Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS MENGENAI DAMPAK

LINGKUNGAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc dan Bapak Farid
Akhsani, S.Si., M.Si.
Email: wayan.sumberartha.fmipa@um.ac.id

Disusun oleh :
Kelompok 8
Anisya Purnamasari (160342606219)
Lita Neldya Putri (160342606223)
Rias Aldila (160342606246)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan lingkungan hidup memiliki salah satu tujuan yaitu untuk
melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan dan mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Oleh karena itu, pihak
perencara kegiatan sejak awal harus memperkirakan perubahan rona
lingkungan yang diakibatkan oleh adanya suatu pembangunan. Terjadinya
perubahan lingkungan merupakan dampak yang diakibatkan oleh adanya
aktivitas yang bersifat alamiah baik kimia, fisik, maupun biologi (Soemarwoto,
1994).
Dampak tersebut dapat bernilai positif ataupun negatif, salah satu
dampak positif adanya pembangunan yaitu dapat meningkatkan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat serta mempeluas dan memeratakan kesempatan kerja
dan kesempatan berusaha, tetapi salah satu dampak negatif adanya
pembangunan yaitu adanya perubahan iklim akibat dari adanya efek rumah kaca
pada struktur bangunan, serta akan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan yang akan berdampak pada sektor pertanian, kesehatan masyarakat
dan ketahanan pangan (Rizal, 2014). Sehingga perlu adanya suatu upaya
pencegahan dan penanggulangan dampak negatif dari adanya suatu
pembangunan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan
AMDAL adalah kajian atau telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak besar dan penting suatu rencana usaha/kegiatan terhadap komponen
lingkungan hidup (Rizal, 2014). AMDAL adalah salah satu pendekatan yang
dilaksanakan sebagai upaya pencegaham dan penanggulangan dampak dari
suatu aktivitas pembangunan. Pendekatan ini tidak memerlukan analisa ilmiah
yang canggih karena lebih memerlukan ketrampilan organisatoris dan
komunikasi dan kemampuan untuk memahami sikap, kepercayaan, dan nilai
dari warga masyarakat yang kemungkinan akan terkena dampak dari proyek.
Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk dapat
berperan dalam suatu proses pembangunan (Sulistyowati, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apasajakah tujuan analisis mengenai dampak lingkungan?
2. Apasajakah peran analisis mengenai dampak lingkungan?
3. Apasajakah manfaat analisis mengenai dampak lingkungan?
4. Apasajakah jenis-jenis analisis mengenai dampak lingkungan?
5. Bagaimanakah kriteria wajib melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan?
6. Bagaimanakah prinsip penilaian dalam melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan?
7. Apasajakah bentuk hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan?
8. Apasajakah peraturan yang mengatur analisis mengenai dampak lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tujuan analisis mengenai dampak lingkungan
2. Untuk mengetahui peran analisis mengenai dampak lingkungan
3. Untuk mengetahui manfaat analisis mengenai dampak lingkungan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis analisis mengenai dampak lingkungan
5. Untuk mengetahui kriteria wajib melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan
6. Untuk mengetahui prinsip penilaian dalam melakukan analisis mengenai
dampak lingkungan
7. Untuk mengetahui bentuk hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan
8. Untuk mengetahui peraturan yang mengatur analisis mengenai dampak
lingkungan.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)


Secara formal Analisis Dampak Lingkungan (ADL) berasal dari Undangundang
National Environmenal Protection Act (NEPA) 1969 di Amerika Serikat. Dalam Undang-
undang ini ADL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif
terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas
pembangunan yang sedang direncanakan (Soemarwoto, 1994). Secara harfiah AMDAL
adalah singkatan dari lima suku kata; Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Environmental Impact Analysis
(EIA) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup (Sulistyowati, 2006).
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Pada dasarnya AMDAL adalah keseluruhan dokumen studi kelayakan lingkungan yang
terdiri dari Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
(Sulistyowati, 2006). Dari pengertian tersebut, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
hanya merupakan salah satu dokumen dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
2.2 Peran AMDAL
Adapun beberapa peran AMDAL dalam pelaksanaan suatu aktivitas pembangunan,
sebagai berikut:
1. Instrumen Perlindungan Lingkungan Hidup
Dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup
perlu dijaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan. Salah satu instrumen
kebijaksanaan lingkungan yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 22 angka (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di atas, merupakan proses
yang meliputi penyusunan berbagai dokumen.
Dokumen-dokumen itu berupa kerangka acuan, analisis dampak lingkungan,
rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup bagi
kegiatan usaha yang dilakukan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup juga
merupakan salah satu alat bagi pengambil keputusan untuk mempertimbangkan akibat
yang mungkin ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup guna mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif
dan mengembangkan dampak positif (Hidayat et al, 2015).
2. Instrumen dalam Perencanaan Pembangunan
Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harus
diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan amanah Pasal 33 no. 4 Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, AMDAL sebagai instrumen dalam
perencanaan pembangunan disebutkan dalam Pasal 4 no. 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2009 tentang Izin Lingkungan. AMDAL disusun oleh Pemrakarsa
pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan.AMDAL merupakan
instrumen untuk merencanakan tindakan preventif terhadap pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas pembangunan (Rizal,
2014).
3. AMDAL sebagai Alat Pengelolaan Lingkungan
Hasil dari analisis mengenai dampak lingkungan juga dapat digunakan
sebagai pedoman untuk pengelolaan lingkungan yang meliputi upaya pencegahan,
pengendalian dan pemantauan lingkungan (Rizal, 2014).. Upaya pencegahan artinya
AMDAL digunakan untuk mengantisipasi dampak yang kemungkinan muncul akibat
aktivitas/kegiatan. Dengan dapat diprediksinya dampak tersebut, maka dampak negatif
dapat dihindari dan dampat positif dapat dimaksimalkan. AMDAL sebagai alat
pengendali artinya masalah atau dampak dapat dikendalikan dan diminimalisir,
misalnya dengan pemberian pembatasan seperti sanksi.
2.3 Tujuan AMDAL
Tujuan secara umum AMDAL yaitu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta menekan pencemaran, sehingga dampak negatifnya menjadi serendah
mungkin (Sulistyowati, 2006). Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak
terhadap lingkungan hidup. Selain itu, AMDAL juga ditujukan untuk menentukan besaran
dampak yang diakibatkan oleh adanya pembangunan (Rizal, 2014).
Selain itu, menurut Hidayat et al (2015) tujuan dilakukan AMDAL yaitu untuk
mengidentifikasi rencana usaha atau kegiatan terutama yang berpotensi menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan, untuk mengidentifikasikan rona lingkungan hidup
terutama yang akan terkena dampak penting, dan untuk memprakirakan dampak dan
mengevaluasi dampak penting lingkungan.
2.4 Manfaat AMDAL
Secara umum fungsi dan manfaat AMDAL antara lain adalah:
Fungsi:
a) Memberi masukan dalam pengambilan keputusan.
b) Memberi pedoman dalam upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan dampak
lingkungan hidup.
c) Memberikan informasi dan data bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah.
Manfaat:
a) Mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif akibat kegiatan proyek.
b) Menjamin aspek keberlanjutan proyek pembangunan.
c) Menghemat penggunaan Sumber Daya Alam.
d) Kemudahan dalam memperoleh perizinan dan memperoleh kredit bank.
Manfaat AMDAL dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu: (1)
Manfaat AMDAL bagi pemilik usaha/kegiatan (Pemrakarsa Proyek), (2) Bagi
Pemerintahan, (3) Bagi Masyarakat, (4) Bagi Peneliti dan Ilmuan (Rizal, Reda. 2014).
1) Manfaat AMDAL bagi Pemilik Usaha/Kegiatan (Pemrakarsa Proyek):
a. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas manfaat, risiko dan sasaran
usaha/kegiatan/proyek yang ditangani.
b. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas kondisi lingkungan baik biogeofisik,
sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi usaha/kegiatan/proyek yang
ditangani.
c. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi dimasa yangakan
datang.
d. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu damoak negatif yang
sebenarnya tidak dilakukan.
2) Manfaat AMDAL bagi Pemerintahan:
a. Menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air,
pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya. Sehingga tidak mengganggu
kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
b. Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada diluar lokasi proyek, baik yang
diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang belum diolah.
3) Manfaat AMDAL bagi Masyarakat:
a. Mengetahui rencana pembangunan didaerahnya.
b. Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal.
4) Manfaat AMDAL bagi ilmuan:
a. Kegunaan di dalam penelitian.
b. Kegunaan dalam analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan.
c. Kegunaan di dalam meningkatkan keterampilan di dalam penelitian dan meningkatkan
pengetahuan.

2.5 Jenis-Jenis AMDAL.


Berdasarkan peraturan dan berbagai keputusan administratif mengenai Amdal,
maka sistem Amdal dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis.Penggolongan demikian
dilakukan melalui pendekatan kajian terhadap jenis-jenis kegiatan. Jenis-Jenis Amdal
tersebut adalah sebagai berikut: (Siahaan, N.H.T, 2004 : 252-254)
a. AMDAL Secara Tunggal
Amdal ini dilakukan terhadap satu jenis usaha atau kegiatan.yang bersifat tunggal maka
kewenangan pembinaanya berada di bawah satu instansi yang membidangi usaha dan
atau kegiatan tersebut.
b. AMDAL Sektoral
Amdal ini merupakan kewajiban Amdal atas suatu kegiatan yang bersifat sektoral,
karena kebijakan tentang penetapan kewajiban Amdalnya ditetapkan oleh menteri
sektoral.
c. AMDAL Terpadu atau Multisektoral
Amdal jenis ini adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting dari usaha atau
kegiatan yang bersifat terpadu, yang direncanakan terhadap lingkungan dalam satu
kesatuan hamparan ekosistem dengan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi
yang membidangi kegiatan tersebut.
d. AMDAL Regional atau disebut juga AMDAL Kegiatan Kawasan
Amdal ini adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting kegiatan terhadap
lingkungan dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona pengembangan wilayah atau
kawasan sesuai rencana tata ruang wilayah atau kawasan.
e. AMDAL yang beraspek kajian Sosial
Amdal ini pada dasarnya sama dengan jenis Amdal yang disebut di atas,tetapi karena
aspek-aspek sosial dimasukkan sebagai bagian terpadu dan sistem kajiannya juga
berbeda dengan kajian tehnis Amdal yang lain, maka dapat digolongkan sebagai jenis
Amdal tersendiri.

2.6 Kriteria Wajib AMDAL


Kriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan yang pada umumnya terdapat pada rencana-rencana kegiatan
berskala besar, kompleks serta berlokasi di daerah yang memiliki lingkungan sensitif. Pasal
23 UU 32/2009 PPLH: kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang
wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
f. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup.

2.7 Prinsip Penilaian AMDAL


a. Amdal bagian integral dari studi kelayakan kegiatan pembangunan.
b. Amdal menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak dapat
diperkirakan sejak awal perencanan.
c. Amdal berfokus pada analisis: potensi masalah, potensi konflik, kendala SDA, pengaruh
proyek terhadap keadaan sekitar.
d. Amdal pemrakasa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarajat dan
aman terhadap lingkungan sekitar.

2.8 Bentuk Hasil Kajian AMDAL


Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL terdiri dari lima dokumen, yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL).
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan
batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan
metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup
dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan
Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses perlengkapan.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi
di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan
menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan
penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak
terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian
selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengelolaan
dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu
kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar
pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa
terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi
prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
e. Dokumen Ringkasan Eksekutif.
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas
hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif
biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting
dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan
lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut.
2.9 Peraturan tentang AMDAL
1. UU no.32 tahun 2009 (pasal 22)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal
2. PP no. 27 tahun 2012 (pasal 3 (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib AMDAL
 AMDAl merupakan bagian studi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan
 AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin
lingkungan dan izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang.
a. Peraturan Penyusunan AMDAL
1. PP No. 27 Tahun 2012 (Pasal 4)
 Amdal disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha/Kegiatan.;
 Lokasi rencana Usaha/Kegiatan wajib sesuai dengan RTRW;
 Lokasi rencana Usaha /Kegiatan tidak sesuai RTRW, dokumen Amdal tidak dapat
dinilai dan wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa.
2. Permen LH No. 16 Tahun 2012 : Pedoman Penyusunan Dokumen LH
3. Permen LH No. 05 Tahun 2012 : Jenis Rencana Usaha/Kegiatan YgWajib Memiliki
AMDAL
b. Peraturan Pelaksanaan AMDAL
1. UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
2. Keputusan Kepala BAPEDAL NO : KEP-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL
3. Keputusan Kepala BAPEDAL NO : KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
4. Keputusan Menteri Negara LH NO : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan.
5. Keputusan Kepala BAPEDAL No. 105 Thn 1997 Tentang Panduan Pelaksanaan RKL
dan RPL
6. Keputusan Kepala BAPEDAl No. 124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL.
7. Keputusan Kepala BAPEDAL NO : 17 Thn tentang Keterlibatan Masyarakat &
Keterbukaan Informasi Dlm Proses Amdal.
8. Keputusan Menteri Negara LH NO : 45 Thn 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL
9. Peraturan Menteri Negara LH No. 05 Thn 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
10. Peraturan Menteri Negara LH No.24 Thn 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen
AMDAL.
11. Peraturan Menteri Negara LH No. 15 Tahun 2010 tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Lisensi Komisi Penilai AMDAL
c. Peraturan Pengawasan/pemantauan AMDAL
Instansi yg ditugasi mengendalikan dampak lingkungan melakukan:
1. pengawasan dan pengevaluasian penerapan Per-UU-an di bidang AMDAL.
2. pengujian laporan yang disampaikan oleh pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan.
Keputusan Kepala BAPEDAL NO: KEP-105 Thn 1997 tentang Panduan Pemantauan
Pelaksanaan RKL dan RPL
Tujuan:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan RKL dan RPL;
2. Untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa usaha atau kegiatan dalam melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
3. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan RKL dan RPL dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan.
d. Sanksi Pelanggaran AMDAL
Pasal 109 : Setiap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan,
dipidana dengan pidana penjara 1 – 3 tahun & denda 1-3 miliar.
Pasal 110 : Setiap orang yang menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi
penyusun AMDAL, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun & denda
paling banyak 3 miliar rupiah.
Pasal 111 : (1) Pejabat pemberi izin lingkungan yg menerbitkan izin lingkungan tanpa
dilengkapi dengan Amdal atau UKL-UPL, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 tahun dan denda paling banyak tiga miliar rupiah. (2) Pejabat pemberi izin
usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa
dilengkapi dengan izin lingkungan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
tahun dan denda paling banyak tiga miliar rupiah.
Pasal 112 : Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha/kegiatan terhadap per-UU-an dan izin
lingkungan, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak 500 juta rupiah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rezal, Rida. 2014. AMDAL, IKL-UPL dan SPPL. Bahan Ajar Matakuliah AMDAL. UPN
Veteran. Jakarta.
N.H.T Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta, Erlangga.

Hidayat, Syarif, Habbi Permana, M. Adip Setiawan, Nunu Aminudin, Madya Dwi A., Dewi
Sulastri, Sarah Syafira. 2015. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)Pada
Mall Jatinangor Town Square. Bandung: Program Studi Arsitektur/Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Kebangsaan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan

Rizal, Reda. 2014. AMDAL, UKL-UPL dan SPPL. Jakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
UPN “Veteran” Jakarta.

Soemarwoto, Otto. 1994. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sulistyowati, 2006. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Dalam Pengelolaan


Sampah Kota (Studi Akses Masyarakat Dalam Amdal Di Lokasi Tpa Ngronggo
Salatiga). (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai