Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ABIOTIK
2.2 FAKTOR FAKTOR ABIOTIK
2.3 PENGERTIAN BIOTIK
2.4 FAKTOR FAKTOR BIOTIK

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup
sendiri, selalu memerlukan makhluk lainya dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainselalu berhubungan dan mengadakan
kontak saling menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil makhluk hidup yang
selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk hidup ini disebuat parasit.
Setiap makhluk hidup juga memerlukan tempat tinggal yang sesaui. Tempat hidup
beserta segala sesuatu yang terdaoat di sekitar makhluk hidup disebut lingkungan.
Didalam lingkungan yang sesuai, makhluk hidup mendapatkan kebutuhan hidupnya dan
menyatu dengan apa yang ada. Tempat makhluk hidup biasa hidup dan berkembang
disebut habitat.
Didalam habitatnya makhluk hidup senantiasa berinterkasi dengan
lingkungannnya. Kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
dikenal dengan nama Ekosistem. Ilmu yang mmpelajari ekosistem adalah Ekologi.
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organisme kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Abiotik


Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam
lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah,
udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat
adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia
dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk
tak hidup. Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah
komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen
abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari.
Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen abiotik sama seperti
komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan manusia.
Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu : Bernapas, Tumbuh,
Berkembang biak, Iritabilita, Makan dan minum, Melakukan ekskresi,  Beradaptasi dgn
lingkunagnnya.
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup
dan melakukan aktivitas.

2.2. Faktor-Faktor Abiotik


Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup,
misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan
kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak
adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan
bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan
hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari.

2. Suhu Atau Temperatur


Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada
kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup
dibawah 00C atau diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu
dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan
(tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan
biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur
udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak.
Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal,
dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak
membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperature Humidity Index
(THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu.
Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan
sebaliknya.
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan
kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan
adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk
suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan
masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin
juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.

3. Sinar / Cahaya Matahari


Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a.  Temperatur matahari yang tinggi.
b.  Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain
perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan
termal adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak.. Mamalia dapat
bertahan hidup dan berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai,
tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme
fisiologis dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas
di antara tubuhnya dan lingkungan.
4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan
mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan
dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan
sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan.
Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut
dan pelapuk.

5. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai
penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh  pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas  atau daerah panas dan
dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin  selalu diukur pada ketinggian tempat
ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan
evaporasi di antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %),
karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan
penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.
a.  Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup
untuk membentuk protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan,
dan manusia tidak mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara
langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara
misalnya, bakteri rhizobium yang hidup bersimbiosis diakar tanaman kacang,
atau ganggang biru anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla
(tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit
atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara yang
terkena lecutan petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat
sehingga menjadi subur.
b.  Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan.
Makanan, misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami
pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering
disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula
karbondioksida (CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan maupun hewan
memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dlam rangka
mendapatkan energi.
c.  Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora
dan biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan
oleh angin ke tempat lain yang jauh.
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air
karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup
di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup
ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara.
Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan
panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi
kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan
Skunmun, 2002).
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative
Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air
dalam volume udara terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada
temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban
tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan
demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan
Skunmun, 2002).

6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl).
Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam
air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan
untuk penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk
penyusun tubuh dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga
berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi
(faal) tubuh.

7. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk
hidup memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak
dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di
Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah
dibandingkan dengan didaerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan
bersifat asam karena tersusun atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal
pertanian jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat
asam dapat dinetralkan dengan diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali
bersifat asam. Tanah berkapur seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa dapat
dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.

8. Kadar Garam [Salinitas]


Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan
mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup
tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap
lingkungan berkadar garam tinggi.

9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu
daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai
contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah
datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar.
Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.

10. Garis Lintang


Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis
lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua,
memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah
hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang
cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 0 C, Indonesia memiliki keaneka ragaman
flora dan fauna yang tingggi.

2.3. Pengertian Biotik


Biotik (bahasa Inggris: biotic) adalah salah satu komponen atau faktor
dalamlingkungan. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok
organisme produsen, konsumen dan pengurai.

2.4. Faktor Biotik


Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk
hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri
terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah
tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung,
atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat
sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi.
b. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a.  Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan
melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan
diri dari musuhnya.

c. Adaptasi tingkah laku


Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah
laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia.
Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati
seekor anjing.

d. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun
1989 berjumlah 2552 batang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik
(benda mati). Setiap komponen yang ada dalam ekosistem selalu berinteraksi baik
saling menguntungkan atau merugikan. Jika salah satu komponen terganggu habitatnya
maupun kelangsungan hidupnya maka akan sangat berpengaruh pada keseimbangan
ekosistem Jika keseimbangan ekosistem terganggu maka akan terdapat dampak yang
merugikan bagi seluruh makhluk hidup yang ada

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem karena dalam ekosistem
terdapat komponen abiotik seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, angin, iklim, arus air
dan ombak. Dan terdiri dari komponen biotik seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya
yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai