Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EKOLOGI PERAIRAN DANAU

DI SUSUN OLE

MOH. FIKRAN M. POIYO

1121416032

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ekologi Perairan Danau ini
tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kimia Pangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ekosistem perairan danau bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Nuryatin Hamzah, S.kel, M.Si selaku
dosen mata kuliah Ekologi perairan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Karakteristik Perairan Danau ..................................................................................3
2.2 Faktor Pembatas ......................................................................................................4
2.3 Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem Danau ...................................................5
2.4 Rantai Makanan Ekosistem Danau .........................................................................6
2.5 Jaring Makanan Ekosistem Danau ..........................................................................7
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................8
3.2 Saram ......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perairan merupakan suatu kumpulan masa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang

bersifat dinamis seperti laut, sungai maupun danau. Perairan ini merupakan perairan tawar,

payau, maupun asin. Perairan merupakan suatu genangan air yang relatif luas yang dimiliki

dan dikuasai oleh negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan, kesejahteraan masyarakat

untuk kegiatan transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai sumber air untuk kehidupan

rumah tangga, serta sebagai plasma nutfah perairan.

Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di

permukaan bumi. Secara umum, danau merupakan perairan umum daratan yang memiliki

fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau memiliki tiga fungsi

utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan sosial ekonomi. Dilihat dari aspek ekologi, danau

merupakan tempat berlangsungnya siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik

didalamnya. Keberadaan danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya,

sebaliknya kondisi danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat

dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya perikanan jala

apung dan dari aspek sosial ekonomi, danau memiliki fungsi yang secara langsung berkaitan

dengan kehidupan masyarakat sekitar danau (Effendi, 2003).

Saputra dkk (2015) menyatakan bahwa komunitas ekosistem perairan, baik

perairan sungai, danau, maupun perairan pesisir dan laut merupakan suatu 3 himpunan

integral dari komponen abiotik (fisik dan kimia) dan biotik (organisme hidup) yang

berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu struktur fungsional.
Komunitas merupakan kumpulan populasi yang hidup pada suatu lingkungan tertentu atau

habitat fisik tertentu yang saling berinteraksi dan secara bersama membentuk tingkat trofik.

Dalam komunitas, jenis organisme yang dominan akan mengendalikan komunitas tersebut,

sehingga jika jenis organisme yang dominan tersebut hilang akan menimbulkan perubahan-

perubahan penting dalam komunitas ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui karakteristik danau, faktor pembatas, flora dan fauna serta rantai dan jarring

makanan yang berada di perairan danau.

1.3 Tujuan

1. Agar kita mengetaui ekologi perairan danau


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Danau

Danau merupakan wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta

terbentuk secara alami. Danau yang terbentuk sebagai akibat gaya tektonik kadang-kadang

badan airnya mengandung bahan-bahan dari perut bumi (Kordi & Tancung, 2007). Menurut

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban

Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk, danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang

terbentuk secara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal.

Informasi mengenai data inventarisasi terhadap danau dan sumber air bersih lainnya di

Indonesia belum terpenuhi secara lengkap. Banyak danu yang telah mengalami kekeringan

atau telah berubah menjadi budidaya pertanian, pemukiman dan industri (Lehmusluoto et al.

1999). Keberadaan danau sangat penting dalam turut menciptakan keseimbangan ekologi dan

tata air. Dilihat dari sudut pandang ekologi, danau merupakan ekosistem yang terdiri dari

unsur air, kehidupan akuatik dan daratan yang dipengaruhi tinggi rendahnya muka air. Selain

itu, keadiran danau juga mempengaruhi iklim mikro dan keseimbangan ekosistem di

sekitarnya. Sedangkan jika ditinjau dari sudut tata air, danau berperan sebagai reservoir yang

dapat dimanfaatkan airnya untuk keperluan sistem irigasi dan perikanan, sebagai tangkapan

air untuk pengendalian banjir serta penyuplai air tanah (Kutarga et.al. 2008)

Di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, ekosistem adalah tatanan unsur

lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi

dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa ekosistem danau di wilayah Indonesia


menyimpan kekayaan 25% plasma nuftah, menyuplai 72% air permukaan dan penyedia air

untuk pertanian, sumber air baku 12 masyarakat, pertanian, pembangkit listrik tenaga air,

pariwisata dan lainnya (Trisakti dan Nugroho, 2012). Beberapa fungsi dan manfaat danau

yaitu cadangan air minum (air baku air minum), pembangkit listrik tenaga air, budidaya

pertanian meliputi tanaman pangan dan perkebunan, dan sarana transportasi (KLH, 2011).

Beberapa permasalahan umum ekosistem danau di Daerah Tangkapan Air dan Daerah Aliran

Sungai di Indonesia yaitu kerusakan lingkungan dan erosi lahan yang disebabkan oleh

penebangan hutan secara ilegal dan pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan daya

dukungnya sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi; pembuangan limbah penduduk,

industri, pertambangan, pertanian yang menyebabkan pencemaran air danau. Berbagai

kegiatan yang berpotensi merusak ekosistem aquatik adalah penangkapan ikan secara

berlebih dengan merusak sumber daya, pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung

secara tidak terkendali, pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air

yang kurang memperhatikan keseimbangan hidrologi danau sehingga merubah karakteristik

permukaan air danau (Mardiyanto, 2013).

2.2 Faktor Pembatas

1. Daerah litoral

Daerah litoral adalah daerah tepi perairan ekosistem danau yangdangkal

sehingga cahaya matahari dapat masuk dan menembusnyadengan optimal.

Adapun tumbuhan dalam daerah ini identik terdiri atastumbuhan air yang berakar

dengan daunn mencuat ke atas permukaandanau. Beragam jenis ganggang yang

melekat, siput dan remis, crustacea,ikan, serangga, amfibi, reptilia air, dan reptil semi air
seperti kura-kura,itik, angsa, ular, dan mamalia yang sering mencari makan

adalahbeberapa animalia yang biasa menghuni daerah litoral ini.

2.Daerah limnetic

Daerah limnetik adalah daerah yang jauh dari tepi ekosistem danautapi masih bisa

ditembus cahaya matahari. Daerah limnetik dihuni olehberbagai fitoplankton,

ganggang, dan cyanobaktery. Ganggang danfitoplankton berfotosintesis dan

berkembang biak dengan kecepatantinggi di musim panas dan musim semi.

Mereka dimangsa olehzooplankton dan udang-udangan kecil. Zooplankton dan udang

kecil

3.Daerah profundal

Daerah profundal adalah daerah perairan ekosistem danau yangdalam

dan tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Daerah ini dihunioleh mikroba dan

cacing. Mereka menggunakan oksigen di air untukmelakukan interaksi melalui

respirasi seluler mendekomposisi detritusyang terbawa dari daerah limnetik.

4.Daerah bentik

Daerah bentik adalah daerah dasar ekosistem danau tempat bentosdan organisme

mati terdekomposisi

2.3 Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem Danau

Komponen ekosistem danau tersusun atas komponen hidup (biotik) dankomponen

tak hidup (abiotik) yang dapat dijelaskan sebagai berikut


1. Komponen Biotik

Komponen biotik dalam ekosistem danau meliputi semua jenis makhluk hidupseperti

manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.

a. Komponen Biotik Danau Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:

1) Produsen: terdiri dari golongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang

birugolongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai,

kangkung,genger,kiambang.

2) Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-

hewan lainnya

3) Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain

b. Komponen Biotik Danau Berdasarkan Kebiasaan Hidupnya Didalam Air

Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas5

macam:

1) Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbuhan) dan

zooplankton(plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya

pasif selaludipengaruhi oleh arus air.

2) Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, seranggaair.

3) Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.

4) Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.

5) Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan)

di perairan.
2. Komponen Abiotik

Komponen-komponen abiotik utama dalam ekosistem adalah sebagai berikut

a. Suhu

Kelembapan dan suhu juga sangat memengaruhi keberadaan suatu

organisme dalam suatu ekosistem. Kelembapan dan suhu berpengaruh

terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organisme memiliki

toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembapan. Suhu terendah

yang masih memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu minimum. Suhu

yang paling sesuai dan mendukung kehidupan untuk organisme disebut sebagai suhu

optimum, sedangkan suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransi atau

memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu maksimum

Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran

organismekarena pengaruhnya pada proses biologis dan ketidakmampuan

sebagian besarorganisme untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa

pecah jika air yangterdapat didalamnya membeku pada suhu dibawah 0oC, dan

protein pada sebagianbesar organism akan mengalami denutrasi pada suhu

diatas 45oC. Selain itu,sejumlah organisme dapat mempertahankan suatu

metabolisme yang cukup aktifpada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang

sangat tinggi.

b. Air

Organism air tawar hidup berendam di dalam suatu lingkungan

akuatik,tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika

tekananosmosis air intraselulanya tidak sesuai dengan tekanan osmosis disekitarnya.


c. Cahaya Matahari

Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh

ekosistem,meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik. Dalam ekosistem

akuatik,intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme fotosintetik.

Setiapmeter kedalaman air secara selektif menyerap sekitar 45% cahaya merah dan

sekitar2% cahaya biru yang melaluinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotositesis

dalamlingkungan akuatik terjadi relative didekat permukaan air. Akan tetapi,

organismefotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air,

yangselanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di

bawahnya.

d. Angin

Angin memperkuat suhu lingkungan pada organisme dengan

carameningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi

(factorwind-chill atau pendinginan oleh angin).

e. Batu dan Tanah

Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan

membatasipersebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi

salah satupenyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak

(patchiness)pada ekosistem terrestrial yang sering kita lihat. Pada ekosistem akuatik,

komposisisubstrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang

selanjutnya akanmempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik

f. Tingkat keasaman atau Ph tanah


Tumbuhan hanya bisa hidup normal dalam suasana tanah yang tidak begitu

asamdan basa atau dalam keadaan netral atau Ph 7. Apabila tanah terlalu asam (Ph

kurang7) atau terlalu basa (Ph lebih 7) pertumbuhannya akan terganggu.

2.4 Rantai Makanan Ekosistem Danau

Berdasarkan ciri ekosistem danau tersebut dapat terlihat beberapa contoh rantai makanan

yang terjadi pada ekosistem danau dengan alur:

produsen → konsumen I → konsumen II → konsumen III → konsumen IV

→ pengurai atau dekomposer.

1. Energi matahari → Fitoplankton → zooplankton → ikan kecil → ikan besar →

burung pemakan ikan → dekomposer

2. Energi matahari → Fitoplankton → serangga → ikan kecil → ikan besar →

manusia → dekomposer

3. Energi matahari → tanaman eceng gondok → ulat → burung → dekomposer

4. Energi matahari → tanaman eceng gondok → siput → burung pemkaan ikan →

dekomposer

5. Energi matahari → tanaman hidrylla → siput → burung pemakan ikan →

dekomposer

6. Energi matahari → Fitoplankton → zooplankton → larva capung → ikan sedang→

burung bangau → dekomposer

7. Energi matahari → Fitoplankton → ikan kecil/sedang→ ular → burung elang →

dekomposer

8. Energi matahari → alga → ikan kecil → burung bangau → dekomposer


9. Energi matahari → alga → serangga air → kodok → ular air → elang →

dekomposer

10. Energi matahari → alga → udang kecil → ikan air tawar → elang → dekomposer

11. Energi matahari → rumput → udang → ikan kecil → ikan besar → manusia →

dekomposer

12. Energi matahari → lumut → udang → kepiting kecil → ikan kecil → ikan besar →

manusia → dekomposer

13. Energi matahari → tumbuhan air → serangga air (neuston)→ kadal → ular →

burung elang → dekomposer

Kita bisa melihat dari contoh bahwa terdapat beberapa menjadi produsen dengan bantuan

sinar matahari, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, konsumen tingkat III, konsumen

tingkat IV, dan pengurai atau dekomposer. kesatuan rantai makanan dapat membentuk

jejaring makanan di ekosistem danau tersebut. Energi matahari berperan sebagai penggerak

hampir seluruh ekosistem danau. Intensitas dan kualitas cahaya mampu membatasi penyebaran

organisme tingkat I, II,III dan IV. Sedangkan bagi produsen dan organisme fotosintetik merupakan

pembantu dalam pembuatan makanan sehingga mampu dikonsumsi oleh berbagai organisme

tingkat trofik pertama. Organisme fotosintetik yang mampu membuat makanan sendiri dinamakan

autotrof. Sedangkan orgnisme yang memiliki ketergantungan pada organisme lain sebagai bahan

makanan dinamakan heterotrof.

Berikut tingkatan rantai makanan dan contoh pengelompokan hewan ataupun tumbuhan

yang menempati tingkatan tersebut

1. Produsen

Penghasil makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari disebut juga komponen

autotrof. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe produsen adalah


• Fitoplankton. contoh: eratoneis arcus, Melosira islandica, Diatoma maximum,

Aphanothece falida, Closterium libellula, Gonatozygon sp., Netrium sp., Pennium

spirostriolanum, Staurastrum sp., Hydrocoryne sp., Dactylococopsis fascularis,

Tolypothrix byssoidea, Tribonema affine.

• Tanaman air

• Alga

• Rumput

• Lumut

• Tanaman eceng gondok

• Tanaman hidrylla.

2. Konsumen I

Pemakan produsen tingkat pertama. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe

konsumen tingkat I yaitu

• Zooplankton

• Serangga air

• Ulat

• Siput

• Udang

3. Konsumen II

Pemakan konsumen tingkat ke dua. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe

konsumen tingkat II yaitu

• Ikan kecil

• Ikan sedang
• Larva capung

• Kodok atau katak

• Kepiting kecil

• Kadal

4. Konsumen III

Pemakan konsumen tingkat ke tiga. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe

konsumen tingkat III yaitu

• Ikan Besar

• Burung pemakan ikan

• Bangau

• Ular

5. Konsumen IV

Pemakan konsumen tingkat ke empat. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe

konsumen tingkat IV yaitu

• Burung elang

• Manusia

6. Pengurai atau Dekomposer

Pengurai konsumen akhir. Termasuk komponen heterotrof yang mampu

menguraikanorganisme yang mati. Pada ekosistem danau yang merupakan tipe pengurai

yaitu

• Bakteri.Contoh: Basilussubtilus,Vibriocoma,Pseudomonasaeruginosa, dan Escheric

hia coli.
• Jamur.Contoh:Chytridiales dan Saprolegniales, Anggotagenus Leptolegnia,Achlya,

dan Aphanomyces.

2.5 Jaring Makanan Ekosistem Danau

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling berhubungan

dikombinasikan, tumpang tindih dalam suatu ekosistem. Nama lain untuk jaring-jaring

makanan adalah sistem sumber daya-konsumen.Antara mahkluk hidup dan lingkungan

adalah hal yang tidak dipisahkan dalam jaring-jaring makanan. Apa berbedaan dari

keduanya? Organisme yang terkumpul pada jaring-jaring makanan mempunyai beberapa

jenis organisme yang dapat dipilih menjadi makanannya.Sedangkan dalam rantai makanan,

organisme yang berperan menjadi konsumen hanya memiliki satu pilihan makanan saja.

Organisme dalam rantai maknan lebih sedikit. Menurut seorang ahli biologi dari

Universitas Oxford, Charles Elton, pada tahun 1920-an berpendapat bahwa rantai makanan

atau jaring-jaring makanan bukanlah suatu unit-unit yang terisolasi, melainkan saling

bertautan dengan jejaring makanan.

Jaring-Jaring Makanan di Danau

1. Fitoplankton → dimakan zooplankton → dimakan Ikan kecil → lalu dimakan burung

pemakan ikan → diuraikan oleh Fitoplankton.

2. Zooplankton → dimakan Ikan kecil → dimakan Ikan besar → hewan Pengurai.

3. Fitoplankton→ dimakan Zooplankton → dimakan Ikan kecil → dimakan Ikan besar →

dimakan burung pemakan ikan → binatang pengurai

4. Tanaman Hidrylla → dimangsa siput → dimangsa burung pemakan ikan → hewan

pengurai
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulam

Perairan merupakan suatu genangan air yang relatif luas yang dimiliki dan

dikuasai oleh negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan, kesejahteraan masyarakat

untuk kegiatan transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai sumber air untuk kehidupan

rumah tangga, serta sebagai plasma nutfah perairan. Perairan danau merupakan salah

satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara umum, danau

merupakan perairan umum daratan yang memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan

kehidupan manusia. Danau memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya

dan sosial ekonomi. Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya

siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik didalamnya.

3.2 Saran

Saran saya sebagai penulis dengan adanya danau kita sebagai manusia arus lebih

mejaga ekosistem danau tersebut dikarenakan danau memiliki hal-hal yang bias

menguntungkan kita sebagai manusia contohnya kita bisa mancari ikan di danau, dll.

Seinggahnya kita sebagai manusia yang bisa menjaga alam dengan baik mendapatkan

manfaat lebih dari alam tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Brezonik, P.L., Kloiber S. M., Olmanson L. G., and Bauer M. E. 2002. Satellite and GIS Tools to
AssessLake Quality, Water Resources Center, Technical Report 145, on May.

Doxaran D., Froidefond J.M. and Castaing P. 2002. A Reflectance Band Ratio Used to
EstimateSuspended Matter Concentration in Sediment-dominated Coastal Waters,
2002, Int. J. RemoteSensing, Vol.23, No. 23, Pp. 5079-5085.

KLH. 2008. Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau, Kementerian Lingkungan Hidup.

KLH. 2011. Profil 15 Danau Prioritas Nasional 2010-2014, Kementerian Lingkungan Hidup.

KLH. 2012. Grand Design Penyelamatan Ekosistem Danau Indonesia, Kementerian Lingkungan
Hidup.

Li, R. dan Li, J. 2004. Satellite Remote Sensing Technology for Lake Water Clarity Monitoring:
AnOverview, International Society for Environmental Information Sciences,
Environmental InformaticsArchives, Volume 2, 893-901.

Liu, J., Hirose T., Kapfer M. and Bennett J. 2007. Operational Water Quality Monitoring over
LakeWinnipeg Using Satellite Remote Sensing Data, Our Common Borders –
Safety, Security, and theEnvironment Through Remote Sensing October 28 –
November 1, Ottawa, Ontario, Canada.

Miao, Z. 2009. Radiometric and Atmospheric Correction. Power point Lecture.

Powell, R., Brooks C., French N., and Shuchman R. 2008. Remote Sensing of Lake Clarity,
MichiganTech Research Institute (MTRI), on May.

Trisakti, B. dan Nugroho G. 2012. Standarisasi Koreksi Data Satelit Multi Temporal dan Multi
Sensor(Landsat TM/ETM+ dan SPOT-4), Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan
Citra Dijital, Vol.7,Juni.

Trisakti, B. 2013. Kajian Penentuan Luas Danau Dan Sebaran Vegetasi Air dengan
MetodaPenginderaan Jauh, Jurnal Limnotek, Vol.20, No.1.
Trisakti B. 2013. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh
UntukPemantauan Sumberdaya Air, Laporan Akhir Bidang Sumberdaya Wilayah
Darat, Pusfatja-LAPAN.

Anda mungkin juga menyukai