Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN DANAU SINGKARAK

oleh HENDRA SAPUAN

FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS ISLAM OKI (UNISKI) KAYUAGUNG KAYUAGUNG 2011

DANAU SINGKARAK

A. Keadaan Umum Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.Danau ini memiliki luas 107,8 km dan merupakan danau terluas ke-2 di pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Namun sebagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman (Anonim, 2011).

Gambar 1. Danau Singkarak

Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0,36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 derajat Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5

kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan (Anonim 2011).

B. Potensi / Pemanfaatan Danau Singkarak memiliki sebuah spesies endemik, yaitu ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) yang ukurannya sedikit lebih besar dari ikan teri hanya saja memiliki bentuk badan yang pipih dan lonjong. Sebenarnya masih ada dua spesies bilih yang lain, yakni yang berada di daerah Danau Maninjau (Sumatera Barat) dan sekitar Sungai Amazon (Brazil). Hasil pengolahan ikan bilih ini sangat populer di Sumatera Barat adalah ikan bilih salai yang diproses melalui pengasapan (Fitriadi, 2011).

Gambar 2. Ikan Bilih

Danau Singkarak memiliki potensi plasma nutfah ikan bilih yang cukup besar dan satu-satunya di dunia serta terbatas hidupnya di kawasan itu. ikan bilih dalam beberapa tahun lalu menjadi primadona ekonomi masyarakat selingkar

Danau Singkarak karena telah mengangkat harkat hidup dan ekonomi 1.135 kepala keluarga masyarakat nelayan yang beraktivitas menangkap ikan ini (Zuhriati dan Pane, 2011). Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak (Anonim, 2011). Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak. Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides).Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps), Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami

(Osphronemous gouramy) dan Puyu/Betok (Anabas testudienus).Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus) (Anonim, 2011).

C. Kendala / Permasalahan Endemik ikan bilih sudah dikenal masyarakat baik nasional maupun dunia yang diduga hanya ada di dua tempat yaitu Brazil dan Danau Singkarak. Namun, secara kualitatif diperoleh gambaran saat ini tingkat pemanfaatan potensi ikan bilih di Singkarak telah mencapai titik kritis ditandai semakin menurunnya hasil

tangkapan dan meningkatnya kompleksitas permasalahan berkaitan dengan aspek lingkungan (Zuhriati dan Pane, 2011). Indikasi mulai punahnya endemik ikan bilih di Danau Singkarak, berawal dari kerusakan ekosistem Danau Singkarak itu sendiri.Fakta di lapangan sejak masuknya PLTA Singkarak sekitar tahun 1990 membawa banyak perubahan terhadap ekosistem danau tersebut. Pembangunan terowongan yang menembus perut bukit sepanjang 18 km menyebabkan dalam kurun waktu pembangunan proyek tersebut semua limbah masuk ke dalam danau yang mengakibatkan pencemaran (Zuhriati dan Pane, 2011). Tidak hanya sampai di situ bahkan setelah pembangunan proyek terowongan dan Inteck PLTA selesai, maka terjadilah perubahan siklus perputaran air Danau Singkarak, yaitu perubahan arus bawah yang sangat deras dikarenakan penyedotan air dengan kekuatan yang besar dan ditambah pula dengan seringnya penutupan pintu air yang terletak di daerah Ombilin sehingga membuat sampah yang masuk ke danau hanya berputar-putar di dasar Danau Singkarak (Zuhriati dan Pane, 2011). Akibatnya ikan-ikan yang akan bertelur ke tepi danau sudah jauh berkurang dikarenakan sampah yang mengendap telah mencemari air danau. Ditambah lagi dengan perilaku masyarakat sekitar Danau Singkarak yang tidak bersahabat (Zuhriati dan Pane, 2011). Dalam melakukan penangkapan ikan bilih masyarakat sering

menggunakan bom ikan, setrum maupun jaring yang ukurannya rapat sekali. Alatalat tersebut sangat mudah mendapatkan ikan sebanyak mungkin, tapi masyarakat

lupa dengan perilaku mereka tersebut populasi ikan bilih akan bisa menjadi punah. Ini semua tak lain dan tak bukan adalah karena persoalan ekonomi, masyarakat ingin mendapatkan uang yang sebanyak-banyaknya tanpa mau peduli dengan keseimbangan lingkungan (Zuhriati dan Pane, 2011).

D. Solusi / Penanganan Masalah Beberapa inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah untuk tetap berusaha menjaga kelestarian endemik ikan bilih adalah sebagai berikut:Pertama, membuka akses mata pencarian masyarakat tentang perkebunan dengan cara membangun jalan lapis dua. Selama ini kebun-kebun masyarakat ditinggalkan karena kurangnya akses jalan yang mengakibatkan pemenuhan ekonomi masyarakat diarahkan ke danau.Dengan adanya akses jalan ini, masyarakat hendaknya bisa mengembangkan kembali potensi perkebunan, sehingga tidak terpusat di danau (Zuhriati dan Pane, 2011). Kedua, bekerja sama dengan Dinas Perternakan dan Perikanan tentang penggunaan alat tangkap yang diatur oleh Perda Tanah Datar tahun 2005. Ketiga, merencanakan penanaman dalu-dalu di pinggiran Danau Singkarak sebagai tempat pemijahan ikan bilih. Keempat,merencanakan pengelolaan sampah-sampah yang masuk ke danau dengan membentuk Badan Pengelolaan Sampah (Bank Sampah). Kelima, merencanakan pembuatan peraturan nagari untuk pengaturan pengelolaan Sumber Daya Alam khususnya soal Danau Singkarak. Keenam, menghimpun generasi muda untuk melestarikan lingkungan di tepi Danau Singkarak dengan cara membentuk karang taruna dan mendukung mereka agar bergerak di bidang lingkungan hidup (Zuhriati dan Pane, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Danau Singkarak. (Online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_ Singkarak ; Tanggal akses 21 Desember 2011). Fitriadi. 2011. Danau Singkarak, Unik, Indah dan Memprihatinkan. (Online) (www.pusair-pu.go.id/artikel/kesatu.pdf ; Tanggal akses 21 Desember 2011). Zuhriati dan Pane. 2011. Potensi Dan Pemanfaatan Danau Singkarak. (Online) (http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/12/potensi-dan-pemanfaatandanau-singkarak.html ; Tanggal 26 Desember 2011).

Anda mungkin juga menyukai