Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Sanitasi Kawasan Pesisir

Dosen/Instruktur : Hidayat, SKM, M.Kes

MAKALAH SANITASI PADANG LAMUN

Oleh :
KELOMPOK 2
LUTHFIAH AMANDA. H PO714221171002
RINI ANGGRIANI PO714221171006
FEBRIYANTI PO714221171010
GITA DWI FITRIAH PO714221171018
ELSA VERONICA PO714221171019
RANI SAFITRI SALAM PO714221171022
MURIADI PO714221171027
NUR RESKY JARIAH PO714221171032
DINI PUTRI WULANDARI PO714221171036
GERMINI MANGINTE PO714221171040
TINGKAT II.A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul’’MAKALAH
SANITASI PADANG LAMUN ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Makassar, 06 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Padang Lamun .........................................................................3


B. Fungsi Padang Lamun................................................................................4
C. Jenis-jenis Padang Lamun..........................................................................6
D. Habitat Padang lamun ..............................................................................10
E. Faktor yang Mempengaruhi Padang lamun .............................................11
F. Kondisi Padang Lamun Saat Ini ..............................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh
karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia
kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta
keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk
dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan.
Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin
meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat
akan pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang
produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media
komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah
pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan
kebutuhan di masa datang. Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial
untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun
mempunyai bebrapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan
produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan
sumber makanan penting bagi banyak organisme.
Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat
dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai
bebrapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas
primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan
penting bagi banyak organisme. Biomassa padang lamun secara kasar
berjumlah 700 g bahan kering/m2, sedangkan produktifitasnya adalah 700 g
karbon/m2/hari. Oleh sebab itu padang lamun merupakan lingkungan laut
dengan produktifitastingg.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan padang lamun?
2. Apakah fungsi padang lamun?
3. Apa sajakah jenis-jenis padang lamun?
4. Bagaimana habitat padang lamun?
5. Faktor apakah yang mempengaruhi padang lamun?
6. Bagaimana kondisi padang lamun saat ini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan padang lamun.
2. Untuk mengetahui fungsi padang lamun.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Padang lamun.
4. Untuk mengetahui habitat padang lamun.
5. Untuk mengetahui faktoryang mempengaruhi padang lamun.
6. Untuk mengetahui kondisi padang lamun saat ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Padang Lamun


Padang lamun (Seagrassbed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang
menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau
lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Lamun umumnya membentuk
padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh
cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di
perairan yang dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik. Air yang
bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-zat hara dan oksigen,
serta meng-angkut hasil metabolisme lamun ke luar daerah padang lamun.
Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun
sebagai vegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal
(Monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air
laut.. Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasangsurut
sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai
dasar laut.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas
organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada
ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea,
moluska ( Pinnasp, Lambissp, Strombussp), Ekinodermata ( Holothuriasp,
Synaptasp, Diademasp, Arcbastersp, Linckiasp) dan cacing ( Polichaeta).
Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi
ekosistem. Lamun merupakan sumber pakan bagi invertebrata, tempat
tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari serangan predator.
Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus
nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi

3
Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas fauna
yang tinggi dikarenakan karena gerakan daun lamun dapat merangkap
larva invertebrata dan makanan tersuspensi pada kolom air. Alasan lain
karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan fauna bentos
sehingga kerapatan dan keanekaragaman fauna bentos tinggi.Daerah
Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai fauna bentos yang
lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah yang tidak ada tumbuhan
lamunnya. Ekosistem lamun memiliki kerapatan fauna keanekaragaman
sebesar 52 kali untuk epifauna dan sebesar 3 kali untuk infauna
dibandingkan pada daerah hamparan tanpa tanaman lamun.

B. Fungsi Padang Lamun


Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu
ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga
ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, sebagai berikut:
1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas
primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang
ada dilaut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayeretal.
1975).
2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan
dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan
(alga). Disamping itu, padang lamun (seagrassbeds) dapat juga
sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan
berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coralfishes)
(Kikuchi& Peres, 1977).
3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan
memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga
perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan
akar lamun dapat menahan dan mengikat sedmen, sehingga dapat
menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang

4
lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat
mencegah erosi (Gingsuburg&Lowestan, 1958).
4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting
dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka
dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh
algae epifit.

Sedangkan menurut Philips &Menez (1988), ekosistem lamun


merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun
pada perairan dangkal berfungsi sebagai :

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui


tekanan tekanan dari arus dan gelombang.
2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang
serta mengembangkan sedimentasi.
3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan
dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.
5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.
6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem
daur rantai makanan.

Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa


fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu :

1. Produsen detritus dan zat hara.


2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan
system perakaran yang padat dan saling menyilang.
3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati
masa dewasanya di lingkungan ini.
4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang
lamun dari sengatan matahari.

5
C. Jenis Jenis Padang Lamun
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang dapat hidup di dalam laut, meskipun hanya mampu
hidup pada perairan yang dangkal. Hal ini karena dibatasi oleh cahaya
matahari yang sangat dibutuhkan oleh lamun dalam proses fotosintesis.
Lamun di laut hampir sama dengan rerumputan yang tumbuh di
daratan, yaitu tumbuh menjalar menutupi dasar perairan.Lamun (seagrass)
terdapat 7 genera dan 13 spesies di Indonesia dari sekitar 60 spesies di
dunia, diantaranya yaitu:
1. Cymodocearotundata
Ciri -cirinya : ujung daun membulat, helai daun sempit (lebar 2-4
mm), panjang daun 7-15 cm, seludang daun berkembang dengan
baik

2. Cymodocea serrulata
Ciri-cirinya : Ujung daun bergerigi, Lebar helai daun 4-9 mm,
Panjang daun 6-15 cm & seringkali bergaris, Seludang daun
berbentuk segitiga.

6
3. Enhalus acoroides
Ciri-cirinya : Daun sangat panjang, bentuk rnirip pita, Rimpang
tebal dengan rambut hitam panjang, dan akar seperti tali, Panjang
daun 30-150cm.

4. Halodule pinifolia
Ciri-cirinya : Ujung daun membulat, Satu pusat pembuluh daun,
Umumnya rimpang pucat, dengan bekas luka daun berwarna hitam.

7
5. Halodule uninervis
Ciri-cirinya : Ujung daun berbentuk trisula, Satu pusat pembuluh
daun, Umumnya rimpang pucat, dengan bekas luka daun berwarna
hitam.

6. Halophila ovalis
Ciri-cirinya : Jumlah pembuluh daun melintang 10 atau lebih,
Permukaan daun tidak berambut

8
7. Halophila minor
Ciri - cirinya : Pembuluh daun melintang kurang dari 4-8, Helai
daun kecil, bentuk oval, panjang, 0.8-1.3 cm, Permukaan daun
tidak berambut.

8. Syringodium isoetifolium
Ciri-cirinya : Penampang melintang daun berbentuk silinder,
Ujung daun mengecil pada satu titik.

9. Thalassia hemprichii
Ciri-cirinya : Bintik-bintik hitam kecil (sel tannin) pada daun,
Rimpang tebal dengan skala diantara tunas (shoot), Daun
berbentuk sabit (sedikit melengkung).

9
10. Thalassodendron ciliatum
Ciri-cirinya : Kelompk daun pada batang tegak, Daun berbentuk
sabit dengan ujung bergerigi, Rimpang berkayu.

D. Habitat Padang Lamun


Umum dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove, dan
merupakan makanan duyung Enhalusacoroides Tumbuh pada substrat
berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk padang lamun spesies
tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun Halodulepinifolia
Pertumbuhannya cepat, merupakan spesies pionir, umum dijumpai di
substrat berlumpur
Tanaman lamun bisa hidup normal dalam keadaan terbenam, dan
mempunyai sistem perakaran jangkar (rhizoma) yang berkembang baik.
Mengingat pada dasarnya tak berbeda dengan tanaman darat, maka lamun
punya keunikan yaitu memiliki bunga dan buah yang kemudian
berkembang menjadi benih. Semuanya dilakukan dalam keadaan terbenam
di perairan laut. Hal inilah yang menjadi perbedaan nyata lamun dengan
tumbuhan yang hidup terbenam di laut lainnya seperti makro-alga atau
rumput laut (seaweed).

10
Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan
perairan pantai yang dasarnya bisa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan
patahan karang mati, Pendukung lain adalah kecerahan perairan yang
tinggi, suhu yang stabil, dengan kedalaman sekitar 1– 10 meter. Malah di
perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun ditemukan tumbuh di
kedalaman 8 hingga 15 meter.

Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai dari


substrat berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih
sering ditemukan di substrat lumpur-berpasir yang tebal antara hutan rawa
mangrove dan terumbu karang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi
padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut
Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun
adalah perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu
karang.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Padang Lamun


Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap distribusi
dan kestabilan ekosistem padang lamun adalah :
1. Kecerahan
Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat
mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan
lamun. Lamun membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk
proses fotosintesa tersebut dan jika suatu perairan mendapat
pengaruh akibat aktivitas pembangunan sehingga meningkatkan
sedimentasi pada badan air yang akhirnya mempengaruhi turbiditas
maka akan berdampak buruk terhadap proses fotosintesis. Kondisi
ini secara luas akan mengganggu produktivitas primer ekosistem
lamun.

11
2. Temperatur

Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas di


daerah bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan
bahwa lamun memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan
temperatur. Kondisi ini tidak selamanya benar jika kita hanya
memfokuskan terhadap lamun di daerah tropis karena kisaran
lamun dapat tumbuh optimal hanya pada temperatur 28-300C. Hal
ini berkaitan dengan kemampuan proses fotosintesis yang akan
menurun jika temperatur berada di luar kisaran tersebut.

3. Salinitas
Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40‰
dan nilai optimumnya adalah 35‰. Penurunan salinitas akan
menurunkan kemampuan lamun untuk melakukan fotosintesis.
Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi juga terhadap jenis
dan umur. Lamun yang tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas
yang besar. Salinitas juga berpengaruh terhadap biomassa,
produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih.
Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya
salinitas.
4. Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen,


mulai dari lumpur sampai karang. Kebutuhan substrat yang utama
bagi pengembangan padang lamun adalah kedalaman sedimen
yang cukup. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen
mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan
tempat pengolahan dan pemasok nutrien.

5. Kecepatan arus
Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh kecepatan
arus.

12
F. Kondisi Padang Lamun Saat Ini
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan kondisi
padang lamun Indonesia tergolong kurang sehat akibat dominasi aktivitas
manusia yang bersifat merusak lingkungan atau antropogenik.
"Secara umum persentase tutupan lamun di Indonesia adalah 42,23
persen," kata peneliti padang lamun Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
Nurul Dhewani Mirah Sjafrie dalam acara penyampaian status padang
lamun Indonesia 2018 di Kantor Pusat Penelitian Oseanografi LIPI,
Jakarta Utara, Senin.
Menurut Keputusan Menteri (Kepmen) Lingkungan Hidup Nomor
200 Tahun 2004, maka persentase tutupan lamun 42,23 persen itu
menggambarkan kondisi kurang sehat.Kondisi lamun dinyatakan sehat jika
persentase tutupan lamun lebih dari 60 persen, kurang sehat jika
persentase persentase lamun sebesar 30-59,9 persen, dan kondisi miskin
dengan persentase 0-29,9 persen.
Berdasarkan hasil penelitian LIPI, kecenderungan status padang
lamun Indonesia pada tiga tahun belakangan ini adalah kurang sehat, yakni
46 persen tutupan lamun pada 2015, 37,68 persen tutupan lamun pada
2016 dan 42,23 persen tutupan lamun pada 2017.
Nurul menuturkan pada laporan penelitian yang diluncurkan pada
2018, daerah yang tergolong miskin tutupan lamun adalah Batam, Bangka
Belitung, Kendari dan Lampung.Daerah yang tergolong kurang sehat
kondisi lamunnya adalah Bintan, Makassar, Biak, Nias Utara, Selayar,
Wakatobi, Buton.. Sedangkan hanya ada dua lokasi yang kondisi
lamunnya tergolong sehat yakni Maumere/Sikka dan Halmahera/Ternate.
Sebagai Wali Data Lamun, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI saat
ini telah mencatat data terbaru baru luasan lamun di Indonesia yakni
293.464 hektare.
Pada 2016, padang lamun di Indonesia seluas 150.693 hektare.
Pada 2017, luas padang lamun yang dihitung itu menjadi 293.464 hektare.
Angka itu menunjukkan peningkatan luas sebesar 142.771 hektare. Nilai

13
tersebut menggambarkan 16-35 persen luas lamun Indonesia dari potensi
luasan yang ada.Peningkatan itu terjadi karena penambahan data dari Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI, badan Informasi Geospasial dan
theNatureConservation.Deputi Bidang Kebumian LIPI Zainal arifin
mengatakan 60 persen pencemaran lingkungan di Indonesia berasal dari
daratan.Dia menuturkan kegiatan manusia telah menyebabkan padang
lamun mengalami kerusakan. Aktivitas manusia itu antara lain
pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan ekosistem dan
penggalian pasir.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah mengatakan
acara itu merupakan deklarasi pemberian informasi kepada masyarakat
tentang kondisi dan status padang lamun Indonesia 2018."Pusat Penelitian
Oseanigrafi harus melakukan semacam pemberian informasi kepada
masyarakat tentang kondisi status dari seagraass maupun terumbu karang,"
tuturnya.Hasil yang disampaikan itu merupakan hasil diskusi atau data-
data yang diperoleh dari banyak pihak dan penelitian berdasarkan
metodologi yang sudah disepakati."Kami yakin ke depan angka ini akan
nambah terus ke depan ini," katanya.

Ekosistem lamun berfungsi sebagai habitat biota laut seperti ikan,


teripang, kuda laut, kekerangan, penyu dan dugong. Selain itu, ekosistem
lamun berfungsi sebagai tempat pembesaran, pemijahan, mencari makan
biota laut.Lamun juga berfungsi sebagai penyaring sedimen, penstabil
substrat, meredam gelombang dan juga sebagai penyerap karbondioksida
(CO2).

Secara ekonomi, ekosistem lamun memberikan sumber pendapatan


bagi para nelayan tradisional berupa hasil tangkapan, yaitu ikan, rajungan,
teripang dan kekerangan.Penurunan luas padang lamun di Indonesia
disebabkan oleh faktor alami dan hasil aktivitas manusia terutama di
lingkungan pesisir. Faktor alami antara lain gelombang dan arus yang
kuat, badai, gempa bu tsunami.Sementara itu, kegiatan manusia yang

14
berkontribusi terhadap penurunan area padang lamun adalah reklamasi
pantai, pengerukan dan penambangan pasir, serta pencemaran.Sebagai
contoh tutupan lamun di Pulau Pari di Kepulauan Seribu telah berkurang
sebesar 25 persen dari 1999 hingga 2004 diduga akibat maraknya
pembangunan di pulau itu.Dari hasil penelitian LIPI, Enhalusacoroides
dan Thalassiahemprichii adalah jenis lamun yang sering ditemukan di
perairan Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Padang lamun (Seagrassbed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang
menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis
atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang.
2. Ekosistem lamun mempunyai fungsi penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, yaitu
sebagai berikut:
a. Sebagai produsen primer
b. Sebagai habitat biota
c. Sebagai penangkap sedimen
d. Sebagai pendaur zat hara
3. Lamun (seagrass) terdapat 7 genera dan 13 spesies di Indonesia
dari sekitar 60 spesies di dunia, diantaranya yaitu:
a. Cymodocearotundata
b. Cymodocea serrulata
c. Enhalus acoroides
d. Halodule pinifolia
e. Halodule uninervis
f. Halophila ovalis
g. Halophila minor
h. Syringodium isoetifolium
i. Thalassia hemprichii
j. Thalassodendron ciliatum
4. Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak berpasir
dan sering juga dijumpai di terumbu karang.
5. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap distribusi
dan kestabilan ekosistem padang lamun, yaitu:

16
a. Kecerahan
b. Temperatur
c. Salinitas
d. Substrat
e. Kecepatan arus
6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan kondisi
padang lamun Indonesia tergolong kurang sehat akibat dominasi
aktivitas manusia yang bersifat merusak lingkungan atau
antropogenik.

B. Saran
Ekosistem lamun sangat terkait dengan ekosistem di dalam wilayah
pesisir seperti mangrove, terumbu karang, eustauria dan ekosistem lainnya
dalam menunjang keberadaan biota terutama perikanan sehingga
diharapkan masyarakat agar menjaga laut karena ekosistem yang ada di
dalamnya sangat mempunyai keanekaragaman hayati yang banyak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adin, Buton. 2015. Makalah Ekosistem Padang Lamun. http://kumpulan-


makalah-adinbuton.blogspot.com/2015/02/makalah-ekosistem-
padang-lamun.html?m=1. Diakses 07 Mei 2019

Buana, FandriaRexa. 2016. Makalah Ekosistem Padang Lamun.


http://fandriarexabuana.blogspot.com/2016/10/makalah-
ekosistem-padang-lamun.html?m=1. Diakses 07 Mei 2019

Eka, Anggita. 2014. Ekosistem Lamun.


https://www.academia.edu/16625453/Makalah_EKOSISTEM_L
AMUN. Diakses 07 Mei 2019

Haerul, Andi. 2014. Jenis-jenis Lamun Di Indonesia.


http://andihaerul.blogspot.com/2014/02/jenis-jenis-lamun-di-
indonesia.html?m=1. Diakses 07 Mei 2019

Meirina, Zita. 2018. Kondisi Padang Lamun Indonesia Kurang Sehat.


https://m.antaranews.com/berita/753596/lipi-kondisi-padang-
lamun-indonesia-kurang-sehat. Diakses 07 Mei 2019

18

Anda mungkin juga menyukai