripada industri dalam negeri.
4. Maraknya Tindak Kejahatan
Kasus kejahatan di Indonesia dapat dibilang sangat tinggi. Bahkan baru-baru ini banyak
kasus kejahatan dari hacker yang merugikan perusahaan besar karena meretas data-data
penting di perusahaan.
Tingginya tidak kriminal di masyarakat bisa terjadi karena permasalahan finansial akibat
kesenjangan sosial. Sampai saat ini ekonomi menjadi salah satu faktor terbesar yang
menyebabkan seseorang atau sekelompok orang berbuat Tindak kejahatan.
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah merupakan upaya yang paling utama untuk mencegah dan
mengendalikan kesenjangan sosial. Di antara kebijakan pemerintah yang diharapkan dapat
24
mencegah kesenjangan sosial antara lain kebijakan tentang pemerataan pembangunan,
kebijakan tentang sistem pendidikan, penyedeiaan lapangan pekerjaan, perbaikan sistem
perasilan, upaya tindakan terhadap korban bencana alam, dan pemeliharaan lingkungan.
2. Sosialisasi
Kesenjangan sosial dapat dicegah dengan mengoptimalisasi sumber daya manusia dan
sumber daya alam dari suatu daerah. Walaupun terjadi bencana alam atau daerah yang
dikatakan miskin sumber daya, dengan optimasi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu bentuk optimasi sumber daya manusia adalah meningkatkan kreativitas
masyarakatnya dan meningkatkan kepercayaan diri.
Fasilitas publik atau fasilitas umum, serti sarana kesehatan dan sarana transportasi
diperlukan untuk mencegah kesenjangan sosial, terutama kesenjangan antara daerah dan
kota. Dengan fasilitas umum yang baik, daerah juga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonominya, memperkecil perbedaan dengan kota.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut P.J. Bouman, pelapisan social adalah golongan manusia yang ditandai dengan
suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Pelapisan sosial
merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun,
pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa
selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan
sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu
pengetahuan, atau kekuasaan.
sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah
timbal balik, artinya seorang itu sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Beberapa
hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam undang-undang (Konstitusi) sebagai hak dan
kewajiban asasi.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://duniapendidikan.co.id/kesenjangan-sosial/
https://stephaniangeline.wordpress.com/2017/01/08/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/12/materi-ilmu-sosial-dasar-
pelapisan.html
http://sosiologis.com/status-sosial
https://www.gurupendidikan.co.id/status-sosial/
https://www.cekkembali.com/status-sosial/
27